Anda di halaman 1dari 25

Dosen Pengampu: Choirul Huda, M.Farm., Apt.

NAMA KELOMPOK
:
Czellicya Jovanncha R.

Ika Rachutami

Kholifatul Jihan

Vianny P.
PENGERTIAN GALENIKA

Sediaan galenik adalah sediaan yang diperoleh dengan


cara melakukan penyarian zat-zat yang bermanfaat bagi
manusia, dari tumbuhan atau hewan menggunakan
cairan penyari yang sesuai.

Dalam Permenkes No 246/Menkes/Per/V/1990, sediaan


galenik didefinisikan sebagai : hasil ekstraksi bahan atau
campuran bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
atau hewan.
SEJARAH GALENIKA

Kata Galenika berasal dari kata Galen yaitu ilmuwan


Yunani yang bernama Claudius Galenos (ilmu
kedokteran dan ilmukefarmasian). Galen membuat
preparat-preparat yang berasal dari simplisia
tumbuhan dan hewan untuk pembuatan obat-obatan.
Abad IX - XIII : Ibnu Sinna dan Al Razyi(Arab)
Preparat galenika dibuat dengan menyari
mengekstraksi simplisia seperti : radix, cortex, folia,
flores, fructus, semen
• Infusa / Infus

Jenis-jenis
• Tinctura / Tingtur
Sediaan
galenik
• Ekstrak
Infusa / Infus

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan


mengekstraksi simplisia nabati dengan air
pada suhu 90º selama 15 menit. (Farmakope
Indonesia Edisi III halaman 12 & Farmakope
Indonesia Edisi IV, halaman 9).
Tinctura / Tingtur

Tinctura / Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat


dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati
atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa
kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-
masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur
dibuat menggunakan 20% zat khasiat dan 10%
untuk zat khasiat keras (Farmakope Indonesia Edisi
III halaman 32).
Ekstrak
(Farmakope Indonesia Edisi III hal. 9 & Farmakope Indonesia Edisi IV
hal. 7), disebutkan bahwa : Ekstrak adalah sediaan pekat yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau
simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan.

(Farmakope Indonesia Edisi III hal. 9 & Farmakope Indonesia Edisi IV


hal. 7), disebutkan bahwa : Ekstrak adalah sediaan pekat yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau
simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan.
• Derajat kehalusan

Hal-hal yang
perlu
• Temperatur suhu dan
diperhatikan lamanya waktu

dalam
pembuatan
sediaan galenik • Bahan penyari dan
cara menyari

• Konsentrasi/kepekatan
• Ekstrak kering (siccum)

Macam-
• Ekstrak kental (spisssum)
macam
ekstraksi
• Ekstrak cair (liquidum)
Insert text here

Ekstrak kering adalah ekstrak yang ditambahkan


serbuk pengisi, seperti, laktosa, avicel,
maltodekstrin, amilum atau bahan pengisi lain yang
inert dengan perbandingan tertentu, kemudian
dikeringkan dalam lemari pengering (oven). Ekstrak kering
Ekstrak kering juga dapat diperoleh dengan
menguapkan seluruh pelarut yang digunakan pada (siccum)
saat penyarian, hingga benar-benar kering
menhhasilkan massa berupa serbuk, tetapi cara
seperti ini jarang digunakan pada skala industri,
karena lamanya proses pengeringan dan khawatir
merusak zat aktif dari ekstrak.
Ekstrak kering jika mengandung kadar air kurang
dari 5%. (Voigt,1994)
Insert text here

Ekstrak Kental atau ekstrak semisolid,


adalah sediaan yang memiliki tingkat
kekentalan di antara ekstrak kering dan
ekstrak cair.Ekstrak kental didapatkan Ekstrak kental
dari penguapan sebagian dari pelarut, (spisssum)
air, alkohol, atau campuran hidroalkohol
yang digunakan sebagai pelarut dalam
ekstraksi. Ekstrak semisolid mengandung
antimicrobial atau bahan pengawet
lainnya yang sesuai.
Ekstrak kental jika mengandung kadar air
kurang dari 5% - 30%. (Voigt,1994)
Insert text here

Ekstrak cair adalah sediaan cair


simplisia nabati, yang
mengandung etanol sebagai Ekstrak cair
pelarut atau sebagai pengawet
(liquidum)
atau sebagai pelarut dan
pengawet.
Ekstrak cair yang cenderung membentuk
endapan dapat didiamkan dan disaring.
Kadar air ekstrak cair sebesar 30%.
ISOLAT

Isolat merupakan nama lain dari pelarut, solvent atau


cairan penarik.
Isolat memiliki fungsi untuk menarik satu zat atau
beberapa zat dari bahan asal yang dibutuhkan, karena
pada umumnya bahan berkhasiat tersebut dapat ditarik
tanpa merusak zat yang akan diambil.
• Selektivitas

Syarat-syarat
pemilihan • Ekonomis

larutan
penarik
• Ramah lingkungan
• air

• etanol
Macam-
• eter
macam
• Solvent hexan
cairan
• chlorofom
penyari
• Gliserin (gycerinum)

• acetonum
Insert text here

Termasuk pelarut yang mudah digunakan


dan pemakaiannya luas. Pada suhu kamar, air
adalah pelarut yang baik untuk berbagai zat
misalnya garam alkaloid, glukosida,
sakarida,dll. Keuntungan penarikan
menggunakan air adalah bahwa jenis-jenis Air
gula, gom, asam tumbuh-tumbuhan, garam
mineral, dan zat-zat warna akan tertarik atau
melarut lebih dahulu.
kekurangan banyak diantara zat tersebut yang
merupakan media yang baik untuk
perkembangan dan pertumbuhan jamur dan
bakteri.
Insert text here

Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat


tertentu, tidak seperti air yang dapat
melarutkan banyak jenis zat, oleh karena itu
lebih baik dipakai sebagai cairan penarik
untuk sediaan galenik yang mengandung zat etanol
berkhasiat tertentu. Pada umumnya etanol
merupakan pelarut yang baik untuk alkaloid,
glukosida, damar, dan minyak astiri. Etanol
juga menghambat pertumbuhan jamur dan
bakteri, sehingga di samping sebagai cairan
penyari, juga berguna sebagai pengawet.
Insert text here

Eter sangat mudah menguap


eter
sehingga cairan ini kurang tept
untuk pembuatan sediaan obat
dalam atau sediaan yang nantinya
disimpan lama.
Insert text here

Cairan ini adalah salah satu hasil dari


penyulingan minyak tanah kasar.
Solvent
Pelarut yang baik untuk lemak dan minyak. hexan
Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan
lemak dari simplisia yang mengandung lemak
yang tidak diperlukan.
Insert text here

Tidak dipergunakan untuk


sediaan dalam karena efek chloform
farmakologinya. Merupakan
bahan pelarut yang baik untuk
basa alkaloida, damar, minyak
lemak dan minyak atsiri.
Insert text here

Gliserin
Gliserin adalah pelarut yang (gycerinum)
baik untuk tanin dan hasil-hasil
oksidanya, jenis-jenis GOM dan
albumin.
Insert text here

Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam.


acetonum
Pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak,
minyak atsiri, damar. Memiliki bau yang tidak enak dan
sukar hilang dari sediaan.
ZAT BALLAST

Zat ballast merupakan zat pengotor yang ada pada ekstrak


tumbuhan baik dalam jumlah sedikit ataupun dalam jumlah
yang banyak, zat ballast juga dapat dibersihkan
menggunakan pelarut yang bersifat non polar.

Contoh dari zat ballast antara lain :


1. Lemak
2. Klorofil
3. resin

Anda mungkin juga menyukai