Pemasaran Sosial
Pemasaran Sosial
SOSIAL
CHUSMERU
LITERATUR
Leon G. Schiffman & Leslie Lazar Kanuk. 2000. Consumer
Behavior. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Phillip Kotler. 1989. Social Marketing. New York : The Free
Press a Division of Macmillan, Inc.
Sherry Deveraux Ferguson. 1999. Communication
Planning. An Integration Aprroach. New Delhi: Sage
Stephen P. Robbins. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta:
PT Prenhallindo.
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran. Bandung: PT Remadja Rosdakarya
SEJARAH
Social Marketing (Pemasaran Sosial)
sejak 1971 dengan menggunakan prinsip
dan teknik pemasaran komersil
dikembangkan berdasarkan
permasalahan-permasalahan sosial, ide-
ide dan perilaku masyarakat.
PENGERTIAN
Pemasaran yang dilakukan oleh suatu
lembaga nirlaba adalah pemasaran sosial.
Desain, implementasi dan kendali program-
program yang dirancang untuk
mempengaruhi perilaku individu dengan cara
yang dipercaya oleh pemasar dan sesuai
dengan minat individu untuk kepentingan
individu atau masyarakat (Philip Kotler)
TUJUAN
Mempengaruhi konsumen untuk
mengubah perilaku mereka demi
meningkatkan kesehatan, mencegah
kecelakaan, atau menjaga lingkungan
PRINSIP PEMASARAN
SOSIAL
(1) menerima perilaku yang baru
(2) menolak perilaku potensial (perilaku
negatif)
(3) memodifikasi beberapa perilaku
(4) meninggalkan perilaku lama
PERBEDAAN PEMASARAN SOSIAL
DENGAN PEMASARAN KOMERSIAL
Pemasaran komersil
– yang dijual adalah barang dan jasa
– bertujuan mencari laba atau keuntungan
– berkompetisi untuk menawarkan barang dan jasa
yang sama atau memenuhi kepuasan akan kebutuhan
yang sama
Pemasaran sosial
– yang dijual adalah perubahan perilaku.
– bertujuan mengubah perilaku individu atau komunitas
– yang di promosikan adalah perilaku dan mengapa
perilaku itu dilakukan
– Prinsip dan tekniknya dalam memberi perlakuan
kepada konsumen sama
Contoh Pemasaran Sosial
Nur Hadi Salam, Dusun Tirto, Desa Paremono, Kabupaten
Magelang, mengembangkan pertanian terpadu pasca letusan
Merapi. Memotivasi masyarakat untuk bangkit dari trauma
bencana alam.
Sukiman, Lintas Merapi Klaten, mengembangkan early
warning system lewat media komunitas.
Gerakan Seribu ( GEBU) Minang mengajak perantau mengirim
wesel pos ke kampung untuk modal pembentukan Bank
Perkreditan Rakyat di Nagari, sebagai mikro kredit unit bank
memberantas kemiskinan di kecamatan daerah asal perantau.
Isu lain: pemberantasan korupsi, flu burung, bencana alam,
bahaya narkoba, pemakaian kondom, lingkungan hidup,
terorisme, dsb.
Siapa yang bisa melakukan
pemasaran sosial?
Pemerintah
Perusahaan
LSM
Organisasi non profit (partai,ormas dll)
Perubahan yang diharapkan dari
pemasaran sosial
Perubahan kognitif
Setelah pemberian informasi secara terus menerus
maka kelompok sasaran tersebut paham dan
mengganti konsepnya yang selama ini keliru
dengan konsep baru.
Perubahan perilaku
Perubahan perilaku di pengaruhi oleh interest atau
tujuan dari individu dan kemauan individu tersebut
untuk mengimplementasikan pengetahuannya.
Perubahan nilai
Perubahan yang paling diharapkan dalam
perubahan perilaku karena individu tersebut
tidak akan kembali ke perilaku lama yang telah
ditinggalkan.
Designing the Social Product
Pemasaran Sosial Produk Sosial
Product, Price, Promotion, Positioning /
Place
Tendensi dalam identifikasi produk: bisa
dilihat, dirasa, disentuh, dicium, didengar.
Produk Sosial: idea (belief, attitude, value),
Perbuatan ( Act, Behavior), Produk kasat
mata ( Tangible Object )
Bentuk Produk Sosial
Tangible Product: produk yang bisa dilihat.
Misal treatment methadone untuk adiksi
narkoba, pemberian vaksin imunisasi, 3M
untuk pencegahan DB, pembagian kondom,
3D untuk uang palsu.
Intangible product: produk yang tak nyata.
Misal, pelatihan media literacy, program
penyadaran HAM, anti korupsi, deradikalisasi
eks teroris.
Need or Demand of Target
Adopter
Tipe produk sosial berhubungan dengan
kebutuhan atau permintaan target:
1. Latent Demand = muncul ketika sejumlah
besar orang perlu kebutuhan atau
pelayanan produk yang efektif, yang tidak
tersedia. Misal, penghentian merokok,
pengendalian penduduk, pencegahan
kebakaran hutan, penghematan energi.
Perlu teknik Problem Detection Analysis
( PDA) agar Latent Demand bisa menjadi Actual
Demand dengan cara menggali informasi
masalah yang dihadapi dan menetapkan Need
atau Demand target.
2. Underfilled Demand = terdapat gap antara
produk dan kepuasan terhadap kebutuhan
target. Misal, kampanye Stop Merokok
Menghentikannya bagaimana?
Social Marketer perlu ciptakan produk baru
untuk mengatasi gap.
3. Unwholesome Demand = kebutuhan target
terhadap hal-hal yang membahayakan. Perlu
kampanye sosial untuk melawan kebutuhan
tersebut. Misal, kampanye anti kekerasan,
bahaya miras, bahaya seks bebas, pornografi
( Jangan Bugil di Depan Kamera ?)
4. Dual and Single Demand = kebutuhan yang
harus dipenuhi, apakah idea product, tangible
product, ataukah keduanya. Misal, kampanye
pengendalian penduduk ide keluarga
berencana atau pemakaian alat kontasepsi?.
Kampanye menurunkan angka kematian di
jalan raya pemakaian helm atau kesadaran
berlalu lintas?. Perlu identifikasi situasi dan
demand terhadap produk idea dan tangible
5. Irreguler Demand= kebutuhan yang
diperlukan hanya sekejap saja, sehingga perlu
kampanye untuk menarik target. Misal,
kampanye donor darah.
6. Faltering Demand= kebutuhan yang
berganti-ganti. Misal, kampanye hidup
sederhana hemat energi hemat BBM...?
Kampanye hidup sehat olah raga,
lingkungan stop merokok…?
KEPALA KELUARGA MEROKOK,
PEMICU KEKURANGAN GIZI ANAK
Data:
60 – 70 persen perokok di Indonesia
merupakan warga yang tergolong miskin.
Pengeluaran untuk Rokok:
14 kali lipat dari pengeluaran untuk daging
8 kali lipat untuk pendidikan
6 kali lipat untuk kesehatan
Pengeluaran Keluarga Miskin
Merokok = 22 persen
Beras = 19 persen
Air dan buah = 1 persen
Pengeluaran Keluarga Miskin Tidak
Merokok:
Beras = 22 persen
Air dan buah = 2 persen
USIA PEROKOK
7 – 15 tahun = 17 persen
Kurang dari 20 tahun = 29 persen
Usia Dewasa = 36 persen
Diatas 35 tahun = 19 persen
Peluang-Ancaman Kekuatan-Kelemahan
Pemasaran Pemasaran
Strategi Pemasaran
MODEL PERILAKU KONSUMEN
STIMULUS PROSES PERILAKU RESPONS
Pemasaran Perilaku
Faktor personal Proses
Lingkungan Faktor sosial pengambilan
keputusan
STIMULUS PEMASARAN SOSIAL
DAN LINGKUNGAN