(PTN 2301)
KONTRAK PEMBELAJARAN
NUTRISI TERNAK DASAR
2. Rabu, 23 September 2020 Karbohidrat, Lipida Prof. Dr. Ir. Zuprizal, DEA., IPU.,
Kamis, 24 September 2020 ASEAN Eng.
3 Rabu, 30 September 2020 Protein Prof. Dr. Ir. Kustantinah, DEA., IPU.
Kamis, 01 Oktober 2020
Ketentuan umum:
1. Mahasiswa diwajibkan mengikuti:
a. Tatap muka (kuliah) di kelas,
b. Ujian midterm (UTS)
c. Ujian akhir semester (UAS),
d. Mengerjakan tugas (terkait dengan materi perkuliahan)
2. Kuliah di kelas dilaksanakan sebanyak 10x tatap muka dengan
minimal kehadiran 75%.
3. Apabila berhalangan hadir, mahasiswa dipersilakan mengajukan
permohononan ijin dispensasi secara resmi, sesuai aturan resmi
fakultas.
ATURAN MENGIKUTI KULIAH
1. Air minum
2. Air yang terkandung di dalam makanan
3. Air metabolik, yang didapat sebagai hasil dari
oksidasi makanan dan sintesa dari molekul yang
komplek di dalam tubuh.
Domba:
Yang sedang tumbuh Lebih dari 20 3.0
Induk yang sedang bunting:
- bunting s/d 3 bulan Lebih dari 20 4.5
- bunting s/d 4 bulan Lebih dari 20 5.4
- bunting s/d 5 bulan Lebih dari 20 6.6
Induk yang menyusi:
- 8 minggu I Lebih dari 20 4.5
- 8 minggu II Lebih dari 20 3.8
Babi:
Yang sedang tumbuh Lebih dari 20 2.1
Induk babi:
- yang tidak bunting Lebih dari 20 2.1
- yang sedang bunting Lebih dari 20 2.5
- yang sedang menyusui Lebih dari 20 3.1
Pengaruh dari Pembatasan
Pemberian Air
Bahan Anorganik/Abu/Mineral
Terdapat 2 sistem analisis kimia yang selalu dikerjakan
dengan tujuan untuk mengetahui macam fraksi atau
senyawa yang merupakan penyusun pakan, kedua
sistem tersebut adalah:
1. Sistem Analisis Proksimat
2. Sistem Analisis Serat Deterjen
A. Sistem Analisis Proksimat
Salah satu tetrasakarida yang terdapat pada tanaman dan yang telah dapat
dtisoiasi adalah stakhiosa.
Stakhiosa inl terdapat pada biji legum dan akar tanaman dari genus stakhis.
Pada hidrolisis stakhiosa akan menghasilkan dua molekul galaktosa, satu
molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Seperti halnya rafinosa bahwa stakhiosa juga gula yang tak dapat direduksi.
3. Polisakarida
a. Homopolisakarida/homoglikan
Kelompok karbohidrat yang disebut non gula ini adalah berbeda dengan
kelompok yang disebut gula, disebabkan karena tersusun dari unit-unit
monosakarida (pentosa atau heksosa) dalam jumlah yang sangat banyak yaitu
sebanyak seratus sampai beberapa ribu unit sehingga mempunyai bobot
molekul yang tinggi.
Sifat homopolisakarida/homoglikan adalah tidak mempunyai rasa manis dan
tidak memberi reaksi yang karakteristik seperti pada gula (aldosa dan ketosa).
Banyak diantaranya terdapat di tanaman dan berfungsi sebagai persediaan
makanan yang berupa pati atau sebagai struktur tanaman yang berupa
selulosa.
Berdasarkan macam unit monosakarida yang menyusunnya maka
homopolisakarida terdiri dari 2 golongan yaitu : (1) golongan pentosan dan (2)
golongan heksosan.
1). Pentosan
Dari golongan pentosan ada 2 macam yaitu araban yang
merupakan polimer dan arabinosa dan silan yang menjpakan
polimer dari silosa.
Kedua pentosan tersebut terdapat pada tanaman
berkombinasi dengan zat lain misalnya : araban berkombinasi
dengan pektin sedang silan berkombinasi dengan hemiselulosa
yang terdapat pada kayu dan tongkol jagung.
Pada hidrolisis araban akan menghasilkan arabinosa, sedang
pada hidrolisis silan akan menghasilkan silosa.
2). Heksosan
Dari golongan heksosan ada 5 kelompok yaitu :
glukan, fruktan, galaktan, mannan dan
glukosaminan.
(a) Glukan.
Ada 4 macam glukan yang penting yaitu : pati,
glikogen, dekstrin dan selulosa.
(1) Pati merupakan glukan yang terdapat pada berbagai tanaman
sebagai persediaan makanan terutama di butir- butiran sebangsa
padi yaitu dapat sampai mencapai 70%, pada buah dan ubi dapat
sampai mencapai 30%.
Pati mempunyai bentuk granula dengan ukuran dan bangun yang
spesifik bagi setiap jenis pati, tersusun dari 2 macam polisakarida
yang berbeda struktumya yaitu : (1) amilosa dan (2) amilopektin
dengan perbandingan tertentu sesuai dengan jenis patinya.
Misalnya pati dari butir-butiran sebangsa padi tersusun dari 20 -
28% amilosa dan 80 - 72% amilopektin.
Untuk menunjukkan adanya amilosa ataupun
amilopektin dapat dilakukan dengan reaksi yang
karakteristik yaitu dengan menggunakan yodium
sebagai berikut:
Gula
Non-gula (Polisakharide)
Golongan gula
Mono-sakharida
Di-sakharida
Tri-sakharida
Tetra-sakharida
Monosakharida
Laktosa (glukosa-galaktosa)
Maltosa (glukosa-glukosa)
Selobiosa (glukosa-glukosa)
Sukrosa (fruktosa-glukosa)
Trehalosa (glukosa-glukosa)
Hal. 136-138
Gula lainnya
Homopolisakharida
Heteropolisakharida
Homopolisakharida
Hal. 141
Heteropolisakharida
Hemiselulosa
Gummi
Musilage
Pektin
Mukopolisakharide
Hal. 141-143
Lignin
Peran lipida:
- Sebagai pembawa elektron dan substrat pada reaksi enzimatik
- Sebagai komponen membran biologik
- Persediaan energi
direbus
Eter extraksi dengan asam Kjeldahl
residue Nitrogen
Lemak Filtrat
direbus
dengan basa
Lipida sederhana
Ester dari gliserol dan tiga asam lemak, sehingga
disebut dengan tri-gliserida (TG)
Lemak adalah TG yang pd suhu kamar berbentuk
padat, sedangkan minyak adalah TG yang pd suhu
kamar berbentuk cair
O
2HC OH HC
2 O C R1
O O
HC OH + 3 HO C R HC O C R2
+ 3 H2O
O
HC OH 2 HC O C R3
2
H C C C C C OH
H H H H
Asam lemak
H H
H3C.(CH2)7 C C (CH2)7.COOH
Cis
H
H3C.(CH2)7 C C (CH2)7.COOH
H
Trans
Fungsi Fisiologis dari Lemak:
1. Sumber asam lemak essensial
2. Sumber koline
3. Sumber prostagladin (asam-asam lemak essensial adalah
bahan asalnya)
4. Sebagai karier vitamin larut lemak
5. Sebagai sumber energi, karena kadar energi lemak yang
tinggi. Lemak dapat menaikkan energi makanan tanpa
menambah volume terlalu banyak. Ini penting bagi
penyusun makanan pada ternak berproduksi tinggi yang
telah menerima ransum yang voluminous (bulky)
6.Menaikkan feed efficiency, terdapat kenyataan bahwa
penambahan lemak pada pakan mengurangi “heat
increment” sehingga menaikan “feed efficiency”
Pengaruh lemak bahan pakan terhadap lemak tubuh ternak
Sifat dari lemak tubuh ternak dipengaruhi secara nyata oleh sifat dari
sumber pakannya.
Hal ini adalah sangat penting karena derajat kekerasan dari lemak
tersebut adalah satu faktor yang menarik dalam nilai pemasaran dari
karkas daging ternak.
Pada babi dan unggas, apabila ransum mengandung kadar lemak yang
tinggi, maka macamnya lemak dalam bahan pakan akan mempengaruhi
sifat lemak tubuh hewan tsb.
Lipida
Glukolipida
Galaktolipida
Fosfolipida
Lesitin
Sephalin
Spingomielin
Dasar Non-gliserol
Serebrosid
Lilin
Steroid
Kholesterol
Getah empedu
Terpen
Di tanaman terdapat 2 tipe lipida, yaitu:
1. Sebagai struktur jaringan
2. Sebagai simpanan
b. Asam Lemak
- Sebagian besar asam lemak mempunyai satu gugus
karboksil dan satu rantai karbon yang tidak bercabang, yang
jenuh maupun yang tidak jenuh.
- Asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap satu, dua, tiga atau banyak maka
disebut ikatan rangkap monoena, diena, triena, atau
poliena, sedang asam lemaknya disebut monoenoat,
dienoat, trienoat, atau polienoat.
- Diantara lemak tersusun dari asam lemak jenuh dan tidak
jenuh terdapat perbedaan sifat alami, yaitu: makin banyak
ikatan rangkap pada asam lemaknya maka makin rendah titik
leburnya.
- Disamping itu titik lebur lemak juga tergantung dari banyak
sedikitnya jumlah atom C pada asam lemaknya makin banyak
jumlah atom C nya maka akan makin tinggi bobot molekulnya
dan akan makin tinggi pula titik leburnya (Tabel 5.4)
- Ada asam lemak lain yang mempunyai 2 gugus karboksil,
mempunyai jumlah atom C yang berlebihan ataupun
mempunyai rantai cabang, namun semua asam lemak
tersebut dianggap tidak penting
- Asam lemak yang penting dan lazim sebagai penyusun lemak
alam adalah asam lemak jenuh dan asam tak jenuh seperti
yang tertera pada Tabel 5.4
- Pemberian nama kepada trigliserida / triasil gliserol disesuaikan dengan
asam lemak penyusunnya, misal:
- Dari semua macam asam lemak yang terdapat di alam yang terbanyak
adalah asam lemak jenuh dengan jumlah atom C=16 (asam palmitat)
dan atom C=18 (asam steatat) serta lemak tidak jenuh dengan atom
C=18 (asam oleat).
Tabel 5.4
Asam lemak yang lazim sebagai penyusun lemak alam
Nama Formula Titik Lebur (oC) Sumber
(1) (2) (3) (4)
Asam lemak jenuh
Tetranoat / Butirat C3H7COOH - 7,9 /cair Mentega
Hidrolisis
Oksidasi
Antioksidant
Hidrogenasi
1. Titik Lebur
- Titik lebur adalah suhu sewaktu lemak padat mulai melebur
menjadi cair.
- Tinggi rendahnya titik lebur lemak bervariasi, hal ini
dikarenakan lemak merupakan suatu campuran trigliserida.
- Semakin tinggi bobot molekul dan semakin jenuh asam
lemak penyusunnya maka akan semakin tinggi titik leburnya,
dengan demikian maka titik lebur lemak dapat menunjukkan
secara tidak langsung komposisi asam lemak yang
menyusunnya walaupun tidak dapat menunjukkan secara
pasti macam asam lemak tersebut.
2. Angka Saponifikasi
- Angka saponifikasi atau angka penyabunan adalah angka yang
menunjukkan jumlah miligram (mg) KOH yang dibutuhkan untuk
menyabun sempurna 1 gram lemak atau minyak.
- Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lemak atau minyak dapat
dihidrolisis oleh alkali menjadi gliserol dan garam asam lemak
atau yang disebut sabun.
H2 – C – O – COOR H2 – C – OH
| |
H – C – O – COOR + 3 KOH H – C – OH + 3 R – COOK
| |
H2 – C – O – COOR H2 – C – OH
3. Angka Asam
- Angka asam adalah angka yang menunjukkan jumlah mg KOH
yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas
berasal dari 1 gram lemak.
4. Angka Yodium
- Adalah angka yang menunjukkan jumlah gram yodium yang
dapat diikat oleh 100 gram lemak.
- Berguna untuk mengukur tingkat ketidakjenuhan dari lemak.
- Seperti dimuka telah disebutkan bahwa ada beberapa macam
lemak yang tersusun dari asam lemak tak jenuh, dan alam
lemak tak jenuh inilah yang mempunyai kemampuan untuk
mengikat yodium pada atom C yang berikatan rangkap.
- Dengan demikian maka lemak yang tersusun dari asam lemak
tak jenuh dalam jumlah yang tinggi akan mempunyai angka
yodium yang tinggi pula dan sebaliknya.
- Sebagai contoh: besarnya angka saponifikasi dan angka
yodium dari beberapa macam lipida tertera pada Tabel 5.5
Tabel 5.5
Angka Saponifikasi dan Angka Yodium
dari Beberapa Macam Lipida
Macam Lipida Angka Angka Yodium Linoleat
Saponifikasi (%)
Lemak susu 210 – 230 26 – 28 4–5
Lemak sapi 190 – 200 30 – 48 2–3
Lemak babi 195 – 203 46 – 70 6–9
Minyak zaitun 187 – 196 79 – 90 3–5
Minyak kacang tanah 188 – 195 84 – 102 -
Minyak biji kapas 190 – 198 105 – 114 40 – 50
Minyak jagung 187 – 196 109 – 133 34 – 62
Minyak kedelai 189 – 195 127 – 138 50 – 60
Minyak biji bunga matahari 188 – 194 140 – 156 75 – 80
Minyak biji rami 187 – 195 170 – 185 35 – 40
5. Angka Reichert-Meissel
- Adalah angka yang menunjukkan jumlah mililiter (ml) 0,1 N alkali
yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak yang larut di
dalam air dan yang menyuap pada pengukusan lemak sebanyak 5
gram.
- Asam lemak tersebut terutama adalah asam lemak yang berantai
pendek, misal: asam butirat & asam poprionat yang keduanya
akan menguap sempurna.
Asam kaprilat dan asam kaprat akan menguap sebagian
Asam lemak yg mempunyai bobot molekul tinggi tidak akan menguap
- Lemak yang dapat dimakan dan yang mengandung asam lemak
yang mudah menguap, a.l.: mentega yang mempunyai angka
Reichert-Meissel sebesar 20 sampai 37
- Kegunaan angka Reichert-Meissel terutama untuk:
* menentukan kualitas suatu mentega
* mendeteksi sampai seberapa besar pemalsuan mentega
dengan minyak tanaman (mis. Dengan Minyak kelapa)
e. Sifat Lemak
- Lemak atau trigliserida mempunyai beberapa sifat, yaitu:
1. dapat dihidrolisis
2. dapat dioksidasi
3. dapat dihidrogenasi
1. Hidrolisis
- Semua macam lemak dapat dihidrolisis dengan jalan
direbus di dalam larutan alkali dan menghasilkan
gliserol dan sabun (garam alkali dari asam lemak)
- Dapat dihidrolisis oleh Enzim lipase dan menghasilkan
campuran asam lemak mono- dan digliserida serta asam
lemak bebas
- Penghidrolisisan pada C nomor 2 adalah lebih sukar bila
dibandingkan pada C nomor 1 dan 3
- Asam lemak hasil hidrolisis di atas sebagian besar tidak
mempunyai bau dan rasa, tetapi ada sebagian kecil yang
mempunyai bau dan rasa yang keras dan tidak sedap, yaitu
berasal dari asam butirat & asam kaproat, sehingga
mengakibatkan manusia dan ternak tidak menyenanginya.
- Adanya enzim lipase yang dapat menghidrolisis lemak
umumnya berasal dari bakteri dan jamur yang mencemarinya.
Terdapatnya rasa dan bau yang keras dan tidak sedap pada
lemak umumnya akibat terjadinya hidrolisis tersebut, dan
keadaan ini disebut ransiditas hidrolisis atau ketengikan
hidrolisis.
- Hidrolisis lemak pakan oleh enzim lipase atau yang disebut
dengan lipolisis terjadi di dalam duodenum sebelum proses
absorpsi. Disamping itu lipolisis juga terjadi sebelum
proseshidrogenerasi lemak yang terjadi di dalam rumen.
2. Oksidasi
- Asam lemak tidak jenuh mudah mengalami oksidasi pada
atom C yang berdekatan dengan ikatan rangkapnya dan
terbentuk hidroperoksida yang kemudian pecah menjadi
bentuk aldehid atau keton yang tidak jenuh dan juga
terbentuk asam lemak rantai pendek, polimer asam lemak
dan hidrokarbon.
Oksidasi tersebut akan dipercepat dengan adanya logam
berat teruama Cu dan Fe serta sinar ultra violet
| | | bagian dari
CH2 CH2CH2 aldehid tidak jenuh
| | |
CH CH CH |
|| || || CH2
CH + O2 CH CH |
| | | CH
CH2 CHOH CHO ||
| | CH
CH2 CH2|
| | C=O
|
CH2
|
3. Hidrogenasi
- Asam lemak tak jenuh pada lemak dapat mengikat hidrogen
pada ikatan rangkapnya, sehingga menjadi jenuh, proses inilah
yang disebut hidrogenasi
Sebagai contoh: terbentuknya asam stearat dari asam oleat
CH3 CH3
| |
(CH2)7 (CH2)7
| |
CH+ H2 CH2
|| |
CH CH2
| |
(CH2)7 (CH2)7
| |
COOH COOH
galaktosidase
2. Galaktosil gliserol + 3 H2O galaktosa + gliserol
- Glikolipida pada jaringan hewan terutama terdapat di dalam otak
dan urat syaraf. Bentuk yang paling sederhana adalah serebrosida
yaitu glikolipida yang mempunyai unit dasar stingosin sebagai
pengganti gliserol, mengikat asam lemak berantai panjang pada
gugus aminonya dan gula yang biasanya galaktosa pada gugus
alkohol bagian ujung
OH NH2
| |
CH3 – (CH2)12CH = CH – CH – CH – CH2OH
(stingosin)
H
|
C O
H | H
| H |
CH3 – (CH2)12CH = CH – CH – CH – CH2 – O – C C
H H |
(serebrosida) | | H
C C
| |
H H
g. Fosfolipida
- Adalah lipida yang mengandung nitrogen dan fosfor.
- Peranan fosfolipida terutama sebagai penyusun lipoprotein
komplek dari membran sel, terutama terdapat pada jantung,
ginjal, dan jaringan syaraf.
- Mielin dan axon syaraf mengandung fosfolipida sampai
mencapai 55%
- Sumber fosfolipida yang utama dari hewan adalah telur,
sedang yang dari tanaman adalah kedelai.
- Ada 2 macam fosfolipida yang penting, yaitu: lisetin & sefalin
1. Lesitin
- Seperti halnya lemak, lesitin merupakan ester dari gliserol,
yaitu yang dua gugus alkoholnya (OH) mempunyai bentuk
ester dengan asam fosfat yang mengikat kholin
CH2 – O – CO – C15H31 OH
| |
CH – O – CO – C17H33 HO – CH2 – CH2 – N = (CH3)3
| O OH (Kholin)
| || |
CH2 – O – P – O – CH2 – CH2 – N = (CH3)3
|
OH
Lesitin
- Asam lemak yang utama pada fosfolipida adalah asam
palmitat, asam stearat, asam arakhidat dan asam oleat.
- Lesitin menyerupai lilin yang keras dan berwarna putih yang
segera berubah warnanya menjadi coklat bila teroksidasi
dengan oksigen udara.
- Di alam terdapat enzim lesitinase yang mempu
menghidrolisis lesitin menjadi asam lemak, gliserofosfat dan
kholin
2. Sefalin
- Berbeda dengan lesitin, bahwa sefalin bukannya mengikat
kholin tetapi mengikat kholamin (amino ethyl alcohol) dan
kadang-kadang mengikat asam amino serin
CH2 – O – CO – R1 HO – CH2 – CH2 – NH2
| Kholamin
CH – O – CO – R2
| O HO – CH2 – CH – COOH
| || |
CH2 – O – P – O – CH2 – CH2 – NH2 NH2
|
OH Serin
Sefalin
c. Steroida
- Steroida mempunyai struktur dasar inti fenantren (tiga
cincin sikloheksan) yang bergandengan dengan satu cincin
siklopentan. Dari inti fenantren dan cincin siklopentan tersebut
akan terbentuk inti perhidroksi klopentano fenantren yang dapat
dipandang sebagai yang menurunkan steroid.
C C12 C17
C C C11 C13 C16
C C C C1 C9 C14 C15
C C C C C2 C10 C8
C C
C C C C3 C5 C7
C C C C C4 C6
CH3 CH3
H H H
C C
C C C
CH3
C C C C
C C C
Kholesterol
C C C
C C
7-dehidrokholesterol
- Berasal dari kholesterol dan penting sebagai calon
kholekalsiferol atau vitamin D3
- 7-dehidrokholesterol bila terkena sinar ultraviolet akan
berubah menjadi kholekalsiferol atau vitamin D3.
H3C CH (CH2)3 CH (CH3)2
CH3
C C
C C
CH3
C C C C
C C C
7-dehidrokholesterol
OH C C
C C
ultraviolet
7-dehidrokholesterol kholekalsiferol
H3C CH (CH2)3 CH (CH3)2
CH3
C C
C C
CH2
C C C C
C C C
Kholekalsiferol (vitamin D3)
OH C C
C C
Ergosterol
- Merupakan fitosterol yang banyak terdapat pada bakteri,
ganggang coklat dan tanaman.
- Penting sebagai calon ergokalsiferol atau vitamin D2.
- Ergosterol bila terkena sinar ultraviolet akan berubah
menjadi ergokalsiferol atau vitamin D2.
CH3
H3C CH CH CH CH CH (CH3)2
CH3
C C
C C
CH3
C C C C
C C C
Ergosterol
OH C C
C C
ultraviolet
Ergosterolergokalsiferol
CH3
H3C CH CH CH CH CH (CH3)2
CH3
C C
C C
CH2
C C C C
C C C
Ergokalsiferol (Vitamin D2)
OH C C
C C
2. Asam Empedu
- Mempunyai 5 atom C pada rantai luarnya, dengan gugus karboksil
yang mengikat amida dari glisin & tourin.
- Asam empedu penting di dalam duodenum untuk
membantu pengemulsian lemak agar enzim lipas dapat
bekerja dengan baik.
- Sata satu asam empedu adalah asam glikokholat
CH3
|
CH2 = C – CH = CH2 Isopren
- Berbagai macam terpen terdapat pada tanaman yang
mempunyai bau yang keras dan karakteristik dan memulai
komponen pentig dari minyak sitrun dan kanfer.
- Disamping itu terpen tanaman yang lain yaitu fitol dari khlorofil,
pigmen karotenoid, vitamin A, vit B, 2 vit.K
d. Prostaglandin
- Merupakan derivat dari asam tidak jenuh yang terdiri dari 20
atom C yang membentuk asam prostanoat.
- Ada 4 macam prostagalndin yang telah diketahui. Satu dengan
yang lainnya dibedakan berdasarkan apa yang diikat pada
cincinnya dan banyaknya ikatan rangkap pada rantai luarnya.
- Mempunyai berbagai aktifitas biologis, merangsang kontraksi
- Dalam praktek sering digunakan untuk sinkronisasi estrus dan
abortus.
- Salah satu prostaglandin yang tersedia adalah prostaglandin
F2 alpha (PGF2 alpha)
OH
C6H12 COOH C6H12 COOH
C C
C C
C C C C
C8H17 OH C8H14 OH