Anda di halaman 1dari 4

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN PRODUK DARAH

1. Diagnosa Medis Pasien : CKD on HD


2. Data Fokus Hasil Pengkajian Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan
Subjek:
• Pasien mengatakan memiliki penyakit ginjal sejak 4 bulan yang lalu
• Pasien mengatakan setelah dicek lab hasil Hb rendah, ureum dan creatinine tinggi
• Pasien mengatakan memiliki riwayat diabetes militus
Objek:
• Hasil lab pasien
o Hb 4.9 mg/dl
o Ureum 220.4 mg/dl
o Creatinine 16.22 mg/dl
• Pengisian kapiler >3 detik
• Akral teraba dingin
• Warna kulit pucat
• Turgor kulit menurun
Diagnosa Keperawatan:
• Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
3. Dasar Pemikiran
Pemberian transfusi darah adalah upaya pelayanan Kesehatan berupa pemberian darah/
komponen darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan atau pemulihan
Kesehatan. Sebelum darah diberikan kepada pasien, dilakukan pemeriksaan pertransfusi.
Pemeriksaan pertransfusi ini meliputi pemeriksaan golongan darah dan uji silang serasi
(crossmatch). Selain itu sebelumnya juga dilakukan pemeriksaan serologi untuk menguji
kelayakan darah agar terbebas dari penyakit oleh PMI.
Setelah melalui berbagai pemeriksaan, maka darah yang cocok akan diberikan ke pasien
sesuai dengan permintaan dokter. Proses transfusi berlangsung selama sekitar 20 menit
sampai 4 jam/kantong tergantung jenis darah/ komponen darah yang diberikan. Pemberian
darah kepada pasien dilakukan dengan monitoring keadaan fisik pasien dan juga monitor
berkala dilakukan terhadap efek samping transfusi pasien dengan memperhatikan keluhan
dan gejala pada pasien.
4. Alasan dilakukan Tindakan keperawatan (rasional Tindakan)
Berdasarkan hasil lab Hb pasien adalah 4.9 mg/dl,
5. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemberian produk darah PRC (Pack Red Cell)
6. Standart Operasional Prosedur (SOP)
SOP Pemberian produk darah
a. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor RM)
b. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
c. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
d. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
e. Pasang sarung tangan bersih
f. Lakukan pengecekan ganda (double check) pada label darah (golongan darah, rhesus,
tanggal kadaluwarsa, nomor seri, jumlah dan identitas pasien)
g. Pasang akses intravena, jika belum terpasang
h. Periksa kepatenan akses intravenam flebitis dan tanda infeksi lokal
i. Berikan NaCl 0,9% 50 – 100 ml sebelum transfusi dilakukan
j. Sambungkan kantong darah dengan set transfusi
k. Atur kecepatan tranfusi 2 mL/menit pada 15 menit pertama dan jika tidak terjadi
respons alergi maka transfusi dapat dipercepat sesuai dengan target dan kondisi pasien
l. Berikan transfusi dalam waktu maksimal 4 jam (untuk WB, PRC, PRC-LD, WE), 2 jam
(untuk TC), atau 6 jam (untuk FFP dan Cryprecipitate)
m. Bilas selang dengan mengalirkan cairan NaCl 50 – 100 ml
n. Monitor TTV adanya tanda/ gejala respons alergi (saat transfusi dimulai , 15 menit
setelah transfusi dimulai, saat transfusi selesai, 4 jam setelah transfusi selesai)
o. Hentikan transfusi jika terdapat reaksi transfusi
p. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
q. Lepaskan sarung tangan
r. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
s. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien
7. Prinsip Tindakan : Bersih
8. Analisa Tindakan yang dilakukan
• Persiapan pasien sebelum dilakukan Tindakan
• Sebelum melakukan pemberian transfusi darah, perlu dilakukan persiapan pasien
terlebih dahulu. Persiapan ini salah satunya adalah memberi penjelasan pada pasien
tentang tindakan yang akan dilakukan, menenangkan pasien, dan memastikan kesiapan
alat yang akan digunakan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal
Respiratory Care, persiapan pasien yang baik dapat mengurangi kecemasan dan
ketidaknyamanan pada pasien selama Tindakan.
• Double Check sebelum Pemberian Transufusi Darah
Sebelum melakukan transfusi darah hal yang harus diperhatikan adalah melakukan
double check pada label kantong darah (golongan darah, rhesus, tanggal kadaluwarsa,
nomor seri, jumlah dan identitas pasien).
9. Kaitkan dengan teori/hasil penelitian terbaru
Anemia merupakan kondisi dimana jumlah eritrosit tidak memenuhi kebutuhan fisiologis
tubuh akibat adanya defisiensi zat besi, vitamin B12, vitamin A, peradangan akut ataupun
kronis, infeksi parasite atau kelainan bawaan. Penanganan yang sesuai untuk anemia adalah
dengan memperbaiki kadar Hemoglobin dan mengisi kembali Cadangan zat besi dalam
tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan diit buah dan sayur, hanya saja untuk
meningkatkan kadar Hemoglobin dengan lebih cepat adalah dengan melakukan transfusi
darah.
10. Resiko/efek samping dan Tindakan pencegahan
Resiko/efek samping:
• Demam, menggigil
• Alergi, gatal, kemerahan di kulit
• Infeksi
• Kelebihan cairan
• Kelebihan zat besi
• Sesak nafas
• Sakit kepala
• Cemas, gelisah
• Syok
• Nyeri dada, nyeri punggung
• Reaksi transfusi lambat: antara 24 jam sampai 2 minggu setelah transfusi
Tindakan Pencegahan
• Apabila terjadi salah satu dari reaksi transfusi tersebut maka hentikan proses transfusi
11. Evaluasi Tindakan dan maknanya
Pasien kooperatif saat dilakukan pemberian transfusi darah PRC, pemberian produk darah
PRC sudah sesuai dengan SOP.
12. Tindakan keperawatan lain
Identifikasi adanya reaksi alergi setelah dilakukan pemberian produk darah PRC.
13. Refleksi diri
Alhamdulillah tindakan pemberian produk darah PRC dapat dilakukan dengan baik, dan
semoga ketika proses berlangsung berjalan lancar serta tidak ada reaksi alergi.

Daftar Pustaka

PPNI. (2021). Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Setyowatiningsih, Y. (2020). Transfusi Darah: Manfaat dan Resikonya untuk Pasien.
Surabaya: RSUD dr. Mohammad Soewandhie.
Zulqifni, F., Suandika, M. (2022). Pemberian Transfusi Darah Sebagai Upaya Peningkatan
Perfusi Jaringan pada Pasien Anemia. Jurnal Inovasi Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai