Anda di halaman 1dari 10

AKHLAK TERCELA

“PERGAULAN BEBAS DAN ZINA”

OLEH:
T.RIZKY INDI HAFIDSYAH
ADITYA FAUZAN NASUTION
X US A
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para
pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan
(free sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam
bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman
masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan
wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah
mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan
masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.
B. Rumusan Masalah
• Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
• Siswa dapat memahami akhlak tercela pergaulan bebas dan perbuatan zina
• Dapat menghindarkan dirinya, keluarga ataupun lingkungan dari perilaku
pergaulan bebas dan perbuatan zina karena membawa dampak buruk bagi
semua aspek dan komponen kehidupan.
C. Tujuan Penulisan
• Tujuan dari penulisan makalah ini di antara lain:
• Sebagai bentuk penyelesaian tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
• Untuk menjelaskan akhlak tercela perilaku pergaulan bebas dan perbuatan
zina dan cara pencegahannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan
A. Pengertian Zina
Secara bahasa, zina berasal dari kata zana-yazni yang artinya hubungan
persetubuhan antara perempuan dengan laki-laki yang sudah mukallaf (balig)
tanpa akad nikah yang sah. Jadi, zina adalah melakukan hubungan biologis
layaknya suami istri di luar tali pernikahan yang sah menurut syari’at Islam.

B. Hukum Zina
Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya haram,
bahkan zina dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut didasarkan
pada firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Isrā/17:32.  Menurut pandangan hukum
Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang dikategorikan sebagai
perbuatan yang keji, hina, dan buruk.
Pembahasan
C. Kategori Zina
Perbuatan zina dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:
• a. Zina Muhsan, yaitu pezina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah
menikah. Hukuman terhadap zina muhsan adalah dirajam (dilempari dengan
batu sederhana sampai meninggal).
• b. Zina Gairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah.
Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
Pembahasan
D. Hukuman bagi Pezina
a) Dera atau pukulan sebanyak 100 (seratus) kali bagi pezina gairu muhsan
dan ditambah dengan mengasingkan atau membuang pelakunya ke
tempat yang jauh dari tempat mereka.
b) Dirajam sampai mati bagi pezina muhsan. Hukuman rajam dilakukan
dengan cara pelaku dimasukan ke dalam tanah hingga dada atau leher.
Tempat untuk melakukan hukuman rajam adalah di tempat yang banyak
dilalui manusia atau tempat keramaian.
E. Hukuman bagi yang Menuduh Zina (Qazaf)
a. Hukuman dapat dibatalkan bila masih terdapat keraguan terhadap peristiwa atau
perbauatan zina itu. Hukuman tidak dapat dijalankan setelah benar-benar diyakini tidak
terjadi perzinaan.
b. Untuk meyakinkan perihal terjadinya zina tersebut, haruslah ada empat orang saksi laki-
laki yang adil. Dengan demikian, kesaksian empat orang wanita tidak cukup untuk
dijadikan bukti, sebagaimana empat orang kesaksian laki-laki yang fasik. 
c. Kesaksian empat orang laki-laki yang adil ini pun masih memerlukan syarat, yaitu
bahwa setiap mereka harus melihat persis proses zina itu. 
d. Andai seorang dari keempat saksi itu menyatakan kesaksian yang lain dari kesaksian tiga
orang lainnya atau salah seorang di antaranya mencabut kesaksiannya, terhadap mereka
semuanya dijatuhkan hukuman menuduh zina. Hukuman bagi penuduh zina terhadap
perempuan baik-baik adalah dengan didera sebanyak 80 (delapan puluh) kali deraan.
Ayat-ayat Al-Qur’ān tentang Larangan
Mendekati Zina 
1. Q.S. al-Isrā’/17:32
Lafal Ayat dan Artinya:

Artinya :“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu
perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”
Ayat-ayat Al-Qur’ān tentang Larangan
• 2. Q.S. an-Nµr/24:2
Mendekati Zina 
Lafal Ayat dan Artinya:

Artinya :“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya
seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama (hukum) Allah Swt., jika kamu beriman kepada Allah Swt. dan hari
kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-
orang yang beriman.”
Kesimpulan dan Saran
• A.    Kesimpulan
Dalam islam akhlak merupakan hal yang sangat diperhatikan, sehingga dalam islma
akhlak terbagi atas dua akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji adalah akhlak yang
disukai , disenangi oleh Allah swt bahakn dianjurkan dan diwajibkan. Akhlak tercela adalah
akhlak yang dilarang dan diharamkan oleh Allah swt. Salah satu bentuk dari akhlak tercela
yaitu perilaku pergaulan bebas dan perbuatan zina. Akhlak tersebut merupakan perilaku yang
dilarang allah swt didekati apalagi dikerjakan. Seperti pada ayat al quran Q.S. al-Isrā’/17:32
dan Q.S. an-Nµr/24:2

• B.     Saran
Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala koreksi dan
saran demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan sebagai bentuk kepedulian bagi
yang ingin menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk memperbaiki dari apa
yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai