4 Hidroksipropimetil Pengikat 3%
5 Sukrosa dalam air Pembentuk salut gula 60 %
6 Mg stearat Lubrikan 1%
7 Talk Glidan 2%
8 Na Lauril Sulfat Pembasah 1%
Preformulasi
1. Ibuprofen
• Fungsi : sebagai zat aktif (antiinflamasi non-steroid)
• Alasan pemilihan bahan : ibuprofen bersifat higroskopis. Dengan
adanya penyalut gula dapat melindungi zat aktif dari kelembaban
dan memberikan rasa yang enak.
2. Kalsium karbonat
• Fungsi : pengisi tablet salut gula.
• Alasan pemilihan bahan : pengisi yang biasa digunakan dalam tablet
salut gula dan memiliki sifat alir yang baik.
3. Metilselulosa
• Fungsi : sebagai penghancur tablet.
• Konsentrasi yang digunakan : penghancur dalam 10%, penghancur luar
5%.
• Alasan pemilihan bahan : bersifat inert (kompatibel dengan bahan
tambahan lainnya), stabil secara fisika dan kimia.
4. Hidroksipropilmetil selulosa
• Fungsi : sebagai pengikat tablet.
• Konsentrasi yang digunakan : Dalam sediaan oral, konsentrasi HPMC
yang digunakan antara 2-5%.
• Alasan pemilihan bahan : pengikat yang baik dalam formulasi tablet
(baik dalam formulasi tablet cetak langsung yang ditambahkan dalam
bentuk sebuk, dan granulasi basah yang digunakan dalam disperse cair )
5. Magnesium Stearat
• Fungsi : lubrikan tablet.
• Konsentrasi yang digunakan : Konsentrasi yang digunakan sebagai lubrikan
antara 0,25-5%
• Alasan pemilihan bahan : lubrikan yang secara luas digunakan dalam sediaan
tablet dan lebih efektif untuk mengurangi friksi antara dinding tablet dan
dinding die. Hal ini dikarenakan magnesium stearat tidak larut dalam air.
6. Sukrosa
• Fungsi: pembentuk salut gula
• Konsentrasi yang digunakan : konsentrasi yang digunakan sebagai penyalut
gula 50-67%.
• Alasan pemilihan bahan : bahan utama yang digunakan sebagai penyalut
gula, sangat mudah larut dalam air, menghasilkan penyalut yang licin,
bermutu tinggi, tidak melekat pada proses akhir.
7. Talkum
•Fungsi : sebagai glidan dalam sediaan tablet.
•Konsentrasi yang digunakan : 1-10%.
•Alasan pemilihan bahan : memiliki keunggulan dibandingkan dengan glidan
lainnya karena selain mengurangi friksi antar granul dan meningkatkan sifat alir
granul juga dapat berfungsi sebagai antiadheren yang mencegah melengketnya
tablet pada dinding die pada saat pengempaan.
8. Na Lauril Sulfat
•Fungsi : merupakan surfaktan anionik yang berfungsi sebagai zat pembasah dan
zat pembantu dispersi.
•Konsentrasi yang digunakan : 0,5 -2,5 %
•Alasan pemilihan bahan: natrium lauril sulfat merupakan bahan pembasah
yang biasa digunakan dalam sediaan tablet untuk mempercepat penetrasi air ke
dalam tablet.
C
A Penyegelan(Sealing)
R
Pelapisan Dasar( Subcoating)
A
Pembesaran(grossing)
PE
M Pelicinan permukaan( Smothing)
B
Penyalutan Warna(Color Counting)
U
A Pemolesan (polishing)
T
A Pencetakan Cap(printing)
N
1. Penyegelan (sealing)
•sendok tuang besar(ladle) dalam panci /teknik semprot pada permukaan inti tablet
•.Untuk mencegah penyusupan air ke dalam inti tablet, agar tablet tidak lunak dan tidak pecah pada produk akhir.
•Bahan: Polimer: selak, zein, hidroksipropilmetil selulosa (HPMC), polivinil asetat ftalat (PVAP), dan selulosa ftalat asetat
(CAP).
Aerosil Adsorben 1%
Talkum Glidan 3%
Mg Stearat Lubrikan 1%
• Pemerian:
– Laktosa anhidrat berbentuk partikel putih kristal atau bubuk. Beberapa merek laktosa anhidrat yang
berbeda tersedia secara komersial yang mengandung b-laktosa anhidrat dan a-laktosa anhidrat.
Laktosa anhidrat biasanya berisi 70-80% b-laktosa anhidrat dan 20-30% a-laktosa anhidrat.
•Bobot Jenis:
– Bobot Jenis (true) 1.589 g/cm3 untuk b-laktosa anhidrat.
•Titik Leleh:
– 223.0oC untuk a-laktosa anhidrat;
– 252.2oC untuk b-laktosa anhidrat;
– 232.0oC (typical) untuk laktosa anhidrat komersial.
Laktosa Anhidrat
Stabilitas dan penyimpanan:
•Pertumbuhan jamur dapat terjadi pada kondisi lembab (RH 80% dan di atas). Laktosa dapat memberikan warna
coklat pada penyimpanan, reaksi yang dipercepat oleh hangat, dan kondisi lembab. Pada 80 oC dan RH 80%, tablet
yang mengandung laktosa anhidrat telah terbukti mengembang 1,2 kalinya setelah satu hari. Laktosa anhidrat
harus disimpan dalam wadah yang tertutup, di tempat yang sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas:
•Laktosa anhidrat tidak kompatibel dengan oksidasi kuat. Ketika campuran yang mengandung hidrofobik
antagonis leukotrien dan laktosa anhidrat atau laktosa monohidrat disimpan selama enam minggu pada suhu
40oC dan RH 75%, campuran yang mengandung laktosa anhidrat menunjukkan penyerapan kelembaban yang
lebih besar dan terjadinya degradasi obat. Studi juga menunjukkan bahwa dalam campuran asetat roxifiban
(DMP-754) dan laktosa anhidrat, kehadiran laktosa
anhidrat mempercepat hidrolisis kelompok ester dan amidine. Laktosa anhidrat adalah gula pereduksi yang
berpotensi untuk berinteraksi dengan amina primer dan sekunder (reaksi Maillard) bila disimpan dalam kondisi
kelembaban tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Natrium Bisulfit
• Formula: NaHSO3
• Pemerian: serbuk kristal putih.
• Fungsi: Antioksidan pada konsentrasi 0,1 – 1%
Sifat
• Kelarutan:
– Larut 1 dalam 3,5 bagian air pada 20oC, 1 dalam 2 bagian air pada 100oC, dan 1 dalam 70 bagian
etanol (95%). Mudah larut dalam gliserol. Larutan bersifat asam.
• Bobot Jenis: 1.48 g/cm3.
• Stabilitas:
– Stabil dalam penyimpanan dan pengiriman. Natrium bisulfit kurang higroskopik bila
dibandingkan dengan natrium metabisulfit.
Avicel PH 102
• Struktur Formula:
• Struktur Formula:
Maltodekstrin
• Fungsi: Penyalut tablet lapis tipis.
• Pemerian:
– Maltodextrin tidak manis, tidak berbau, serbuk putih atau butiran. Kelarutan, higroskopisitas,
manis, dan kompresibilitas maltodekstrin akan meningkat dengan meningkatnya DE. USP32-
NF27 menyatakan bahwa mungkin secara fisik bahan ini dimodifikasi untuk meningkatkan
karakteristik fisik dan fungsionalnya.
Sifat
• Kadar air:
– Higroskopisitas meningkat seiring meningkatnya DE. Maltodextrin sedikit higroskopis pada
kelembaban yang relatif kurang dari 50%. Pada kelembaban relatif lebih besar dari 50%, yang
higroskopisitas maltodekstrin meningkat namun tidak linear.
Maltodekstrin
• Kelarutan:
– Mudah larut dalam air, sedikit larut dalam etanol (95%). Kelarutan meningkat
seiring meningkatnya DE.
• Stabilitas dan Penyimpanan:
– Maltodextrin stabil selama minimal 1 tahun bila disimpan pada suhu dingin
(<30oC) dan kelembaban relatif kurang dari 50%.
– Solusi untuk mempertahankan stabilitas dari maltodekstrin adalah
dimungkinkan penambahan antimikroba pengawet.
– Maltodextrin harus disimpan dalam wadah tertutup baik, sejuk, dan kering.
Maltodekstrin
• Inkompatibilitas:
– Di bawah pH dan kondisi suhu tertentu
maltodekstrin dapat mengalami reaksi Maillard
dengan asam amino menghasilkan menguning
atau browning.
– Tidak kompatibel dengan oksidator kuat.
Vitamin A
• Rumus Struktur :
•TAHAP 1 : SEALING
Tahap ini bertujuan untuk menutup tablet inti dan pengaruh air yang dipakai untuk proses
penyalutan. Bahn yang digunakan : shellac bebas arsen dan cellulose acetat phtalat.
•TAHAP 2 : SUBCOATINC.
Fungsinya adalah untuk menutup bagian tepi tablet sehingga tablet tidak bcrsudut Selain itu
dapat pula berguna untuk mcningkatkan ikatan antara sealcoat dengan sugarcoat. Bahan subcoating
terdiri dari : subcoating solution dan subcoating powder
•TAHAP 3 : SMOOTHING
Tahap ini bertujuan untuk melicinkan permukaan tablet yang telah selesai disubcoat. Balian
yang dipakai sirup gula.
TAHAP 4: COLORING
Tahap ini bertujuan untuk memberi warna tablet salut sesuai warna yang
dikehendaki. Pewarnaan dapat dilakukan dengan menambahkan larutan pewarna
dengan kadar rendah lalu naik dengan kadar tertentu untuk kemudian kembali
ditambahkan larutan dengan kadar yang rendah.
Pewarna yang digunakan dibagi dalam dua golongan: yang larut dan yang tidak
larut air. Pewarnaan dengan zat warna yang tidak larut dalam air akan lebih cepat
daripada apabila digunakan zat warna yang larut.
•TAHAP 5 : FINISHING
Bertujuan untuk membuat permukaan tablet salut menjadi licin setelah selesai
pewarnaan.
•TAHAP 6: POLISHING
Tahap ini adalah tahap yang terakhir, dengan tujuan untuk menjadikan permukaan tablet
salut menjadi mengkilap dan indah. Bahan yang dipakai : cera carnauba atau PEG dalam
pelarut klorofrom.
Berdasarkan jurnal yang diperoleh, berikut ini merupakan cara membuat
tablet salut lapis tipis dengan bahan penyalut maltodekstrin :
MASALAH DALAM PENYALUTAN
• Sealing
– penambahan seal coal tidak boleh terlalu banyak atau juga terlalu sedikit. Apabila jumlah seal coal
terlalu sedikit akan berpengaruh pada stabilitas bahan aktif dan apabila berlebihan akan berakibat
menghambat hancurnya tablet dan memperlambat kecepatan pelarutan tablet.
– proses sealing dilakukan penambahan talk dapat berdampak menjadikan permukaan tablet menjadi
kasar.
• Subcoating
Masalah yang sering numcul adalah pennukaan tablet menjadi kasar. Hal ini disebabkan karena:
– Penambahan serbuk coating yang berlebihan
– Penambahan larutan subcoating terlalu sedikit, atau
– Pengeringan suspense subcoaling terlalu cepat. Akibatnya kristalisasi gula berlangsung cepat dan
tcrbentuk Kristal gula yang kasar dipermukaan tablet.
Coloring
Merupakan tahap yang kritis karena kesalahan sedikit selama proses aan berdampak warna tablet
tidak merata dan tablet salut kelihatan tidak balk.
EVALUASI
Untuk evaluasi penampilan, kekerasan,
keregasan, dan keseragaman bobot prosedurnya sama
dengan evaluasi tablet inti,namun pada tablet salut
tipis terdapat beberapa evaluasi lagi,seperti:evaluasi
kenaikan bobot, ketebatan salut, permukaan tablet
salut dan waktu hancur
• Penampilan Umum
• Kekerasan Tablet
Alat penguji kekerasan tablet yang digunakan adalah Hardness Tester Erweka.
Umumnya kekerasan tablet berkisar antara 4 – 10 Kp (tergantung pada diameter
dan besar tablet yang dibuat) (Lachman, Lieberman, Kanig, 1986).
• Keregasan Tablet
Keregasan atablet ditentukan dengan menggunakan alat
Friability Tester. 20 tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang. Masukkan
20 tablet tersebut ke dlam alat dan jalankan dengan kecepatan 25 rpm
selama 4 menit (100x putaran). Kemudian keluarkan tablet, bersihkan dari
debu dn timbang kembali.
Tablet tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan jika
kehilangan tidak lebih dari 1% beratnya (Lachman, Lieberman, & Kanig,
1986).
• Keseragaman Ukuran
Keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan mngukur
diameter masing-masing tablet menggunakan jangka sorong.
Keseragaman ukuran tablet dipengaruhi sifat air, keseragaman
densitas dan stabilitas punch pada alat cetak tblet. Menurut FI III,
kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan
tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet (Departemen Kesehatan RI,
1979).
• Keseragaman Bobot
20 tablet ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya, lalu
ditimbang satu per satu. Persyaratannya adlah tidak boleh lebih dari 2
tablet menyimpang lebih besar dari kolom A dan tidak satu tabletpun
yang menyimpang leih besar dari kolom B (Departemen Kesehatan RI,
1979).
Persyaratan keseragaman bobot :
• Uji Kenaikan Bobot
Masing – masing pot diletakkan dalam desikator pda suhu kamar RH 70%
yang telah diatur dengan larutan jenuh NaCl. Setiap hari sampel ditimbang
bobotnya selama kurang lebih seminggu.
PERBEDAAN DENGAN TABLET LAIN
Tablet Salut Gula
Keterangan Tablet Salut Selaput Tablet Penyalutan Kempa
(Dragee)
Zat Penyalut Larutan Gula Lapisan Polimer Larutan gula dengan proses kompresi
Waktu Penyalutan <cepat bila dibandingkan >cepat dari penyalutan gula >cepat bila dibandingkan dengan
dengan penyalutan lapis penyalutan gula
tipis
Tenaga yang >besar dari penyalutan >sedikit dari penyalutan gula >besar dari penyalutan gula
dibutuhkan lapis tipis
Hasil Penyalutan Kurang seragam bila Bentuk yang dapat disalut Lebih seragam dan tipis dibandingkan salut
dibandingkan dengan beraneka ragam gula
penyalutan kempa
Penyalut Tanpa penyalut Polimer penyalut dengan Tanpa penyalut Tanpa penyalut
kemampuan khusus untuk
menahan pelepasan obat di
lambung