SARING DARAH
METODA NAT
Yuyun SM Soedarmono
PERHIMPUNAN DOKTER TRANSFUSI DARAH
INDONESIA
KERANGKA
• Latar Belakang & Prevalensi
• Sekilas mengenai Teknologi NAT
• Data IMLTD Nasional & International
• Penerapan Teknologi NAT di UTD
• Regulasi, Harga & Kesimpulan
2
Latar Belakang & Prevalensi
Darah merupakan aset nasional yang memegang peran
penting dalam aspek pelayanan kesehatan.
Data tahun 2015 menyatakan,
◦ Jumlah donasi per tahun sudah mencapai 2.7 juta kantong
◦ Rasio pendonor = 10 pendonor/1,000 populasi
◦ Rasio donor darah sukarela = 88%
Dari seluruh kantong darah yang diperoleh tersebut,
sebanyak 70% selanjutnya diproses menjadi komponen
◦ Total komponen darah yg tersedia sekitar + 3,4 juta
kantong darah memenuhi 75% dari kebutuhan
nasional
3
3
Prevalensi
Infeksi HIV & Hepatitis di Indonesia
0,2%3
Anti-HIV 0,02%
in adult
5
Data uji saring ELISA & NAT menunjukkan persentase
darah reaktif IMLTD di Indonesia masih tinggi
Persentase darah reaktif IMLTD dari 211 UTD PMI se Indonesia 1
Diperkirakan 3 %
dari darah yang
didonorkan per
tahun di Indonesia
dimusnahkan
karena terbukti
terinfeksi (dengan
Uji Saring ELISA)
7
7
DINAMIKA DINI DARI VIRAEMIA DAN MASA JENDELA
Detection of HCV
4.9
7.4
58.3 – HCV Antibody
Detection of HBV
24.3
35.3
38.3 – Abbot PRISM
1. Busch MP et al. A new strategy for estimating risks of transfusion transmitted viral infections based on rates
of detection of recently infected donors. Transfusion 2005; 45: 254-264.
2. Kleinman SH, Busch MP. J Clin Virol 2006; 36 (Suppl. 1) S23-S29.
3. Busch, MP; Evolving Approaches to Estimate Risks of Transfusion-Transmitted Viral Infections: Incidence-
Window Period Model After Ten Years , Dax EM, Farrugia A, Vyas GN (editors): Advances in Transfusion Safety –
Volume IV, Developments in Biologicals (Basel), Basel, Karger, 2007, vol 127, pp 87-112.
13
Pengurangan Periode Jendela akan menurunkan resiko IMLTD secara bermakna
KERANGKA
• Latar Belakang & Prevalensi
• Sekilas mengenai Teknologi NAT
• Data IMLTD Nasional & International
• Penerapan Teknologi NAT di UTD
• Regulasi, Harga & Kesimpulan
14
14
EVALUASI ID NAT ULTRIO
PADA DARAH DONOR, 2005
% dari 931 Combined
( n/931 x HIV-1 HCV HBV
NAT Yield
100)
% NAT
reactive/
sero- 0% 0.10% 0.54% 0.64%
Negative (0/931) (1/931) (5/931) (6/931)
( NAT Yield )
15
STUDI DIAGNOSTIK MOLEKULER
PADA DARAH DONOR, 2010
Randomly selected
479
Total 48,510 47,552 222 257
0.98%
22
Fasilitas Laboratorium Uji Saring NAT
di Seluruh INDONESIA
12
11
10
23
10 UTD PMI saat ini sudah memiliki sarana yang
lengkap dan mutakhir untuk memberikan darah yang
seaman mungkin untuk pasien
24
Fasilitas NAT di UTD
Operator yang sudah terlatih
Instrumen TIGRIS di Lab NAT
25
ALGORITMA UJI SARING PADA DARAH DONOR
(paralel)
Sampel Sampel
Pengulangan (Duplo) uji saring EIA dari sampel Pengulangan (Duplo) uji saring NAT dari sampel yang
yang sama dengan metode EIA yang sama. sama dengan metode NAT yang sama.
EIA & NAT EIA NRR & EIA RR & EIA & NAT
NR/NRR NAT RR NAT NRR RR
Darah dinyatakan bebas infeksi Darah dinyatakan terinfeksi
26
KERANGKA
• Latar Belakang & Prevalensi
• Sekilas mengenai Teknologi NAT
• Data IMLTD Nasional & International
• Penerapan Teknologi NAT di UTD
• Regulasi, Harga & Kesimpulan
27
Surat himbauan dari PMI Pusat untuk
Pelayanan Darah bagi RS Swasta
Aspek Keuntungan
• RS memberikan darah dengan tingkat keamanan darah
tertinggi dg uji saring kombinasi serologi EIA dan molekuler
NAT
KLINIS
• Uji Konfirmasi akan dilakukan PMI jika ada perbedaan antara
hasil pengujian NAT dengan ELISA untuk memastikan
keamanan darah
30
Model Ekonomi Kesehatan meliputi total
biaya skrining dan pengobatan
jumlah IMLTD
Asymptomatic (tid ak berob at)
untuk
mengobati
T id ak ad a I MLTD oleh vir us
infeksi virus
tersebut
Kematianjangka pendek
T id ak ad a I MLT D ol eh vir us
* Struktur berdasarkan : Jackson BR,
Busch MP, Stramer SL, et al. : The cost-
effectiveness of NAT for HIV, HCV, and
HBV in whole-blood donations.
Transfusion 2003; 43:721–729
K ematianjangka p endek
31
Struktur Model–contoh kasus Hepatitis B
Sirosis terkompensasi
(10%)
Tidak terjadi
penularan HBV Kronis Asites dekompensasi
HBV (20%) (6.4%)
Terjadi
Tidak progresif
penularan
menjadi kronis Biaya pengobatan
HBV
(80%)
bergantung pada
keadaan masing-
Asymptomatic
(80%) masing
32
Perkembangan teknologi di bidang deteksi infeksi
ada tambahan 3.187 kontaminasi yang terdeteksi dari 2.1 juta donasi
per tahun dengan metode NAT
29 HIV
+
Prevalensi penyakit di
Sebanyak
Indonesia
3.187 infeksi
HIV - 0.2%
terdeteksi oleh
+3,187 HBV - 9.4%
NAT
2,952 HepB HCV - 0.4%
(tidak terdeteksi
dengan
Serologi/ELISA +
205 HepC NAT Yield Rate (NAT Positive &
54,180 Serology Negative)
HIV-1 – 1:65,445
HBV – 1:590
HCV – 1:9310
Hanya ELISA/Serology+NAT
ELISA/Serology
CATATAN: Semua referensi terdapat di lampiran
33
Skrining NAT memberikan keuntungan ekonomi
Skrining NAT menghemat biaya kesehatan sebesar IDR 245 Milyar (~20% /
tahun)
Total biaya per tahun (dalam Milyar IDR 245 Milyar setara dengan penghematan
Rupiah) sebesar 20% * / tahun
( tidak termasuk biaya litigasi)
1253.8 • IMLTD** akan memberikan dampak
penghematan biaya
IDR 245 Milyar
timbulnya penyakit, komplikasi, bahkan
per tahun
1008.3 kematian
Penghematan sebesar IDR
IDR 426 Milyar untuk 672 Milyar untuk biaya
35