Anda di halaman 1dari 5

Lymphadenopati

Definisi
Limfadenopati merupakan pembesaran kelenjar getah bening (KGB) dengan ukuran lebih dari 1
sentimeter. Hal ini terjadi karena keterlibatan sistem retikuloendotelial, umumnya disebabkan oleh
peningkatan limfosit dan makrofag sebagai respons terhadap antigen. Sebagian besar kejadian
limfadenopati pada anak-anak disebabkan oleh penyakit yang jinak atau karena infeksi virus

Etiologi
Limfadenopati dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, di antaranya:

Infeksi, seperti infeksi telinga, infeksi pada gigi atau gusi (seperti gingivitis), faringitis, infeksi kulit,
campak, mononukleosis, Tuberkulosis, HIV.
Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Kanker, seperti limfoma dan leukemia.
Penggunaan obat-obatan, seperti obat antikejang (misalnya phenytoin) atau vaksin tifus.
Limfadenopati juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang tidak tercantum pada daftar di atas.
Segera temui dokter apabila merasakan gejala limfadenopati
 Manifestasi
Limfadenopati menimbulkan gejala berupa pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening.
Pembengkakan tersebut dapat diketahui dengan munculnya benjolan di bawah kulit, yang bisa terasa nyeri atau
pun tidak.

Selain benjolan, penderita limfadenopati juga dapat merasakan gejala lain. Gejala lain yang muncul dapat
berbeda-beda, tergantung penyebab, lokasi pembengkakan kelenjar getah bening, dan kondisi pasien. Di antaranya
adalah:

Ruam kulit
Lemas
Demam
Berkeringat ketika malam
Berat badan turun
Segera temui dokter apabila pembengkakan kelenjar getah bening yang dialami:

Muncul tanpa sebab yang jelas.


Terus bertambah besar dan telah berlangsung lebih dari 2 minggu.
Bertekstur keras dan tidak bergerak ketika digoyangkan.
Pada beberapa kasus, penderita limfadenopati tidak merasakan gejala. Meski demikian, akan lebih baik apabila
pasien melakukan pemeriksaan rutin.
 Patofisiologi
Patofisiologi limfadenopati terjadi melalui salah satu dari mekanisme berikut :

• Replikasi sel-sel nodus limfe sebagai respons terhadap stimulus antigen atau sebagai hasil dari transformasi keganasan
• Masuknya sejumlah besar sel-sel eksogen ke dalam nodus limfe (misalnya neutrofil atau sel metastasis)
• Deposisi materi asing pada sel-sel histiosit nodus limfe (misalnya pada lipid storage disease)
• Pembesaran vaskuler dan edema akibat sekunder dari pelepasan sitokin lokal
• Supurasi akibat dari nekrosis jaringan (misalnya pada tuberkulosis)

 Pemeriksaan diagnostik
Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik serta laboratorium, diagnosis tertentu membutuhkan uji spesifik.
Biopsi eksisi merupakan prosedur diagnostik terpilih bila dicurigai keganasan, disertai dengan gejala kecurigaan
keganasan yaitu usia tua, karakteristik kelenjar yang keras, terfiksasi, berlangsung lebih dari 2 minggu dan
berlokasi di supraklavikula.

 Penata laksanaaan medis


Terapi yang diberikan ditentukan oleh etiologi spesifik yang mendasari limfadenopati. Sebagian besar
limfadenopati diobati secara konservatif, terutama pada anak-anak. Antibiotik harus diberikan hanya jika infeksi
bakteri dicurigai.

Penanganan dengan tindakan bedah biasanya melibatkan biopsi. Jika terdapat limfadenitis, aspirasi cairan
mungkin diperlukan untuk kultur, dan pengangkatan nodus yang terkena.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai