Anda di halaman 1dari 12

TITRASI REDOKS

La Ode Akbar Rasydy, S.Farm., M.Si.


TITRASI REDOKS

• Titrasi redoks itu melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara


titrant dan analit.
• Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar
logam atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau
reduktor.
• Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan sulfite dalam
minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau penentuan
kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat.
TITRASI LANGSUNG
& TIDAK LANGSUNG

• Titrasi langsung (Direct titration), yaitu larutan sampel dapat langsung dititrasi dengan


larutan standar/ baku.

• Titrasi tidak langsung (Indirect titration), yaitu larutan sampel direaksikan dulu dengan


pereaksi yang jumlah kepekatannya tertentu, kemudian hasil reaksi dititrasi dengan
larutan standar/ baku.
Titrasi tidak langsung

Terkadang kita mendapatkan beberapa zat tidak bisa ditentukan dengan


menggunakan titrasi secara langsung hal ini bisa disebabkan karena:
• kinetika reaksinya berjalan secara lambat
• tidak ditemukan indikator yang tepat apabila titrasi dilakukan secara langsung
• perubahan indikator berlangsung secara lambat
• titik akhir titrasi berada jauh dari titik ekuivalen
• untuk menentukan kadar CaCO3
• maka kita menimbang dengan berat tertentu CaCO3
• kemudian kita reaksikan dengan HCl secara berlebih.
• Kita memastikan bahwa jumlah mol HCl yang kita tambahkan adalah berlebih sehingga
CaCO3 menjadi pereaksi pembatas.
• selanjutnya kelebihan HCl yang tidak bereaksi dengan CaCO3 ini kita titrasi dengan larutan
standar NaOH.
• Selisih antara mol HCl mula-mula dengan mol HCl yang bereaksi dengan NaOH adalah
sebanding dengan mol CaCO3.
• Teknik seperti inilah yang disebut sebagai titrasi kembali.
JENIS-JENIS TITRASI REDOKS

Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya,


diantaranya :

• Iodimetri, iodometri, iodatometri

• Bromometri, bromatometri

• Permanganometri

• Nitrimetri
TITRASI IODOMETRI, IODIMETRI &
IODATOMETRI

Iodimetri
• Titer : suatu reduktor ex: As2O3 
• Titran : I2 (iodium) 
• Indikatornya : amilum
• Titik akhir titrasi : dari kuning menjadi biru
Iodometri
• Untuk menentukan : kadar iodium
• Titer : Na2S2O3
• Titran : I2 & KI
• Indikatornya : amilum
• Titik akhir titrasi : kuning muda → biru → bening

Caranya: 
• Iod terlebih dahulu dititrasi dengan natrium tiosulfat sampai menjadi warna kuning
muda
• Kemudian tambahkan indikator (amilum). Warna biru akan terbentuk.
• Kemudian titrasi dilanjutkan (KI) sampai warna biru hilang.
Iodotometri ;
• Titer: IO3-(kalium iodat)
• Titran: KIO3
• Indikatornya: kloroform atau karbon tetraklorida
• Titik akhir titrasi: warna ungu yang kemudian hilang
BROMOMETRI & BROMATOMETRI

• Bromometri adalah Penentuan kadar senyawa berdasarkan reaksi


redoks dimana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan bromin berjalan
lambat) sehingga dilakukan titrasi secara tidak langsung dengan
menambahkan bromin berlebih.

• Bromatometri adalah salah satu metode oksidometri dengan dasar


reaksi oksidasi dari ion bromat dilakukan dengan titrasi secara langsung
karena proses titrasi berjalan cepat.
PERMANGANOMETRI

• Permanganometri merupakan titrasi redoks yang dilakukan
berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4) untuk
menentukan kadar Fe+2, Mn+2, Fe+2 Mn+2  , C2O42−, NO2−, H2O2.

• indikator tidak diperlukan. Namun jika larutan permangant yang


kita pergunakan encer, maka penambahanindikator dapat
dilakukan. Beberapa indikator yang dapat dipergunakan seperti
feroin, asam N-fenil antranilat.
NITRIMETRI

• Katalisator adalah untuk mempercepat reeaksi sebab KBr bisa


mengikat NO2 membentuk nitrosobromid, yang dapat
mentiadakan reaksi tautometri dari bentuk keto dan langsung
membentuk fenol

• Stabilisator adalah untuk mengikat NO2 supaya asam nitrit tidak


menguap atau terurai.

Anda mungkin juga menyukai