2. Anovulasi
Anovulasi disebabkan kegagalan ovarium untuk melepas atau
memproduksi telur yang matang khususnya pada wanita di awal atau di akhir
masa subur. Akibat anovulasi, pola menstruasi menjadi bermacam–macam,
dan perdarahan mungkin lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya. Sekresi
estrogen yang terus menerus dan tidak dihambat dapat menyebabkan
gangguan ovulasi. Dengan demikian, korpus luteum yang memproduksi
progesteron yang penting dalam konversi sekresi endometrium tidak
terbentuk. Stimulasi estrogen yang tidak dihambat pada endometrium dapat
mencetuskan hiperplasia kistik, diikuti hiperplasia adenomatosa, hiperplasia
atipikal, dan pada akhirnya adenokarsinoma.
3. Hipomenorea
Hipomenorea merupakan aliran menstruasi yang sedikit, dalam waktu singkat
yang dapat disebabkan oleh disfungsi endokrin. Aliran menstruasi sedikit dan berupa
bercak darah selama 1 sampai 2 hari. Siklus yang pendek 17–20 hari mungkin
mengindikasikan anovulasi. Wanita berusia berusia kurang dari 30 tahun dengan
siklus anovulasi yang konsisten lebih rentan mengalami infertilitas dan berisiko
terkena karsinoma endometrium. Berdasarkan kajian fisik normal dan dokumentasi
ovulasi menggunakan kalender menstruasi. Grafik suhu tubuh dan pemantauan lendir
serviks, pola menstruasi merupakan variasi normal. Jika siklus merupakan siklus
anovulasi dibutuhkan tindak lanjut untuk mengidentifikasi infertilitas.
INFEKSI
Infeksi vagina yang umum terjadi seperti vaginitis bakterial,
Trichomonas vaginalis dan kandidiasis vulvovaginalis dapat terjadi
sepanjang kehidupan wanita.
1. Infeksi klamidia
Chlamydia trachomatis, patogen bakteri yang paling umum ditularkan
melalui hubungan seksual. Wanita dan pria yang memiliki pasangan
seksual lebih dari satu merupakan kelompok berisiko tinggi.
a. Gonore
Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu bakteri jenis
diplokokus. Meskipun gonore merupakan suatu PMS, penyakit ini juga
ditularkan melalui kontak langsung dengan lesi terinfeksi dan secara tidak
langsung melalui benda mati atau fomites. Penularan sendiri sering terjadi
melalui tangan yang terkontaminasi. Gonore seringkali muncul hanya
menimbulkan gejala ringan dan muncul secara tak terduga di traktus genitalia
bagian bawah. Periode inkubasi dua sampai lima hari.
b. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh Spirokaeta Treponema pallidum dengan masa
inkubasi beberapa minggu. Beberapa metode pengkajian klinis sifilis, setiap
pemeriksaan antibodi dapat menjadi reaktif jika individu sedang terinfeksi
karena sistem tubuh memerlukan waktu untuk membentuk antibodi untuk
setiap antigen. Hasil pemeriksaan VDRL positif baru dapat dilihat pada hari ke
10 sampai ke 90 setelah terinfeksi. Dengan demikian infeksi mungkin sudah
terjadi walaupun hasil tes VDRL negatif. Penisilin lebih dipilih untuk pengobatan
sifilis. Pada individu yang alergi terhadap penisilin, pilihan lainnya adalah
tertasiklin atau tetrasisiklin, eritromisin dan seftriakson.
2. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome
Tranmisi Human Immunodeficiency Virus (HIV) suatu retrovirus, terjadi
terutama pertukaran cairan tubuh (darah, semen ). Depresi berat pada sistem
imun seluler menandai sindrom imnudefisiensi didapat (AIDS). Begitu HIV
memasuki tubuh, serum HIV menjadi positif dalam 10 minggu pertama
pemaparan. Walaupun perubahan serum secara total asimptomatik, perubahan ini
disertai viremia, respons tipe influenza terhadap infeksi HIV awal. Gejala meliputi
demam, malaise, mialgia, mual, diare, nyeri tenggorokan, ruam dan dapat
menetap selama dua sampai tiga minggu. Hasil laboratorium menunjukkan
leukopenia, trombositopenia, anemia dan peningkatan laju endap darah.
NEOPLASIA
Neoplasia mengacu pada pertumbuhan jaringan baru, yang juga disebut tumor.
Sebagian besar jaringan tubuh mempunyai kemampuan untuk mengalami perubahan
neoplasti. Neoplasia benigna merupakan sel yang tumbuh secara lambat,
terorganisasi dengan baik, dan tidak menyerang jaringan lain si sekitarnya. Neoplasia
umumnya tidak mengancam jiwa penderita.
Bagian-bagian Neoplasia adalah sebagai berikut :
1. Neoplasia Serviks
2. Neoplasia Ovarium
3. Kanker Ovarium
4. Neoplasia Uterus
5. Kanker Payudara
KLIMAKTERIUM DAN PASCAKLIMATERIUM