Anda di halaman 1dari 64

PENGALAMAN KOMITE

TRANSFUSI
DI RUMAH SAKIT PUSAT
PERTAMINA (RSPP)
Sebelum ada SKTD (berarti sebelum ada
akreditasi pelayanan darah) :

Laporan-laporan tentang Bank Darah belum


systematis
 Permintaan Whole Blood masih banyak
 Persediaan Whole Blood banyak,
 Pelaksanaan pemberian transfusi belum secara
rantai dingin
 Pengambilan kantong darah tidak secara
bertahap.
 Reaksi transfusi tidak terdata.
I.Sejarah pendirian Komite
Transfusi di RSPP
Pada saat didirikan dengan nama Sub Komite
Transfusi Darah (SKTD) pada bulan Agustus
2003 dibawah Komite Medik.
SKTD dibentuk dengan adanya akreditasi
Pelayanan Darah tahun 2003.
Pembentukan dimulai dengan melalui Pokja
Pelayanan Darah.
Tujuan SKTD untuk meningkatkan mutu
pelayanan darah dan mengurangi risiko akibat
pemberian transfusi darah di RSPP.
Keanggotaan SKTD terdiri dari berbagai disiplin
ilmu : Bedah, Penyakit Dalam, anestesi,
Laboratorium Patologi Klinik (Penanggung
Jawab Bank Darah), Anak, Perawat, Teknisi
Bank Darah.
Di RSPP hubungan klinisi dan laboratorium
Patologi Klinik/ Bank Darah sangat harmonis
sehingga pembentukan SKTD cukup lancar,
Yang penting pembentukan SKTD ini didukung
oleh Manajemen RS.
Jadi SKTD terbentuk karena SKTD merupakan
bagian dari assessment akreditas (S5.P2)
pelayanan darah.
Pada saat ini, karena adanya perubahan struktur
di Komite Medik, maka SKTD menjadi Tim
Transfusi Darah, dan dibawah Direktur RS.
Juga pada akreditasi tahun 2014 yang berbasis
pada JCI (Joint Commission International),
khusus pelayanan darah dihilangkan tetapi
dimasukkan pada standar mengenai Pelayanan
Pasien (PP = COP / Care Of Patient : COP 3.3),
disini tidak disinggung adanya komite/ panitia /
Tim transfusi Darah.
II.Kegiatan

Kegiatan SKTD, secara garis besar


sesuai pada asessmen akreditasi
pelayanan darah yaitu fungsi SKTD :

1.Melakukan evaluasi terhadap


pelaksanaan tansfusi darah di RS (pre-
analitik, analitik, pasca analitik).
2.Melakukan evaluasi terhadap pemakaian
darah (pemberian darah secara rasional).
3.Melakukan evaluasi terhadap reaksi yang
timbul akibat transfusi darah dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan darah.
4.Kegiatan-kegiatan lain :
Ceramah ilmiah
Sosialisasi
Edukasi
Kursus-kursus dan seminar
Ad.1 : Melaksanakan evaluasi terhadap
pelaksanaan transfusidarah di RS.
Mengadakan pertemuan-pertemuan rutin
SKTD/ Tim Transfusi Darah setiap 2 bulan
sekali.
Dalam pertemuan dibuatlah buku panduan
transfusi darah.
Dibuat kebijakan-kebijakan pelayanan
darah.
Dibuat SPO-SPO pelayanan darah
Ad.2 : Melakukan evaluasi terhadap pemakaian
darah (pemberian darah secara rasional)
Permintaan darah yang rasional
Banyaknya darah batal
Data-data

Ad.3 : Melakukan evaluasi terhadap reaksi yang


timbul akibat transfusi darah dalam rangka
meningkatkan mutu layanan darah :
Laporan reaksi transfusi
Tindak lanjut
Ad.4 : Kegiatan - kegiatan lain

Ceramah ilmiah :
Judul : Transfusi darah yang baik dan benar.
Penceramah :
dr. Ali Sungkar, Sp.OG
dr. Yuyun Sudarmono, Msc
Dr.dr Djumhana Atmakusuma, Sp.PD
Edukasi / sosialisasi :
Internal RS
Tentang :
Alur permintaan darah / rantai dingin
Inform Consent
Tarif/ biaya pengolahan darah
Darah batal, tetap dikenakan biaya (pengolahan,
penyimpanan)
Penggunaan darah yang semua sudah diskrining
dengan metode NAT
Kebijakan-kebijakan PMI ; isi MOU PMI
Kursus-kursus dan seminar :

SKTD ikut mensupport untuk SDM-SDM terkait


agar dapat mengikuti seminar-seminar /
kursus Bank Darah.
EVALUASI
TERHADAP PEMAKAIAN DARAH
LAPORAN PEMAKAIAN DARAH PER BAGIAN
TAHUN 2012

1. Penyakit Dalam
Ratio C/T ≤ 2 : 1
→ rasional
2. Obsgyn :
Rata-rata rasio C/T ≤ 2 : 1
Pada bulan Januari C/T = 2,4
Pada bulan Februari C/T = 3,7
Pada bulan April C/T = 3,2
Pada bulan Mei C/T = 2,2

Penyebab : Persiapan Operasi


3. Bedah :
Rasio C/T > 2 : 1
Bulan Agustus : 6,8

Penyebab : Persiapan Operasi


4. Anak :
Ratio C/T : ≤ 2
Permintaan dan pembatalan masih rasional
5. Lain-lain :
Ratio C/T : ≤ 2
Permintaan dan pembatalan masih rasional
Dilihat secara total tahun 2012, CT ≤ 2 → rasional
LAPORAN PEMAKAIAN DARAH PER BAGIAN
TAHUN 2013

1. Penyakit Dalam
Ratio C/T : ≤ 2
Permintaan dan pembatalan masih rasional
2. Obsgyn
Ratio C/T : ≤ 2
Permintaan dan pembatalan masih rasional
3. Bedah
Agustus, CT = 2.6
November, CT = 2.6
Desember, CT = 2.4

Penyebab pembatalan :
Persiapan operasi
Hb naik
Pasien meninggal
4. Anak
Ratio C/T : ≤ 2
Permintaan dan pembatalan masih rasional
5. Lain - lain
Ratio C/T : ≤ 2
Permintaan dan pembatalan masih rasional
Dilihat secara total tahun 2013, CT ≤ 2 → rasional
LAPORAN PEMAKAIAN DARAH PER BAGIAN
TAHUN 2014

1. Penyakit Dalam
Ratio C/T : ≤ 2.1
Permintaan dan pembatalan masih rasional
2. Obsgyn
Ratio C/T : ≤ 2.1
Permintaan dan pembatalan masih rasional
3. Bedah
Maret. C/T = 3.5
April, C/T = 2.4
Agustus, CT = 3.4
November, CT = 2.6
Desember, CT = 3.2

 Penyebab pembatalan : Persiapan Operasi


4. Anak
Mei, C/T : = 4
Penyebab : Produk : FFP
D/ DHF

→ permintaan : tidak rasional, diminta = 8,


ditransfusi = 2
5. Lain - lain
Ratio C/T : ≤ 2
Permintaan dan pembatalan masih rasional

Penyebab pembatalan :
- Hb meningkat
- Persiapan operasi
- Pasien meninggal
Dilihat secara total tahun 2014, CT ≤ 2 → rasional
LAPORAN PEMAKAIAN DARAH PER BAGIAN
TAHUN 2015
Evaluasi Pemakaian Darah 2015
(Semester I)

• Semua C/T rasio ≤ 2 : 1


– Rasional
– hanya bagian bedah pada bulan Maret 3,6
REAKSI TRANSFUSI

• Reaksi transfusi adalah kelompok beragam


reaksi yang merugikan.
• Biasanya terjadi saat transfusi atau beberapa
saat setelah transfusi.
• Jenis-jenis reaksi transfusi :
1.Febrile non hemolytic reactions
2.Allergic reactions
3.Severe allergic (anaphylactic) reactions
4.Acute hemolytic reactions
5.Delayed hemolytic reactions
6. Bacterial contamination of blood
components
7. Transfusion relates acute lung injury
8. Graft versus host disease
9. Hypotensive reactions
10.Non immune hemolysis
11.Tranfusion associated circulatory overload
LAPORAN DUGAAN REAKSI TRANSFUSI
TAHUN 2012
LAPORAN DUGAAN REAKSI TRANSFSI DARAH
DI RSPP

Tahun 2012
• Jumlah pasien yang diduga terjadi reaksi transfusi = 4
orang (0.05%)
• Komponen : PC = 4
• Golongan darah :
– O/+ = 2
– B/+ =1
– AB/+ = 1
• Volume yang ditransfusikan :
– < 50 ml : -
– 50 - 100 ml : 1
– > 100 ml : 3
• Waktu terjadinya reaksi :
– Antara 15 - 35 menit.
LAPORAN DUGAAN REAKSI TRANSFUSI
TAHUN 2013
Tahun 2013

• Jumlah pasien yang diduga terjadi reaksi transfusi = 13 orang (1.80%)


• Komponen :
– PC = 9
– AHF=1
– FFp : 1
– WB : 1
• Golongan darah :
– O/+ = 7
– B/+ =2
– AB/+ = 3
• Volume yang ditransfusikan :
– < 50 ml : 4
– 50 - 100 ml : 4
– > 100 ml : 4
• Waktu terjadinya reaksi :
– < 15 menit : 1
– Antara 15 - 35 menit : 6
– 21 - 60 menit : 1
– > 60 menit : 4
• Jenis reaksi :
– Gatal-gatal dan bentol-bentol
– Sesak nafas
– Menggigil
– Wakut lung edema
– Suhu panas

• Hasil Evaluasi :
Semua kompatibel mayor dan minor terhadap sampel pre dan post
transfusi → bukan karena inkompatibilitas
LAPORAN DUGAAN REAKSI TRANSFUSI
TAHUN 2014
Tahun 2014

• Jumlah pasien yang diduga terjadi reaksi transfusi = 16


orang (3.36%)
• Komponen :
– PC = 13
– FFP : 2
– TC = 1
• Golongan darah :
– O/+ = 3
– A/+ = 7
– B/+ = 6
• Volume yang ditransfusikan :
– < 50 ml : 2
– 50 - 100 ml : 7
– > 100 ml : 7
• Waktu terjadinya reaksi :
– < 15 menit : -
– 5 - 20 menit : 6
– 21 - 60 menit : 3
– > 60 menit : 5
• Jenis reaksi :
– Gatal-gatal dan bentol-bentol
– Sesak nafas
– Suhu badan panas
– Menggigil
– Ruam - ruam merah/ Urtikaria
• Hasil Evaluasi :
Semua kompatibel mayor dan minor terhadap sampel
pre dan post transfusi → bukan karena inkompatibilitas
DILIHAT DARI TAHUN 2012 - 2013 - 2014

• Dugaan reaksi transfusi : 33 orang


• Penyebab reaksi transfusi bukan karena
inkompatibilitas
• Karena paling banyak digunakan adalah PC, jadi
PC paling banyak menyebabkan dugaan reaksi
transfusi.
• Dari golongan darah :
– Golongan darah A = 11 (33.33%)
• Dari volume yang ditransfusikan
– Paling banyak > 100 ml = 42.42%
• Dari waktu terjadinya reaksi
– Yang paling banyak : 5 - 20 menit = 39.39%
PEMAKAIAN DARAH PADA OPERASI JANTUNG
TAHUN 2012
PEMAKAIAN DARAH
PADA OPERASI JANTUNG

• Dulu selalu disiapkan WB dalam jumlah banyak


• Tahun 2012
– Operasi dilakukan di RS Harapan Kita
– Komponen yang diminta total :
• PC = 30
• FFP = 39
• TC = 35
• WB = Nihil
• RSPP tidak bisa menghitung CT ratio
PEMAKAIAN DARAH PADA OPERASI JANTUNG
TAHUN 2013
• Tahun 2013
– Operasi dilakukan di RS Harapan Kita
– Komponen yang diminta total :
• PC = 75
• FFP = 96
• TC = 80
PEMAKAIAN DARAH PADA OPERASI JANTUNG
TAHUN 2014
• Tahun 2014
– Operasi dilakukan di RSPP
– Komponen yang diminta / dicrossmatch total :
• PC = 151
• FFP = 177
• TC = 157
• AHF = 15
• WB = 2
– Komponen yang tidak jadi ditransfusikan :
• PC = 49
• FFP = 47
• TC = 19
• AHF = 5
• WB = 2
– Dilihat dari CT ratio ≤ 2 → permintaan masih rasional
PEMAKAIAN DARAH PADA OPERASI JANTUNG
TAHUN 2015
• Tahun 2015
– Operasi dilakukan di RSPP
– Komponen yang diminta / dicrossmatch total :
• PC = 127
• FFP = 155
• TC = 160
– Komponen yang tidak jadi ditransfusikan :
• PC = 41
• FFP = 31
• TC = 38
– Dilihat dari CT ratio ≤ 2 → permintaan masih rasional
TANTANGAN

1. Terutama setelah terbentuk SKTD/ Tim Transfusi Darah,


untuk mengumpulkan setiap rapat rutin, karena dari
berbagai disiplin ilmu, yang mempunyai kesibukan
masing-masing.
2. Menerapkan pedoman pelayanan Bank Darah, panduan
pemberian transfusi darah dan produk darah, kebijakan-
kebijakan, SPO-SPO agar dapat dilaksanakan dengan
mulus, misal untuk persiapan operasi, sebaiknya ada
standar berapa kantong.
3. Up date pedoman pelayanan Bank Darah, panduan
pemberian transfusi darah dan produk darah, SPO-SPO,
kebijakan-kebijakan secara reguler.
MANFAAT ADANYA KOMITE TRANSFUSI
DARAH/ TIM TRANSFUSI DARAH :

1. Semua yang berhubungan dengan Bank Darah


dapat berjalan dengan baik dan lancar karena
dibuat secara bersama dari berbagai disiplin
ilmu.
2. Dilihat dari data pemakaian darah, hasil rasio CT
≤ 2 → menunjukkan permintaan dan pemakaian
darah rasional. Hal ini tentunya karena hasil
sosialisasi/ edukasi dari Tim Transfusi Darah.
3. Pemakaian Whole Blood
Dilihat dari data permintaan darah, tidak ada
(hanya insidentil), penggunaan komponen lebih
banyak.
4. Skrining dengan NAT
Dengan adanya kebijakan-kebijakan dan SK
Gubernur DKI, bahwa skrining kantong darah
menggunakan NAT juga selain antibodi-antibodi
lain, walaupun mahal, sosialisasi dan edukasi
berjalan lancar.
5.Bisa dikeluarkan pedoman, panduan,
kebijakan, SPO yang disepakati bersama,
sehingga diharapkan bisa dilaksanakan
dengan lancar.
6.Bila ada masalah, komplin pasien dan
lain-lain, bisa diselesaikan secara
bersama-sama.
7.Edukasi ke pasien lebih baik karena
anggota Tim Transfusi Darah sudah
berasal dari berbagai disiplin ilmu.
KESIMPULAN :

1.SKTD / Tim Transfusi Darah sangat


diperlukan di RS, untuk membuat,
sosialisasi / edukasi :
Pedoman pelayanan darah
Panduan transfusi darah
Kebijakan-kebijakan
SPO-SPO
Yang berkelanjutan dan meng update hal-hal
tersebut diatas, kaena transfusi harus aman.
2.Bila ada komplin yang berhubungan
dengan transfusi darah, sehingga dapat
diselesaikan dengan secara kolektif.
3.Permintaan darah bisa menjadi rasional
4.Pemakaian Whole Blood bisa lebih
berkurang
5.Sistem rantai dingin dapat berjalan
dengan baik.
SARAN :
• SKTD / Tim Transfusi Darah/ Komite
Transfusi sangat diperlukan di RS,
sebaiknya ada standard tersendiri di COP
3.3 (dulu SKTD tertera di S5.P2 Pada
akrediatas pelayanan darah.
• Untuk SKTD dapat berjalan konsisten,
sebaiknya Penanggung Jawab Bank
Darah dan Bank Darah Rumah Sakit
harus pro aktif.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai