Anda di halaman 1dari 32

BAB

PEMANFAATAN PETA,
PENGINDRAAN JAUH, DAN
SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
KOMPETENSI DASAR

• Menganalisis jaringan transportasi dan tata


guna lahan dengan peta dan/atau citra
pengindraan jauh serta Sistem Informasi
Geografis (SIG) kaitannya dengan
pengembangan potensi wilayah dan
kesehatan lingkungan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Menjelaskan interpretasi peta
• Menjelaskan komponen penginderaan jauh
• Mengemukakan interpretasi citra penginderaan jauh
• Mencontohkan pengolahan citra pengindraan jauh
• Menerapkan pengolahan citra pengindraan jauh terkait jaringan transportasi
• Menerapkan pengolahan citra pengindraan jauh terkait tata guna lahan
• Menguraikan komponen Sistem informasi geografis
• Menyimpulkan Analisis keruangan pada Sistem Informasi Geografis (SIG)
terkait potensi wilayah
• Menyimpulkan Analisis keruangan pada Sistem Informasi Geografis (SIG)
terkait kesehatan lingkungan
PENGERTIAN PETA,
PENGINDERAAN JAUH, DAN SIG

• Peta: Gambaran umum permukaan bumi yang dibuat


berdasarkan skala tertentu.
• Inderaja: Ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi
tetang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis
data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek yang dikaji.
• SIG: suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
memasukan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,
menganalisis, dan menghasilkan data geografis.
KOMPONEN PETA
• Judul: biasanya menyebutkan jenis peta, lokasi
wilayah, serta keadaan yang digambarkan dalam
peta tersebut.
• Skala: angka yang menunjukkan perbandingan
jarak di peta dan jarak sebenarnya.
• Tanda arah: disebut juga arah mata angin, berbentuk
panah yang selalu mengarah ke atas untuk
menunjukkan arah utara.
• Simbol: gambar/tanda yang digunakan untuk mewakili
unsur/objek pada peta.
• Lettering: tulisan/angka yang dapat mempertegas arti dari
simbol-simbol di peta.
• Legenda: memperjelas keterangan dari simbol yang ada
dalam peta. Biasanya terletak di bagian tepi peta.
• Inset: menunjukkan lokasi penting yang kurang jelas dalam
peta, dan juga memperjelas salah satu bagian dari peta.
• Garis astronomis: berguna menentukan lokasi suatu tempat,
ditandai dengan garis tepi yang menunjukkan angka
derajat, menit, dan detik.
• Garis tepi: membatasi tepi peta secara keseluruhan.
• Sumber peta: informasi tentang asal data dan peta yang
dibuat
• Keterangan pembuat peta
• Tahun pembuatan peta
JENIS PETA
• Berdasarkan isi peta
• Peta umum yang menggambarkan seluruh
kenampakan di permukaan bumi.
• Peta tematik yang menyajikan informasi tertentu yang
ada di permukaan bumi.
• Berdasarkan skala peta
• Peta kadaster, skala 1 : 100 - 1 : 5.000
• Peta berskala besar, skala 1 : 5.001 - 1 : 250.000
• Peta berskala sedang, skala 1 : 250.001 - 1 : 500.000
• Peta berskala kecil, skala 1 : 500.001 - 1.000.000
• Peta geografis, skala < 1 : 1.000.000
JENIS PROYEKSI PETA
1. Proyeksi menurut bidang proyeksinya
a. Proyeksi Silinder
1. Proyeksi menurut bidang proyeksinya
b. Proyeksi Kerucut
1. Proyeksi menurut bidang proyeksinya
c. Proyeksi Azimuthal/Zenithal
2. Proyeksi menurut kedudukan bidang proyeksi
a. Proyeksi normal, kedudukan bidang proyeksinya
sejajar dengan sumbu bumi.
b. Proyeksi transversal, kedudukan bidang proyeksinya
melintang terhadap sumbu bumi.
c. Proyeksi oblique, kedudukan bidang peroyeksinya
miring terhadap sumbu bumi.

ob
liq
ue
transversal
normal
Silinder transversal Kerucut oblique
Azimuth trasnversal

Silinder oblique
Kerucut normal Azimuth normal

Silinder normal Azimuth oblique Kerucut transversal


3. Proyeksi menurut distorsinya
a. Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi
yang mempertahankan besarnya sudut/arah
b. Proyeksi equidistant, merupakan jenis
proyeksi yang mempertahankan besarnya
panjang jarak
c. Proyeksi equivalent, merupakan jenis
proyeksi yang mempertahankan besarnya luas
suatu daerah pada bidang lengkung
SKALA PETA

1. Jenis Skala Peta


• Skala numerik, menggunakan angka/bilangan
pecahan.
Contoh: 1 : 1000, 1 : 5000, 1 : 20000
• Skala grafik, menggunakan bentuk ruas garis
bilangan.
Contoh:
• Skala verbal, dinyatakan dalam bentuk
kalimat.
Contoh: 1 sentimeter di peta sama dengan 50
kilometer di permukaan bumi
• Menentukan Skala Peta
• Membandingkan dengan peta lain

Keterangan:
P1 = penyebut skala peta yang sudah diketahui
P2 = penyebut skala yang dicari
d1 = jarak pada peta yang sudah diketahui skalanya
d2 = jarak pada peta yang belum diketahui skalanya
Contoh Soal:
Diketahui jarak X dan Y pada peta A adalah 9,6 cm
dengan skala 1 : 250.000. Sedangkan jarak X dan Y
pada peta B adalah 2,4 cm. Berapakah skala dari
peta B?
Jawab:

Jadi skala peta B adalah 1 : 1.000.000


• Membandingkan dengan jarak sebenarnya di
lapangan

Keterangan:
S = penyebut skala peta yang dicari
jp = jarak objek pada peta
jl = jarak objek sebenaranya di lapangan
Contoh Soal:
Diketahui jarak A dan B pada peta adalah 4,5 cm.
Sedangkan jarak A dan B di lapangan adalah 90
m. Berapakah skala dari peta tersebut?
Jawab:

Jadi skala peta adalah 1 : 2.000


Menghitung skala dengan melihat jarak dan interval
2 garis lintang/bujur

Keterangan:
S = penyebut skala peta yang dicari
jlb = jarak 2 buah garis lintang/bujur pada peta
ilb = interval lintang/bujur (derajat/menit/detik)
interval = 10 = 60’ = 111 km
Contoh Soal:
Pada sebuah peta, jarak antara 2 garis lintang
adalah 3 cm dengan interval 15’. Maka dapat
diketahui skala peta tersebut adalah …
Jawab:

Jadi skala peta adalah 1 : 925.000


• Metode mengubah ukuran peta
• Menggunakan grid (garis koordinat)
• Fotocopy (skala peta harus berbentuk skala
grafik)
• Menggunakan alat pantograf
KETERAMPILAN DASAR
PEMETAAN
• Alat Ukur Pemetaan
• Kompas berfungsi mengukur arah utara-selatan dan
kemiringan sudut horizontal dari dua titik.
• Waterpass berfungsi mengukur beda tinggi dari dua
titik.
• Theodolite berfungsi mengukur sudut tegak/vertikal
dan sudut horizontal/azimuth.
• Langkah-langkah Pemetaan
• Menentukan daerah pemetaan
• Membuat peta dasar
• Mencari dan mengklasifikasikan data
• Membuat simbol-simbol yang mewakili data
• Menempatkan simbol pada peta dasar
• Membuat legenda
• Melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik
dan benar
• Ketentuan Lettering
• Huruf kapital tegak untuk penulisan negara dan benua.
• Huruf kapital miring untuk penulisan pegunungan, laut
dan samudera.
• Huruf kecil tegak untuk penulisan ibu kota, kota,
kabupaten.
• Huruf kecil miring untuk penulisan gunung, sungai,
danau, selat, dan teluk.
• Nama geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang
digunakan penduduk setempat.
• Nama sungai dan jalan ditulis searah
dengan arahnya masing-masing.
INTERPRETASI PETA TERKAIT
JARINGAN TRANSPORTASI
• Transportasi Darat
• Dengan menginterpretasi simbol-simbol jalan pada
peta, dapat disimpulkan wilayah mana saja yang lebih
mudah diakses melalui transportasi darat dibandingkan
wilayah lainnya.
• Transportasi Laut
• Dari interpretasi peta tol laut, dapat disimpulkan
wilayah mana saja yang menjadi target pembangunan
utama di bidang transportasi laut di Indonesia dan kota
apa saja yang merupakan pelabuhan utama dalam lalu-
lintas laut Indonesia.
INTERPRETASI PETA TERKAIT
JARINGAN TRANSPORTASI

• Transportasi Udara
• Dari interpretasi simbol-simbol pada peta
penerbangan, dapat disimpulkan seberapa intensif
mobilitas penduduk Indonesia melalui jalur udara dan
kota-kota mana saja di Indonesia yang menyediakan
rute penerbangan ke berbagai daerah.

Anda mungkin juga menyukai