Anda di halaman 1dari 21

Analisis Conjoint 2

• Menurut Malhotra dan Birks (2007)


perhitungan nilai part-worth pada data
preferensi responden yang berupa rating
dapat dianalisis dengan menggunakan regresi
Ordinary Least Square (OLS) dengan
menggunakan variabel dummy.
• Nilai estimasi parameter beta (b) tersebut digunakan
untuk mencari nilai part-worth yang disimbolkan
dengan a. Nilai estimasi part-worth ditentukan dari
persamaan antara nilai a dengan nilai b.
• Misalkan a11 = part-worth untuk level 1
a12 = part-worth untuk level 2
a13 = part-worth untuk level 3
b1 = estimasi parameter beta untuk level 1
b2 = estimasi parameter beta untuk level 2
• Adapun persamaannya adalah:
a11 – a13 = b1...........................(1)
a12 – a13 = b2......................... (2)
• Untuk penyelesaian Persamaan (1) dan (2) untuk
mencari nilai part-worth di atas memerlukan
persamaan tambahan dimana nilai penjumlahan dari
nilai part-worth pada level masing-masing atribut
sama dengan nol. Adapun persamaannya adalah:
a11 + a12 + a13 = 0...................(3)
Contoh
Model
Metode Presentasi
Pairwise Comparison
• Adapun langkah-langkah untuk pairwise-
comparison yang mengacu pada Zardari dan
Cordery (2012) adalah sebagai berikut:
• Pembuatan kuesioner disesuaikan dengan jumlah
stimuli yang ada. Dalam penelitian ini jumlah
stimuli yang harus tersedia untuk dievaluasi
responden dari 4 atribut dengan 3 level sebanyak
3 atribut dan 2 level sebanyak 1 atribut maka
perhitungannya adalah 3×3×3×2 = 54 stimuli.
• Jumlah stimuli yang dihasilkan cukup banyak, maka
untuk mengatasi masalah ini perlu adanya bantuan
perangkat lunak SPSS 17.0 untuk merancang stimuli
dengan menggunakan fractional factorial design.
Desain ini adalah sebagian dari seluruh kombinasi
produk yang dipilih berdasarkan pengaruh terhadap
efek utama. Desain seperti itu dikenal dengan nama
orthogonal design. Setelah dilakukan orthogonal
design maka dari 54 stimuli yang dihasilkan didapat
9 stimuli yang akan ditampilkan pada kuesioner.
• Pada pengukuran pairwise-comparison ini terdapat 9
stimuli yang akan digunakan pada kuesioner.
Pasangan yang dihasilkan dari 9 stimuli adalah
sebanyak 36 pasangan ini didapat dari dimana n =
jumlah stimuli. Jumlah pasangan stimuli tersebut
masih cukup banyak untuk dievaluasi responden.
Jadi, untuk mempermudah responden dan
menghemat biaya serta waktu dalam memberikan
responnya terhadap pasangan stimuli maka dari ke-9
stimuli tersebut dibagi menjadi dua group.
• Group A berisi stimuli dengan nomer ganjil
1,3,5,7,9. Sedangkan untuk group B berisi stimuli
dengan nomer genap 2,4,6,8. Stimuli akan
dipasangkan dengan stimuli lainnya pada masing-
masing group dengan cara memilih satu stimuli
secara acak dari jumlah stimuli di masing-masing
group untuk dipasangkan dengan ke stimuli lainnya,
sehingga pada kuesioner group pertama ada 4
pasangan stimuli dan group kedua ada 3 pasangan
stimuli yang harus dievaluasi oleh responden.
Estimasi Aggregate Rating untuk Masing-masing Stimuli

• Setiap responden dalam analisis conjoint


diminta untuk menunjukkan preferensinya
terhadap stimuli yang dipresentasikan dengan
menggunakan metode pairwise-comparison.
Rating dari stimuli yang diperoleh dari masing-
masing responden kemudian dijumlahkan dan
dirata-rata.
• Contoh preferensi rating yang diberikan oleh
responden No. 2 pada group A terhadap
pasangan stimuli yang dipresentasikan dengan
pairwise-comparison. Contoh pemberian
rating pada group A yang membandingkan
antara stimuli 5 dengan stimuli 1, 3, 7, dan 9
dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Contoh Kuesioner
Estimasi Aggregate Rating untuk Group A
Estimasi Aggregate Rating untuk Group B
Agregate Rating
Dummy Variabel
Koefisien Regresi
Part worth
Relative Importance

Anda mungkin juga menyukai