- Pembentukan : Pada 2 September 1945, presiden membentuk kabinet yang pertama guna
mewujudkan kehidupan konstitusional Republik Indonesia. Kabinet ini terdiri dari 16 menteri dan juga
diangkat pula Ketua Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Sekretaris Negara dan Juru Bicara Negara.
2. Kabinet Sjahrir I
- Program Kabinet :
2. Mencapai koordinasi segala tenaga rakyat didalam usaha menegakkan Negara RI serta pembagunan
masyarakat yang berdasarkan keadilan dan perikemanusiaan.
3. Berusaha untuk memperbaiki kemakmuran rakyat diantaranya dengan jalan pembagian makanan.
- Pembubaran : Program program kabinet masih sulit dijalankan karena diisi oleh banyak
golongan, hal ini juga yang membuat Sjahrir kalang kabut. Sjahrir juga mendapat tekanan atas masuknya
tentara Sekutu dan Belanda ke Indonesia, akhirnya ia tidak kuat mempertahankan kabinet yang tidak
memiliki mayoritas suara. Hal ini membuat Sjahrir memberikan mandatnya sebagai Perdana Menteri
kepada Soekarno dan secara resmi kabinet Soetan Sjahrir I dibubarkan.
3. Kabinet Sjahrir II
- Program Kabinet :
2. Mempersiapkan rakyat negara disegala lapangan politik, ketrentaman, ekonomi, dan sosial untuk
mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia.
- Pembubaran : Sjahrir memberikan konsesi pada Belanda bahwa mereka harus mengakui
kedaulatan Indonesia, tetapi tidak diindahkan oleh Belanda yang hanya mengakui wilayah Indonesia
sebagai Sumatra, Jawa dan Madura. Sjahrir setuju dan disetujui dengan tiga utusan Indonesia yang
dibawa ke Belanda. Namun pihak oposisi mengartikannya berbeda yang berujung pada penculikan
Soetan Sjahrir di Kota Solo. Presiden Soekarno mengecam tindakan tersebut dan akhirnya Sjahrir
dilepaskan. Pada 3 Juli Muh. Yamin bersama Mayjen. Sudarsono menuntut kabinet Sjahrir, permintaan
tersebut ditolak dan mereka ditangkap karena dinilai melakukan kudeta.
- Pembubaran : Pada saat perundingan berlangsung diadakan reshuffle Kabinet amir sjarifuddin.
Tujuan pemerintah adalah untuk memperkuat kabinetnya dalam rangka mengahadapi perundingan
dengan Belanda. Walaupun kabinet Amir merupakan kabinet koalisi yang kuat, namun setelah kabinet
Amir menerima hasil perjanjian Renville, partai-partai politik kembali menentangnya dan menarik
kembali menteri-menterinya dari kabinet.
7. Kabinet Hatta I
- Program Kabinet :
1. Pelaksanaan Persetujuan Renville tentang gencatan senjata dan prinsip-prinsip politik serta
melanjutkan perundingan dengan Belanda melalui komisi jasa-jasa.
2. Mempercepat pembentukan suatu Republik Indonesia Serikat yang demokratis dan berdaulat.
- Pembentukan : Memasuki tahun 1948, kondisi Indonesia terpuruk baik dalam bidang
politik, ekonomi, dan sosial. Jatuh bangunnya Kabinet Sjahrir dan Amir lebih banyak diakibatkan oleh
oposisi diluar parlemen membuat Presiden Soekarno mencari figur pemimpin yang kuat untuk
menyelamatkan bangsa. Hatta dipandang memiliki kedudukan yang kuat baik ke luar dalam bidang
diplomasi maupun ke dalam untuk menyatukan berbagai pertikaian partai politik.
v Kabinet Darurat
8. Kabinet Hatta I
- Catatan :
- Mohammad Hatta ditunjuk menjadi ketua delegasi Indonesia untukKonferensi Meja Bundar dan
sementara digantikan oleh Sri Sultan Hamangkubuwono IX .
- Catatan : Kabinet Republik Indonesia Serikat atau Kabinet RIS adalah kabinet yang dibentuk
sebagai hasil dari pembentukan negara Republik Indonesia Serikat setelah pengakuan kedaulatan dari
kekuasaan kolonial Belanda. Kabinet ini bertugas kurang dari satu tahun sebelum akhirnya Indonesia
kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kabinet ini memerintah pada waktu kurang lebih
bersamaan dengan Kabinet Halim di Yogyakarta.
- Catatan : Kabinet Halim bertugas pada periode 21 Januari 1950 – 6 September 1950.
Kabinet ini merupakan pemerintah Republik Indonesia (dengan Yogyakarta sebagai ibu kota) yang
merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat. Pada saat yang kurang lebih bersamaan, Kabinet
Republik Indonesia Serikat memerintah di ibu kota RIS, Jakarta.
12. Kabinet Natsir
- Program Kabinet :
- Prestasi :
- Di bidang ekonomi, ada Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial ke ekonomi nasional.
- Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya mengenai masalah Irian
Barat.
- Pembubaran : Pada masa Kabinet Natsir ini, untuk pertama kalinya dilangsungkan perundingan
antara Indonesia dan Belanda menyangkut masalah Irian Barat pada tanggal 4 Desember 1950. Namun,
perundingan ini menemui jalan buntu, Masalah inilah yang menyebabkan munculnya mosi tidak percaya
dari parlemen terhadap Kabinet Natsir. Tekanan semakin besar ketika Hadikusumo (PNI) menyatakan
mosi tidak percaya sekitar pencabutan PP No. 39/1950 yang diterima oleh parlemen sehingga Kabinet
Natsir
- Program Kabinet :
2. Mengusahakan kemakmuran rakyat dan memperbaharui hukum agraria agar sesuai dengan
kepentingan petani.
4. Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif serta memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI
secepatnya.
- Prestasi : Terjadi perubahan skala prioritas dalam pelaksanaan programnya, dari program
Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman selanjutnya diprioritaskan untuk menjamin keamanan
dan ketentraman.
- Pembubaran : Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan Sukiman sehingga
mereka menarik dukungannya pada kabinet tersebut. DPR akhirnya menggugat Sukiman dan terpaksa
Sukiman harus mengembalikan mandatnya kepada presiden.
- Pembubaran : Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat
Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada
presiden.
- Prestasi :
- Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota parlemen yang akan diselenggarakan pada 29
September 1955.
- Pembubaran : NU menarik dukungan dan menterinya dari kabinet sehingga keretakan dalam
kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus mengembalikan mandatnya pada presiden.
- Program Kabinet :
2. Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan mempercepat
terbentuknya parlemen baru.
- Prestasi :
- Penyelenggaraan pemilu pertama yang demokratis pada 29 September 1955 (memilih anggota DPR)
dan 15 Desember 1955 (memilih konstituante). Terdapat 70 partai politik yang mendaftar tetapi hanya
27 partai yang lolos seleksi. Menghasilkan 4 partai politik besar yang memperoleh suara terbanyak, yaitu
PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
- Perjuangan Diplomasi Menyelesaikan masalah Irian Barat dengan pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
- Pemberantasan korupsi dengan menangkap para pejabat tinggi yang dilakukan oleh polisi militer.
- Menyelesaikan masalah peristiwa 27 Juni 1955 dengan mengangkat Kolonel AH Nasution sebagai Staf
Angkatan Darat pada 28 Oktober 1955.
- Pembubaran : Dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet Burhanuddin dianggap selesai. Pemilu
tidak menghasilkan dukungan yang cukup terhadap kabinet sehingga kabinet pun jatuh.
- Prestasi : Mendapat dukungan penuh dari presiden dan dianggap sebagai titik tolak dari
periode planning and investment, hasilnya adalah Pembatalan seluruh perjanjian KMB.
- Pembubaran : Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi membuat kabinet hasil Pemilu I ini jatuh
dan menyerahkan mandatnya pada presiden.
- Prestasi :
- Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui Deklarasi Djuanda, yang mengatur
mengenai laut pedalaman dan laut teritorial.
- Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan menampung dan menyalurkan
pertumbuhan kekuatan yang ada dalam masyarakat dengan presiden sebagai ketuanya. Sebagai titik
tolak untuk menegakkan sistem demokrasi terpimpin.
- Diadakan Musyawarah Nasional Pembangunan untuk mengatasi masalah krisis dalam negeri tetapi
tidak berhasil dengan baik.
- Program Kabinet :
- Pembubaran : Berakhir saat presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan
mulailah babak baru sejarah RI yaitu Demokrasi Terpimpin.