Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) PADA AIR DAN SEDIMEN

DI PERAIRAN JUATA PERMAI KOTA TARAKAN

Seminar Hasil
MEYLIN HELGA NUR LIPPAH
1840102008

Dosen Pembimbing Dosen Penguji


1. M.Gandri Haryono S.Kel.,M.P 1. Dr. Ratno Achyani S.Pi., M.Si
2. Tuty Alawiyah S.Si.,M.Sc 2. Miska Sanda Lembang S.Si., M.Si

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2022
Latar Belakang

Kota Tarakan mempunyai letak pulau yang strategis yang tumbuh menjadi pusat
perdagangan dan jasa. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya serta
meningkatnya pertumbuhan industri dan bisnis yang diharapkan dapat menunjang
perekonomian masyarakat seperti wilayah pesisir menjadi tempat wisata, sarana
transportasi jalur laut, lalu lintas perdagangan, serta perkembangan industri yang
menjadi sasaran investor berbagai daerah.

Berbagai aktivitas yang ada di sekitar perairan Juata Permai dapat menjadi pemicu sumber pencemaran
logam berat. Selain itu, salah satu sumber pencemar yang di hasilkan oleh aktivitas penggalangan kapal
adalah limbah Bahan dan Beracun (limbah B3) berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2014, Limbah B3
merupakan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun karena sifat, konsentrasi, dan
jumlahnya baik langsung maupun tidak langsung dapat mencemari lingkungan perairan dan bersifat
toksik terhadap kesehatan manusia ( Ikhtiakhiri & Sudarmaji, 2015).
MANFAAT
TUJUAN
1. Suatu upaya dan kesempatan dalam menambah
ilmu wawasan serta pengalaman dalam
1. Mengetahui kandungan logam berat
melakukan kegiatan penelitian mengenai
kromium (Cr) pada air di perairan
analisis kandungan logam berat Kromium (Cr)
Juata Permai Kota Tarakan
yang berada di Perairan Juata Permai Kota
2. Mengetahui kandungan logam berat
Tarakan
kromium (Cr) pada air dan sedimen
2. Memberikan pengetahuan dan informasi terkini
di perairan Juata Permai Kota
tentang kandungan logam berat Kromium (Cr)
Tarakan
yang berada di Perairan Juata Permai Kota
3. Mengetahui hubungan kondisi
Tarakan
kualitas air dengan keberadaan
3. Memberikan bahan acuan pertimbangan atau
logam berat di kelurahan Juata
kajian mengenai pengendalian pencemaran
Permai Kota Tarakan
lingkungan terutama parameter logam berat
Kromium (Cr)
Logam Berat

Logam Berat merupakan zat dengan kandungan


konduktivitas listrik yang tinggi dan merupakan
sekelompok unsur logam dengan massa jenis lebih
besar dari 5gr/cm3 apabila pada tingkat nilai tertentu
menjadi bahan beracun dan sangat berbahaya bagi
mahkluk hidup.

Kromium (Cr) adalah suatu unsur kimia yang memiliki nomor atom 24 dan merupakan unsur pertama
yang terletak di golongan 6 periode 4 pada system periodik. Kromium merupakan unsur yang
berwarna perak atau abu-abu baja, berkilau, rapuh, sangat tahan terhadap reagen korosif biasa, masif
(utuh, tidak berongga) dan keras.
SUMBER LOGAM BERAT KROMIUM
Secara alamiah, Cr masuk (Cr)
kedalam lingkungan perairan disebabkan
oleh faktor fisika diantaranya erosi atau Logam berat dengan nilai

ALAMIAH pengikisan pada batuan mineral, selain itu rendah di dalam suatu

dapat melalui debu dan partikel yang ekosistem akan dibutuhkan

ada di udara yang akan dibawa turun oleh oleh tubuh organisme

air hujan. makhluk hidup dan dikatakan


sebagai pencemar apabila
Secara non ilmiah, logam keberadaannya telah melewati
ini masuk melalui aktivitas manusia ambang batas baku mutu

NON ALAMIAH yang dihasilkan oleh buangan atas dari (Palar dalam Purwiyanto dkk,
limbah industri, dan limbah rumah 2018).
tangga.

Reference : Govindasamy, 2013


Toksisitas Kromium (Cr) TERHADAP KESEHATAN

• Kulit ruam
TERHADAP LINGKUNGAN
• Sakit perut dan bisul
Logam berat merupakan jenis polutan • Masalah pernapasan
utama yang dapat mengancam kehidupan • Sistem kekebalan yang lemah
invertebrate, ikan, dan manusia serta • Ginjal dan kerusakan hati
menimbulkan efek buruk yang • Perubahan materi genetik
mengganggu keseimbangan ekologi • Kanker paru-paru
lingkungan (Adhani, 2017) • Kematian
1. Data Primer
Metode Penelitian • Hasil penelitian lapangan
(Tinjauan langsung lokasi
Deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
sekitar, pengambilan titik
menjelaskan suatu situasi yang hendak di teliti
koordinat, dan hasil
dengan dukungan studi kepustakaan sehingga
pengukuran insitu parameter
lebih memperkuat analisa dalam membuat suatu
kualitas air)
kesimpulan.
• Hasil penelitian laboratorium
(Hasil analisis kandungan
WAKTU PENELITIAN
loga Kromium(Cr) pada air
Dilaksanakan pada tanggal 09 Desember hingga 30 Januari 2022
dan sedimen)

2. Data Sekunder
• Studi Pustaka dan literatur
yang relevan (Jurnal, Buku,
dan Laporan Penelitian)
Lokasi Penelitian
Peta Perairan Kelurahan Juata Permai
Uji Preparasi sampel
di lakukan di
laboratorium PPLH
Universitas
Mulawarman

Analisis Kandungan
Logam Berat Kromium
(Cr) di UPTD
Laboratorium Kesehatan
Penentuan 5 titik lokasi stasiun pengambilan sampel
Samarinda Provinsi
air dan sedimen menggunakan metode
Kalimantan Timur.
purposive sampling
ALAT DAN BAHAN PENELITIAN No. Nama Alat Fungsi
1. Botol Sampel Mengambil dan menyimpan sampel air
2. Ekman grab Mengambil sampel sedimen
No Nama Bahan Fungsi 3. Kertas Label Memberi label tanda pada sampel
1. Air laut 25 ml Sampel penelitian yang akan 4. Plastik sampel Menyimpan sampel sedimen

di uji 5. Termometer suhu Mengukur suhu


6. pH Meter Mengukur PH
2. Sedimen 1 gr Sampel penelitian yang akan
7. Refraktometer Mengukur Salinitas
di uji
8. Spatula Mengambil zat bersifat padatan
3. HNO3 pekat Pengawetan sampel 9. Neraca Analtik Menimbang sampel
4. Aquades Untuk menetralkan larutan 10. Hot Plate Memanaskan campuran larutan
11. Cawan Porselen Sebagai wadah untuk mereaksi zat
12. Kertas Saring Menyaring partikel dan zat cair
13. Penjepit Gelas Untuk menjepit atau mengambil wadah
14. Corong Kaca Memindahkan larutan
15. Labu Ukur Mengukur larutan secara spesifik
16. Pipet Volume Untuk mengambil larutan
17. Atomic Absorption Menganalisis kandungan logam berat Kromium
SpectropHotomatery (AAS)
18. Kamera Dokumentasi
19. Cool box Tempat menyimpan sampel
20. Sarung tangan Pelindung Tangan
Prosedur Penelitian Pengambilan Sampel

Sampel air di ambil dengan


Sampel sedimen diambil
mengikuti SNI 6989 Bagian 59
dengan menggunakan
Th. 2008 tentang metode
alat Ekman grab
pengambilan contoh air dan air
limbah.

Pengukuran Parameter Kualitas Air

Pengukuran Suhu Pengukuran Salinitas Pengukuran pH


menggunakan menggunakan menggunakan
Termometer suhu Refraktometer pH Digital
Preparasi Sampel Sedimen

1. 2. 3.

Masing-masing sampel sedimen Sampel kemudian di tambahkan Setelah dipanaskan hingga


ditimbang sebanyak 1 gr dengan HNO3 pekat lalu di panaskan di mengering, sampel diangkat
menggunakan neraca analtik atas hot plate menggunakan penjepit gelas ke
atas meja

6. 5. 4.

Kemudian botol sampel yang telah di Kemudian sampel di saring Sampel kemudian di tambahkan
destruksi di beri label untuk di bawa ke dengan menggunakan kertas Aquades lalu di campurkan
laboratorium analisis logam berat kromium. saring ke dalam botol sampel hingga merata
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Analisis Logam Kromium(cr) Pada Sampel Air

STASIUN Hasil Uji Cr (mg/L) Baku Mutu Spesifikasi metode


I <0,028    

II <0,028     AIR
III <0,028 0,05 mg/L SNI 6989-84 : 2019 Baku mutu menurut PP Nomor 82 tahun
IV <0,028    
2001 = 0,05 mg/L
V <0,028    

2. Hasil Analisis Logam Kromium(cr) Pada Sampel Sedimen

STASIUN Hasil Uji Cr (mg/L) Baku Mutu Spesifikasi metode SEDIMEN


I <0,028    
Baku mutu menurut NOAA (National
II <0,028    

III <0,028 0,05 mg/L SNI 6989-84 : 2019


Oceanic and Atmospheric
IV <0,028     Administration) tahun 1999 = 52,3
V <0,028    
mg/Kg atau 0,05 mg/L.
Ket :
< = Dibawah Limit Deteksi Metode (MDL)
3. Hasil Parameter Kualitas Air

STASIUN Titik Koordinat (LU/LS)   Parameter  


Baku Mutu Suhu di dalam
Suhu (ºC) pH Salinitas
(ppm) perairan yang ditetapkan
I 3º22’46.6788” LU 31 ºC 7,66 25 ppm yaitu sebesar 26ºC hingga 30ºC.
117º30’51.4708” LS

II 3º23’28.0212” LU 30 ºC 7,70 20 ppm Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51


117º30’51.3108” LS Tahun 2004, dimana baku mutu pH air laut bagi
III 3º23’47.058” LU 29 ºC 7,66 16 ppm kehidupan biota perairan adalah 6,5 – 8,5
117º30’55.4508” LS

IV 3º24’47.9052” LU 30 ºC 7,58 18 ppm


Baku Mutu salinitas pada perairan payau
117º31’04.422” LS
berkisar antara 6-29 ppt (Fardiansyah, 2011).
V 3º24’26.61972” LU 30 ºC 7,74 15 ppm

117º29’57.8868” LS
Kondisi Perairan Tempat Pengambilan Sampel

ST.I Pada kawasan ini di ketahui terdapat tempat boat


parking kapal-kapal, lalu lintas kapal (Perahu nelayan,
speed, kapal angkut barang dan material) dan terdapat
tambak yang pasif (rusak).

ST.II Lokasi pengambilan sampel yang sangat dekat


dengan industri penggalangan kapal terbesar di kota
tarakan dan memiliki dermaga kapal-kapal besar hingga
kapal tanker dan ponton batu bara.

ST.III Lokasi pengambilan sampel yang terletak setelah


industri penggalangan kapal dimana titik pengambilan
sampel tepat berada di sebelah kapal karam dan dekat
dengan tanaman bakau.
ST.V Selanjutnya pada stasiun terakhir yaitu stasiun ke-v
bertepatan dengan depan bagian pulau mangkudulis dan
dekat dengan muara sungai sesayap. Selain itu, pada saat
pengambilan sampel air dan sedimen memiliki arus yang
sangat deras karena merupakan perairan estuari (payau) dan
terdapat tambak ikan dan udang yang masih aktif.

ST. IV Lokasi pengambilan sampel yang dekat


dengan sebuah bagan tancap dan juga terdapat
banyak kapal ponton batu bara yang berada di area
tersebut.
Kondisi lingkungan perairan berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan secara in
situ di lapangan, menunjukkan lokasi penelitian merupakan perairan pesisir yang
rentan terhadap bahaya pencemaran dan merupasakan kawasan estuary (payau) yang
merupakan bagian dari kawasan pesisir yang berhubung langsung dengan laut dan
seringkali menjadi tempat pembuangan limbah

Menurut Permanawati (2013) bahwa rendahnya nilai logam berat dalam air, bukan berarti
bahan cemaran yang mengandung logam berat tidak berdampak negative terhadap perairan.
Selain itu, logam berat yang terakumulasi dalam sedimen maupun organismen akuatik akan
bertambah seiring berjalannya waktu dan konsentrasinya tergantung pada kondisi lingkungan
perairan tersebut (Edward, 2014. Astuti, dkk., 2016).
KESIMPULAN
1. Kandungan logam berat Kromium (Cr) yang terdapat di perairan Juata Permai yang di uji dengan
menggunakan metode AAS menujukkan nilai Cr pada sampel air dari stasiun I, II, III, IV, dan V masih
berada di bawah Limit Deteksi Metode (LDM) yaitu sebesar < 0,028 mg/L, masih dibawah nilai
ambang baku mutu yang ditetapkan menurut PP Nomor 82 tahun 2001 sebatas 0,05 mg/L.
2. Kandungan logam berat Kromium (Cr) yang terkandung di dalam sedimen yang telah di uji
menunjukkan nilai masih di bawah < 0,028 mg/L. Hasil tersebut masih menunjukkan batas aman
menurut NOAA (National Oceanic and AtmospHeric Administration) tahun 1999, kandungan logam
berat Cr pada sedimen berada dibawah ambang batas yaitu 52,3 mg/Kg atau 0,05 mg/L.
 Sekian dan Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai