Anda di halaman 1dari 25

PELAYANAN

KESEHATAN
TRADISIONAL DI
INDONESIA

PROMKES
PUSKESMAS
CIKARANG
2022
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DI
INDONESIA
• Pelayanan kesehatan tradisional telah diakui keberadaannya
sejak dahulu kala dan dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.Sampai
saat ini pelayanan kesehatan tradisional  terus berkembang
sesuai dengan kemajuan teknologi disertai dengan
peningkatan pemanfaatannya oleh masyarakat  sebagai imbas
dari  semangat untuk kembali menggunakan hal- hal  yang  
bersifat  alamiah  atau dikenal dengan istilah ’back to nature’
( Kembali ke Alam )
• Dalam dunia internasional, perkembangan pelayanan
kesehatan tradisional juga telah mendapat perhatian dari
berbagai negara.Dari hasil kesepakatan pertemuan WHO
Congress on Traditional Medicine di Beijing pada bulan
November 2008 disebutkan bahwa pelayanan kesehatan
tradisional yang aman dan bermanfaat dapat
diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan
kesehatan.Dari pertemuan WHA pada tahun 2009
disebutkan dalam salah satu resolusinya bahwa WHO
mendorong negara-negara anggotanya agar
mengembangkan Pelayanan Kesehatan Tradisional  di
negaranya sesuai kondisi setempat.
• Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan
mempunyai tugas untuk melaksanakan program
pembinaan terhadap pelayanan kesehatan
tradisional.Hal ini bertujuan agar  pelayanan
kesehatan tradisional dapat diselenggarakan dengan
penuh tanggungjawab terhadap manfaat, keamanan
dan juga mutu pelayanannya sehingga masyarakat
terlindungi dalam memilih jenis pelayanan kesehatan
tradisional yang sesuai  dengan kebutuhannya.
• Masyarakat juga perlu diberikan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk menggunakan dan 
mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional 
danpemerintah mempunyai kewajiban untuk
melakukan penapisan, pengawasan, dan pembinaan
yang baik sehingga masyarakat  terhindar dari hal-
hal yang merugikan akibat informasi yang
menyesatkan atau pelayanan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan
DASAR HUKUM PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL
• Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009
tentang kesehatan terdapat beberapa pasal yang mengatur
tentang Pelayanan Kesehatan tradisional yaitu pada pasal 1, 48,
59, 60 dan 61. Pada pasal  1 butir 16 yang disebutkan
bahwa”Pelayanan Kesehatan Tradisional adalah pengobatan dan
atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada
pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris
yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat”
• Dalam pasal 48 juga disebutkan bahwa pelayanan
kesehatan tradisional merupakan salah satu
penyelenggaraan upaya kesehatan.Dalam pasal 59
disebutkan bahwa pelayanan kesehatan tradisional
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Pelayanan Kesehatan
Tradisional Keterampilan dan Pelayanan Kesehatan
Tradisional Ramuan.Dalam pasal ini juga disebutkan
bahwa seluruh jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional
dibina dan diawasi oleh Pemerintah, agar dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya
serta tidak bertentangan dengan norma agama. 
• Dalam pasal 60 dan 61 disebutkan bahwa
orang yang melakukan pelayanan kesehatan
tradisional harus mengikuti aturan yang telah
ditetapkan, dan masyarakat diberikan
kesempatan seluas-luasnya untuk
mengembangkan, meningkatkan dan
menggunakan pelayanan kesehatan tradisional
yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat
dan keamanannya.
JENIS PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL RAMUAN, ANTARA LAIN:
• Jamu,
• Gurah,
• Homeopathy,
• Aroma Terapi,
• SPA terapi,
• Dan metode lain yang menggunakan ramuan.
SEDANGKAN YANG TERMASUK
DALAM YANKESTRAD
KETERAMPILAN, ANTARA LAIN:
• akupunktur, chiropraksi, pijat urut, shiatsu,patah
tulang, dukun bayi, battra sunat,refleksi,
akupressur, bekam, apiterapi,penata kecantikan
kulit/rambut,tenaga dalam, paranormal,reiki,
qigong, kebatinan,dan metode lainnya yang
mengunakan keterampilan.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
MELALUI TOGA
• Pelayanan Kesehatan Tradisional sendiri dapat
digunakan masyarakat dalam mengatasi
gangguan kesehatan secara mandiri (self-care),
baik untuk pribadi maupun untuk keluarga
melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga
(TOGA).Hal ini sangat berguna, khususnya di
daerah yang mengalami keterbatasan dalam
memperoleh akses pelayanan kesehatan.
• Bila dilihat lebih jauh manfaat TOGA dalam
mendukung masyarakat yang sehat secara
mandiri, akan berdampak pada upaya untuk
mewujudkan pencapaian tujuan MDG’s
(Millennium Development Goals ) di bidang
Kesehatan, yaitu Menanggulangi Kemiskinan
dan Kelaparan, Menurunkan Angka Kematian
Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan
Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit
Menular Lainnya.
• Upaya dukungan dari Pelayanan Kesehatan
Tradisional dalam mencapai tujuan MDG’s antara
lain perawatan ibu setelah bersalin dengan
memanfaatkan daun Katuk dan Lobak sebagi sayur
dan biji jagung tua yang disangrai untuk
memperlancar keluarnya ASI dalam mendukung
pencapaian ASI Eksklusif.Pemanfaatan daun
Kacang Panjang, daun Dadap Serep, dan  Bawang
Merah untuk mengobati payudara bengkak
(mastitis) dengan cara ditumbuk dan ditempelkan
ke seluruh payudara, kecuali pada puting susu. 
•  Jeruk nipis dicampur dengan kapur sirih dan minyak
kayu putih juga dapat dimanfaatkan untuk perawatan
perut setelah melahirkan.Dalam menjaga kesehatan
anak, bisa menggunakan Temulawak dan Beras
Kencur untuk menambah nafsu makan.Jika anak
demam, dapat diobati dengan memanfaatkan daun
Sambiloto dan Pule yang didihkan dengan air
kemudian diminum, selain itu dapat memanfaatkan
daun Dadap Serep dan daun Kembang Sepatu yang
diremas-remas dan ditempelkan di kepala anak.
• Pemanfaatan pijat pada anak yang sudah ada
turun temurun di Indonesia untuk
memperlancar peredaran darah dan
meningkatkan kebugaran pada
anak.Pemanfaatan daun Jambu Biji yang masih
muda dapat digunakan dalam penanggulangan
diare pada Balita sedangkan untuk mengobati
disentri, bisa memanfaatkan daun Sambiloto
kering yang direbus atau menggunakan daun
Patikan Cina yang dicampur dengan Bawang
Merah dan Pulosari.
 TANAMAN SERAI DAN LAVENDER
BISA DIMANFAATKAN SEBAGAI
PENGUSIR NYAMUK.
• Pemanfaatan TOGA/Jamu untuk memelihara
kesehatan yang berimplikasi pada peningkatan
Usia harapan Hidup seperti daun Landep Segar
dan Gandarusa sebagai obat pegal linu dan masih
banyak hal-hal lain dari bumi Indonesia yang
belum tergali pemanfaatannya untuk kesehatan.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL
• Dalam kebijakan Kementerian Kesehatan RI, pembinaan dan pengawasan
Pelayanan Kesehatan Tradisional dilakukan melalui 3 (tiga) pilar.Pilar
pertama adalah Regulasi, adapun dukungan regulasi terhadap Pelayanan
Kesehatan Tradisional telah dituangkan dalam Undang-Undang RI No. 36
tahun yang telah disebutkan diatas, SKN tahun 2009 yang menyebutkan
bahwa Pengobatan Tradisional merupakan bagian sub sistem Upaya
Kesehatan, Kepmenkes RI Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional dan  Kepmenkes No 1/2010 tentang
Saintifikasi Jamu berbasis pelayanan.
• Pilar kedua adalah Pembina Kemitraan dengan berbagai Lintas Sektor terkait dan
organisasi (asosiasi) pengobat tradisional termasuk pengawasan terhadap tenaga
pengobat tradisional baik yang asli Indonesia maupun yang berasal dari luar
negeri.
•  Pilar ketiga adalah Pendayagunaan Sentra Pengembangan dan Penerapan
Pengobatan Tradisional (Sentra P3T) untuk menapis metode Pelayanan Kesehatan
Tradisional di masyarakat dan melakukan pembuktian melalui pengkajian,
penelitian, uji klinik, baik terhadap cara maupun terhadap manfaat dan
keamanannya.Pada saat ini sudah ada 12 Sentra P3T tersebar di 12 Provinsi yaitu
Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Bali, NTB,
Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, serta adanya
Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) di Makassar dan Loka
Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM) di Palembang.
•  Pembinaan dan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan
tradisional dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat rumah
tangga, masyarakat, Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas,
Kabupaten/Kota, Provinsi & Kementerian Kesehatan bersama
lintas sektor terkait dan mengikut sertakan asosiasi pengobat
tradisional.Sementara ini Kementerian Kesehatan telah bermitra
atau bekerja dengan beberapa jenis Asosiasi Pengobat
Tradisional (Battra) yang terkelompokkan sesuai dengan
metodenya masing-masing. Diharapkan asosiasi Battra bisa
membantu Kementrian Kesehatan dalam pembinaan pengobat di
Indonesia namun harus selalu dievaluasi kemitraannya.
TERDAPAT ASOSIASI BATTRA
ANTARA LAIN :
• Ikatan Homoeopathy Indonesia (IHI)
• Persatuan Akupunktur Seluruh Indonesia (PAKSI)
• Perhimpunan  Chiroprakasi Indonesia (Perchirindo)
• Ikatan Naturopatis Indonesia (IKNI)
• Persatuan Ahli Pijat Tuna Netra Indonesia (Pertapi)
• Asosiasi Praktisi pijat Pengobatan Indonesia (AP3I)
• Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia (ARSI)
 ASOSIASI SPA TERAPIS INDONESIA
(ASTI)

• Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia


(ASPETRI)
• Ikatan Pengobat Tradisional Indonesia (IPATRI)
• . Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif
Indonesia (FKPPAI)
• . Asosiasi Therapi Tenaga Dalam Indonesia (ATTEDA)
• Asosiasi Bekam Indonesia (ABI)14. Persatuan Ahli
Kecantikan Tiara Kusuma.
• Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (Sentra P3T)
adalah wadah/laboratorium untuk melakukan penapisan melalui
pengkajian/penelitian/pengujian pelayanan kesehatan tradisional yang
diselenggarakan dan berkedudukan di  pemerintah provinsi.   Kelompok Kerja
Nasional yang selanjutnya disingkat Pokjanas merupakan Tim yang terdiri dari
pejabat Eselon II, Eselon III, IV dan Para Pakar Yankestradkom yang bertugas
membantu Menteri Kesehatan dalam merumuskan berbagai yang terkait dengan
Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer.Tim Pengendali
P3T yang selanjutnya disingkat Timdal P3T adalah Tim yang berkedudukan di
Provinsi yang bertugas mengkoordinasikan Sentra P3T dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.
• Unit Teknis Sentra P3T yang selanjutnya disingkat UT SP3T adalah Unit
teknis yang melakukan fungsi Sentra P3T dalam hal pelayanan dalam rangka
pengkajian/penelitian/pengujian, dan diklat.Pelayanan kesehatan  tradisional
adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu
kepada pengalaman dan ketrampilan turun temurun secara empiris, dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Sering disebut juga  dengan pelayanan kesehatan alternatif,
komplementer, holistik, alamiah atau non-konvensional.Metode pelayanan
kesehatan tradisional adalah cara pelayanan kesehatan tradisional yang
digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan.
OBAT TRADISIONAL ADALAH

• Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.Alat kesehatan tradisional adalah
instrumen yang digunakan untuk melakukan diagnosa, pengobatan dan atau perawatan
secara tradisional maupun yang berfungsi sebagai alat bantu dalam menjalankan
pekerjaan sebagai pengobat tradisional.Pengobat Tradisional adalah Seseorang yang
melakukan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dan ramuan.
PENGOBAT TRADISIONAL JENIS
KETERAMPILAN ADALAH

• seseorang yang melakukan pelayanan kesehatan


tradisional  dengan menggunakan  anggota fisik,
alat mekanik atau alat bantu lainnya dan atau
pikiran.Pengobat tradisional jenis ramuan adalah
seseorang yang melakukan pelayanan kesehatan
tradisional dengan menggunakan obat
tradisional. 

Anda mungkin juga menyukai