Anda di halaman 1dari 13

Farmakope Indonesia IV Th.

1995
Suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair.
Menurut
Literatur Buku Farmakope Indonesia III Th. 1979
Suspensi adalah sediaan yang
mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut,
terdispersi dalam cairan pembawa .

Fornas Edisi 2 Th. 1978 halaman 333


Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak
melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau
sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau
tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan
pembawa yang ditetapkan.
Secara Umum

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak


larut yang terdispersi dalam fase cair. Sistem terdispersi terdiri dari partikel
kecil yang dikenal sebagai fase dispersi, terdistribusi keseluruh medium
kontinu atau medium dispersi. Untuk menjamin stabilitas suspensi
umumnya ditambahkan bahan tambahan yang disebut bahan
pensuspensi atau suspending agent.
Menurut Farmakope Menurut Farmakope
Indonesia edisi III Indonesia edisi IV

Zat terdispersi harus halus dan Suspensi tidak boleh di injeksikan


tidak boleh mengendap. Jika secara intravena dan intratekal.
dikocok harus segera terdispersi Suspensi yang dinyatakan untuk
kembali. Dapat mengandung digunakan untuk cara tertentu
zat dan bahan menjamin harus mengandung anti mikroba.
stabilitas suspense. Kekentalan Suspensi harus dikocok sebelum
suspensi tidak bolah terlalu tinggi digunakan.
agar mudah dikocok atau sedia
dituang. Karakteristik suspensi
harus sedemikian rupa sehingga
ukuran partikel dari suspensi
tetap agak konstan untuk jangka
penyimpanan yang lama.
SUSPENSI :

Suspensi Optalmik
sediaan cair steril yang
mengandung partikel-
Suspensi Oral Suspensi Topikal partikel yang terdispersi
dalam cairan pembawa
sediaan cair yang sediaan cair yang ditujukkan untuk
mengandung partikel mengandung partikel penggunaan pada
padat yang terdispersi padat yang terdispersi
dalam pembawa cair
mata.
dalam pembawa cair
dengan bahan
yang ditujukkan untuk
pengaroma yang sesuai
dan ditujukkan untuk penggunaan pada
penggunaan oral. kulit.
Suspensi untuk injeksi
SUSPENSI : terkontinu
sediaan padat kering
dengan bahan pembawa
yang sesuai untuk
membentuk larutan yang
memenuhi semua
Suspensi tetes telinga persyaratan untuk suspensi
Suspensi untuk steril setelah penambahan
sediaan cair yang injeksi bahan pembawa yang
mengandung partikel- sesuai.
partikel halus yang sediaan berupa suspensi
ditujukkan untuk diteteskan serbuk dalam medium cair
pada telinga bagian luar. yang sesuai dan tidak
disuntikan secara
intravena atau kedalam
saluran spinal.
1. Volume sedimentasi 2. Derajat flokulasi

endapan yang terjadi harus mudah Adalah suatu rasio volume


terdispersi dengan pengocokan yang sedimen akhir dari suspense
ringan sehingga perlu dilakukan flokulasi (Vu) terhadap volume
pengukuran volume sedimentasi. sedimen akhir suspense
deflokulasi (Voc)
Volume sedimentasi adalah suatu
rasio dari volume sedimentasi akhir
(Vu) terhadap volume mula-mula
dari suspense (V0) sebelum
mengendap.
Volume sedimentasi dapat mempunyai
harga dari < 1 sampai > 1
3. Metode reologi 4. Perubahan ukuran partikel
digunakan untuk membantu Digunakan cara Freeze - thaw cycling
menentukan perilaku yaitu temperatur diturunkan sampai
pengendapan dan pengaturan titik beku, lalu dinaikkan sampai
pembawa dan sifat yang menonjol mencair kembali (> titik beku)
mengenai susunan partikel Dengan cara ini dapat dilihat
dengan tujuan untuk pertumbuhan kristal dan dapat
perbandingan. Metode reologi menunjukkan kemungkinan keadaan
menggunakan viskometer berikutnya setelah disimpan lama
Brookfield. pada temperatur kamar. Yang pokok
yaitu menjaga tidak akan terjadi
perubahan ukuran partikel, distribusi
ukuran dan sifat kristal.
Metode Disperse Metode Presitipasi

Ditambahkan bahan oral Zat yang hendak didispersikan


kedalam mucilage yang telah dilarutkan dulu dalam pelarut organik
terbentuk, kemudian diencerkan. yang hendak dicampur dengan air.
Setelah larut dalam pelarut organik
larutan zat ini kemudian di encerkan
dengan latrutan pensuspensi dalam
air sehingga akan terjadi endapan
halus tersuspensi dalam air seningga
akan terjadi endapan halus
tersuspensi dengan bahan
pensuspensi.
Pembuatan suspensi diawali dengan pembuatan sirupus simplex yang
kemudian dilakukan penyaringan dengan ukuran mesh yang dapat
menyaring partikel kotoran. Setelah itu dilakukan pembuatan suspending
agent. Setelah larutan suspending agent mengembang maka dilakukan
penghalusan dengan menggunakan colloid mill. Bahan aktif yang tidak
larut harus dilakukan proses pembasahan terlebih dahulu. Setelah masing-
masing bahan siap, maka dilakukan proses pencampuran di dalam mixing
tank. Bahan-bahan pembantu ditambahkan ke dalam campuran sediaan
dalam kondisi terlarut dalam air. Setelah suspensi terbentuk maka
ditambahkan air sampai volume yang diinginkan. Proses terakhir adalah
suspensi dihaluskan dengan colloid mill.
Selanjutnya sampel diambil sebanyak 500 ml untuk pengujian
laboratorium kemudian hasil mixing diberi label “Dalam Pemeriksaan”.
Pengujian yang dilakukan terhadap suspensi antara lain; organoleptis, pH,
berat jenis, viskositas serta kadat zat aktif. Setelah lulus hasil pengujian, maka
suspensi siap di-filling ke dalam botol dengan menggunakan mesin Liquid
Filling and Cropping Machine. Secara skematis alur proses pembuatan
suspensi lihat pada gambar.
Viskositas dari suatu suspensi apabila mempengaruhi pengendapan dari
partikelpartikel zat terdispersi perubahan dalam sifat-sifat aliran dari
suspensi bila wadahnya dikocok dan bila produk tersebut dituang dari
botol dan kualitas penyebaran dari cairan (lotio) bila digunakan untuk
suatu bagian permukaan yang akan diobati. Pertimbangan rheologi juga
penting dalam pembuatan suspensi.

Satu-satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada


penyimpanan adalah lantaran pengendapan dari partikel-partikel yang
tersuspensi. Gaya ini diabaikan dan bisa dibuang. Tetapi jika wadah
dikocok dan produk dituang dari botol terdapat laju shearing yang
tinggi. Zat pensuspensi yang ideal harus mempunyai viskositas yang
tinggi pada shear yang dapat diabaikan yakni selama penyimpanan
dan zat pensuspensi itu harus mempunyai viskositas yang rendah pada
laju shearing yang tinggi yakni ia harus bebas mengalir selama
pengocokan, penuangan, dan penyebarannya ini.

Anda mungkin juga menyukai