Anda di halaman 1dari 18

KEPASTIAN HUKUM DALAM PERJANJIAN

KREDIT BERBASIS ONLINE BERDASARKAN


PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 77/POJK.01/2016 TENTANG LAYANAN
PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS
TEKNOLOGI INFORMASI
LATAR BELAKANG..

1. Memilih fintech untuk mendapatkan pinjaman dana dengan alasan prosesnya


yang cepat dan tidak membutuhkan banyak persyaratan sebagaimana
melakukan pinjaman melalui Bank konvensional.
2. fintech tunduk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 77/POJK.01/2016
tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi,
sedangkan perbankan atau bank konvensional tunduk pada Undang-Undang RI
Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI Nomor 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan.
BEBERAPA RESIKO PINJAMAN ONLINE
DALAM HAL INI ADALAH FINTECH:
• “(1). Untuk setiap pembayaran yang telah jatuh tempo pembayaran, peminjam akan
dikenakan biaya keterlambatan sesuai dengan kriteria peminjam;
• (2). Biaya administrasi penagihan, ketika menunggak, maka resikonya tidak hanya
menghadapi penagihan, melainkan juga tambahan biaya karena keterlambatan, selain itu
biaya penagihan juga akan dibebankan pada peminjam;
• (3). Sanksi peminjam yang tidak membayar online, maka perusahaan akan melakukan
penagihan milai dari yang sifatnya reminder sampai dengan intenfif;
• (4). Resiko oprasional, bangkrut dan dibawa lari.”
RUMUSAN MASALAH?

• Apakah Perjanjian Kredit Berbasis Online Sebagaimana Diatur Dalam


Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 77/POJK.01/2016 Telah Sesuai Asas
Kepastian Hukum?
PERJANJIAN..?

• Sudikno Mertokusumo memberikan pengertian perjanjian adalah hubungan


hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum
UNSUR-UNSUR PERJANJIAN

• a. Ada para pihak


• b. Ada kesepakatan yang membentuk perjanjian
• c. Kesepakatan itu ditujukan untuk menimbulkan akibat hukum
• d. Ada objek tertentu.
FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)

• Teknologi finansial di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan.


Munculnya berbagai jenis teknologi dalam dunia finansial, membuat
masyarakat menjadi mudah dalam menjangkau kebutuhan finansialnya.
Alternatif-alternatif yang dihadirkan menjadi pilihan dalam mengambil
keputusan dalam hal kekurangan finansial. Berkat kehadiran fintech, proses
transaksi keuangan menjadi lebih mudah.
MANFAAT FINTECH

1. Kemudahan Pelayanan Finansial.


2. Melengkapi Rantai Transaksi Keuangan
3. Meningkatkan Taraf Hidup
4. Melawan lintah darat
KEPASTIAN HUKUM TEKNOLOGI
FINANCIAL
MENURUT GUSTAV
MENURUT KELSEN MENURUT UTRECHT RADBRUCH
Undang-Undang yang berisi aturan- Kepastian hukum mengandung dua Keadilan dan kepastian hukum
aturan yang bersifat umum menjadi pengertian, yaitu pertama, adanya merupakan bagian-bagian yang tetap
pedoman bagi individu bertingkah aturan yang bersifat umum membuat dari hukum. Beliau berpendapat
laku dalam bermasyarakat, baik individu mengetahui perbuatan apa bahwa keadilan dan kepastian
dalam hubungan dengan sesama yang boleh atau tidak boleh hukum harus diperhatikan, kepastian
individu maupun dalam dilakukan, dan kedua, berupa hukum harus dijaga demi keamanan
hubungannya dengan masyarakat. keamanan hukum bagi individu dari dan ketertiban suatu negara.
Aturan-aturan itu menjadi batasan kesewenangan pemerintah karena Akhirnya hukum positif harus selalu
bagi masyarakat dalam membebani dengan adanya aturan yang bersifat ditaati. Berdasarkan teori kepastian
atau melakukan tindakan terhadap umum itu individu dapat mengetahui hukum dan nilai yang ingin dicapai
individu. Adanya aturan itu dan apa saja yang boleh dibebankan atau yaitu nilai keadilan dan
pelaksanaan aturan tersebut dilakukan oleh Negara terhadap kebahagiaan.
menimbulkan kepastian hukum. individu
JIKA DIKAITKAN TEORI KEPASTIAN HUKUM DALAM PERATURAN
OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77/POJK.01/2016 TENTANG
LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI.
MAKA?
DIDALAM PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77/POJK.01/2016
TENTANG LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI, NORMA
YANG MENGATUR TENTANG HUBUNGAN PARA PIHAK DALAM LAYANAN PINJAM
MEMINJAM ADALAH PADA BAB IV TENTANG PERJANJIAN LAYANAN PINJAM
MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI.
PASAL 19 MENGATUR TENTANG NORMA:
• Ayat (1)“Perjanjian
penyelenggaraan Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi antara
Penyelenggara dengan Pemberi
Pinjaman dituangkan dalam
Dokumen Elektronik.”
• Ayat (2) “Dokumen Elektronik g. Besarnya komisi;
sebagaimana dimaksud pada pada ayat (1)
h. jangka waktu;
wajib
i. rincian biaya terkait;
• paling sedikit memuat:
j. ketentuan mengenai denda (jika ada);
a. Nomor perjanjian;
k. mekanisme penyelesaian sengketa;
b. Tanggal perjanjian;
dan
c. Identitas para pihak;
l. mekanisme penyelesaian dalam hal
d. Ketentuan mengenai hak dan Penyelenggara tidak dapat melanjutkan
kewajiban para pihak; kegiatan operasionalnya.
e. Jumlah pinjaman;
f. Suku bunga pinjaman;
PASAL 20 MENGATUR NORMA

• Ayat (1) “Perjanjian pemberian


pinjaman antara Pemberi Pinjaman
dengan Penerima Pinjaman
dituangkan dalam Dokumen
Elektronik.
• Ayat (2) “Dokumen Elektronik sebagaimana g. Nilai angsuran;
dimaksud pada ayat (1) wajib paling sedikit
memuat: h. Jangka waktu;
a. Nomor perjanjian; i. Objek jaminan (jika ada);
b. Tanggal perjanjian; j. Rincian biaya terkait;
c. Identitas para pihak;
k. Ketentuan mengenai denda (jika ada);
d. Ketentuan mengenai hak dan kewajiban para dan
pihak;
l. Mekanisme penyelesaian sengketa
e. Jumlah pinjaman;

f. Suku bunga pinjaman;


KEPASTIAN HUKUM SECARA NORMATIF ADALAH KETIKA SUATU PERATURAN DIBUAT
DAN DIUNDANGKAN SECARA PASTI KARENA MENGATUR SECARA JELAS DAN LOGIS.
DIDALAM PASAL 19 DAN PASAL 20 PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR
77/POJK.01/2016, DIDAPATI SEBUAH NORMA YANG TIDAK JELAS DALAM MENJAMIN
KEPASTIAN HUKUM PERJANJIAN LAYANAN KREDIT ONLINE, HAL TERSEBUT TERDAPAT
PADA AYAT 2 HURUF F MENGENAI SUKU BUNGA PINJAMAN, K MENGENAI MEKANISME
PENYELESAIAN SENGKETA, DAN L MENGENAI MEKANISME PENYELESAIAN DALAM HAL
PENYELENGGARA TIDAK DAPAT MELANJUTKAN KEGIATAN OPERASIONALNYA.
KETIDAKJELASAN PENGATURAN MENGENAI SUKU BUNGA
PINJAMAN DAPAT MENIMBULKAN PEMBERIAN BUNGA YANG
TIDAK WAJAR BAGI PENYELENGGARA KEPADA PEMBERI
PINJAMAN YANG TENTUNYA AKAN MENIMBULKAN KETIDAK
PASTIAN HUKUM DAN PADA AKHIRNYA AKAN BERDAMPAK PADA
TERJADINYA MASALAN ANTARA PENYELENGGARA LAYANAN
PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
DENGAN PEMBERI PINJAMAN. SELAIN ITU TIDAK DIATURNYA
SECARA JELAS MENGENAI MEKANISME PENYELESAIAN APABILA
TERJADI SENGKETA AKAN MENIMBULKAN KEKACAUAN DALAM
MASYARAKAT SEHINGGA TUJUAN HUKUM UNTUK TERCIPTANYA
SEBUAH KEPASTIAN BAGI MASYARAKAT TIDAK DAPAT TERCAPAI.
TERIMAKASIH… 

Anda mungkin juga menyukai