Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN IBU

DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV :


1. FLORA HEIPON
2. WELMINCE PAIRIE
3. DIANA KANTE
4. MARISKA GAITEY
5. MONALISA RUAMBA
ASUHAN KEPERAWATAN IBU
DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI

Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi.


Masalah yang paling banyak ditemui adalah: gangguan menstruasi,
berkaitan perdarahan uterus disfungsional, infeksi, kesulitan selama
periode klimakterium dan periode setelah klimakterium, yang berkaitan
dengan perubahan pada sistem genitourinarius dan sitem reproduksi,
serta neoplasma pada serviks, ovarium, uterus dan payudara yang
sering terjadi pada wanita usia subur.

Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan menstruasi dan


perdarahan uterus disfungsional Gangguan menstruasi umum yang
memiliki efek negatif pada kualitas kehidupan wanita dan keluarga
meliputi :
1. Amenorea Hipogonadotropi
2. Dismenore
3. Sindrom Pramenstruasi
4. Endometriosis
INTERVENSI BEDAH DENGAN LAPAROSKOPI ATAU
LAPARATOMI

Selama masa klimakterium, atrofi jaringan endometrium dan


endometriosis tidak lagi menjadi masalah. Namun pada wanita yang
menggunakan HRT untuk menangani masalah yang berhubungan dengan
menopause harus mengetahui bahwa endometriosis dapat menjadi reaktif
selama terapi ini.
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL

Perdarahan uterus disfungsinal adalah abnomalitas perdarahan yang berat,


ringan dan tidak teratur. Sebagian besar perdarahan uterus disfungsional
berhubungan dengan gangguan endokrin yang mengganggu perubahan siklus
normal dalam endometrium. Abnormalitas perdarahan uterus yang dapat
disebabkan oleh penyakit organik seperti neoplasma dan infeksi, dapat berupa
masalah kronik yang menyebabkan anemia defisiensi zat besi atau dapat berupa
perdarahan akut disertai kehilangan banyak darah sehingga menyebabkan syok
hipovalemik.
1. Menoragia
Menoragia adalah aliran darah menstruasi yang sangat banyak, biasanya
lebih dari 7–8 hari, yang ditandai dengan kehilangan darah lebih dari 80–100
ml. Masalah ginekologi yang umum ini terjadi pada 15%–20% wanita (Long, et
al., 1990). Penyebab utamanya adalah kurang kuatnya dukungan hormon
untuk endometrium. Stimulasi estrogen yang konstan menghasilkan
pertumbuhan endometrium yang berlebihan.

2. Anovulasi
Anovulasi disebabkan kegagalan ovarium untuk melepas atau
memproduksi telur yang matang khususnya pada wanita di awal atau di akhir
masa subur. Akibat anovulasi, pola menstruasi menjadi bermacam–macam,
dan perdarahan mungkin lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya. Sekresi
estrogen yang terus menerus dan tidak dihambat dapat menyebabkan
gangguan ovulasi. Dengan demikian, korpus luteum yang memproduksi
progesteron yang penting dalam konversi sekresi endometrium tidak
terbentuk. Stimulasi estrogen yang tidak dihambat pada endometrium dapat
mencetuskan hiperplasia kistik, diikuti hiperplasia adenomatosa, hiperplasia
atipikal, dan pada akhirnya adenokarsinoma.
3. Hipomenorea
Hipomenorea merupakan aliran menstruasi yang sedikit, dalam waktu singkat
yang dapat disebabkan oleh disfungsi endokrin. Aliran menstruasi sedikit dan berupa
bercak darah selama 1 sampai 2 hari. Siklus yang pendek 17–20 hari mungkin
mengindikasikan anovulasi. Wanita berusia berusia kurang dari 30 tahun dengan
siklus anovulasi yang konsisten lebih rentan mengalami infertilitas dan berisiko
terkena karsinoma endometrium. Berdasarkan kajian fisik normal dan dokumentasi
ovulasi menggunakan kalender menstruasi. Grafik suhu tubuh dan pemantauan lendir
serviks, pola menstruasi merupakan variasi normal. Jika siklus merupakan siklus
anovulasi dibutuhkan tindak lanjut untuk mengidentifikasi infertilitas.

4. Perdarahan antar menstruasi


Perdarahan antar menstruasi mengacu pada perdarahan atau bercak darah di antara
waktu menstruasi. Ini mungkin disebabkan oleh infeksi organik atau masalah
fungsional. Bercak darah pada pertengahan siklus (mittelstaining) yang terkait dengan
ovulasi, adalah bercak darah berwarna merah muda yang berlangsung selama
beberapa jam sampai satu hari. Kondisi fungsional ini disebabkan oleh penurunan
estrogen relatif di pertengahan siklus sesaat sebelum ovulasi. Kondisi ini hanya terjadi
secara rutin atau hanya sesekali.
ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN GANGGUAN REPODUKSI:
INFEKSI, NEOPLASMA DAN KLIMAKTERIUM

INFEKSI
Infeksi vagina yang umum terjadi seperti vaginitis bakterial,
Trichomonas vaginalis dan kandidiasis vulvovaginalis dapat terjadi
sepanjang kehidupan wanita.

1. Infeksi klamidia
Chlamydia trachomatis, patogen bakteri yang paling umum ditularkan
melalui hubungan seksual. Wanita dan pria yang memiliki pasangan
seksual lebih dari satu merupakan kelompok berisiko tinggi.
a. Gonore
Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu bakteri jenis
diplokokus. Meskipun gonore merupakan suatu PMS, penyakit ini juga
ditularkan melalui kontak langsung dengan lesi terinfeksi dan secara tidak
langsung melalui benda mati atau fomites. Penularan sendiri sering terjadi
melalui tangan yang terkontaminasi. Gonore seringkali muncul hanya
menimbulkan gejala ringan dan muncul secara tak terduga di traktus genitalia
bagian bawah. Periode inkubasi dua sampai lima hari.

b. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh Spirokaeta Treponema pallidum dengan masa
inkubasi beberapa minggu. Beberapa metode pengkajian klinis sifilis, setiap
pemeriksaan antibodi dapat menjadi reaktif jika individu sedang terinfeksi
karena sistem tubuh memerlukan waktu untuk membentuk antibodi untuk
setiap antigen. Hasil pemeriksaan VDRL positif baru dapat dilihat pada hari ke
10 sampai ke 90 setelah terinfeksi. Dengan demikian infeksi mungkin sudah
terjadi walaupun hasil tes VDRL negatif. Penisilin lebih dipilih untuk pengobatan
sifilis. Pada individu yang alergi terhadap penisilin, pilihan lainnya adalah
tertasiklin atau tetrasisiklin, eritromisin dan seftriakson.
2. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome
Tranmisi Human Immunodeficiency Virus (HIV) suatu retrovirus, terjadi
terutama pertukaran cairan tubuh (darah, semen ). Depresi berat pada sistem
imun seluler menandai sindrom imnudefisiensi didapat (AIDS). Begitu HIV
memasuki tubuh, serum HIV menjadi positif dalam 10 minggu pertama
pemaparan. Walaupun perubahan serum secara total asimptomatik, perubahan ini
disertai viremia, respons tipe influenza terhadap infeksi HIV awal. Gejala meliputi
demam, malaise, mialgia, mual, diare, nyeri tenggorokan, ruam dan dapat
menetap selama dua sampai tiga minggu. Hasil laboratorium menunjukkan
leukopenia, trombositopenia, anemia dan peningkatan laju endap darah.
NEOPLASIA

Neoplasia mengacu pada pertumbuhan jaringan baru, yang juga disebut tumor.
Sebagian besar jaringan tubuh mempunyai kemampuan untuk mengalami perubahan
neoplasti. Neoplasia benigna merupakan sel yang tumbuh secara lambat,
terorganisasi dengan baik, dan tidak menyerang jaringan lain si sekitarnya. Neoplasia
umumnya tidak mengancam jiwa penderita.
Bagian-bagian Neoplasia adalah sebagai berikut :
1. Neoplasia Serviks
2. Neoplasia Ovarium
3. Kanker Ovarium
4. Neoplasia Uterus
5. Kanker Payudara
KLIMAKTERIUM DAN PASCAKLIMATERIUM

Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia


berpindah dari tahap reproduktif ke tahap tidak reproduktif, disertai regresi
fungsi ovarium. Pramenopause adalah fase pertama klimakterium saat fertilitas
menurun dan menstruasi menjadi tidak teratur. Fase ini berlangsung beberapa
bulan atau beberapa tahun. Gejala–gejala yang mengganggu antara lain:
ketidakstabilan vasomotor, keletihan, nyeri kepala dan gangguan emosi.
Berbagai gangguan pada Klimakterium, yaitu :
1. Ketidakstabilan Vasomotor
2. Gangguan Emosi
3. Atrofi genitalia dan perubahan seksualitas
4. Terapi pengganti hormone
a. Efek Neoplastik
b. Metoda alternatif penatalaksanaan
5. Mencegah keluhan terkait osteoporosis
a. Suplementasi Kalsium

Anda mungkin juga menyukai