Anda di halaman 1dari 15

Pendidikan Kesehatan Terkait Kasus

Overdosis
Kelompok 4
Gabriel G.
Hervina
Ira Amalia
Rohayati
Tiara Sandia
Yulinda H.
Definisi
Overdosis (OD) atau kelebihan dosis terjadi apabila tubuh mengabsorbsi obatlebih dari ambang
batas kemampuannya (lethal doses). Biasanya, hal initerjadi akibat adanya proses toleransi tubuh
terhadap obat yang terjadi terusmenerus, baik yang digunakan oleh para pemula maupun para
pemakai yangkronis.
Penyebab Overdosis

Kualitas barang dikonsumsi


Mengkonsumsi lebih dari satu
Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas berbeda.
jenis narkoba misalnya
kemampuannya, misalnya jika seseorang
mengkonsumsi putaw hampir
memakai narkoba walaupun hanya seminggu,
bersamaan dengan alcohol atau
tetapiapabilah dia memakai lagi dengan
obat tidur seperti
takaran yang sama seperti
valium,megadom/ BK, dll.
biasanyakemungkinan besar terjadi OD
Gejala
Overdosis

Tubuh dingin dan kulit


Tidak merespon pada Wajah pucat atau membiru
lembab
sentuhan atau suara

Tidak bernafas selama 3-5 Bernafas tetapi sangat Keluar busa pada mulu
menit lambat, kira-kira 2-4 kali
dalam 1 menit

Sakit atau seperti ada Keringat dingin mengalir Pingsan dan Kejang-
tekanan yang sangat kuat deras (keringat jagung) kejang
di dada
Pencegahan Primer
Penggunaan Obat yang Benar

Dalam usaha swamedikasi, banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dan keamanan
pengobatan yang dilakukan, salah satunya adalah bekal informasi yang cukup mengenai obat yang
harus digunakan pada kondisi tertentu dan yang tidak kalah penting adalah cara menggunakannya
dengan benar dan aman. Di pasaran obat-obatan yang dapat digunakan untuk swamedikasi tersedia
dalam berbagai bentuk, dalam bahasa farmasi disebut betuk sediaan obat (BSO). BSO ini bermacam-
macam, mulai dari tablet, sirop, krim, salep, tetes telinga, tetes mata, tetes hidung, sampai suppositoria
(obat yang dimasukan melalui anus/dubur). Setiap bentuk sediaan obat ini memiliki pemakaian yang
berbeda, dan untuk dapat melakukan swamedikasi dengan benar dan aman, pemakaian tersebut harus
dipahami.
Tablet, Kapsul, dan Kaplet

Tablet, kapsul, dan kaplet adalah bentuk sediaan obat yang paling banyak dijumpai dan
sering digunakan masyarakat untuk swamedikasi. Penggunaan tablet relatif sederhana,
biasanyan dapat langsung diminum. Namun, beberapa jenis obat seperti antasida (obat
maag) berupa tablet harus dikunyah terlebih dahulu baru ditelan. Ada juga tablet yang
dibuat berlapis salutan yang tidak boleh dikunyah terlebih dahulu atau digerus karena
dibuat untuk dilepaskan saat tablet sudah sampai di usus.
Kapsul bahan aktifnya berada di dalam cangkang kapsul yang umumnya berwarna-warni.
Sebaiknya cangkang ini tidak dibuka sebelum obat diminum. Untuk itu, walaupun
sederhana penggunaan harus tetap memperhatikan instruksi yang tercantum pada kemasan
obat.
Sirup

Sirop merupakan bentuk sediaan obat yang sudah akrab dengan masyarakat. Karena berbentuk cair dan
umumnya memiliki rasa yang manis, sirop banyak digunakan untuk anak-anak. Pada anak-anak, dosis obat
adalah hal yang sangat penting, untuk itu sedapat mungkin saat memberikan sirop obat, menggunakan
takaran/sendok takar, bukan sendok yang ada di rumah karena volume yang diberikan akan berbeda-beda.
Apabia sendok takar tidak disertakan di dalam kemasan, dapat membeli atau meminta apoteker di apotek
untuk memberikannya.
Karena sirop umumnya mengandung banyak gula, maka orang yang menderita penyakit kencing manis atau
diabetes mellitus harus hati-hati sebelum menggunakan obat dalam bentuk sirop. Selain itu, air dan gula
yang ada di dalam sirop merupakan tempat pertumbuhan yang baik untuk mikrooganisme, seperti bakteri
dan jamur. Oleh karena itu, penyimpanan sirop harus di tempat yang kering, sejuk, dan terhindar dari cahaya
matahari langsung dengan wadah tertutup rapat. Walaupun pada kemasan obat telah tercantum tanggal
kadaluwarsa, tetapi sirop hanya boleh digunakan maksimal 2-3 minggu setelah kemasan pertama kali
dibuka, setelah waktu tersebut sirop harus dibuang.
Tetes Mata

Obat dalam bentuk tetes mata yang boleh digunakan dalam swamedikasi adalah tetes mata yang berguna untuk
mengatasi iritasi rmata ringan, seperti karena debu, berenang, atau terlalu lama berada di ruang ber-AC.
Tetes mata yang berguna untuk infeksi dan radang pada mata penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Cara
menggunakan tetes mata dengan benar adalah sebagai berikut.
• Cuci tangan dengan benar sebelum meggunakan obat.
• Berbaring atau duduk menengadahkan kepala.
• Buka kelopak mata bagian bawah.
• Teteskan obat pada kantong di bawah kelopak mata tanpa ujung kemasan obat menyentuh bagian mata.
• Tutup mata selama beberapa waktu.
• Tutuplah kemasan obat dengan rapat setiap selesai digunakan.
Salep Mata

Beberapa pengobatan untuk gangguan pada mata ada yang menggunakan obat berbentuk salep. Untuk membedakan
salep mata dengan salep kulit dapat dilihat pada bentuk kemasan obat. Tube salep mata umumnya memiliki mulut yang
panjang dibanding salep kulit.
Secara umum cara mengunakan salep mata tidak jauh berbeda dengan tetes mata, yaitu sebagai berikut.
• Cuci tangan dengan benar sebelum menggunakan obat.
• Berbaring atau duduk menengadahkan kepala.
• Buka kelopak mata bagian bawah.
• Tekan tube salep mata untuk mengeluarkan obat sepanjang kelopak mata bagian bawah tanpa ujung kemasan obat
menyentuh bagaian mata.
• Tutup mata selama beberapa waktu sambil menggerakan-gerakkan bola mata agar obat tersebar.
• Tutuplah obat dengan benar rapat setiap selesai digunakan.
Tetes Hidung
Bersihkan rongga hidung Berbaring dengan kepala menengadah,
pegang tetes hidung, dan posisikan tepat
di atas lubang hidung.

2
Duduk tegak, kemudian gerakan
kepala ke depan, ke belakang,

3 kemudian ke kiri dan ke kanan secara


perlahan

Teteskan obat sesuai jumlah tetes


yang diperlukan tanpa ujung tetes
4
masuk ke dalam lubang hidung
Tetes Telinga
Apabila mengalami infeksi pada telinga atau ada kotoran yang keras dan
sulit dikeluarkan, maka obat yang digunakan berbentuk tetes telinga. Cara
menggunakan tetes telinga dengan benar adalah sebagai berikut.

Tengkurap atau duduk dengan Posisikan tetes telinga pada lubang


kepala dimiringkan ke samping. telinga tanpa ujung tetes menyentuh
lubang telinga.

1 2

3
Teteskan obat sesuai jumlah tetes yang dibutuhkan.

4 Tetap pada posisi tersebut selama beberapa saat sambil


menutup lubang telinga

5 Kembali duduk tegak.


 
Supositoria

Supositoria dalah obat yang berbentuk seperti peleuru yang pemakaiannya bukan ditelan,
melainkan dimasukan ke dalam anus/dubur atau vagina. Supositoria akan bekerja
denganmelebur atau meleleh pada temperature tubuh saat dimasukan ke dalam anus atau
vagina. Oleh karena itu, biasanya supositoria membutuhkan penyimpanan khusus, yakni di
tempat dingin seperti di kulkas (bukan di bagian lemari pembekunya).
Sesaat sebelum digunakan, supositoria dikeluarkan dari kulkas, apabila dirasa terlalu keras,
maka supositoria dapat diletakkan selama beberapa detik di bawah air mengalir. Cara
menggunakan supositoria dengan benar adalah sebagai berikut.
Supositoria

Buka pembungkus supositoria. Berbaring dengan posisi menyamping,


kaki yang berada di atas diangkat sedikit
ke arah depan.

1 2
Pastikan supositoria sudah masuk
seluruhnya ke dalam lubang anus atau

3
vagina sebelum kembali ke posis
duduk atau berdiri.
 

Gunakan salah satu tangan untuk


mengangkat pantat bagian atas dan
tangan lainnya untuk mendorong
4
supositoria
Pencegahan Sekunder
Tujuan dari pencegahan sekunder kegawat daruratan yaitu Pendeteksian dini
pasien serta penanganan segera sehingga komplikasi dapat dicegah.

Gunakan APD, lalu bersihkan


Menghubungi ambulans,
jalan nafas (tenggorokan dan
sambil menunggu ambulans
mulut) orang tersebut dari
muntah
Sebelum ambulan
Cek denyut nadi, pola nafas, datangbaringkan tubuh
dan saluran pernafasan penderita menghadap kekiri
dan beri posisi nyaman

Berikan penderita apapun


Menyarankan penderita yang dapat menetralisir racun
muntah seperti cuka, susu, dan jus
lemon

Jika penderita tidak sadarkan


diri, jangan berikan sesuatu
atau memasukkan apapun
kedalam mulutn
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai