Anda di halaman 1dari 5

Mind Map | Arie Agus Pambudiarto | J230225129

DEFINISI
ETIOLOGI
Peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
• Hipertensi primer/essensial dengan insiden 80-95% dimana pada darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
hipertensi jenis ini belum diketahui penyebabnya. selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang
• Hipertensi sekunder, dapat diketahui penyebabnya seperti gangguan (InfoDATIN, Kemenkes RI). https://bit.ly/3TEj47q (p2ptm.kemkes.go.id)
kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit parenkimal, kelainan pembuluh
darah ginjal dan hiperaldoteronisme.

HIPERTENSI

PATOFISIOLOGI
ANATOMI FISIOLOGI
Volume sekuncup dan total peripheral resistance dapat mempengaruhi tekanan
Sistem kardiovaskular adalah suatu sistem transport
darah. Apabila dari salah satu variable tersebut mengalami peningkatan dan
(peredaran) yang membawa gas-gas pernafasan,
tidak terkompensasi maka hipertensi dapat terjadi. Tubuh memiliki sistem yang
nutrisi hormon-hormon, dan zat lain dari dan ke
berfungsi untuk mecegah tekanan darah yang terus menerus yang disebabkan
jaringan tubuh.
oleh pertahanan stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang dan gangguan
sirkulasi. Jantung dianggap sebagai 2 bagian pompa yang
terpisah terkait fungsinya sebagai pompa darah.
Pengendalian dimulai sistem reaksi cepat seperti reflek kardiovaskular melalui
Masing-masing terdiri dari satu atrium-ventrikel
sistem saraf, refleks kemoreseptor, respon iskemi, susunan saraf pusat yang
kanan dan kiri. Berdasarkan sirkulasi dari kedua
berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos. Sedangkan sistem
bagian jantung pompa tersebut, bagian kanan
pengendalian lambat melalui perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan
berfungsi untuk sirkulasi bagian paru, sedangkan
rongga intertisial yang dapat dikontrol oleh hormon angiotensin dan
bagian kiri berperan untuk sirkulasi keseluruh tubuh.
vasopressin. Kemudian berlanjut ke sistem poten dan berlangsung dalam jangka
Kedua sirkulasi ini adalah proses yang
panjang dan dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang
berkesinambungan dan berkaitan erat untuk asupan
dapat melibatkan beberapa organ.
oksigen manusia demi kelangsungan hidup.
SDKI
SLKI
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencederaan fisiologis (D.0077) 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
2. Gangguan Rasa Nyaman b.d Gejala nyeri pada pasien berkurang dengan kriteria hasil:
Penyakit ( D.0074)
Tingkat Nyeri

1. Nyeri berkurang dengan skala 2


2. Pasien tidak mengeluh nyeri
3. Pasien tampak tenang
4. Pasien dapat tidur dengan tenang
5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60-100 x/menit)
6. Tekanan darah dalam batas normal (90/60 mmHg – 120/80 mmHg)
7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit)

Kontrol Nyeri
1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri.
2. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)

Status Kenyamanan

1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.


SIKI
SLKI Manajemen Nyeri
Observasi:
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
3x24 jam diharapkan status kenyamanan
2. Identifikasi skala nyeri
meningkat.
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperingan dan memperberat nyeri
Level Kenyamanan:
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
1. Meningkat/ Memburuk
6. Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
2. Cukup meningkat/ Cukup memburuk
7. Identifikasi pnegaruh nyeri terhadap kualitas hidup pasien
3. Sedang
8. Monitor efek samping penggunaan analgetik
4. Cukup Menurun/ Cukup membaik
9. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
5. Menurun/ Membaik
Terapeutik:
1. Fasilitasi istirahat tidur
Kriteria Hasil:
2. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (misal: suhu ruangan,
1. Keluhan tidak nyaman menurun
pencahayaan dan kebisingan)
2. Gelisah menurun
3. Beri teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri (amoterapi, terapi
3. Keluhan sulit tidur menurun
pijat, hypnosis, biofeedback, teknik imajinasi terbimbing, teknik tarik
4. Lelah menurun
nafas dalam dan kompres hangat/ dingin)
5. Postur tubuh membaik
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi pereda nyeri
3. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
4. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri

Kolaborasi:
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
SIKI SIKI
Terapi Relaksasi Dukungan Tidur
Observasi: Observasi:
1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan, 1. Identifikasi pola aktivitas dan pola tidur menggunakan
berkonsentrasi instrument SQS (Sleep Quality Scale)
2. Identifikasi teknik relaksasi yang efektif digunakan 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik psikologis)
sebelumnya 3. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan tidur (misalnya kopi, alkohol, makan mendekati waktu
suhu sebelum dan sesudah latihan tidur, minum banyak air sebelum tidur)
Terapeutik:
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan Terapeutik:
pencahayaan dan suhu ruang nyaman 1. Modifikasi lingkungan (misalnya pencahayaan,
2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur kebisingan, suhu matras dan tempat tidur)
relaksasi
3. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama Edukasi :
4. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan 1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
analgetikatau tindakan medis lain 2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang
tersedia (missal: musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot
progresif)
2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan posisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi relaksasi yang dipilih
6. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
PATHWAYS

Faktor yang dapat dikontrol Faktor yang tidak dapat dikontrol

Konsumsi garam
Obesitas Stress Merokok Konsumsi alkohol Umur Jenis kelamin
berlebih

Darah yang berlebih Penyempitan Garam dapat Keasaman darah Elastisitas dinding
Hormon endorfin Pria lebih rentan
beredar pembuluh darah menyerap air meningkat aorta menurun

Frekuensi denyut Menghalangi arus Volume darah Jantung dipaksa Penyemipitan


Aldosteron meningkat
jantung meningkat darah secara normal meningkat memompa pembuluh darah

Intoleransi
Kelelahan
aktivitas
Afterload
Pembuluh darah Vasokonstriksi
meningkat
Resiko
penurunan
curah jantung

Hipertensi Vasokonstriksi Rangsang Kelebihan


Ginjal
pembuluh darah aldosteron volume cairan

Pembuluh darah Suplai Oksigen


Otak Nyeri
otak meningkat berkurang

Anda mungkin juga menyukai