KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Pedoman
Pelaksanaan
MONITORING
dan
VERIFIKASI
STBM 5 Pilar
DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
2022
Kata Pengantar
Pembangunan sanitasi di masyarakat seperti tidak ada lagi Sembarangan ( SBS) dan 5 pilar
Indonesia mengacu pada masyarakat yang buang air besar STBM yang dapat dilakukan
Sustainable Development sembarangan, mencuci tangan secara virtual dengan tetap
Goals di mana pada tahun 2030 dengan benar, pengelolaan menjaga kualitas hasil
ditargetkan mencapai akses limbah yang baik dan konsisten verifikasi.
terhadap sanitasi yang aman dan baik di tingkat komunitas, Terima kasih kepada semua pihak
layak serta merata bagi semua, rumah tangga, sekolah, pasar, yang telah mencurahkan waktu
dan menghentikan praktik buang dan fasilitas umum lainnya akan dan pemikiran dalam penyusunan
air besar di tempat terbuka dapat membantu pencegahan pedoman ini. Semoga pedoman
serta memberikan perhatian transmisi atau penularan virus pelaksanaan verifikasi virtual
khusus pada kebutuhan kaum penyakit termasuk COVID-19 . pilar-pilar STBM ini bermanfaat
perempuan dan kelompok dalam upaya percepatan
masyarakat rentan. Dalam rangka percepatan pencapaian target sanitasi aman
pelaksanaan program air dan layak sesuai dengan tujuan
Adanya pandemi Covid-19 minum dan sanitasi yang SDGs poin 6.
menjadikan sektor air bersih layak dan aman, untuk klaim
dan sanitasi sangatlah penting keberhasilan diperlukan proses
dalam memutus mata rantai verifikasi. Pedoman ini disusun
Covid-19. Penyediaan air mengingat kondisi pada saat
minum ini mengharuskan kita untuk
dan sanitasi yang aman dan melakukan adaptasi kebiasaan
layak serta lingkungan yang baru dalam kehidupan sehari-
bersih menjadi penting agar hari. Untuk itu pedoman ini Direktur Penyehatan Lingkungan,
mampu melindungi kesehatan dapat
masyarakat. Disamping itu menjadi referensi bagi
dilaksanakannya perubahan pemangku dr. Anas Ma’ruf, MKM
perilaku higienis dan saniter kepentingan dalam
melaksanakan
verifikasi Stop Buang Air Besar
Kementerian Kesehatan / 2
Daftar Isi
Kata Pengantar 2 MONITORING PILAR 3 STBM
PILAR 3: Penyehatan Air Minum dan
Daftar Isi 3 Makanan Rumah Tangga (PAMMRT) 30
Target RPJMN 2020-2024 Bidang Perumahan dan Pemukiman 4 Definisi operasional, indikator dan kriteria pilar 3 STBM 31
Air Minum Aman 33
STBM dan program prioritas di Kementerian Kesehatan 5 Pangan Aman dan Sehat 36
Kementerian Kesehatan / 3
Target RPJMN 2020–2024 Bidang
Perumahan dan Permukiman
Rumah tangga yang Rumah tangga yang Rumah tangga yang memiliki
menempati rumah memiliki akses akses sampah yang terkelola
layak sanitasi dengan baik (perkotaan)
huni (memiliki seluruh layak dan aman
aspek kelayakan) 80% penanganan
90% layak
52,78% (pengangkutan)
(termasuk
20% pengurangan
15% aman)
PROGRAM
INDONESIA SEHAT
dengan PENDEKATAN
KELUARGA (PIS–PK)
GERAKAN
Kecamatan
MASYARAKAT HIDUP Sehat
SEHAT (GERMAS)
Desa/ Kabupaten/
Keluarga Kel Kota Sehat
sehat Sehat
SANITASI
TOTAL BERBASIS Provinsi
MASYARAKAT (STBM) Sehat
Indonesia
STBM TINGKAT Sehat
KELUARGA DAN
INSTITUSI
Kementerian Kesehatan / 5
TARGET RENSTRA KEMENTRIAN KESEHATAN 2020–2024
Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Kementerian Kesehatan / 7
PROSES PEMANTAUAN/MONITORING
PENYIAPAN
KUNJUNGAN PEMANTAUAN
DOKUMEN/
KE SETIAP PERUBAHAN
FORMULIR
RUMAH PERILAKU
PEMANTAU
AN
Kementerian Kesehatan / 8
MONITORING
PILAR 1 STBM
PILAR 1:
Stop Buang
Air Besar
Sembarangan
(SBS)
Kementerian Kesehatan / 9
Definisi Akses Sanitasi
(TPB/RPJMN 2020–2024–adaptasi)
Ladder sanitasi berdasarkan SDG 6
DIRECT
SAFELY OPEN
MANAGED BASIC SANITATION SHARED/LIMITED UNIMPROVED DISCHARG
E DEFACA
SANITATION TION
NO ACCESS
Kementerian Kesehatan / 10
Tangga Perubahan Sanitasi
(Sanitation Ladder)
Kementerian Kesehatan / 11
Monitoring Pilar 1 STBM
Kementerian Kesehatan / 12
Akses Sanitasi Aman
(Safely Managed Sanitation)
Bangunan bawah:
tangki septik
(septic tank) yang
disedot setidaknya
sekali dalam 5
tahun terakhir.
Pengguna fasilitas sanitasi:
rumah tangga sendiri
Kementerian Kesehatan / 13
Akses Sanitasi Layak di Perkotaan
(Basic Sanitation in Urban Setting)
Bangunan bawah:
tangki septik
(septic tank) yang
disedot setidaknya
sekali dalam 5
tahun terakhir.
Pengguna fasilitas sanitasi:
rumah tangga sendiri
Kementerian Kesehatan / 14
Akses Sanitasi Layak di Pedesaan
(Basic Sanitation in Rural Setting)
Kementerian Kesehatan / 15
Akses Sanitasi Layak Bersama di Perkotaan
(Limited Sanitation Access in Urban Setting)
Bangunan bawah:
tangki septik
(septic tank) yang
disedot setidaknya
sekali dalam 5
Pengguna fasilitas sanitasi: tahun terakhir.
bersama rumah tangga lain tertentu
Kementerian Kesehatan / 16
Akses Sanitasi Layak Bersama di Pedesaan
(Limited Sanitation Access in Rural Setting)
Kementerian Kesehatan / 17
Akses Sanitasi Belum Layak di Perkotaan
(Unimproved Sanitation in Urban Setting)
Pengguna
fasilitas sanitasi:
rumah tangga
sendiri
Pengguna fasilitas
sanitasi: bersama
rumah tangga lain
tertentu
Bangunan
tengah:
klosetnya
menggunakan
leher angsa.
Bangunan bawah: lubang tanah atau cubluk.
Kementerian Kesehatan / 18
Akses Sanitasi Belum Layak di Pedesaan
Kerangka
bambu Tutup
lapisan tanah
20cm
Pengguna
fasilitas sanitasi:
bersama rumah
tangga lain Bangunan bawah: lubang cubluk/cemplung
tertentu slab kayu
dengan
penutup
Kementerian Kesehatan / 19
Akses Sanitasi Belum Layak (Menggunakan Sarana Umum)
Kementerian Kesehatan / 20
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Tertutup
(Open Defecation)
Pengguna
fasilitas sanitasi:
rumah tangga
sendiri
Pengguna
Tempat pembuangan akhir
fasilitas sanitasi:
tinja di lokasi terbuka: sungai,
bersama rumah
kolam, saluran irigasi, parit,
tangga lain
kebun, ladang, dll
tertentu Dibuang sendiri tanpa septik tank
Kementerian Kesehatan / 21
BABS Terbuka
BABS terbuka yaitu: pengguna yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air
besar dan yang memiliki fasilitas tapi tidak menggunakannya
Kementerian Kesehatan / 22
Catatan:
No DEFINISI OPERASIONAL
1 Jika 1 rumah dengan 1 KK tersedia 1 jamban maka status kepemilikan jamban bisa menjadi status aman,
layak, belum layak atau masih OD tertutup.
2 Jika 1 rumah memiliki 2 KK hanya tersedia 1 jamban di dalam rumah tersebut maka:
1. Catat status 1 KK utama dengan memilhat dan segera menginput no KK nya dilanjutkan dengan observasi
terhadap sarana jamban, apakah jamban yang digunakan masuk dalam kriteria: aman, layak, belum layak
atau OD tertutup.
2. Maka 1 KK selanjutnya tetap dicatat dan ditanyakan kemana akses sanitasinya. Apalagi menggunakan sarana
pada point (1) dan point (1) tersebut masuk dalam kategori layak, maka KKk 2 masuk dalam
kategori sharing.
3. Namun bila KK utama masuk sarananya ke dalam kategori jamban yang belum layak, maka KK 2 masuk
dalam pencatatan kategori bukan sharing tetapi masuk di jamban yang belum layak.
4 Jika 1 rumah ada 1 KK dan ada penyewa maka yang dicatat tetap 1 KK tersebut, penyewa harus diberikan
akses sarana terpisah (namun tidak dicatat). Pencatatan penyewa masuk di dalam KK asalnya. Sehingga tidak akan
double pencatatan.
5 Jika ada keluarga yang menetap tidak sesuai dengan alamat pada KK, maka pencatatan tetap dilakukan pada
domisili KK saat ini. Pencatatan akses sarana jamban mengikuti sarana yang digunakan di tempat menetap
saat ini.
Kementerian Kesehatan / 23
Catatan:
1. Untuk akses sanitasi aman pada emonev yang baru data akan di Nol kan dahulu.
2. Data JSSP pada pedesaan pada emonev yang lama akan dimasukkan kepada data
akses sanitasi layak.
3. Sedangkan data JSSP pada perkotaan dimasukkan kepada data akses sanitasi
belum layak.
5. Data sharing akan dimasukkan semua kedata akses sanitasi belum layak.
6. Dan data OD dalam e monev lama akan dimasukkan ke dalam OD terbuka semua.
7. No KK harus diisi, jika tidak diisi maka tidak akan bisa masuk.
Kementerian Kesehatan / 24
MONITORING
PILAR 2 STBM
PILAR 2:
Cuci Tangan
Pakai Sabun
(CTPS)
Kementerian Kesehatan / 25
Indikator Cuci Tangan Pakai Sabun
Kementerian Kesehatan / 26
1. Tersedia sarana, air, dan sabun
Kementerian Kesehatan / 27
2. Mengetahui cara mempraktikkan CTPS
Kementerian Kesehatan / 28
Mengetahui
Mengetahui waktu-waktu kritis
cuci tangan pak ai sabun
Sebelum
Sebelum makan menyusui bayi
• Setelah BAB
• Setelah
Sebelum menyiapkan/ menceboki Setelah kontak
mengolah makanan anak dengan hewan
Kementerian Kesehatan / 29
MONITORING
PILAR 3 STBM
PILAR 3:
Penyehatan
Air Minum
dan
Makanan
Rumah Tangga (PAMMRT)
Kementerian Kesehatan / 30
Definisi Operasional, Indikator
dan Kriteria Pilar 3 STBM
Kementerian Kesehatan / 31
No Penyehatan Air Definisi
Minum dan Makanan Air Kotor
Rumah Tangga
(PAMMRT)
Kementerian Kesehatan / 32
Air Minum Aman
Merebus Penyaringan/Filtrasi
Didihkan 3
menit 3 Saringan Keramik
Merebus air Merupakan penyaringan
adalah cara air secara fisik dan
sederhana Sodis dengan melewatkan air melalui
kimiawi
PUR (Solar pori-pori keramik yang telah
yang telah Disinfectant) dilapisi bahan disinfektan
masyarakat.
banyak air masih keruh,
dikenal 1. Siapkan botol
demikian perlu akan diolah biarkan selama plastik yang
Cara
akan
menggunak
waktu yang di dalam wadah 4. Setelah air digunakan, cuci
an: sampai
gumpalan.
memastikan ke dalam air saring air dengan bersih
Jika
berbahaya telah 5 menit dan kain yang bersih 2. Siapkan air bersih ke dalam
Namun 1. Siapkan air yang aduk kembali dan botol plastik sampai penuh
membiarkan air terpisah antara jernih tersebut dan tutup dengan rapat.
memperhatikan sebanyak 10 liter beberapa menit. 3. Jemur di tempat terbuka
3 menit gumpalan- 6. Air siap diminum dan di bawah terik matahari.
dibutuhkan untuk 2. Masukkan PUR menjadi jernih, Boarkan selama 6 jam bila
matahari cerah, 6–7 jam bila
seluruh kuman 3. Aduk selama menggunakan berawan dan 2 hari berturut-
turut bila hujan
mati dengan diamkan sehingga 5. Diamkan air
Kementerian Kesehatan / 33
mendidih selama air jernih dan selama 20 menit
Air Minum Aman
Air Kotor
Kementerian Kesehatan / 34
Air Minum Aman
Menyimpan air minum di dalam wadah
yang tertutup rapat, kuat, serta
terbuat dari bahan stainless steel,
keramik, kaca dan jika terbuat dari
plastik (tanda gelas dan garpu) dan
diambil dengan cara yang aman (tidak
tersentuh tangan atau mulut).
Kementerian Kesehatan / 35
Pangan Aman dan Sehat
Kementerian Kesehatan / 36
MONITORING
PILAR 4 STBM
PILAR 4:
Pengamanan
Sampah
Rumah
Tangga
(PSRT)
Kementerian Kesehatan / 37
No Pengamanan Definisi
Sampah
Kementerian Kesehatan / 38
Bahan Interview Pilar 4 STBM
Lingkungan rumah bersih Amati di sekitar rumah dan lingkungannya bersih dan tidak ada Pengamatan
(tidak terlihat sampah sampah berserakan
berserakan di lingkungan
sekitar rumah)
Ada tempat sampah yang Amati apakah ada tempat sampah yang kuat, tertutup, Pengamatan kuat,
terttutup dan mudah dan mudah dibersihkan
dibersihkan
Ada perlakuan yang Tanyakan dan amati, untuk meastikan bahwa sampah dikelola Wawancara &
aman seperti: ditimbun, setiap hari secara aman Pengamatan
dikomposting, buang ke • Tidak membakar sampah
TPS (tidak dibakar, tidak • Tidak membuang sampah ke sumber air (sungai, mata air,
dibuang ke sungai/kebun/ saluran air hujan)
saluran drainase/tempat • Tidak membuang sampah di lahan kosong (kebun, pinggir jalan)
terbuka)
Telah melakukan Tanyakan dan amati, untuk memastikan bahwa sampah dipilah dan
Wawancara &
pemilahan sampah minimal melakukan salah satu dari 3R pengurangan, penggunaan Pengamatan kembali,
daur ulang di rumah tangga
Kementerian Kesehatan / 39
Pengamanan Sampah Rumah Tangga
100%
Bio Konversi
BSF/Kompos
Telah
melakukan
pemilahan
Mudah terurai Daur ulang B3
Residu
sampah
Kementerian Kesehatan / 40
Bank Sampah RT Pengepul
• Komposting Sampah
rumah tangga non organik
• Komunal/ dan non
Komunitas komersial Bank Sampah RT
Komunal/Komunitas
CSR
Prod
usen
Kementerian Kesehatan / 41
Tangga Perubahan Perilaku
Pengelolaan Sampah
1 2 3
6 5
4
Kementerian Kesehatan / 42
MONITORING
PILAR 5 STBM
PILAR 5:
Pengamanan
Limbah Cair
Rumah Tangga (PLCRT)
Kementerian Kesehatan / 43
No Pengelolaan Air Definisi
Limbah Rumah
Tangga
Kementerian Kesehatan / 44
Bahan Interview Pilar 5 STBM
Tersedia saluran pembuangan Tanyakan dan amati untuk Wawancara & Pengamatan
limbah cair yang kedap dan memastikan apakah ada saluran
tertutup limbah cair rumah tangga yang
kedap dan tertutup
Terhubung dengan sistem Tanyakan dan amati, untuk Wawancara & Pengamatan
pengolahan air limbah cair memastikan apakah saluran limbah
atau sumur resapan cair rumah tangga terhubung
dengan IPAL komunal dan atau menggunakan sumur resapan
dengan jarak sumur resapan > 10m dari sumber air
Kementerian Kesehatan / 45
Tangga Perubahan Perilaku Pengelolaan
Limbah Cair Rumah Tangga
Lingkungan
rumah tidak
ada
Terhubung timbunan
dengan kaleng/botol
sistem bekas
Tersedia pengolahan terbuka
Tidak saluran limbah dan yang dapat
terlihat limbah atau menjadi
genangan air yang resapan perindukan
Saluran kedap nyamuk
air disekitar
rumah dan
limbah tertutup
terbuka
Kementerian Kesehatan / 46
Kriteria Pilar 5 STBM
Tidak terlihat
genangan air
di sekitar
rumah karena
limbah
domestik
Kementerian Kesehatan / 47
Kriteria Pilar 5 STBM
Sumur resapan
Bak kontrol yang diisi batu
dan pasir
sebagai
saringan
Kementerian Kesehatan / 48
Kriteria Pilar 5 STBM
IPAL
Kementerian Kesehatan / 49
VERIFIKASI
STBM
Kementerian Kesehatan / 50
Verifikasi STBM
+ +
100% 50%
Kementerian Kesehatan / 51
Tujuan Verifikasi
Kementerian Kesehatan / 52
Prinsip Verifikasi
Kementerian Kesehatan / 53
Tahapan Proses Verifikasi
1.
2. 3. 4. 5.
Pengumpulan Data Rekapitulasi Review Hasil Pleno Hasil
Persiapan
dan Informasi Data Verifikasi Verifikasi
Kementerian Kesehatan / 54
Tim dan Metode Verifikasi
DESA/
KELURAHAN • Promkes Puskesmas • Aparat Desa/ • Data Stratified 1. Seluruh Dusun/RW/RT di Desa/kelurahan yang akan diverifikasi harus
• UPTD Kecamatan Kelurahan Primer Random sudah terverifikasi 100% terlebih dahulu.
• PKK Kecamatan • Kader Desa/ • Peta Sampling 2. Verifikasi Desa/Kelurahan dilakukan dengan sampling 30% dari jumlah
• Tim STBM dari Desa/ Kelurahan Sosial dusun/RW/RT yang ada. Dari masing-masing dusun/RW/RT sampling
• Kelurahan lain dalam • PKK Desa/ • Data dipilih 30 % KK yang ada di setiap Dusun/RW/RT sebagai sampling.
1(satu) Kecamatan Kelurahan Web 3. Pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-
• Perwakilan kelompok • Kepala Desa/ STBM kelompok yang homogen, diutamakan daerah rawan, misalkan
• marginal seperti Lurah lokasi • Format bantaran sungai atau lokasi yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk
kelompok diabilitas verifikasi verifikasi BABS, membuang sampah, mencuci peralatan makan dan minum dan
dan rekap sumber air baku konsumsi.
4. Data hasil verifikasi tingkat dusun dapat digunakan refrensi bagi tim
verifikator untuk menentukan wilayah yang akan diverifikasi termasuk peta
desa dan data primer (digunakan data dari WEB STBM)
Kementerian Kesehatan / 55
Tingkatan Anggota Tim Pendamping Alat Metode Keterangan
Verifikasi Verifikasi
KECAMATAN • Dinas Kesehatan • Aparat • Data Primer Stratified 1. Di setiap desa dalam kecamatan tersebut harus sudah terverifikasi
Kabupaten/Kota Kecamatan • Data Web Random 100% seperti persyaratan verifikasi Desa.
• POKJA Sanitasi/ AMPL • PKK STBM Sampling Dibuktikan dengan berita acara.
• PKK Kabupaten Kecamatan • Format 2. Verifikasi Kecamatan dilakukan dengan
• Organisasi yang • Tim STBM verifikasi sampling 30% dari jumlah
bergerak di bidang Kecamatan dan rekap Desa/kelurahan yang ada di setiap kecamatan. Kemudian diambil
kesehatan (Forum • Camat lokasi sampling 30 % jumlah KK yang ada pada desa sampling
Kabupaten Kota Sehat, verifikasi 3. Pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-
jika ada) • Puskesmas kelompok yang homogen lebih baik, untuk menguji apakah daerah
• Tim STBM dari • UPTD rawan tersebut misalkan bantaran sungai atau lokasi yang biasanya
Kecamatan lain Kecamatan digunakan oleh masyarakat untuk BABS, membuang sampah, mencuci peralatan
• Perwakilan kelompok makan dan minum dan sumber air baku konsumsi.
marginal seperti 4. Data hasil verifikasi tingkat Desa dapat digunakan refrensibagi tim
kelompok diabilitas verifikator untuk menentukan wilayah yang akan diverifikasi termasuk peta desa
dan data primer (bisa digunakan data dari WEB STBM).
KABUPATEN/ • Dinas Kesehatan • Dinas • Data Primer Evaluasi 1. Di setiap Kecamatan dalam Kabupaten/Kota tersebut harus sudah
KOTA Provinsi Kesehatan • Data Web hasil terverifikasi 100% seperti persyaratan verifikasi Kecamatan.
• Tim STBM Provinsi Kabupaten/ STBM Verifikas Dibuktikan dengan berita acara.
• POKJA Sanitasi / Kota • Format i
2. Verifikasi administrasi (memastikan seluruh kecamatan semuanya
AMPL Provinsi • Tim STBM verifikasi dan sudah memiliki berita acara) bisa dilaksanakan secara virtual dengan
• Perwakilan dari Kabupaten/ rekap
mengundang tim perwakilan kecamatan dan sanitarian puskesmas
kabupaten lain Kota untuk menetapkan komunitas sasaran kunjungan lapangan.
• Dinas di Provinsi yang • PKK
3. Verifikasi lapangan tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat
terkait dengan Sarana Kabupaten/ dan mengurangi jumlah tim dilakukan di kecamatan yang dianggap
Air Minum dan Sanitasi Kota
• Organisasi kritis yang ditetapkan melalui verifikasi administrasi. Kunjungan
• Perwakilan kelompok lapangan dapat mengacu pada pedoman pemicuan dan verifikasi pada
marginal seperti yang bergerak
kelompok diabilitas di bidang masa pandemi.
4. Pleno verifikasi secara virtual.
kesehatan
(Forum 5. Data verifikasi mulai dari tingkat dusun sampai dengan kecamatan
akan dievaluasi oleh tim verifikasi STBM tingkat kabupaten, jika masih
Kabupaten Kota
Sehat, jika ada) ditemukan komunitas kritis yang belum memenuhi kriteria STBM,
maka tim STBM tingkat Kabupaten akan melakukan monitoring dan
evaluasi serta verifikasi ulang dengan didampingi oleh tim STBM
tingkat kecamatan dan desa.
6. Hasil evaluasi verifikasi yang membutuhkan klarifikasi lanjutan bisa
melalui virtual mengundang kecamatan tertentu.
7. Komunitas sasaran kunjungan adalah kecamatan yang terverifikasi SBS
paling awal (sudah lama) dan atau berada di daerah aliran sungai dan atau
yang akses ke sarana sanitasi belum layak dan atau masyarakat
marginal misalnya penyandang disabilitas dan masyarakatmiskin serta kelompok
minoritas lainnya.
Kementerian Kesehatan / 56
Tingkatan Anggota Tim Pendamping Alat Metode Keterangan
Verifikasi Verifikasi
PROVINSI • Kementerian • Dinas • Data Primer Evaluasi 1. Di setiap Kabupaten/Kota dalam Provinsi tersebut harus sudah
Kesehatan Kesehatan • Data Web hasil terverifikasi 100% seperti persyaratan verifikasi Kabupaten/Kota.
• Kementerian/Lembaga Propinsi STBM Verifikas Dibuktikan dengan berita acara.
terkait dengan sanitasi • Tim STBM • Format i 2. Data verifikasi mulai dari tingkat dusun, kecamatan dan kabupaten
dan air minum Propinsi verifikasi akan dievaluasi oleh tim verifikasi STBM tingkat Propinsi, jika masih
• POKJA Sanitasi / • PKK Propinsi dan rekap ditemukan komunitas kritis yang belum memenuhi kriteria STBM,
AMPL Provinsi • Organisasi maka tim STBM tingkat Propinsi akan melakukan monitoring dan
• Mitra STBM yang bergerak di evaluasi serta verifikasi ulang dengan didampingi oleh tim STBM
• Perwakilan kelompok bidang tingkat kecamatan,desa dan Kabupaten.
marginal seperti kesehatan 3. Verifikasi administrasi (memastikan seluruh kabupaten/kota
kelompok diabilitas (Forum sudah memiliki berita acara) bisa dilakukan secara virtual dengan
Kabupaten Kota mengundang tim perwakilan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan dan
Sehat, jika ditetapkan lokasi kunjungan lapangan (komunitas kritis).
ada) 4. Verifikasi lapangan tatap muka dengan protokol kesehatan yang
ketat dan mengurangi jumlah tim dilakukan di Kabupaten/Kota yang
dianggap kritis yang ditetapkan melalui verifikasi administrasi.
5. Pleno verifikasi secara virtual.
6. Hasil evaluasi verifikasi yang membutuhkan klarifikasi lanjutan bisa
melalui virtual mengundang Kabupaten/Kota tertentu
Kementerian Kesehatan / 57
Alur Verifikasi 5 Pilar STBM
1.
Verifi
kasi 2.
doku Pemilihan
men 30% 3.
keca Pemilihan 30%
mat kelurahan/desa
Mengumpulka an dari kecamatan 4.
n semua berita terpilih Pemilihan
acara verifikasi 30% RW
Sampel dari 5.
stratifikasi kelurahan/ Pe
acak desa terpilih m
untuk
verifikasi Stratificatio ili
6.
lapangan n ha Pe
random n m
sampling 30% RT
Stratificatio ili
n dari RW ha
random terpilih n
sampling Stratificatio • Dikunjungi
30% KK
n didari RT
random lapangan
sampling • terpilih
Dicek
kesesuaian
dengan
berita acara
Kementerian Kesehatan / 58
Pemanfaatan Data Hasil Verifikasi
Dokumen hasil verifikasi dijadikan media, referensi dan bahkan sebagai data
dasar bagi Lintas Program dan Lintas Sektor dalam melakukan kajian-kajian
outcome dan perencanaan program serta kajian dampak kesehatan yang lebih
luas.
Data dan informasi hasil verifikasi menjadi dasar advokasi untuk anggaran
dan
kebijakan Pemerintah Daerah. Data tersebut juga dapat dipergunakan Pemerintah
setempat dalam kegiatan sosialisasi peningkatan peran swasta dalam mendukung
STBM melalui CSR (Corporate Social
Responsibility).
Data hasil verifikasi akan mendorong peran Pemerintah Pusat maupun setempat
dalam mengeluarkan regulasi. Hal ini untuk mendorong komunitas yang sudah
mencapai status pilar STBM verifikasi akan terjaga karena adanya
enabling environment termasuk kelembagaan yang memadai.
lama.
Lampiran 1
Berita Acara
Verifikasi
Kementerian Kesehatan / 60
Lampiran 2 Verifikasi
5 Pilar STBM
Tgl verifikasi:
Nama verifikator :
Ttd verifikator :
Bukti/
Sticker
Tgl verifikasi:
Verifikasi Tgl verifikasi:
5 Pilar
STBM Nama verifikator : Nama verifikator :
Kementerian Kesehatan / 61
Tim Penyusun Pedoman
Pelaksanaan Monitoring
dan Verifikasi 5 Pilar STBM
Kontributor:
Wahana Visi Indonesia
UNICEF
SIMAVI
IUWASH Plus
YPII
PLAN Indonesia
NMC Pamsimas
Kementerian Kesehatan / 62
PEDOMAN PELAKSANAAN MONITORING
DAN VERIFIKASI STBM 5 PILAR
Kementerian Kesehatan / 63