Anda di halaman 1dari 13

FARMAKOGNOSI

EKSTRAKSI
Kelompok 1
Definisi Ekstraksi

Extractio adalah cara menarik satu atau lebih beberapa zat dari bahan
asalnya yang berkhasiat supaya dapat ditarik dalam keadaan
(khasiatnya) tidak berubah.
◊ Istilah extractio hanya dipergunakan untuk penarikan zat-zat dari bahan asal dengan menggunakan cairan
penarik/ pelarut.

◊ Cairan penarik yang dipergunakan disebut Menstrum, ampasnya disebut Marc atau Faeces.
◊ Cairan yang dipisahkan disebut Macerate Liquid/Colatura/Solution/Perkolat.

◊ Umumnya extraction dikerjakan untuk simplisia yang mengandung zat berkhasiat atau zat-zat lain untuk
keperluan tertentu.

◊ Zat-zat berkhasiat tersebut antara lain alkaloida, glukosida, damar, olea, resina, minyak atsiri, lemak.

◊ Tujuan utama extraction adalah untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan ssebanyak mungkin dari
zat-zat yang tidak bermanfaat, supaya lebih mudah digunakan daripada simplisia asal.
Hasil penarikan sangat dipengaruhi oleh suhu
penarikan. Suhu penarikan untuk :

• Maserasi → 15º C - 25º C


• Digerasi → 35º C - 45º C
• Infundasi → 90º C - 98º C
• Memasak → suhu mendidih
Cara-cara melakukan
Ekstraksi / Penarikan
a. Maserasi
◊ Maserasi , yaitu cara penarikan sari dari simplisia dengan
cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada
suhu biasa tanpa pemanasan (suhu 15º C - 25º C).

◊ Maserasi juga merupakan proses pendahuluan untuk


pembuatan secara perkolasi.
b. Digerasi
◊ Digerasi, yaitu cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam simplisia
tersebut dalam cairan penyari pada suhu 35º C - 45º C.

◊ Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan karena selain membutuhkan alat-alat spesifik
juga pada suhu tersebut beberapa simplisia menjadi rusak.
c. Perkolasi
◊ Perkolasi, adalah cara penarikan memakai alat yang
disebut dengan perkolator, yang simplisianya terendam
dalam cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan
tersebut akan menetes secara beraturan sampai memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan.

◊ Macam-macam perkolasi :
1) Perkolasi biasa
2) Perkolasi bertingkat/reperkolasi/fractional repecolation
3) Perkolasi dengan tekanan/pressure percolation
4) Perkolasi persambungan/continous extraction/memakai
alat soxhlet
Macam-macam Cairan Penyari
Air
• Termasuk mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada suhu kamar merupakan pelarut
yang baik untuk berbagai macam zat, seperti garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-
tumbuhan, zat warna, dan garam-garam mineral.
• Kekurangan dari air yaitu merupakan media yang mudah ditumbuhi jamur dan bakteri, serta
mengakibatkan mengembangnya simplisia hingga akan menyulitkan proses ekstraksi.

Etanol
• Hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu seperti alkaloida, glikosida, damar, minyak atsiri.
• Etanol dapat menghalangi pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga juga berguna sebagai
pengawet.
• Campuran air-etanol/hidroalkoholic menstrum dapat digunakan sebagai pengawet serta lebih baik
daripada air sendiri.
Gliserin
• Dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan penyari untuk penarikan simplisia yang
mengandung zat tanin.
• Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin dan hasil oksidanya, jenis-jenis gom, dan albumin.
Tidak atsiri, sehingga tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering.

Eter
• Kurang tepat untuk pembuatan obat sediaan dalam atau sediaan yang nantinya akan disimpan
lama karena sifat eter yang sangat mudah menguap.

Solvent Hexane
• Salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar.
• Umumnya digunakan untuk menyingkirkan lemak dari simplisia yang memiliki kandungan lemak
–lemak yang tidak dibutuhkan sebelum simplisia tersebut dibuat menjadi sediaan galenik.
Aseton
• Pelarut yang baik untuk berbagai macam lemak, minyak atsiri, damar.
• Tidak digunakan untuk sediaan galenik obat dalam. Baunya kurang enak
sera sulit hilang dari sediaan.

Kloroform
• Tidak dipergunakan untuk sediaan obat dalam, karena efek
farmakologinya.
• Bahan pelarut yang baik untuk alkaloida basa, damar, minyak lemak,
dan minyak atsiri.
Thanks for the
attention

Anda mungkin juga menyukai