Anda di halaman 1dari 64

Tablet Salut

FARMASI 5-B FARMASI 5-D

Miyadah Sammiyah Rahmi Sertiana N.


Euis Chodidjah Nova Sari A.
Rahma Ayunda Lela Laelatu
Rian Hidayat
Happy Rahma
Khaerunnisa
Qadrina Suffy
Niekha Zoeliena
Elsa Elfrida Ahmad Fauzi
M. Al-Fattah Beryl Zahyin
Karimah Ahmad Rifqi
Evi Nurul H Khairul Bahtiar
Nur Hayati I
Pendahuluan
• Tablet salut : tablet yang disalut dengan satu atau lebih
lapisan dari campuran berbagai zat, seperti damar
alam/sintetik, gom, gealtin, pengisi yang tidak larut dan tidak
aktif, gula, pemlastis, poliol, malam, zat pewarna yang
diperbolehkan oleh peraturan, dan kadang-kadang penambah
rasa (flavouring) serta zat aktif.
Berdasarkan jenis bahan penyalut:
a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee): disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung
serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau titanium dioksida yang
disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin.
b. Tablet salut selaput (film coated tablet/fct): disalut dengan hidroksipropil metilselulosa, metil
selulosa, hidrosipropilselulosa, Na-CMC dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang
tidak mengandung air atau mengandung air.
c. Tablet salut kempa: tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang tdd
laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok.
d. Tablet salut enterik (enteric coated tablet): disebut juga tablet lepas-tunda jika obat dapat rusak
atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, diperlukan penyalut
enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
e. Tablet lepas-lambat (sustained-release): efek diperpanjang, efek pengulangan, dan lepas lambat
dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentu setelah
obat diberikan.
TABLET SALUT GULA
Pendahuluan
• Tablet salut gula adalah tablet kempa konvensional yang
disalut dengan beberapa lapisan tipis larutan gula
berwarna atau tidak berwarna secara berturut-turut.
• Tablet bersalut gula sering disebut dragee.
Umumnya salut gula yang digunakan ialah sukrosa (gula pasir)
karena sukrosa dapat menghasilkan penyalut yang licin,
bermutu tinggi, pada dasarnya kering dan bebas lekat pada
akhir proses. (siregar : 305)
Keuntungan menggunakan salut gula :
•Bahan mentah tidak mahal dan mudah tersedia
•Bahan mentah diterima secara luas dengan sedikit masalah peraturan
(mungkin dengan perkecualian zat pewarna).
•Prosesnya tidak mahal, alat sederhana dapat digunakan.
•Produk salut gula menyenangkan secara estetika dan dapat diterima oleh
konsumen yang luas.
•Pada umumnya, proses tidak sekritis proses salut selaput dan prosedur
perolehan kembali lebih mudah dilakukan. (siregar : 306)
Kekurangan menggunakan salut gula :
•Ukuran dan bobot produk jadi mengakibatkan peningkatan biaya
pengemasan dan pengiriman.
•Kerapuhan penyalut yang membuat tablet yang disalut rentan terhadap
kerusakan yang mungkin terjadi jika salah satu ditangani.
•Pencapaian mutu estetika yang tinggi sering memerlukan jasa operator
penyalut dengan keterampilan menyalut yang tinggi.
•Pengkilapan akhir yang dicapai dengan suatu tahap pemolesan dapat
mebuat pencetakan menjadi sulit.
•Kerumitan prosedur, formulasi, dan proses membuat otomatisasi lebih sulit.
(siregar : 306)
Proses Penyalutan Gula
Proses penyalutan gula yang khas meliputi enam tahap utama
yaitu :
1. Penyegelan (sealing)
2. Penyalutan dasar (subcoating)
3. Pembesaran (grossing) dan Pelicinan permukaan
(smoothing)
4. Penyalutan warna (color coating)
5. Pemolesan (polishing)
6. Pencetakan cap (printing)
ALASAN
• Menutupi bau dan rasa yang tidak enak,
• Menutupi warna tablet yang kurang menarik
• Menghindari obat yang mudah bereaksi
dengan udara, cahaya dan kelembaban
Formulasi tablet salut gula:
No. BAHAN FUNGSI KONSENTRASI/DOSIS

1 Ibuprofen Zat aktif 500 mg


2 Kalsium Karbonat Pengisi q.s
3 Metil selulosa Penghancur Penghancur dalam 10 %
Penghancur luar 5 %

4 Hidroksipropimetil Pengikat 3%
5 Sukrosa dalam air Pembentuk salut gula 60 %

6 Mg stearat Lubrikan 1%
7 Talk Glidan 2%
8 Na Lauril Sulfat Pembasah 1%
Preformulasi
1. Ibuprofen
• Fungsi : sebagai zat aktif (antiinflamasi non-steroid)
• Alasan pemilihan bahan : ibuprofen bersifat higroskopis. Dengan
adanya penyalut gula dapat melindungi zat aktif dari kelembaban
dan memberikan rasa yang enak.

2. Kalsium karbonat
• Fungsi : pengisi tablet salut gula.
• Alasan pemilihan bahan : pengisi yang biasa digunakan dalam tablet
salut gula dan memiliki sifat alir yang baik.
3. Metilselulosa
• Fungsi : sebagai penghancur tablet.
• Konsentrasi yang digunakan : penghancur dalam 10%, penghancur luar
5%.
• Alasan pemilihan bahan : bersifat inert (kompatibel dengan bahan
tambahan lainnya), stabil secara fisika dan kimia.

4. Hidroksipropilmetil selulosa
• Fungsi : sebagai pengikat tablet.
• Konsentrasi yang digunakan : Dalam sediaan oral, konsentrasi HPMC
yang digunakan antara 2-5%.
• Alasan pemilihan bahan : pengikat yang baik dalam formulasi tablet
(baik dalam formulasi tablet cetak langsung yang ditambahkan dalam
bentuk sebuk, dan granulasi basah yang digunakan dalam disperse cair )
5. Magnesium Stearat
• Fungsi : lubrikan tablet.
• Konsentrasi yang digunakan : Konsentrasi yang digunakan sebagai lubrikan
antara 0,25-5%
• Alasan pemilihan bahan : lubrikan yang secara luas digunakan dalam sediaan
tablet dan lebih efektif untuk mengurangi friksi antara dinding tablet dan
dinding die. Hal ini dikarenakan magnesium stearat tidak larut dalam air.

6. Sukrosa
• Fungsi: pembentuk salut gula
• Konsentrasi yang digunakan : konsentrasi yang digunakan sebagai penyalut
gula 50-67%.
• Alasan pemilihan bahan : bahan utama yang digunakan sebagai penyalut
gula, sangat mudah larut dalam air, menghasilkan penyalut yang licin,
bermutu tinggi, tidak melekat pada proses akhir.
7. Talkum
•Fungsi : sebagai glidan dalam sediaan tablet.
•Konsentrasi yang digunakan : 1-10%.
•Alasan pemilihan bahan : memiliki keunggulan dibandingkan dengan glidan
lainnya karena selain mengurangi friksi antar granul dan meningkatkan sifat alir
granul juga dapat berfungsi sebagai antiadheren yang mencegah melengketnya
tablet pada dinding die pada saat pengempaan.

8. Na Lauril Sulfat
•Fungsi : merupakan surfaktan anionik yang berfungsi sebagai zat pembasah dan
zat pembantu dispersi.
•Konsentrasi yang digunakan : 0,5 -2,5 %
•Alasan pemilihan bahan: natrium lauril sulfat merupakan bahan pembasah
yang biasa digunakan dalam sediaan tablet untuk mempercepat penetrasi air ke
dalam tablet.
C
A Penyegelan(Sealing)
R
Pelapisan Dasar( Subcoating)
A
Pembesaran(grossing)
PE
M Pelicinan permukaan( Smothing)
B
Penyalutan Warna(Color Counting)
U
A Pemolesan (polishing)
T
A Pencetakan Cap(printing)
N
1. Penyegelan (sealing)
•sendok tuang besar(ladle) dalam panci /teknik semprot pada permukaan inti tablet
•.Untuk mencegah penyusupan air ke dalam inti tablet, agar tablet tidak lunak dan tidak pecah pada produk akhir.
•Bahan: Polimer: selak, zein, hidroksipropilmetil selulosa (HPMC), polivinil asetat ftalat (PVAP), dan selulosa ftalat asetat
(CAP).

2. Penyalut Dasar (Subcoating)


•Untuk membulatkan tepi dan menambah ukuran tablet, Bobot meningkat hinga 50-100%
•Dengan pemakaian larutan pengikat dan menaburkan bubuk pelapis dasar bergantian. Disusul dengan
pengeringan
•Bahan: talk, kalsium karbonat,dll
•pembentuk film pembantu seperti akasia, gelatin guna menyempurnakan keutuhan struktur salut

3. Pembesaran Dan Pelicinan (grossing dan smoothing)


•Karna persyaratan pelicinan dapat dicapai selama penerapan salut dasar (subcoat), proses pelicinan
biasanya tidak dilakukan.
•Tapi Proses ini berguna apabila formulasi salut warna berikutnya menggunakan zat pewarna larut air
karena dapat membuat permukaan di bawah salut berwarna lebih memantulkan cahaya(reflective).
Hasilnya, warna akhir akan lebih bersih dan lebih cemerlang.
4. Penyalutan warna (color coating)
•Pelapisan sirup terdiri dari 3 fase dasar: sirup kasar(lapisan sirup dengan bubuk pelapis dasar
tersebar di dalamnya), sirup kental dan sirup biasa.

5.    Pemolesan (polishing)


•Permukaan tablet yang baru saja disalut warna biasanya masih pudar.
•Dikilapkan di dalam panci penyalut standar yang bersih atau di salam panci pengkilap kanvas.
•Bahan: Bubuk lilin(lilin lebah atau karnauba)

6.    Pencetakan cap (printing)


•tablet yang disalut gula selanjutnya diberi identitas dengan suatu nama produk, kekuatan dosis
atau logo perusahaan, hal ini harus dilakukan dengan suatu proses penstempelan.
•proses penstempelan yang dikenal sebagai offset rotogravure yaitu penerapan tinta bercak
farmasetik pada permukaan tablet yang disalut
E
V
A
L
U
A
S
I
1. Kontrol Penampilan Tablet
• Penampilan umum tablet dan parameter-parameter tablet:
bentuk, warna, ukuran, bentuk permukaan, serta deteksi
adanya cacat fisik

2. Kontrol Diameter dan Ketebalan Tablet


• 20 tablet diukur diameter dan ketebalannya dg jangka sorong
• Memenuhi syarat jika: diameter tablet tidak lebih dar 3 kali
dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
3. Kontrol Keragaman Bobot
• Dua puluh tablet ditimbang satu per satu secara seksama dan
dihitung bobot rata-rata tablet tersebut. Syarat uji keragaman
bobot tercantum dalam tabel :
BOBOT RATA-RATA Penyimpangan Bobot Rata-
Rata
A B
25 mg atau kurang 15 30
25 mg – 150 mg 10 20
151 mg – 300 mg 7,5 15
Lebih dari 300 mg 5 10
4. Kontrol Kekerasan
• Tablet diletakkan pada ujung alat hardnes tester
dengan posisi vertikal.
• Tekan alat sampai tablet pecah atau hancur. Skala
yang terbaca pada saat tablet pecah atau hancur
menunjukkan kekerasan tablet dalam satuan Kg.
Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dan hitung waktu
putarannya
5. Kontrol Keregasan
• Bebas debukan dua puluh tablet dengan bantuan kuas halus.
• Timbang seksama dengan timbangan analitik, kemudian masukkan ke dalam
tabung alat uji keregasan tablet friabilator Erweka TAR.
• Tekan tombol, start sehingga tabung uji berputar selama 4 menit dengan
kecepatan putar 25 rpm (dua puluh lima putaran per menit).
• Keluarkan tablet, bebas debukan lagi dan timbang.
• Keregasan tablet dinyatakan sebagai selisih bobot sebelum dan setelah
pengujian dibagi bobot mula-mula dikalikan 100 %. Tablet dikatakan
memenuhi syarat keregasan tablet bila keregasan hasil uji tidak lebih dari 0,8
%.
6. Kontrol Waktu Hancur
• Enam buah tablet dimasukkan ke dalam keranjang alat uji waktu hancur Erweka ZT3.
• Tiap tabung berisi satu tablet ditambah dengan cakram penuntun.
• Naik turunkan keranjang, amati, dan catat waktu hancurnya.
Kondisi yang digunakan pada saat pengujian adalah :
• Suhu percobaan 370C ± 20C
• Gerakan naik-turun keranjang 29-32 kali
• Jarak gerakan 5,3 – 5,7 cm
• Titik tertinggi gerakan keatas, kawat kasa paling sedikit berjarak 2,5 cm di bawah
permukaan media, titik terendah gerakan ke bawah paling sedikit 2,5 cm dari dasar
wadah.
• Kasa baja tahan karat ukuran 10 mesh no 23 (0,025 inc)
Syarat: tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak
lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula atau tablet salut selaput.
7. Kontrol Disolusi
• Ada dua jenis alat yang digunakan untuk uji disolusi, yaitu alat
uji dengan pengaduk bentuk keranjang dan alat uji dengan
pengaduk bentuk dayung.
• Medium yang digunakan adalah air, HCL 0,1 N, dapar asetat
0,05 M, dapar pH 8,6 ; pH 6,0 ; pH 8,0 ; pH 4,0 ; cairan lambung
buatan tanpa pepsin, cairan usus buatan tanpa pancreatin.
• Selanjutnya dilakukan penetapan kadar hasil uiji disolusi
kemudian dihitung persen obat yang terdisolusi.
TABLET SALUT LAPIS TIPIS
PENDAHULUAN
• Jenis tablet salut yang berkembang antara lain tablet salut gula dan
salut tipis.
• Tablet salut tipis lebih dipilih daripada salut gula karena
keuntungannya antara lain proses pembuatannya lebih sederhana,
hasil akhirnya menarik dan kemungkinan penggunaan pelarut
bukan air. Untuk membuat lapisan penyalut, dibutuhkan polimer
yang dapat berfungsi sebagai pembentuk lapisan yang baik,
misalnya derivat selulosa (HPMC & HPC).
Alasan Pembuatan
• Untuk mendapatkan stabilitas, penampakan yang menarik,
kemudahan penyerapan, atau menutupi rasa dan bau yang tidak
enak, serta membantu melindungi integritas suatu obat pada
tablet.

• Apabila dilihat dari tujuan pengobatan adalah untuk menghindari


terjadinya pelepasan obat yang terlalu cepat, agar pengobatan bisa
diserap lebih maksimal

• Contoh : Tablet vitamin A


Formulasi Tablet Inti
Bahan Fungsi Komposisi

Vitamin A Zat aktif 2 mg atau 10.000 IU

Laktosa Anhidrat Pengikat 37, 22%

Natrium Bisulfit Antioksidan 0,5%

Avicel PH 102 Pengisi dan Penghancur q.s

Aerosil Adsorben 1%

Talkum Glidan 3%

Mg Stearat Lubrikan 1%

Berat tablet: 16,2867 ~ 17 mg


Penyalut untuk tablet salut lapis tipis (film coating):
• Maltodekstrin 30 mg
• PEG 15 mg
• Na-alginat 1.5 mg
• Ad air 300 mg
Laktosa Anhidrat
• Struktur Formula:

• Pemerian:

– Laktosa anhidrat berbentuk partikel putih kristal atau bubuk. Beberapa merek laktosa anhidrat yang
berbeda tersedia secara komersial yang mengandung b-laktosa anhidrat dan a-laktosa anhidrat.
Laktosa anhidrat biasanya berisi 70-80% b-laktosa anhidrat dan 20-30% a-laktosa anhidrat.

• Fungsi: Sebagai pengikat.


Sifat
Laktosa Anhidrat
•Kelarutan:
– Larut dalam air, sedikit larut dalam etanol (95%) dan eter; 40 g/100ml pada 25oC
untuk produk khas Sheffield Pharma Ingredients.

•Bobot Jenis:
– Bobot Jenis (true) 1.589 g/cm3 untuk b-laktosa anhidrat.

•Titik Leleh:
– 223.0oC untuk a-laktosa anhidrat;
– 252.2oC untuk b-laktosa anhidrat;
– 232.0oC (typical) untuk laktosa anhidrat komersial.
Laktosa Anhidrat
Stabilitas dan penyimpanan:
•Pertumbuhan jamur dapat terjadi pada kondisi lembab (RH 80% dan di atas). Laktosa dapat memberikan warna
coklat pada penyimpanan, reaksi yang dipercepat oleh hangat, dan kondisi lembab. Pada 80 oC dan RH 80%, tablet
yang mengandung laktosa anhidrat telah terbukti mengembang 1,2 kalinya setelah satu hari. Laktosa anhidrat
harus disimpan dalam wadah yang tertutup, di tempat yang sejuk, dan kering.

Inkompatibilitas:
•Laktosa anhidrat tidak kompatibel dengan oksidasi kuat. Ketika campuran yang mengandung hidrofobik
antagonis leukotrien dan laktosa anhidrat atau laktosa monohidrat disimpan selama enam minggu pada suhu
40oC dan RH 75%, campuran yang mengandung laktosa anhidrat menunjukkan penyerapan kelembaban yang
lebih besar dan terjadinya degradasi obat. Studi juga menunjukkan bahwa dalam campuran asetat roxifiban
(DMP-754) dan laktosa anhidrat, kehadiran laktosa
anhidrat mempercepat hidrolisis kelompok ester dan amidine. Laktosa anhidrat adalah gula pereduksi yang
berpotensi untuk berinteraksi dengan amina primer dan sekunder (reaksi Maillard) bila disimpan dalam kondisi
kelembaban tinggi dalam jangka waktu yang lama. 
Natrium Bisulfit
• Formula: NaHSO3
• Pemerian: serbuk kristal putih.
• Fungsi: Antioksidan pada konsentrasi 0,1 – 1%

Sifat
• Kelarutan:
– Larut 1 dalam 3,5 bagian air pada 20oC, 1 dalam 2 bagian air pada 100oC, dan 1 dalam 70 bagian
etanol (95%). Mudah larut dalam gliserol. Larutan bersifat asam.
• Bobot Jenis: 1.48 g/cm3.
• Stabilitas:
– Stabil dalam penyimpanan dan pengiriman. Natrium bisulfit kurang higroskopik bila
dibandingkan dengan natrium metabisulfit.
Avicel PH 102
• Struktur Formula:

• Fungsi: Pengisi dan Adsorben


Avicel PH 102
Pemerian:
– Mikrokristalin selulosa adalah zar yang dimurnikan, sebagian dari depolimerasi
selulosa yang berbentuk kristal putih, tidak berbau, hambar, bubuk terdiri dari
partikel berpori. Bahan ini tersedia secara komersial dalam ukuran partikel
yang berbeda dan dengan nilai kelembaban yang berbeda berdasarkan sifat
dan aplikasinya.
Sifat
•Bobot Jenis (true) : 1.420–1.460 g/cm3 untuk Avicel PH-102.
•Kelarutan:
– Sedikit larut dalam 5% b/v larutan natrium hidroksida; praktis tidak larut
dalam air, asam encer, dan banyak pelarut organik.
•Titik leleh: 260-270oC.
Avicel PH 102
Kadar Air:
– Biasanya kadar air kurang dari 5% b/b. Namun nilai berbeda mungkin terjadi
bila berisi berbagai jumlah air. Mikrokristalin selulosa merupakan bahan yang
higroskopis.

Stabilitas dan Penyimpanan:


– Mikrokristalin selulosa adalah bahan yang higroskopis meskipun stabil. Bahan
dalam jumlah banyak harus disimpan dalam wadah tertutup baik, sejuk, dan
kering.
Inkompatibilitas:
– Mikrokristalin selulosa tidak kompatibel dengan agen pengoksidasi kuat.
Maltodekstrin
• Rumus Empiris dan Berat Molekul:
(C6H10O5)n.H2O BM= 900–9000

• Struktur Formula:
Maltodekstrin
• Fungsi: Penyalut tablet lapis tipis.

• Pemerian:
– Maltodextrin tidak manis, tidak berbau, serbuk putih atau butiran. Kelarutan, higroskopisitas,
manis, dan kompresibilitas maltodekstrin akan meningkat dengan meningkatnya DE. USP32-
NF27 menyatakan bahwa mungkin secara fisik bahan ini dimodifikasi untuk meningkatkan
karakteristik fisik dan fungsionalnya.
Sifat
• Kadar air:
– Higroskopisitas meningkat seiring meningkatnya DE. Maltodextrin sedikit higroskopis pada
kelembaban yang relatif kurang dari 50%. Pada kelembaban relatif lebih besar dari 50%, yang
higroskopisitas maltodekstrin meningkat namun tidak linear.
Maltodekstrin
• Kelarutan:
– Mudah larut dalam air, sedikit larut dalam etanol (95%). Kelarutan meningkat
seiring meningkatnya DE.
• Stabilitas dan Penyimpanan:
– Maltodextrin stabil selama minimal 1 tahun bila disimpan pada suhu dingin
(<30oC) dan kelembaban relatif kurang dari 50%.
– Solusi untuk mempertahankan stabilitas dari maltodekstrin adalah
dimungkinkan penambahan antimikroba pengawet.
– Maltodextrin harus disimpan dalam wadah tertutup baik, sejuk, dan kering.
Maltodekstrin
• Inkompatibilitas:
– Di bawah pH dan kondisi suhu tertentu
maltodekstrin dapat mengalami reaksi Maillard
dengan asam amino menghasilkan menguning
atau browning.
– Tidak kompatibel dengan oksidator kuat. 
Vitamin A
• Rumus Struktur :

• Rumus Empiris : C20H30O


• Berat molekul : 286.5
• Fungsi: Zat Aktif
• Pemerian :
– Vitamin A umumnya digunakan dalam bentuk ester seperti asetat, propionate, dan palmitat. Ester
retinil sintetik mengarah ke ester (asetat,propionate, atau palmitat) atau campuran dari ester
sintetik retinol. Retinol asetat berbentuk kristal kuning pucat. Retinol propionate berbentuk cairan
minyak berwarna coklat kemeraham. Retinol palmitat berbentuk seperti lemak, cairan minyak
berwarna kuning, atau padatan kuning bercahaya.
Vitamin A
Sifat:
•Titik leleh : 260C
•Kelarutan :
– Semua ester retinol praktis tidak larut dalam air, larut atau sebagian larut dalam alkohol
terdehidrasi, dapat bercampur dengan pelarut organik.
•Penyimpanan :
– Simpan di wadah kedap udara. Jauhkan dari cahaya. Sekali wadah terbuka, isinya harus
secepat mungkin digunakan.
 
•Dosis :
– Untuk dewasa pria dan wanita 500 dan 400 mikrogram ekuivalen retinol perhari.
Aerosil (Koloidal Silikat Dioksida)
Pemerian : bubuk amorf, ringan, longgar, berwarna putih kebiruan dan berukuran
partikel sekitar 15 nm.
Fungsi : Adsorben, anticaking agent, emulsi stabilizer, glidant, suspending agent;
tablet disintegran, stabilizer termal, agen peningkat viskositas.
Fungsi dalam preformulasi tablet : glidant dengan konsentrasi
Inkompatibel : dengan sediaan diethylstilbestrol.
Kompatibelitas dan penyimpanan : higroskopis, dalam lautan pH 0-
7,5 efektif dalam meningkatkan viskositas dari suatu sistem. Namun,
pada pH ≥7,5  sifat peningkat viskositasnya berkurang, dan pada pH ≥
10,7 kemampuan ini hilang sepenuhnya karena silikon dioksida larut
untuk membentuk silikat. koloidal silikon dioksida bubuk harus disimpan
dalam wadah tertutup baik
Keamanan : Banyak digunakan dalam produk farmasi oral dan topikal
dan umumnya tidak beracun dan nonirritant. Namun, secara
intraperitoneal dan injeksi subkutan dapat menghasilkan reaksi jaringan
lokal dan / atau granuloma. Koloidal silikon dioksida tidak boleh
diberikan secara parenteral.
Metode Penyalutan Tablet
Tahap pencampuran dan pengeringan dilakukan dengan cara menuangkan larutan
penyalut kedalam panci yang berisi tablet yang terus digulirkan sambil disemprotkan
dengan udara pengering.

Tahap pencampuran dan pengeringan dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan


penyalut kedalam panci yang berisi tablet yang terus digulirkan sambil disemprotkan
dengan udara pengering.
Proses pembuatan tablet salut
Proses   pembuatan   tablet   salut   dikerjakan   secara   bertahap   yaitu sealing, subcoating, coloring, dan
polishing.

•TAHAP 1 : SEALING
Tahap ini bertujuan untuk menutup tablet inti dan pengaruh air yang dipakai untuk proses
penyalutan. Bahn yang digunakan : shellac bebas arsen dan cellulose acetat phtalat.

•TAHAP 2 : SUBCOATINC.
Fungsinya adalah untuk menutup bagian tepi tablet sehingga tablet tidak bcrsudut Selain itu
dapat pula berguna untuk mcningkatkan ikatan antara sealcoat dengan sugarcoat. Bahan subcoating
terdiri dari : subcoating solution dan subcoating powder

•TAHAP 3 : SMOOTHING
Tahap ini bertujuan untuk melicinkan permukaan tablet yang telah selesai disubcoat. Balian
yang dipakai sirup gula.
TAHAP 4: COLORING
Tahap ini bertujuan untuk memberi warna tablet salut sesuai warna yang
dikehendaki. Pewarnaan dapat dilakukan dengan menambahkan larutan pewarna
dengan kadar rendah lalu naik dengan kadar tertentu untuk kemudian kembali
ditambahkan larutan dengan kadar yang rendah.
Pewarna yang digunakan dibagi dalam dua golongan: yang larut dan yang tidak
larut air. Pewarnaan dengan zat warna yang tidak larut dalam air akan lebih cepat
daripada apabila digunakan zat warna yang larut.

•TAHAP 5 : FINISHING
Bertujuan untuk membuat permukaan tablet salut menjadi licin setelah selesai
pewarnaan.

•TAHAP 6: POLISHING
Tahap ini adalah tahap yang terakhir, dengan tujuan untuk menjadikan permukaan tablet
salut menjadi mengkilap dan indah. Bahan yang dipakai : cera carnauba atau PEG dalam
pelarut klorofrom.
Berdasarkan jurnal yang diperoleh, berikut ini merupakan cara membuat
tablet salut lapis tipis dengan bahan penyalut maltodekstrin :
MASALAH DALAM PENYALUTAN
• Sealing
– penambahan seal coal tidak boleh terlalu banyak atau juga terlalu sedikit. Apabila jumlah seal coal
terlalu sedikit akan berpengaruh pada stabilitas bahan aktif dan apabila berlebihan akan berakibat
menghambat hancurnya tablet dan memperlambat kecepatan pelarutan tablet.
– proses sealing dilakukan penambahan talk dapat berdampak menjadikan permukaan tablet menjadi
kasar.
• Subcoating
Masalah yang sering numcul adalah pennukaan tablet menjadi kasar. Hal ini disebabkan karena:
– Penambahan serbuk coating yang berlebihan
– Penambahan larutan subcoating terlalu sedikit, atau
– Pengeringan suspense subcoaling terlalu cepat. Akibatnya kristalisasi gula berlangsung cepat dan
tcrbentuk Kristal gula yang kasar dipermukaan tablet.
 Coloring
Merupakan tahap yang kritis karena kesalahan sedikit selama proses aan berdampak warna tablet
tidak merata dan tablet salut kelihatan tidak balk.
EVALUASI
Untuk evaluasi penampilan, kekerasan,
keregasan, dan keseragaman bobot prosedurnya sama
dengan evaluasi tablet inti,namun pada tablet salut
tipis terdapat beberapa evaluasi lagi,seperti:evaluasi
kenaikan bobot, ketebatan salut, permukaan tablet
salut dan waktu hancur
• Penampilan Umum

Evaluasi dilakukan untuk melihat penampilan umum tablet dn parameter –


parameter seperti bentuk, warna, bentuk permukaan, dan deteksi adanya cacat
fisik.

• Kekerasan Tablet

Alat penguji kekerasan tablet yang digunakan adalah Hardness Tester Erweka.
Umumnya kekerasan tablet berkisar antara 4 – 10 Kp (tergantung pada diameter
dan besar tablet yang dibuat) (Lachman, Lieberman, Kanig, 1986).
• Keregasan Tablet
Keregasan atablet ditentukan dengan menggunakan alat
Friability Tester. 20 tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang. Masukkan
20 tablet tersebut ke dlam alat dan jalankan dengan kecepatan 25 rpm
selama 4 menit (100x putaran). Kemudian keluarkan tablet, bersihkan dari
debu dn timbang kembali.
Tablet tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan jika
kehilangan tidak lebih dari 1% beratnya (Lachman, Lieberman, & Kanig,
1986).
• Keseragaman Ukuran
Keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan mngukur
diameter masing-masing tablet menggunakan jangka sorong.
Keseragaman ukuran tablet dipengaruhi sifat air, keseragaman
densitas dan stabilitas punch pada alat cetak tblet. Menurut FI III,
kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan
tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet (Departemen Kesehatan RI,
1979).
• Keseragaman Bobot
20 tablet ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya, lalu
ditimbang satu per satu. Persyaratannya adlah tidak boleh lebih dari 2
tablet menyimpang lebih besar dari kolom A dan tidak satu tabletpun
yang menyimpang leih besar dari kolom B (Departemen Kesehatan RI,
1979).
Persyaratan keseragaman bobot :
• Uji Kenaikan Bobot

Uji kenaikan bobot dilakukan dengan caara menimbang 20 tablet kemudian


dihitung bobot rata-rata tablet salut. Kenaikan bobot dihitung sebagai
berikut :
• Ketebalan Salut
Pengamatan dilakukan dengan alat Scanning Electron Microscope (SEM).
Tablet salut lapis tipis dipotong melintang, kemudian ketebalan lapisan
salutnya diukur dengan SEM.

• Uji Permukaan Tablet Salut


Pengamatan dilakukan untuk melihat tekstur permukaan tablet salut
dengan alat Scanning Electron Microscope (SEM) (Thakore et al, 2001).
• Uji Waktu Hancur
Aquadest dimasukkan ke dalam pemanas sehingga dapat meredam
gelas piala. Gelas piala diisi dengan aquadest. Satu tablet
dimasukkan pada masing-masing basket. Alat dijalankan secara
teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada
bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang
berasal dari penyalut. Kecuali dinyatakan bahwa waktu yang
diperlukan untuk menghancurkan tablet adalah tidak lebih dari 60
menit.
Higroskopisitas
Sejumlah 3 tablet salut tipis ditimbang dan dimasukkan pada ppot plastik
dengan emat perlakuan:
 Pot tanpa ditutup
 Pot ditutup
 Pot tanpa ditutup dengan silika gel
 Pot ditutup dengan silika gel

Masing – masing pot diletakkan dalam desikator pda suhu kamar RH 70%
yang telah diatur dengan larutan jenuh NaCl. Setiap hari sampel ditimbang
bobotnya selama kurang lebih seminggu.
PERBEDAAN DENGAN TABLET LAIN
Tablet Salut Gula
Keterangan Tablet Salut Selaput Tablet Penyalutan Kempa
(Dragee)
Zat Penyalut Larutan Gula Lapisan Polimer Larutan gula dengan proses kompresi

Penambahan Bobot >30% 2-5% -

Waktu Penyalutan <cepat bila dibandingkan >cepat dari penyalutan gula >cepat bila dibandingkan dengan
dengan penyalutan lapis penyalutan gula
tipis

Tenaga yang >besar dari penyalutan >sedikit dari penyalutan gula >besar dari penyalutan gula
dibutuhkan lapis tipis

Hasil Penyalutan Kurang seragam bila Bentuk yang dapat disalut Lebih seragam dan tipis dibandingkan salut
dibandingkan dengan beraneka ragam gula
penyalutan kempa

Penggunaan Pelarut Ya Ya Tidak


Perbedaan Tablet Tablet Salut Lapis tipis Tablet efervesen Tablet bukal dan
(enterik) sublingual
Sistem Immediate Sistem pelepasan tertunda Immediate release Immediate release
Penghantaran Obat release

Penyalut Tanpa penyalut Polimer penyalut dengan Tanpa penyalut Tanpa penyalut
kemampuan khusus untuk
menahan pelepasan obat di
lambung

Tujuan   - Melindungi saluran    


pencernaan dari iritasi zat
aktif
- Melindungi zat aktif dari
degradasi oleh enzim
pencernaan

Pelepasan obat Di lambung Di usus Terlarut atau Bukal = mukosa pipi


terdispersi dalam air Sublingual = bawah lidah
sebelum pemberian
DAFTAR PUSTAKA
• Porter, S. C., & Bruno, C. H. (1990). Coating of pharmaceutical solid dosage forms.
In H. A. Lieberman, L. Lachman, & J.B. Schwartz. Pharmaceutical dosage
forms:Tablets (2nd ed., Vol. 3, 93-113). USA : Marcel Dekker.
• Lieberman, H. A., Lachman, L., and Schwartz, J. R., Pharmaceutical Dosage Forms :
Tablet’s. Second Edition, Vol 2, New York: Marcel Dekker,
Inc, 1990: 195-245
• Siregar, Charles, J. P. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Dasar-Dasar Praktis.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2010
• Fransiska, Dina dan Murdinah. 2009. Penggunaan Alginat pada Formulasi Penyalut
tipis Tablet Vitamin A. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan
Vol. 4 No.1, Juni 2009.
• Wattimena, J.R. dan Soebito, S. 1990. Senyawa Obat, Buku Pelajaran Kimia
Farmasi. Edisi ke–2. Gajah Mada University Press. p. 622–623.
pertanyaan
1. Indah Nunik
A. Memastikan ketebalan penyalut tablet salut ada evaluasi nya ?

b. Kenapa pakai sukrosa apa tidak memungkinkan menempel antar


tablet ?
c. Apakah Eksipien tambahan ?
2. Silvia Aryani
Metode manakah yang bisa memberikan hasil lebih baik ? Apa
kekurangan/kelemahan dari masing-masing metode ?

Anda mungkin juga menyukai