Anda di halaman 1dari 2

In House Training

Pemahaman Persyaratan Umum Uji Profisiensi (SNI ISO/IEC 17043:2010) dan


Statistik Uji Profisiensi (ISO 13528:2015) untuk meningkatkan Kinerja
PUP Balai Besar PPMB-TPH

Penyelenggraraan uji profisiensi merupakan salah satu tugas Balai Besar Pengembangan
Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH).
Kompetensi sebagai Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) telah diakui oleh Komite Akreditasi
nasional dengan terbitnya Sertifikat Akreditasi PUP-IDN 01. Untuk meningkatkan kompetensi
personel PUP, maka diselenggarakan in house training Persyaratan Umum Uji Profisiensi (SNI
ISO/IEC 17043:2010) dan Statistik Uji Profisiensi (ISO 13528:2015).

In house training dilaksanakan pada tanggal 20 - 21 September 2018, bertempat di Aula Balai
Besar PPMB-TPH bekerjasama dengan Rumah Mutu Indonesia, sebuah lembaga jasa
pelatihan dengan narasumber Ibu Untari Pujiastuti, dan fasilitator Bapak Aris Rudito serta
Bapak Danny Agung.

Gambar 1. Pembukaan in house training Persyaratan Umum Uji Profisiensi berdasarkan SNI
ISO/IEC 17043:2010 dan Statistik Uji Profisiensi berdasarkan ISO 13528:2015

Materi in house training menjelaskan tentang persyaratan umum uji profisiensi berdasarkan SNI
ISO/IEC 17043: 2010 beserta implementasinya. Selain materi tersebut, pada kegiatan ini juga
dibahas metode statistik penyelenggaraan uji profisiensi yang meliputi:
1. Metode statistis uji homogenitas dan stabilitas
2. Analisis Robust
3. Penetapan assign value (nilai acuan) dan ketidakpastian standard ISO 13528:2015

1
Diskusi antara trainer dan peserta berlangsung menarik, antara lain membahas:
1. Cara penetapan assign value yang cocok diterapkan untuk uji profisiensi dengan bahan uji
benih. Benih merupakan benda hidup, sehingga memiliki sifat-sifat unik untuk
menanganinya sebagai bahan uji serta metode pengolahan data hasil ujinya. Selama ini
cara yang digunakan adalah melalui pemilihan laboratorium-laboratorium yang memiliki
rekam jejak yang baik pada parameter tertentu pada tiga tahun terakhir.
2. Perlu dipertimbangkan cara penghitungan z score sebagai dasar evaluasi akhir dengan
mengacu pada nilai koefisien keragaman parameter tertentu beberapa tahun terakhir.
3. Pentingnya komunikasi dengan peserta, terutama terkait masalah data hasil uji. Konfirmasi
perlu dilakukan pada data-data yang kurang jelas,kurang lengkap, atau tidak sesuai dengan
juknis yang dikirimkan. Konfirmasi dilakukan tanpa memberi tahu letak kesalahan yang
harus diperbaiki.
4. Pentingnya menjaga kerahasiaan data peserta.
5. Prosedur yang harus ada adalah penyiapan bahan, rancangan statistik, dan analisa data.
6. Hal yang boleh disubkontrakkan adalah penyediaan bahan, homogenitas tertentu,dan
pendistribusian bahan uji. Sedangkan hal yang tidak boleh disubkontrakkan adalah
penetapan skema uji profisiensi, analisa data dan evaluasi data peserta.

Gambar 2. Peserta berfoto bersama narasumber, Manajer Mutu, dan


Manajer Administrasi di akhir acara

Rahayu Nurkartika

Anda mungkin juga menyukai