Anda di halaman 1dari 21

Resiko Keselamatan Pasien

dari Sisi Usia dan Tumbuh


Kembang

KELOMPOK 2
ANGGOTA
AAN RIKA ASTRIANI (6221071)
NIA DANIATI (6221155)
REITA NOVITA CITRAWATI (6221194)
TINI YULIARTI (6221044)
YANI (6221047)
FAKULTAS KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG
2022
MATERI YANG AKAN DI BAHAS

01 PENDAHULUAN 03 MANAJEMEN RESIKO

02 KESELAMATAN 04 RESIKO KESELAMATAN


PASIEN PASIEN DARI SISI USIA
01

PENDAHULUAN
ABOUT THE DISEASES
Keselamatan pasien telah diakui di banyak negara,
dengan kesadaran global dipupuk oleh Aliansi
Dunia untuk Keselamatan Pasien dari WHO.
Namun tetap ada tantangan yang signifikan untuk
menerapkan kebijakan dan praktik keselamatan
pasien. Salah satu persyaratan mendasar untuk
mengadopsi pendekatan baru adalah artikulasi yang
jelas tentang premis dan manifestasinya.
02
KESELAMATAN
PASIEN
keselamatan pasien didefinisikan sebagai
penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari hasil
tindakan yang buruk atau injuri yang berasal dari
proses perawatan kesehatan.
keselamatan pasien adalah disiplin ilmu di sektor
perawatan kesehatan yang menerapkan metode ilmu
keselamatan menuju tujuan mencapai sistem
penyampaian layanan kesehatan yang dapat dipercaya.
Keselamatan pasien juga merupakan atribut sistem
perawatan kesehatan; Ini meminimalkan kejadian dan
dampak, dan memaksimalkan pemulihan dari efek
samping.
Keselamatan pasien dan kualitas pasien adalah
jantung dari penyampaian layanan kesehatan. Untuk
setiap pasien, yang merawat, anggota keluarga dan
profesional kesehatan, keselamatan sangat penting
untuk penegakan diagnosa, tindakan kesehatan dan
perawatan.
Adapun istilah insiden keselamatan pasien yang telah dikenal secara
luas berikut definisinya yaitu:

Insiden Keselamatan Pasien (IKP) / Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) /


Patient Safety Incident Adverse Event
adalah setiap kejadian atau situasi adalah suatu kejadian yang
yang dapat mengakibatkan atau mengakibatkan cedera yang tidak
berpotensi mengakibatkan harm diharapkan pada pasien karena suatu
(penyakit, cedera, cacat, kematian tindakan (“commission”) atau karena
dan lain-lain) yang tidak seharusnya tidak bertindak (“omission”), bukan
terjadi. karena “underlying disease” atau
kondisi pasien.

Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Kejadian Tidak Cedera (KTC)


Miss
adalah suatu insiden yang belum adalah insiden yang sudah terpapar
sampai terpapar ke pasien sehingga ke pasien, tetapi tidak menimbulkan
tidak menyebabkan cedera pada cedera, dapat terjadi karena
pasien. “keberuntungan”
Lanjutan…
Kondisi Potensial Cedera (KPC) / Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
“reportable circumstance”

adalah setiap kejadian atau situasi suatu KTD yang mengakibatkan


yang dapat mengakibatkan atau kematian atau cedera yang
berpotensi mengakibatkan harm diharapkan atau tidak dapat diterima
(penyakit, cedera, cacat, kematian seperti: operasi pada bagian tubuh
dan lain-lain) yang tidak seharusnya yang salah.
terjadi.
03
MANAJEMEN
RESIKO
MANAJEMEN RESIKO
Manajemen Risiko adalah proses dimana kita
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat membantu untuk
kita memberikan perawatan yang sangat baik, aman, efisien
dan efektif. Resiko dapat terjadi dalam berbagai cara,
misalnya sebagai akibat dari perubahan bagaimana atau
dimana kita memberikan layanan. Tujuan pengelolaan risiko
adalah untuk memastikan risiko ini diidentifikasi sejak dini,
dinilai sebagai cara terbaik untuk mengelola atau
mengendalikannya dan untuk mengurangi pengaruhnya.
Sistem manajemen risiko akan membantu Fasilitas
pelayanan Kesehatan mengelola insiden secara efektif
dan mencegah kejadian berulang kembali.
Keselamatan pasien adalah komponen kunci dari
manajemen risiko, dan harus di integrasikan dengan
keselamatan staf, manajemen komplain, penanganan
litigasi dan klaim serta risiko keuangan dan
lingkungan.
04
RESIKO KESELAMATAN
PASIEN DARI SISI USIA
Banyak faktor yang mempengaruhi sasaran 
keselamatan pasien, antara lain:
karakteristik petugas berupa usia, lama kerja,
tingkat pengetahuan, motivasi, supervisi,
fasilitas, struktur organiasi budaya organisasi
mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Dalam melaksakan prosedur keselamatan pasien pada
lanjut usia perawat menemukan beberapa faktor
pendukung dan penghambat. Perawat dan pasien
merasakan aman saat prosedur keselamatan pasien
dilakukan dengan benar. Keselamatan pasien adalah
prosedur yang lekat dengan tindakan yang dilakukan
perawat.
Menurut Tarigan (2019) salah satu faktor yang mempengaruhi
gangguan keselamatan dan keamanan adalah usia. Klien lanjut usia
memiliki kondisi yang sarat risiko yaitu salah satunya adalah risiko
jatuh. Klien lanjut usia diharapkan mampu untuk mengidentifikasi
bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan cidera,
dan melindungi diri dari cidera. Oleh karena itu perlu untuk
dilakukan investigasi lebih lanjut tentang pengalaman perawat
dalam menerapkan prosedur keselamatan pasien terutama pada
pasien lanjut usia.
Tindakan keselamatan pada sub tema pengurangan risiko jatuh yang
dilakukan perawat dapat berupa pemasangan pagar bed, memasang
gelang risiko jatuh, memastikan pagar bed tertutup dan terkunci.
Pasien akan diberikan penanda yaitu kancing kuning bertuliskan fall
risk yang disematkan di gelang pasien. Intervensi selanjutnya yang
dapat dilakukan perawat adalah memasang pengaman samping bed
dan memperhatikan lingkungan sekitar yang dapat menjadi
penyebab pasien jatuh.
CONCLUSION
Semakin meningkatnya budaya keselamatan pasien maka insiden keselamatan
pasien dapat minimal terjadi. Tujuan dari prosedur keselamatn pasien telah
dibahas sebelumnya yaitu untuk meningkatkan keamanan pasien dengan
mencegah terjadinya cidera dan kejadian yang tidak diharapkan dari suatu
tindakan keperawatan atau tindakan medis. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan
dilaksanakannya prosedur keselamatan pasien dengan tepat dan benar sehingga
dapat memberikan mafaat pada perawat dan pasien yaitu sama-sama merasa
aman dan terhindar dari kejadian yang tidak diharapkan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai