Anda di halaman 1dari 23

BAB VI

GARUDA PANCASILA SEBAGAI LAMBANG


NEGARA REPUBLIK INDONESIA
A. Pendahuluan
Berdasarkan peristiwa sejarah diatas, berikut ini disusun secara
urutan atau kronologis historisitas perancangan lambang negara
berdasarkan pendekatan sejarah hukum ketatanegaraan Indonesia
dengan penelusuran dokumen dan literatur serta hasil wawancara
berikut ini disusun kronologis sejarah hukum perancangan
lambang negara:
1. Sebelum Indonesia Merdeka tepatnya tanggal 13 Juli 1945 dalam
rapat Panitia Perancang Undang-Undang Dasar, salah satu Panitia
(Parada Harahap) mengusulkan tentang lambang negara. Usul
tersebut disetujui oleh semua anggota, dan sepakat akan
dibahas tersendiri kemudian, dalam bentuk Undang-undang
Istimewa yang mengatur tentang lambang negara.
2. 2. Tahun 1945 sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia, dibentuk Panitia Indonesia Raya, diketuai oleh
Muhammad Yamin dan sekretaris Ki Hajar Dewantoro, panitia ini
bertugas menyelidiki arti lambang-lambang dalam peradaban
bangsa Indonesia.
3. Tahun 1947 diadakan sayembara rancangan lambang negara
oleh Pemerintah yang diadakan oleh kementerian penerangan
melalui organisasi seni Lukis seperti SIM (Seniman Indonesia
Muda) Pelukis Rakyat) dalam catalog pameran Haris Purnomo
2006, yang bertajuk “Dibawah Sayap Garuda” terdapat ulasan
Hendro Wiyanto selaku kurator yang mengulas perihal
sayembara tersebut dengan judul: Tanda Lambang Garuda”
1951 yang berisi komentarnya tentang hasil rancangan
sejumlah pelukis yang telah menuangkan gagasannya kedalam
bentuk lambang negara, namun sayang sekali, menurut
Oesman kebanyakan pelukis kurang paham hukum-hukum
kesejarahan dari tanda lambang negara. Lomba tersebut seperti
yang kita kenal seperti sekarang ini.
 4. Tahun 1949 tepatnya tanggal 30 Desember 1949

berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No


2 Tahun 1949 Sultan Hamid II diangkat menjadi Menteri Negara
Zonder Forto Polio. Dalam kedudukan tersebut, Sultan Hamid II
dipercayakan untuk melakukan perancangan gambar lambang
negara.
 5. Dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan oleh Presiden
Soekarno, Sultan Hamid II secara pribadi mempersiapkan
rancangan lambang negara dengan bentuk dasar burung
Garuda yang memegang perisai.
 6. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Mas
Agung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses
perancangan lambang negara, disebutkan: “Ide Perisai
Pancasila” itu muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang
lambang negara.
 7. Berdasarkan Konstitusi Republik Indonesia Serikat (Konstitusi
RIS) 1949 Pasal 3 ayat 3: Pemerintah menetapkan meterai dan
lambang negara.
 8. Merujuk keterangan Mohammad Hatta (buku Bung Hatta
Menjawab) untuk melaksanakan keputusan Sidang Kabinet
tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara lambang
negara. Hasil sayembara itu ada 2 (dua) gambar rancangan
lambang negara yang terbaik, yaitu dari Sultan Hamid II dan
Muhammad Yamin dalam proses selanjutnya yang diterima oleh
Pemerintah dan DPR adalah hasil rancangan Sultan Hamid II.
9. Setelah terpilihnya rancangan lambang negara rancangan
Menteri Negara RIS Sultan Hamid II oleh Pemerintah,
proses selanjutnya adalah dialog intensif antara perancang
lambang negara (Sultan Hamid II) dengan Presiden RIS:
Soekarno dan Perdana Menteri: Mohammad Hatta untuk
menyempurnakan rancangan tersebut.
7. Masukkan penyempurnaan pertama sebagaimana
dinyatakan Mohammad Hatta (Buku Bung Hatta Menjawab)
dan Sultan Hamid II (transkip rekaman dialog Sultan Hamid
II dan Mas Agung, 1974) ialah adanya kesepakatan beliau
bertiga (Sultan Hamid II, Presiden Soekarno, Mohammad
Hatta) memenuhi usulan Presiden Soekarno: mengganti
pita yang dicengram Garuda, yang semula adalah pita
merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan
seloka “Bhinneka Tunggal Ika”, sebab warna merah putih
dianggap sudah terwakili dalam warna dasar perisai
Pancasila rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II
tersebut.
 8. Tanggal 26 Januari 1950 Ki Hajar Dewantoro (Dari Yogyakarta) mengirim surat kepada sekretaris
dewan Menteri RIS (Z Yahya) yang isinya menunjuk Muhammad Yamin untuk memberikan masukan
mewakili beliau kepada Panitia Lambang Negara dan surat turunannya telah disampaikan kepada
Menteri Negara RIS Sultan Hamid II tanggal 1 Februari 1950 No. XXX/ 202, Perihal Panitia Lambang
Negara.
 9. Tanggal 8 Februari 1950 rancangan final lambang negara yang di buat Menteri Negara RIS Sultan
Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat
masukan dari suatu Partai Islam (Masyumi) untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan
terhadap gambaran burung Garuda dengan lengan dan bahu manusia yang memegang perisai,
karena dianggap bersifat mitologis khayalan.
 10. Tanggal 10 Februari 1950 mernteri negasra RIS Sultan Hamid II mengajukan rancangan gambar
lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga
tercipta bentuk Rajawali- Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Di sini burung Garuda
digambarkan dalam bentuk alami menyerupai Rajawali yang perkasa, dan Perisai Pancasila
digantungkan menempel pada dada Rajawali Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian
menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Perdana Menteri RIS, yaitu Moh. Hatta.
 11. Tanggal 11 Februari 1950 rancangan lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS Sultan
Hamid II diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS yang dipimpin oleh Perdana Menteri
RIS Mohammad Hatta. Ketika itu gambar bentuk kepada Rajawali Garuda Pancasila masih "gundul"
dan "tidak berjambul" atau bentuk belum seperti sekarang ini, sebagaimana diterangkan oleh A.G
Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI.
 12. Tanggal 11 Februari 1950 inilah secara resmi saat pertama bangsa Indonesia mempunyai
lambang negara, yang diberi nama Bhineka Tunggal Ika yang merupakan karya kebangsaan
bersama dari anak­-anak bangsa terbaik yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian
dirancang dengan baik, oleh seorang anak bangsa Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.
 13. Tanggal 15 Februari 1950, Presiden Soekarno memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang
negara kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta.
 Tanggal 20 Februari 1950, lambang negara yang dirancang
Menteri Negara RIS Sultan Hamid II dan juga sebagai
Koordinator Panitia Lambang Negara, sudah terpasang di
dalam ruang sidang Parlemen RIS Istana Merdeka
Penjambon Jakarta yang dibuka oleh Presiden Soekarno.
 Akhir Februari 1950, Sultan Hamid II mendapat saran dari

Presiden Soekarno untuk menyempurnahkan kembali


bentuk kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang
terlihat “gundul” menjadi “berjambul” seperti bentuk
alamiah burung Rajawali.
 . Sekitar awal Maret 1950, Sultan Hamid II mengajukan

kembali lukisan lambang negara yang sudah diperbaiki.


Gambar tersebut masih dapat masukan dari Presiden
Soekarno tentang bentuk cakar kaki yang mencengkram
pita yang menghadap ke belakang. Penyempurnaan yang
dilakukan Sultan Hamid II hanya tinggal merubah bentuk
cakar kaki sehingga menghadap ke depan, bagian lain
sudah sama seperti gambar lambang negara sekarang ini.
 Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang
negara rancangan Sultan Hamid II yang telah diperbaiki
diajukan kepada Presiden Soekarno dan mendapat disposisi
persetujuan Presiden Soekarno. Kemudian Presiden Soekarno
memerintahkan pelukis istana bernama Dullah untuk melukis
kembali gambar tersebut sesuai bentuk final rancangan
Menteri Negara RIS Sultan Hamid II, seperti yang
dipergunakan secara resmi sampai saat ini
 Setelah mendapat disposisi persetujuan dari Presiden
Soekarno (20 Maret 1950), untuk terakhir kalinya Sultan
Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar
lambang negara, yaitu dengan menambahkan skala ukuran
dan tata warna gambar lambang negara (lukisan otentiknya
sudah diserahkan kepada H. Mas Agung, Yayasan Idayu
Jakarta).
 Tanggal 5 April 1950, Sultan Hamid II Menteri Negara Zonder
Forto Polio dijemput (untuk keperluan penyidikan) oleh Jaksa
Agung di Hotel Des Indes yang kemudian dikenal dengan
“Peristiwa Sultan Hamid II”.
 Sejalan dengan semangat perjuangan Rakyat Indonesia dari Sabang
sampai Merauke. Mosi M. Natsir, dkk (kembali ke Negara Kesatuan
RI) diterima oleh Parlemen RIS. Bangsa Indonesia kembali kepada
semangat sejati Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
melalui pernyataan konstitusional kembali kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia terhitung sejak tanggal 17 Agustus 1950.
 Tanggal 10 Juli 1951, Dewan Menteri mengadakan rapat mengenai
pengaturan lambang negara, yaitu racangan Peraturan Pemerintah
yang mengatur lambang negara berdasarkan Pasal 3 ayat (3)
Undang­-Undang Dasar Sementara 1950.
 Tanggal 17 Agustus 1951, lambang negara dimasyarakatkan
pemakaiannya di seluruh negara Kesatuan Republik Indonesia dan
gambarnya disebarluaskan keseluruh pelosok tanah air.
 Tanggal 17 Oktober 1951 Presiden Soekarno dan Perdana Menteri
Sukiman Wirjosandjoyo menetapkan Peraturan Pemerintah No 66
Tahun 1951 tentang lambang negara, pada Pasal 2, 3 ditetapkan,
bahwa warna, perbandingkan ukuran dan bentuk lambang negara
adalah seperti ditentukan dalam Pasal 6, yaitu seperti terlampir
dalam Peraturan Pemerintahan tersebut.
 Tanggal 28 November 1951, Peraturan Pemerintah No 66
Tahun 1951 diundangkan oleh Menteri Kehakiman: M
Nasroen dalam Lembaran Negara No 111 dan
penjelasannya dalam Tambahan Lembaran Negara No 176
Tahun 1951. Sejak saat itu secara yuridis formal gambar
lambang negara rancangan Menteri Negara RIS Sultan
Hamid II seperti terlampir dalam Peraturan Pemerintah No
66 Tahun 1951 secara resmi menjadi lambang negara
kesatuan Republik Indonesia.
 Tanggal 30 Mei 1958, Dewan Menteri mengadakan rapat
yang ke 107 mengenai rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Penggunaan Lambang Negara.
 Tanggal 5 Juni 1958, Muhammad Yamin dalam kapasitas
sebagai mantan Panitia Lambang Negara, dalam suatu
kesempatan pidato di Istana Negara yang dihadiri para
Menteri serta Dewan Nasional menjelaskan arti dan makna
simbol-simbol dalam perisai Pancasila pada lambang
negara rancangan Menetri Negara RIS Sultan Hamid II.
 Tanggal 26 Juni 1958, Presiden Republik
Indonesia Soekarno dan Perdana Menteri Juanda
menetapkan Peraturan Pemerintah No 43 tahun
1958 tentang Penggunaan Lambang Negara.
 Tanggal 19 Juli 1958, Peraturan Pemerintah No 43
Tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang
Negara diundangkan oleh Menteri Kehakiman :
GA Maengkom pada Lembaran Negara No 71
Tahun 1958 dan penjelasannya dalam Tambahan
Lembaran Negara No 1636 Tahun 1958.
 Tanggal 22 Juli 1958 Presiden Soekarno
memberikan pidato yang berkaitan dengan
lambang negara di istana Negara, yang intinya
antara lain kegagahan Burung Rajawali Garuda
Pancasila, dan berkaitan Lambang Negara dengan
dasar negara Pancasila.
 Tanggal 5 Juli 1959 dikeluarkan Dekrit Presiden yang isinya
kembali ke UUD 1945. Berdasarkan Peraturan Peralihan Pasal II
UUD 1945, Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 1951 dan No 43
Tahun 1958 tetap diberlakukan.
 Tahun 1966 file dokumen skesta dan gambar lambang negara
rancangan Menteri Negara Sultan Hamid II diambil kembali dari
Nyonya Rini (Isteri kedua Sultan Hamid II) kemudian dititipkan
kepada keluarga Syamsuddin Sutan Makmur (mantan Menteri
Penerangan Periode
 30 Juni 1953-12 Maret 1956), Kemudian disimpan dengan balk
oleh Ibu K. Irawati salah satu putri Syamsuddin Sutan Makmur.
 Tahun 15 April 1967 Sultan Hamid II menjelaskan tentang
perancangan Lambang Negara Rajawali Garuda Pancasila
kepada Solichim Salam wartawan Berita Buana yang intinya
adalah bahwa Lambang Negara yang dirancang adalah
mempresentasikan ide Pancasila dan merupakan Lambang
Negara RIS yang ditetapkan 11 Februari 1950 dan juga
menjelaskan tentang perjalanan sejarah file lambang negara.
 Tahun 1972 file dokumen Lambang Negara diambil
oleh Sultan Hamid II dari lbu K. Irawati dan diserahkan
kepada Max Yusuf Alkadrie yang pada waktu itu
dipercayakan sebagai sekretaris pribadi Sultan Hamid
II (1968-1978).
 Tanggal 18 Juli 1974 sebagian file dokumen gambar
lambang negara yang dibuat Sultan Hamid II
diserahkan kepada H Mas Agung (Ketua Yayasan
Idayu), Jln Kwitang No 24 Jakarta Pusat.
 Tanggal 12 Agustus 1978 terbit hasil wawancara Z.
Yasni dengan Mohammad Hatta dengan Judul "Bung
Hatta menjawab". Pada hal 108, dan 112 secara tegas
Mohammad Hatta (Mantan Perdana Menteri RIS)
menyatakan bahwa Sultan Hamid II Menteri Negara RIS
yang membuat lambang negara dan gambar
rancangan menteri Negara Sultan Hamid II yang
diterima oleh Pemerintah dan DPR.
 Tahun 1985 U'Un Mandar Asmadi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Padjajaran Bandung investigasi dan melakukan kajian akademis tentang
sejarah hukum proses penciptaan lambang negara dalam kaitannya dengan
undang-undang Hak Cipta, yang dibimbing oleh Sri Soemantri. Hasil investigas
membuktikan kebenaran pernyataan Mohammad Hatta, sepanjang tidak ada
bukti baru yang menganulirnya.
 Tahun 1986 terbit buku berjudul ."Sekitar Garuda Pancasila" karangan Akmal
Sutja yang mana pada halaman 79 beliau menyatakan bahwa membenarkan
pendapat Mohammad Hatta, yang menyatakan, bahwa yang merancang
gambar lambang negara adalah Sultan Hamid II, dalam kedudukan sebagai
Menteri negara RIS sampai dengan adanya penelitian lebih lanjut
38. Tahun 1994 Universitas Tanjungpura Pontianak Khususnya Mimbar Untan
yang diketuai oleh Syafaruddin MHD melakukan investigasi tentang
perancangan lambang negara oleh Menteri Negara RIS Sultan Hamid II kepada
keluarga Istana Kadriyah Pontianak (kerabat Sultan Hamid II) dan para pemuka
masyarakat setempat dan mendapat repro dokumen file Lambang Negara
rancangan Sultan Hamid II yang disposisi Presiden Soekarno, 20 Maret 1950.
39. Tahun 1996 Turiman Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas
Indonesia, program kekhususan Hukum Dan Kehidupan Kenegaraan: asal
Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak lebih lanjut melakukan
penelitian lebih mendalam dalam bentuk tesis berjudul : SEJARAH HUKUM
LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Suatu Analis Yuridis Normatif
Tentang Pengaturan Lambang Negara Dalam Peraturan Peru ndang -undangan)
di bawah bimbingan Prof, DR .H. Dimyati Hartono,SH
 . Tahun 1999 tepatnya hari Rabu Tanggal 11 Agustus 1999
dihadapan Sidang Penguji, Prof DR. Azhari, SH, Prof Dr
Koesnadi Hardjasoemantri, SH,ML. Prof Dr Dimyati
Hartono,SH,MH, berhasil mempertahankan tesisnya yang
berjudul SEJARAH HUKUM LAMBANG NEGARA REPUBLIK
INDONESIA (Suatu Analis Yuridis Normatif Tentang
Pengaturan Lambang Negara Dalam Peraturan Perundang-
undangan).
 . Tanggal 2-3 Juni Tahun 2000 diadakan Dialog Nasional
Lambang Negara di Kal-Bar di Hotel Kapuas Palace yang
dihadiri oleh PAH I Amandemen UUD 1945 MPR-RI dan Ketua
MPR,DPR RI Akbar Tanjung, elemen masyarakat Kalimantan
Barat dan Pemerintah Daerah serta Universitas Tanjungpura
berdasarkan dialog nasional Lambang Negara yang mengacu
pada hasil penelitian Tesis tersebut diajukan menjadi
rumusan amandemen kedua UUD 1945 dengan menambah
pasal 36 menjadi pasal 36 A dengan rumusan: Lambang
Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
 Tanggal 9 Juli 2009 Presiden Republik Indonesia:
Susilo Bambang Yudoyono melalui Menteri Hukum
Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Andi
Mattalatta mengundangkan UU No 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara
serta Lagu Kebangsaan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109 dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5035 yang mengacu pada Pasal 20, Pasal
21, Pasal 35, Pasal 36, Pasal 36A, Pasal 36B, dan
Pasal 36C Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mempertegas pada Pasal
36 A: Lambang Negara ialah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Secara semiotika lambang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Konsep Semiotika Hukum Pancasila "Berthawaf" Dalam Lambang
Negara.Terhadap konsep berthawaf diatas penafsiran Sultan
Hamid II menyatakan:".. lima sila Pantja Sila jang terpenting
sebagai pertahanan bangsa ini menurut beliau adalah sila
pertama Ketoehanan Yang Maha Esa, barulah bangsa ini bisa
bertahan madju kedepan untuk membangun generasi
penerus/kader-kader pedjuang bangsa jang bermartabat/
berprikemanusiaan jang disimbolkan dengan sila kedua
kemanusian jang adil dan beradab, setelah itu membangun
persatuan Indonesia sila ketiga, karena hanja dengan bersatulah
dan perpaduan antar negara dalam RIS inilah bangsa Indonesia
mendjadi kuat, pada langkah berikutnja baru membangun
parlemen negara RIS jang demokratis dalam
permusyawaratan/perwakilan, karena dengan djalan itulah bisa
bersama-sama mewudjudkan keadilan sosial bagi seluruh rakjat
Indonesia, jakni dari rakjat, untuk rakjat oleh rakjat karena
berbakti kepada bangsa dan Tuhan Jang Maha Esa.
 Berdasarkan konsep thawaf Pancasila tersebut,
maka Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi
sebuah perisai atau pertahanan sebuah bangsa,
karena selaras makna perisai atau tameng itu
sendiri yang sebenarnya dikenal oleh
kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai
senjata dalam perjuangan mencapai tujuan
dengan melindungi diri dan perkakas
perjuangan yang sedemikian dijadikan lambang,
wujud dan artinya tetap tidak berubah-ubah,
yaitu lambang perjuangan dan perlindungan,
artinya dengan mengambil bentuk perisai, maka
Republik Indonesia berhubungan langsung
dengan peradaban Indonesia asli.
D. Dasar Hukum Lambang Garuda Pancasila
Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana
terkandung dalam lambang negaraGaruda
Pancasila, bersama-sama dengan Bendera
Negara Merah Putih, BahasaNegara Bahasa
Indonesia dan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya, merupakan jati diridan identitas Negara
Kesatuan Republik Indonesia. UNDANG-
UNDANG RI NOMOR 24 TAHUN 2009
TENTANG BENDERA,BAHASA, LAMBANG
NEGARA DAN LAGU KEBANGSAANBAB IV
Juknis Pengunaan Garuda Pancasila
Sebagai Lambang Negara ;
 a. Gedung-gedung negeri di sebelah

dan/atau dalam.
 b. Kapal-kapal pemerintah yang digunakan

untuk keperluan dinas.


 c. Paspor.
 d. Tiap-tiap nomor Lembaran Negara dan

Berita Negara Republik , DLL.


PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA DI LUAR GEDUNG HANYA
DIBOLEHKAN PADA :
a. Rumah jabatan presiden, wakil presiden, menteri, dan
gubernur kepala daerah.
b. Gedung-gedung kepresidenan, kementerian, MPR/DPR,
Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, dan Badan Pengawas
Keuangan.

PENGGUNAAN DI DALAM GEDUNG DIHARUSKAN PADA TIAP


TIAP :
 a. Kantor Kepala Daerah
 b. Ruang sidang MPR/DPR
 c. Ruang sidang Pengadilan.
 d. Markas Angkatan Bersenjata.
 e. Kantor Kepolisian Negara.
 f. Kantor Imigrasi.
 g. Kantor Bea dan Cukai.
 Makna Lambang Garuda Pancasila
Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa
Lambang Negara Republik Indonesia adalah Garuda
Pancasila, Hal ini dipertegaskan oleh Pemerintah
Republik Indonesia dengan mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 66 Tahun 1951 tentang Lambang
Negara yang menetapkan Garuda Pancasila sebagai
Lambang Negara Republik Indonesia.
Penggunaan Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara
juga diatur dalam UU No. 24 Tahun 2009 yang
menyatakan bahwa : “Lambang Negara Kesatuan
Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang
kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai
berupa jantung yang digantung dengan  rantai pada
leher Garuda, dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
ditulis diatas pita yang dicengkeram oleh Garuda”.
 Makna Lambang Garuda Pancasila :
1.Burung Garuda melambangkan kekuatan. Warna emas pada burung Garuda
melambangkan kejayaan.Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia.
Masing-masing simbol di dalam perisai melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
 ·Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1].
 ·Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila ke-2].
 ·Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3].
 ·Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan [sila ke-4].


 ·Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia [sila

ke-5].
2.Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti
berani dan putih berarti suci.  Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai
melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa.
3.Makna Jumlah Bulu pada Burung Garuda
 Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945),

antara lain:
 ·Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
 ·Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
 ·Jumlah bulu dibawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
 ·Jumlah bulu pada leher berjumlah 45
 .Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia,

yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “walaupun berbeda beda, tetapi tetap satu”.

Anda mungkin juga menyukai