Anda di halaman 1dari 30

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PTM

BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


DINAS KESEHATAN KAB.PENAJAM PASER UTARA
TEMU, Amd.Kep
PTM SEBAGAI PRIORITAS

3/10
• Hanya 3 dari 10 penderita
Hipertensi dan DM yang terdeteksi,
selebihnya tidak mengetahui bahwa
dirinya sakit karena tidak ada gejala
dan tanda sampai terjadi komplikasi
;
• Dari 3 penderita tersebut hanya 1
orang yang berobat teratur.
1/3
3
Peringkat Penyakit Peringkat Penyakit Peringkat Penyakit
Tahun 1990 Tahun 2010 Tahun 2020

ISPA Stroke Stroke


Tuberkulosis Tuberkulosis Jantung Iskemik

Diare Kecelakaan Lalin Diabetes Mellitus

Stroke Diare Tuberkulosis


Jantung Iskemik PPOK
Kecelakaan Lalin
Komplikasi Kelahiran Diabetes Mellitus Hipertensi
Anemia Gizi Besi Low Back Pain Sirosis Hati
Malaria ISPA Diare
Jantung Iskemik Komplikasi Kelahiran ISPA
Malaria PPOK
Diabetes Mellitus
TRANSISI GIZI

• Menghambat
Kemampuan Kognitif
(inteligensia( &
motorik anak
• Meningkatkan resiko
PTM pada masa
dewasa

• Faktor resiko PTM

Permasalahan saat ini tidak hanya gizi kurang/buruk, balita pendek


dan kurus saja, tetapi menjadi masalah juga adalah gizi lebih,
kegemukan dan obesitas pada anak-anak, remaja maupun dewasa
5 dari 100 orang Indonesia
53 dari 100 orang Indonesia 27 dari 100 orang Indonesia 15 dari 100 orang Indonesia
mengkonsumsi Gula lebih
mengkonsumsi Garam lebih mengkonsumsi Lemak lebih mengalami Obesitas
dari 50 g/hari
dari 2000 mg/hari dari 67 g/hari

KONSUMSI GULA
Tertinggi di KONSUMSI GARAM KONSUMSI LEMAK OBESITAS
DI Yogyakarta (16,9 %) Tertinggi di DKI Tertinggi di DKI Jakarta Tertinggi di Sulawesi
Jakarta (65,4 %) (48,2 %) Utara (24,1 %)
BONUS DEMOGRAFI

PERBAIKAN
KUALITAS
PENDUDUK
(Pendidikan,
Keahlian Kerja,
Kesehatan)
SECARA
TERUS
MENERUS
Bonus Demografi Terancam
15 dari 100 orang
Indonesia
mengalami
Obesitas

26 dari 100 orang


Indonesia
menderita
hipertensi
Tren Persentase anak usia 15 - 19 Tahun yang
merokok di Indonesia tahun 2001 - 2016

23 dari 100 orang anak


Indonesia usia 15 - 19
tahun adalah perokok
1
Target SDGs
Target 3.4:
Pada tahun 2030, penurunan
sepertiga kematian dini karena
Penyakit Tidak Menular (PTM)
RPJMN
PIS PK GERMAS

PTM
TARGET SPM
GLOBAL

RAN PTM RENSTRA


POSBINDU
Penyakit Tidak Menular

PANDU PTM
Tajam Penglihatan
dan Pendengaran, Disabilitas

PROGRAM
Kawasan Tanpa
UNGGULAN Rokok
IVA dan SADANIS
PTM
Konseling UBM
PEMBATASAN KONSUMSI
GGL

KAMPANYE CERDIK
CEk Kondisi Kesehatan Secara Berkala

enyahkan asap rokok

rajin aktifitas fisik

Diet dengan gizi seimbang

Istirahat Yang Cukup

Kelola Stress
MEMERIKSA KESEHATAN
Paling Sedikit 6 bulan sekali
CEK
TEKANAN CEK KADAR
DARAH GULA DARAH Deteksi Dini
Gangguan
Penglihatan &
Pendengaran

CEK
KOLESTEROL

DETEKSI DINI
CEK KANKER
LINGKAR LEHER
RAHIM
PERUT/BMI
UNTUK
PEREMPUAN
PANDUAN ADAPTASI
KEBIASAANBARU
Dalam Pencegahan Dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular
LATAR
BELAKANG

Pada masa pandemi COVID-19, orang yang mengidap penyakit tidak menular
yang selanjutnya disebut Penyandang PTM merupakan populasi yang sangat
rentan terinfeksi, bahkan disertai jumlah kematian yang cukup tinggi.

Hal ini disebabkan karena pada umumnya beberapa organ dalam tubuh
penderita telah mengalami gangguan sehingga dapat menurunkan imunitas
tubuh dan meningkatkan risiko kematian pada pasien COVID-19. Fatality
Rate-nya akan semakin meningkat jika kondisi PTM tidak terkontrol.
Data WHO menunjukkan sampai tanggal 25 Mei
2020 terdapat 5.411.498 kasus COVID-19 di
dunia yang menyebar di 216 negara, sedangkan
di Indonesia jumlah kasus mencapai 22.750
orang dengan tingkat kematian 6,02%.

pasien Covid-19 yang meninggal memiliki


karakteristik usia lanjut dan dengan penyakit
penyerta Hipertensi, DM, penyakit Jantung,
Asma, penyakit Ginjal Kronik dan Keganasan.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait
adaptasi kebiasaan baru, terutama pada penerapan
protokol kesehatan yaitu: disiplin memakai masker,
jaga jarak aman, sering cuci tangan, hindari
kerumunan dan tingkatkan imunitas,

merupakan kebiasaan baru yang harus diterapkan


oleh setiap individu dalam seluruh kegiatannya
sehari-hari.
ADAPTASSAI AN BARU
KEBIA M PENCEGAHAN
DALA ENDALIAN PTM
DAN PENG

Salah satu langkah Pemerintah dalam menguatkan


tatanan negara agar masyarakat tetap dapat
melanjutkan kehidupan adalah tetap beraktivitas fisik
dengan aman tanpa harus menyerah melawan pandemi
Covid-19 sehari-hari dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan secara disiplin dan optimal
PROTOKOALN
KESEHAT
Gunakan setiap
1 Maskekr s dan
bera ti vi ta
berinteara ksi lain
o r an g
deng n Masker akan melindungi dan mengurangi risiko
penularan dari percikan droplet orang ke orang
serta memperkecil area semburan virus ke area
sekitar.

Menjaga jarak minimal 1-2 meter dengan orang lainnya adalah


Jaga
Jarak
AMAN
2
upaya untuk mencegah semburan droplet yang dapat terjadi
tanpa disadari.

3 Mencuci tangan harus dilakukan dengan benar, menggunakan sabun


dan air mengalir serta dilakukan selama 20 detik agar efektif
membunuh virus maupun bakteri atau menggunakan hand sanitizer. Hal
ini perlu dilakukan lebih sering terutama setelah memegang barang-
barang dari luar, bersin atau batuk, saat akan memegang area wajah dan

G me nc uci lainnya.
SeRIN
tangan
7
PENUTUP

Penyakit tidak menular sebagai komorbid COVID-19 perlu


mendapatkan perhatian di masa pandemi, karena kelompok ini
adalah orang yang rentan terinfeksi dan tingkat kematian yang
tinggi. Oleh sebab itu program P2PTM perlu dilakukan berfokus
pada upaya meningkatkan imunitas tubuh agar populasi masyarakat
yang sehat tetap terjaga kesehatannya, populasi dengan faktor risiko
PTM tetap bisa terus terpantau dan dapat dicegah untuk tidak
menjadi PTM, dan populasi penyandang PTM tetap bisa hidup sehat
terkontrol penyakitnya
PTM sangat mungkin dicegah, melalui pencegahan faktor
risikonya, namun dibutuhkan komitmen dan kepedulian
masyarakat untuk merubah perilaku menjadi lebih sehat.
Pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran yang
sangat berarti bagi kita semua bahwa kesehatan yang
disertai imunitas tubuh yang baik adalah kunci untuk tetap
bertahan dan kuat melawan infeksi virus, imunitas tubuh
harus dibangun secara terus menerus karena setiap individu
berisiko terserang penyakit setiap saat.
Adaptasi Kebiasaan Baru menjadi kewajiban bagi setiap
individu untuk menjaga diri dan lingkungannya agar tetap
aman dalam menjalani aktifitasnya. Kepatuhan pada
penerapan protokol kesehatan adalah faktor utama untuk
mencegah penularan, dibutuhkan komitmen dan kepedulian
bersama untuk memutuskan mata rantai penularan. Oleh
karena itu deteksi dini secara berkala sangat penting
dilakukan agar faktor risiko penyakit dapat diidentifikasi,
dicegah dan diobati sejak dini.

Anda mungkin juga menyukai