Anda di halaman 1dari 15

Peran Badan Intelijen

Negara Terhadap Aksi Teror


Bom Sarinah
Disusun oleh :
Alif Nikmatur R. (20150410017)
Euis Fatimaturrohmah Y. (20150410063)
Kadek Bahnie I. G. (20150410094)
Lani Diana (20150410100)
Metha Pramesti (20150410115)
Nadia Afnani E. R. (20150410129)
Ni Kadek Arsa U. (20150410137)
Nurfadini (20150410146)
Rifky Yoga (20150410168)
Tsalis Yuna H. (201504101190)
Terorisme terus membayangi kedamaian hidup
masyarakat Indonesia yang sedang berbenah
dan membangun suatu negara demokrasi yang
LATAR BELAKANG kuat.

Seperti yang terjadi pada Kamis 14 Januari 2016


RUMUSAN yaitu serangkaian aksi teror yang diduga
MASALAH dilakukan oleh sekelompok orang simpatisan
ISIS melakukan bom bunuh diri dan serangan
kepada Polisi dan warga sipil di Starbucks dan
TUJUAN Pos Polisi Thamrin Jakarta.
PENELITIAN
Melalui kasus ini, kita dapat menilai kinerja dari
MANFAAT aparat keamanan negara Indonesia. Salah
PENELITIAN satunya adalah peran Badan Intelijen Negara,
pihak Kepolisian, Densus 88, dan juga aparat
keamanan yang lain dalam menanggapi kasus
PENELITIAN bom Sarinah.
TERDAHULU
LATAR BELAKANG
1. Bagaimana peran Badan
RUMUSAN
Intelijen Negara dalam
MASALAH menangani kasus terorisme ?

TUJUAN
PENELITIAN 2. Bagaimana kordinasi Badan
Intelijen Negara dengan aparat
MANFAAT
PENELITIAN
keamanan negara dalam
menangani kasus terorisme?
PENELITIAN
TERDAHULU
LATAR BELAKANG
1. Untuk mengetahui bagaimana
RUMUSAN
Badan Intelijen Negara
MASALAH menangani kasus terorisme

TUJUAN
PENELITIAN 2. Untuk mengetahui kordinasi
dari Badan Intelijen Negara
MANFAAT dengan aparat keamanan
PENELITIAN
negara dalam menangani
PENELITIAN kasus terorisme
TERDAHULU
1. Penelitian ini dapat meningkatkan
LATAR BELAKANG pengetahuan mahasiswa tentang kasus
terorisme di Sarinah.
RUMUSAN
MASALAH 2. Untuk meningkatkan kesadaran
mahasiswa bahwa pentingnya peran
TUJUAN salah satu lembaga negara yaitu BIN
PENELITIAN (Badan Intelijen Negara)

MANFAAT 3. Untuk menyadarkan mahasiswa


PENELITIAN khususnya masyarakat bahwa
pentingnya kesatuan seluruh warga
PENELITIAN negara Indonesia dalam menghadapi
TERDAHULU kasus terror.
LATAR BELAKANG
1. Ontologi Penelitian Terorisme dari Prespektif
Historis ( Anggalia Putri )
RUMUSAN
MASALAH 2. Pencitraan Lembaga Kepolisian dalam
Menghadapi Kasus Teror RI

TUJUAN
PENELITIAN

MANFAAT
PENELITIAN

PENELITIAN
TERDAHULU
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1TEROR BOM DI SARINAH
Teror bom di Sarinah merupakan serangan Jakarta
2016 yang termasuk serentetan peristiwa berupa
sedikitnya enam ledakan, dan juga penembakan di
daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalam MH Thamrin,
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia pada tanggal 14
Januari 2016.
Ledakan terjadi di dua tempat.Sedikitnya
delapan orang (empat pelaku penyerangan dan
empat warga sipil) dilaporkan tewas dan 24
lainnya luka-luka akibat serangan ini.  
2.2 BIN (Badan Intelijen Negara)
Badan Intelijen Negara, disingkat BIN, adalah lembaga pemerintah
nonkementerian Indonesia  yang bertugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang intelijen. Paska kemerdekaan, Agustus 1945,
Pemerintah Indonesia mendirikan badan intelijen republik yang
pertama, yang dinamakan Badan Istemewa.
Lembaga ini menjadi payung gerakan intelijen dengan beberapa
unit ad hoc, bahkan operasi luar negeri. Sejak 1945 s/d sekarang,
organisasi intelijen negara telah berganti nama sebanyak 6 (enam)
kali :
– BRANI (Badan Rahasia Negara Indonesia).
– BKI (Badan Koordinasi Intelijen).
– BPI (Badan Pusat Intelijen).
– KIN (Komando Intelijen Negara).
– BAKIN (Badan Koordinasi Intelijen Negara).
– BIN (Badan Intelijen Negara).
2.3 APARAT KEAMANAN NEGARA
Berdasarkan pasal 30 UUD ayat 4 :

1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta


dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui system pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama,
dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara
bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Polri dalam kaitannya dengan Pemerintahan adalah salah satu
fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan
dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, yang bertujuan
untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan
tegaknya hukum, terselenggranya perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia.

Tugas pokok Kepolisin Negara Republik Indonesia adalah:


• Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
• Menegakan hukum, dan
• Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu : Minggu, 27 Maret 2016
Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Hang
Tuah
3.2 RANCANGAN PENELITIAN
Bedah internet
Bedah buku
Wawancara
BAB III
METODE PENELITIAN

3.3 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA


• Menggunakan bedah internet
• Buku – buku
• Wawancara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Badan intelijen negara menjelaskan bahwa Jika ingin penanganan
terorisme lebih aman, perlu perbaikan Undang-Undang No. 15 tahun 2003
tentang Terorisme. Rangkaian peristiwa pemboman yang terjadi di wilayah
Negara Republik Indonesia telah menimbulkan rasa takut masyarakat secara
luas, . Terorisme merupakan kejahatan lintas negara, terorganisasi, dan
bahkan merupakan tindak pidana Internasional.
Pemerintah Indonesia sejalan dengan amanat sebagaimana
ditentukan yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Pemerintah juga berkewajiban untuk
mempertahankan kedaulatan serta memelihara keutuhan dan integritas
nasional dari setiap bentuk ancaman baik yang datang dari luar maupun dari
dalam. Lebih lanjut Kepala BIN menjelaskan bahwa berdasarkan Undang
Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara disebutkan bahwa
BIN memiliki wewenang melakukan penyadapan, pemeriksaan aliran dana,
dan penggalian informasi terhadap sasaran. Namun dalam pasal 34, BIN tidak
memiliki kewenangan untuk melakukan penangkapan maupun penahanan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Intelijen perlu kewenangan tambahan terkait penanganan potensi


ancaman seperti gerakan teroris, separatis, maupun radikal. Badan
Intelijen Negara (BIN) mendeteksi adanya gerakan-gerakan tersebut.
Dengan demikian, BIN membutuhkan koordinasi dengan aparat keamanan
seperti TNI dan Polri seperti yang dijelaskan pada pasal 30.

Dari pembacaan Pasal 30 secara utuh dapat disimpulkan, meski TNI dan
Polri berbeda dalam struktur organisasi, namun dalam menjalankan tugas
dan fungsi masing-masing keduanya bekerja sama dan saling mendukung
dalam suatu "sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta". Oleh
karena itu, apabila kita konsisten dengan amanat Pasal 30 Ayat (2), yaitu
membangun sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta, perlu
disiapkan UU tentang Pertahanan dan Keamanan Negara yang lebih
bermuatan semangat dan kinerja "sishankamrata".
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
pada kasus bom sarinah, BIN ( Badan Intelijen Negara )
akhirnya membuat suatu kebijakan baru dengan merevisi
UU yang berkaitan dengan hak dan kewajiban BIN dalam
mengatasi ancaman teror di NKRI.
5.2 SARAN
Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk lebih
menekankan pada metode penelitian observatif sehingga
dapat menghasilkan suatu hasil penelitian yang lebih
akurat.

Anda mungkin juga menyukai