titrasi reduksi-oksidasi
OKSIDIMETRI
REDUKSIMETRI
Metode titrasi redoks dengan larutan baku yang bersifat sebagai reduktor.
BERDASARKAN JENIS OKSIDATORNYA MAKA
OKSIDIMETRI DIBAGI MENJADI YAITU :
1. PERMANGANOMETRI
penetapan kadar zat berdasar atas reaksi oksidasi reduksi dengan KMnO4 mengalami reduksi. Dalam suasana
asam reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:
MnO4- + 8 H+ + 5 e- --> Mn2+ + 4 H2O
2.DIKHROMETRI
larutan baku yang digunakan adalah larutan K2Cr2O7. sepanjang titrasi dalam suasana asam K2Cr2O7 mengalami
reduksi.
Cr2O72- + 14H+ + 6e- --> 2Cr3+ + 7H2O
3.SERIMETRI
larutan baku yang digunakan adalah larutan Ce(SO4)2 ,reaksi reduksi yang dialaminya adalah :
Ce4+ + e- --> Ce3+
BERDASARKAN JENIS OKSIDATORNYA MAKA
OKSIDIMETRI DIBAGI MENJADI YAITU :
4. IODIMETRI
larutan yang digunakan adalah I2 dimana pada titrasi mengalami reduksi.
I2 + 2e- --> 2I-
5. IODATOMETRI
Kalium Iodat merupakan oksidator yang kuat. Dalam kondisi tertentu kalium Iodat dapat bereaksi secara
kuantitatif dengan yodida atau Iodium. Dalam larutan yang tidak terlalu asam, reaksi Iodat dengan garam
Iodium, seperti kalium yodida, akan berhenti jika Iodat telah tereduksi menjadi Iodium.
IO3- + 2 I- + 3 Cl- --> 3 H2O + 3 I2
METODE REDUKSIMETRI
• IODOMETRI
Titrasi tidak langsung, senyawa dengan potensial oksidasi yang lebih besar dari sistem iodium iodida.
Iodium yang bebas dititrasi dengan natrium tiosulfat.
sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebih iodium dititrasi dengan larutan baku
tiosulfat
Prinsip penetapannya yaitu bila zat uji (oksidator) mula-mula direaksikan dengan ion iodida berlebih, kemudian
iodium yang terjadi dititrasi dengan larutan tiosulfat.
3. BROMATOMETRI
Ititrasi reduksi-oksidasi dimana larutan KBrO3 digunakan sebagai larutan pentitrasi (titran). KBrO3 dalam
suasana asam reaksinya sebagai berikut:
BrO3 + 5Br- + 6H+ --> 3Br2 + 3H2O
INDIKATOR YANG DIGUNAKAN PADA PENENTUAN
TITIK AKHIR TITRASI REDOKS ADALAH :
INDIKATOR EKSTERNAL Indikator spesifik adalah zat yang bereaksi secara khas
dengan salah satu pereaksi dalam titrasi menghasilkan warna.
Indikator eksternal dipergunakan apabila indikator internal Contoh : amilum membentuk warna biru dengan iodium atau
tidak ada. Contoh, Ferrisianida untuk penentuan ion ferro tiosianat membentuk warna merah dengan ion ferri.
memberikan warna biru.
Selama titrasi redoks, tegangan antara larutan
sampel dan elektroda berubah. Dengan metode
potensiometri, tegangan yang diukur ini diplot
sebagai fungsi dari volume tambahan larutan
standar, dan kurva titrasi diperoleh yang dapat
dievaluasi secara grafis atau matematis.
PROSEDUR
• Pembuatan Larutan Na2S2O3 0,1 N
Kurang lebih 25 gram Na2S2O3 dilarutkan ke dalam 1 liter aquades dingin (setelah
dididihkan) tambahkan ke dalamnya 0,1 gram natrium karbonat. Diamkan selama 1
hari sebelum distandarisasi, bila perlu dekantasi
• . Pembuatan Larutan KI 10 %
Timbang 10 gram KI kemudian larutkan dengan aquades, setelah larut sempurna
tambahkan aquades sampai 100 ml.
• Pembuatan Larutan HCl 1 : 1
Tambahkan 25 ml HCl pekat kedalam 25 ml aquades
• Pembuatan Larutan Amilum 0,5 %
Timbang 0,5 gram amilum larutkan dengan sedikit aquades, setelah larut sempurna
tambahkan aquades panas sampai 100 ml
PROSEDUR Standarisasi Larutan Na S O 0,1 N 2 2 3