Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan


mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan . Salah
satu zat antibakteri yang banyak dipergunakan adalah antibiotik. Antibiotik adalah senyawa
kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup termasuk struktur
analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses
penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme (Siswando dan Soekardjo,
1995). Salah satu masalah global yang sedang dihadapi saat ini adalah resistensi bakteri
terhadap antibiotik baik pada negara berkembang maupun negara maju oleh karena itu
dibutuhkan beberapa tindakan untuk mengurangi masalah ini. Di Indonesia infeksi masih
menjadi masalah yang serius, karena salah satu penyebab penyakit infeksi yang paling
banyak adalah disebabkan oleh bakteri (Rubiyanto dkk., 2014). Upaya- upaya yang dapat
dilakukan diantaranya adalah mengontrol penggunaan antibiotik, mengembangkan penelitian
untuk lebih mengerti tentang mekanisme resistensi secara genetik dan penemuan obat baru
yang menggunakan bahan yang berasal dari alam untuk meminimilasir efek samping seperti
yang dapat ditimbulkan dari penggunaan antibiotic atau zat aktif lain. (Djajadisastra dkk.,
2009).

Escherichia coli merupakan bakteri batang gram negatif, tidak berspora, motil
berbentuk flagel peritrik, berdiameter ± 1,1 – 1,5 μm x 0,2 – 0,6 μm. E. Escherichia coli
adalah salah satu jenis bakteri gram negatif. Bakteri Escherichia coli pada umunya berada
pada usus besar yang berfungsi sebagai penekan pertumbuhan dan berperan membantu proses
pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Selain itu, bakteri ini
juga membantu produksi vitamin K. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah saat terjadi
perdarahan seperti pada luka/mimisan. (Pourbakhsh et al., 1997). Jika bakteri E. coli dalam
jumlah yang berlebihan pada usus maka dapat mengakibatkan diare. Kebanyakan pasien
yang terinfeksi bakteri ini mengalami gejala diare seperti (feses berlendir), mual dan kejang
abdomen. Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari (Procop and Cockrerill, 2003). Dan jika
bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain, maka akan dapat menyebabkan infeksi.
Jika bakteri E. coli sampai masuk ke saluran kencing maka dapat mengakibatkan infeksi pada
saluran kemih/kencing (ISK). Zhu et al., 1994). Selain berada pada usus besar bakteri E.coli
ini banyak terdapat di alam sehingga untuk pencegahan dampak buruknya tetap menjaga dan
memasak makanan hingga matang (Kaper et al., 2004). Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Refdanita et al.(2002) diketahui bahwa beberapa jenis kuman pathogen seperti
Pseudomonas sp. Klebsiella sp.E. coli, S. b haemolyticus, S. epidermidis dan S. aureus
mempunyai resistensi tertinggi terhadap ampisilin, amoksisilin, penisillin G, tetrasiklin dan
kloramfenikol.

Indonesia mempunyai banyak jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai


antibakteri, salah satunya adalah tanaman pisang. Indonesia merupakan habitat yang baik
untuk tanaman pisang karena mempunyai iklim tropis, di sekitar kita tentu banyak dijumpai
berbagai jenis tanaman pisang baik yang sengaja ditanam maupun yang tumbuh liar.
Tanaman pisang mempunyai bagian-bagian di antaranya adalah akar, batang, daun, bunga,
dan buah (Suyanti, 2012: 23-26). Tanaman pisang merupakan salah satu jenis tanaman yang
diketahui dapat digunakan sebagai antibakteri karena mampu menghambat aktivitas mikroba.
Saraswati (2015), melaporkan bahwa tanaman pisang memiliki banyak kandungan senyawa
aktif (metabolit sekunder) yang berperan sebagai senyawa antimikroba diantaranya saponin,
tanin, alkaloid, flavonoid, dan fenol. Pada sebagian masyarakat Indonesia pelepah tanaman
pisang dipercaya Sebagai penyembuh luka. Pelepah tanaman varietas pisang raja bermanfaat
untuk mempercepat penyembuhan luka , ini dapat disebabkan karena dalam ekstrak batang
tanaman pisang raja mengandung saponin, flavanoid dan tanin (Rosanto, 2012). Ini juga
terdapat pada tanaman pisang ambon Pada penelitian sebelumnya yakni Jumriah Nur yakni
getah pelepah pisang ambon yang juga mengandung tanin, saponin, flavanoid dan fenol yang
dapat berfungsi sebagai antibakteri karena memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan
bakteri S. aureus, Pseudomonas aeuroginosa dan Escherichia coli (Nur, 2012). Berdasarkan
uraian berikut peneliti tertarik untuk melakukan penilitian tentang pembandingan ekstrak
etanol pelepah pisang ambon dan pelepah pisang raja menguji aktivitasnya pada bakteri
Escherichia coli sehingga nanti dapat diketahui varietas pelepah pisang mana yang paling
baik dalam aktivitas penghambatan bakteri.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak etanol pelepah tanaman pisang ambon dan ekstrak etanol pelepah
tanaman pisang raja dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli ?

2. Varietas tanaman pisang manakah yang lebih baik dalam menghambat


pertumbuhan bakteri Escherichia coli ?

C. Tujuan Penelitian

1. Menguji pengaruh ekstrak etanol pelepah pisang ambon dan ekstrak etanol
pelepah pisang raja terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

2. Membuktikan varietas tanaman pelepah pisang ambon atau pelepah pisang raja
yang paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai kajian ilmiah pembuatan obat tradisional yang berasal dari tanaman
pisang terutama digunakan sebagai anti bakteri.

Anda mungkin juga menyukai