Anda di halaman 1dari 19

Belajar dari

Khaizuran:
Muslimah Negarawan, Ibunda
Khalifah Harun Ar Rasyid
Dr. Fika Komara
KHAIZURAN
Khaizuran. Ia adalah contoh Muslimah yang berani
bercita-cita besar bukan hanya untuk kesuksesan
pribadinya, tapi untuk Negara dan peradaban Islam. Peran
seperti itulah yang tergambar dari kisah hidup Jurasyiyah
binti 'Atha, yang dijuluki Khaizuran. Ia berasal dari Yaman.
Dari seorang budak, menjadi istri seorang Khalifah besar.
Khaizuran lahir di Kota Makkah dan dibesarkan di Desa
Jurash, wilayah tandus di Yaman. Masa-masa silih
berganti, ekspansi kerajaan dan pertikaian antarsuku yang Pada saat itu, Kekhalifahan Abbasiyah berhasil menguasai seluruh
memperebutkan kekuasaan membuat hidup masyarakat wilayah Yaman dan sebagian penduduk menjadi tawanan atau
Yaman dalam cengkeraman ketakutan. budak. Mereka diperjualbelikan dengan harga tinggi jika memiliki
keistimewaan.
Begitu pun Khaizuran, Suku Badui membelinya hingga ia sampai di
Baghdad, pusat Kekhalifahan Abbasiyah kala itu. Statusnya sebagai
budak tidak menyurutkan Khaizuran untuk belajar ilmu agama.

Ia juga bermain musik demi mendapatkan upah dan bertahan hidup


agar ia dapat bekerja di pusat pemerintahan.

Sebab, setiap budak yang bertalenta mendapat kesempatan besar


untuk dibina dan dididik di pusat Khilafah.
Pecinta Ilmu
Khaizuran termasuk wanita yang cerdas dan baik
hati. Sejak kecil ia telah hafal al-Quran. Ia termasuk
wanita yang menguasai Fiqh secara mendalam.
Khaizuran mendalami Fiqh di bawah asuhan Imam
‘Auza’i. Ia juga berguru pada Imam Sofian Al-
Tsauri. Karena kepribadiannya yang menawan itu
pula, Al-Mahdi sangat mencintai Khaizuran.

Sebagai perempuan yang haus ilmu, Khaizuran


selalu mendampingi kedua putranya menuntut
ilmu. Ia menemani mereka di Madinah dan rela
menderita. Ia menempuh perjalanan jauh, ikut
belajar, dan jauh dari keluarga.
Pencetak Pemimpin
Khalifah Al-Mahdi menjadikan Khaizuran sebagai
Ummul Walad bagi anak-anaknya, meskipun bukan
isteri pertamanya, sampai kemudian karena cintanya
Khaizuran dibebaskan dan dipersunting al Mahdi

Khaizuran sangat serius dalam mendidik putra-


putranya agar layak memangku jabatan khalifah,
karena menyadari perannya hanya menyiapkan
putra-putranya untuk berperan besar atas umat
Islam, dan tetap legowo jika ada sosok yang lebih
baik untuk memimpin umat ini. Dengan keuletan,
kepandaian, dan kemauan keras, ia berhasil
mendidik anak-anaknya menjadi pemimpin.
Konsultan
Kenegaraan
Karena kapasitasnya, ia sampai mendapat
julukan “ibu negara khilafah Abbasiyah”
hingga diberikan ruang dalam rapat
pemerintahan hampir seperti dibawanya Aisyah
– Ummul Mukminin ra. dalam urusan
kenegaraan.
Ia juga aktif menjadi penasihat sang suami
ketika menjabat sebagai khalifah. Rutin
diundang dalam rapat-rapat kenegaraan
Begitupula ketika roda kekuasaan diwarisi
kedua anaknya. Ia aktif dibelakang singgasana
ikut memikirkan rakyatnya.
Siapa itu Negarawan

• Kebanyakan orang beranggapan bahwa negarawan adalah penguasa atau orang-orang yang memerintah suatu
negara, sehingga mereka memberikan julukan tersebut kepada kepala negara, perdana menteri, dan posisi-
posisi pemerintahan lainnya. Mereka tidak memberikan julukan tersebut kepada orang lain. Lebih jauh lagi,
mereka membagi warga negara dalam dua kelompok, yaitu negarawan dan orang biasa. Mereka memasukkan
setiap pejabat dan pegawai negeri dalam kelompok kedua, yaitu orang biasa.
• Pemahaman mengenai negarawan ini merupakan pemahaman yang tidak benar. Penguasa bisa saja seorang
negarawan, namun bisa juga bukan. Sebaliknya, seorang biasa dapat menjadi seorang negarawan, meskipun ia
tidak melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Dapat saja seorang petani di sawah, seorang karyawan di suatu
pabrik, seorang pedagang, atau seorang guru menjadi seorang negarawan.
Negarawan

Negarawan merupakan seorang pemimpin politik kreatif dan inovatif.


Ia seorang yang mempunyai mentalitas pemimpin (leadership) dan
mampu mengatur urusan kenegaraan menyelesaikan permasalahan
serta mengendalikan hubungan pribadi dan urusan umum.
Inilah seorang negarawan sejati. Ia dapat saja muncul di tengah-
tengah rakyat dan tidak menjabat suatu kedudukan kenegaraan, serta
tidak melakukan tugas-tugas pemerintahan.
CIRI DAN KARAKTER NEGARAWAN

Memiliki mentalitas
Mampu mengatur
dan kepribadian
urusan kenegaraan
pemimpin

Mampu
Mampu melakukan mengendalikan
problem solving hubungan pribadi
dan urusan umum
Seorang Politisi Ulung
Sosok Negarawan mampu
menerjemahkan atau mentransfer
kitab-kitab dan pikiran para ulama
ke dalam realita kehidupan.
Mempertemukan teks dengan
konteks. Memberi nyawa pada
setiap pemikiran Islam saat bertemu
dengan realitas politiknya.
KEKUATAN VISI MENENTUKAN QUWWAH ‘AMAL

“Kekuatan visi itu konon


memegang 80% dari
kebermaknaan satu aktivitas,
dengan bermaknanya satu
aktivitas, maka kualitas hasil
akan semakin berdaya, berbagai
karya akan terus menjelma.”
QUWWAH ‘AMAL
(kekuatan yang mendorong manusia
beramal)

Permukaan/
Superficial Madliyah

Maknawiyah

Inti/ Core

Ruhiyah
NEGARAWAN DAN PENGALAMAN POLITIK

Pengalaman politik didapatkan tidak dengan


‘menyibukkan diri’ dalam kegiatan partai politik atau
sekedar menjadi pengurus partai politik.
Seorang dikatakan memilki pengalaman politik
apabila memiliki tiga hal, yaitu

1) Informasi Politik
2) Pengetahuan yang berkesinambungan tentang
peristiwa/berita politik
3) Pilihan yang baik tentang berita politik.
Urgensi Mewujudkan Negarawan

Agar kaum muslimin dapat kembali bangkit mereka harus mencari jalan untuk menghasilkan para
negarawan dan meningkatkan jumlah mereka dari waktu ke waktu. Hal ini tidak akan dapat dicapai tanpa
membina mereka dengan tsaqofah politik yang berlandaskan aqidah Islam, yang merupakan pemikiran
menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan alam semesta. Bila tsaqofah ini tersebar luas di kalangan
kaum muslimin dan terwujud dalam kehidupan mereka, maka tempat tumbuh para negarawan itu akan
tercipta. Dengan demikian, diharapkan tumbuh dan berkembang dengan subur para negarawan baru,
yang mampu membawa umat pada kebangkitannya dan mampu menghasilkan perubahan.
Inilah yang dimaksud dengan negarawan dan situasi atau lingkungan tempat mereka dapat berkembang.
Negarawan tidak harus berarti penguasa, namun merupakan pemimpin politik yang kreatif, yang tumbuh
dari umat. Negarawan bukanlah orang yang mendapatkan kedudukan melalui pemilihan umum, kudeta
militer, atau melalui kekayaannya, sementara ia tidak peduli dan tidak memahami terhadap apa yang
terjadi di sekitarnya, serta tidak mampu melihat apa yang terjadi di depannya.
BAGAIMANA
MEMAKNAINYA DALAM
KEHIDUPAN KAUM
MUSLIMAH DI ZAMAN INI?
Peta Peran Publik Perempuan

Pemikiran Aktivitas
Politik Politik
• Tidak ada batasan, • sebagian
sama dengan laki- aktivitas sama,
laki sebagian
berbeda dan
dibatasi
Trilogi Peran Muslimah Negarawan
3 KOMPETENSI UTAMA

Misi #3 Ibu Misi #1


Generasi Intelektual
Penakluk Peradaban

Peka
Kaji terhadap
dan jadikan
Panggilan
TsaqofahZaman
Negarawan
dan Bangun
NYAWA
Bangun Fokus kepada
dalam
KesadaranUmat
setiap
Ruangdan Hadir dalam
ilmu-mu
setiap denyut kehidupannya

Misi #2
Penggerak Opini
Jadi Siapakah Muslimah
Negarawan?

Ia adalah cita-cita kepemimpinan bagi umat ini, yang


tetap segaris dengan peran kodrati sebagai perempuan di
saat yang sama mampu “memberi nyawa” terhadap setiap
kewajiban utama Muslimah untuk satu peranan besar
kebangkitan umat.

Baik itu kewajibannya sebagai ummu wa robbatul bait,


kewajibannya dalam menuntut ilmu dan kewajibannya dalam
melakukan dakwah serta perbaikan di tengah masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai