Anda di halaman 1dari 18

“Pengendalian Pelaksanaan Kontrak,

Pemberian Kesempatan dan


Perpanjangan Waktu dalam PBJ”

Oleh: Sutrisno.,SE., Ak.,CA.,MAk., CFrA., QIA., CGCAE.


Direktur Investigasi II Deputi Bidang Investigasi BPKP
Jakarta 15 September 2022
Sutrisno, SE.,MAk.,Ak.,CA.,CFrA.,QIA.,CGCAE
(Direktur Investigasi II Deputi Investigasi BPKP)

Jabatan Fungsional Auditor:


• Tahun 1994 BPKP Pusat
• Tahun 1994 – 2001 Perwakilan BPKP Aceh
• Tahun 2001 – 2010 Perwakilan BPKP Prov. Sumatera Utara
• Tahun 2010 – 2013 Perwakilan BPKP Prov. Sulawesi Tengah
• Tahun 2013 (April-Okt.) Perwakilan BPKP Prov. Kepulauan Riau
Jabatan Struktural:
1.Tahun 2013 – 2016 Kepala Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Prov. Papua
2.Tahun 2016 - 2018 Kasubdit Investigasi Instansi Pemerintah Pusat Deputi Bidang Investigasi
3. Tahun 2018 - 2019 Kepala Perwakilan BPKP Prov. Kalimantan Utara
4.Tahun 2019 - 2020 Kepala Biro Umum BPKP
5.Tahun 2020 – Sekarang Direktur Investigasi II Deputi Bidang Investigasi BPKP
BAGIAN 1:
Titik Kritis (Red Flag) PBJ
Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap
01 Perencanaan PBJ

A TAHAP PENUNJUKAN PEJABAT PENGADAAN


• Personil Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan tertutup, tidak transparan,
dan tidak adil.
• Pokja Pemilihan/pejabat pengadaan memihak.
• Pokja Pemilihan/pejabat pengadaan tidak independen, bekerja di bawah
tekanan PA/KPA, PPK, atau penyedia.

B TAHAP PENYUSUNAN RUP


• Penentuan jenis dan jlh item BJ tidak sesuai kebutuhan riil.
• Penggelembungan anggaran (harga satuan tidak realistis; rencana di atas
kebutuhan riil dlm bentuk volume, biaya, kualitas, jlh bahan dll).
• Adanya intervensi dari legislatif kepada lembaga eksekutif dalam menentukan
anggaran dan rekanan yang akan ditunjuk sebagai pelaksana.
• Kegiatan yang direncanakan tidak ada dalam Renja KLPD dan kegiatan yg
tercantum dalam RKA yang diusulkan tidak sesuai dengan hasil identifikasi
kebutuhan riil BJ.

02
02 Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Persiapan PBJ

• HPS tidak disusun dan/atau ditetapkan oleh PPK.


• Spesifikasi teknis barang/jasa tidak disusun dan/atau
ditetapkan oleh PPK.
• Penggelembungan (mark-up) HPS, yang mengakibatkan nilai
kontrak tinggi karena penawaran oleh calon pemenang
cenderung mendekati HPS.
• Dokumen referensi dan kertas kerja penyusunan HPS tidak
diadministrasikan dengan tertib.

03 Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Persiapan


Pemilihan Penyedia BJ
• Kriteria penilaian kualifikasi dan evaluasi penawaran tidak
jelas/ berlebihan/tidak relevan.
• Spesifikasi teknis yg disyaratkan mengarah pada produk/klp
penyedia tertentu.
03
04 Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Pelaksanaan (Proses) Pemilihan Penyedia
BJ

A
TAHAP PENGUMUMAN TENDER
• Jangka waktu pengumuman tidak sesuai aturan.
• Materi pengumuman tidak jelas/lengkap, misalnya tidak menyebutkan syarat kualifikasi, lokasi dan
perkiraan biaya pekerjaan.

B TAHAP PENDAFTARAN DAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN PENYEDIA BJ


• Dokumen pemilihan yang diunggah tidak lengkap dan/atau terpecahpecah dan/atau berubah-ubah
tanpa pemberian informasi yang memadai.
• Waktu yang disediakan untuk pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan terlalu singkat.

C TAHAP PEMBERIAN PENJELASAN


• Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan peserta.
• Tidak dilakukan penjelasan lanjutan/lapangan untuk informasi yang seharusnya perlu diberikan kepada
peserta.
• Penjelasan lanjutan/lapangan, jika ada, dilakukan oleh personil anggota pokja Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan.
• Berita acara penjelasan/penjelasan lanjutan tidak dibuat dan/atau diunggah dalam aplikasi SPSE.
• Perubahan penting atas kriteria pemilihan penyedia,sebagai hasil pemberian penjelasan, tidak dituangkan
dalam adendum dokumen pemilihan 04
D TAHAP KUALIFIKASI
• Penggunaan metode prakualifikasi untuk kegiatan penilaian kualifikasi yang seharusnya dilakukan melalui
pascakualifikasi dengan tujuan mengurangi kompetisi.
• Kriteria kualifikasi menghambat dan membatasi keikutsertaan calon penyedia dari luar
provinsi/kabupaten/kota/lokasi pengadaan.
• Kriteria penilaian kualifikasi dan evaluasi penawaran tidak jelas/berlebihan/tidak relevan/tidak sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan.
• Pokja Pemilihan/pejabat pengadaan meluluskan peserta yang tidak memenuhi syarat (kelengkapan
dokumen, keaslian dokumen).
• Pokja Pemilihan/pejabat pengadaan tidak melakukan pembuktian kualifikasi.
• Adanya post bidding, yaitu menambah, mengganti, mengubah, dan/atau mengurangi dokumen seleksi
oleh Pokja Pemilihan dan/atau peserta pengadaan setelah batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi.

E TAHAP PEMASUKAN DAN PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN


• Waktu penyampaian dokumen penawaran sangat terbatas.
• Batas akhir pemasukan dan/atau pembukaan dokumen penawaran diundurkan atau dimajukan tanpa
disertai alasan yang logis dan disertai adendum dokumen pemilihan penyedia.
• Peserta tender yang akan mendaftar kesulitan memasukkan dokumen penawaran sampai waktu yang
ditetapkan berakhir (terdapat pengaturan kapasitas up/down bandwith).
• Pemasukan dokumen penawaran atau perubahannya melampaui waktu yang ditentukan.
• Pembocoran dokumen penawaran peserta kepada peserta lainnya sehingga dapat mengajukan nilai
penawaran yang terendah saat menjelang penutupan pemasukan dokumen penawaran. 05
E TAHAP PEMASUKAN DAN PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN
6. Pemasukan dokumen fiktif, dalam rangka menjatuhkan peserta lain.
7. Ketidaklengkapan dokumen penawaran.
8. Pokja Pemilihan/pejabat pengadaan tidak melakukan klarifikasi jaminan penawaran.
9. Adanya post bidding, yaitu menambah, mengganti, mengubah, dan/atau mengurangi dokumen penawaran
oleh Pokja Pemilihan dan/atau peserta pengadaan setelah batas akhir pemasukan dokumen penawaran.

F TAHAP EVALUASI PENAWARAN


• Kriteria evaluasi cacat, dengan maksud untuk memenangkan calon tertentu, dari awal telah dicantumkan
hal-hal khusus yang sulit dipenuhi oleh mitra kerja lainnya dalam rangka justifikasi kelompok tertentu.
• Terdapat pengaturan tender, yang terlihat dari peserta tender terpola (dibandingkan tender sebelumnya)
atau peserta tender menurun secara mencolok. Indikasi adanya tender arisan antara lain:
a. format penawaran yang seragam di antara para penawar
b. harga penawaran diatur
c. harga yang hampir sama dengan interval yang sama, perbedaan harga yang sangat ekstrem dan harga
penawaran yang sangat rendah (tidak wajar)
d. kepemilikan yang sama di antara para penawar
• Penggantian dokumen penawaran untuk memenangkan mitra kerja tertentu dengan cara menyisipkan
revisi dokumen dalam dokumen awal.
• Surat penawaran palsu.

06
TAHAP PENGUMUMAN PEMENANG
G
• Pengumuman pemenang tidak I TAHAP PENGUMUMAN PEMENANG
diberitahukan kepada seluruh
• Surat penunjukan tidak lengkap.
peserta tender.
• Surat penunjukan sengaja
• Pengumuman sangat terbatas
ditunda-tunda
kepada publik.
pengeluarannya/tidak diunggah.
• Pengumuman tidak
• Surat penunjukan dikeluarkan
mengindahkan aspek publik atau
terburu-buru.
dilakukan tersembunyi.
• Surat penunjukan tidak sah.

H
TAHAP SANGGAH
• Waktu penyampaian sanggahan J TAHAP PENANDATANGANAN
dibatasi (seharusnya minimal dua KONTRAK
hari kerja). • Tanggal surat jaminan
• Sanggahan tidak ditanggapi, lambat pelaksanaan lebih belakangan
ditanggapi atau ditanggapi namun dibanding tanggal kontrak.
tidak lengkap/tidak mengenai • Pokja Pemilihan/pejabat
substansinya. pengadaan tidak memasukkan
• Sanggahan pro forma untuk dokumen kontrak dalam aplikasi
menghindari tuduhan proses tender SPSE.
diatur.
05 Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Pelaksanaan
Kontrak
• Perubahan pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak didukung
dengan perubahan kontrak/adendum oleh PPK.
• Pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan
kontrak seperti volume tdk sesuai kontrak, kualitas tidak sesuai
spesifikasi kontrak/ kualitas, dan penyelesaian pekerjaan
terlambat.
• Penyedia maupun PPK tidak melakukan pemutusan kontrak
meskipun terjadi kondisi yang memenuhi syarat pemutusan
kontrak.
• Pekerjaan tambah/kurang tidak diantisipasi sejak awal dalam
perencanaan.
• Dalam kontrak harga satuan, pekerjaan bervolume kecil harga
satuannya direndahkan, pekerjaan bervolume besar harga
satuannya ditinggikan.
• Kontrak yang selayaknya kontrak tahunan dibuat sebagai
kontrak multiyears, utk membuka peluang PH/eskalasi.

08
06
RIMBERIO CO
Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Serah Terima PBJ
• Kuantitas/volume pekerjaan/barang yang diserahkan tidak sesuai dengan kontrak.
• Kualitas pekerjaan yang diserahkan tidak sama dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak.
• Data lapangan yang dipalsukan.
• Pembayaran dilakukan melampaui kemajuan fisik.
• Tagihan palsu/pembayaran fiktif, yaitu faktur ditagihkan untuk barang/jasa yang tidak diserahkan.

07
RIMBERIO CO
Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Pengadaan Melalui Swakelola PBJ
• Penetapan sasaran tidak sesuai dengan perencanaan.
• Penyusunan spesifikasi teknis/KAK dan RAB tidak sesuai ketentuan
• Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan.
• Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan.
• Penyerahan pekerjaan selesai kepada PPK tidak dilengkapi dengan BAST.

08
RIMBERIO CO Titik Kritis (Red Flag) pada Aspek Pemanfaatan
• Kuantitas/kualitas/spesifikasi B/J yang diterima tidak sesuai kebutuhan/kontrak.

09
BAGIAN 2:
Perpanjangan Waktu dan
Pemberian Kesempatan
Permasalahan Perpanjangan Waktu

01 Perpanjangan Waktu tidak memenuhi syarat perpanjangan waktu


• Force Majoure
• Peristiwa Kompensasi
• Perubahan Kondisi lapangan

Perubahan pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak didukung dengan


02 perubahan kontrak/adendum oleh PPK/addendum dilakukan belakangan.

Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan terindikasi direncanakan


02 dari awal.

Perpanjangan Waktu Untuk


Menghindari Denda......?
Permasalahan Pemberian Kesempatan

Pemberian kesempatan terindikasi di desain dari awal bukan karena


01 keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat kesalahanpenyedia.
PPK salah dalam melakukan analisis, seharusnya penyedia tidak layak
02 diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan.

Rekayasa penilaian dan pernyataan sanggup menyelesaikan pekerjaan


03 oleh PPK dan Penyedia.

Tidak dilakukan addendum perubahan pembebanan anggaran (khusus


04 untuk pemberian kesempatan melampaui tahun anggaran).

05 Pemberian Kesempatan Penyelesaian Pekerjaan tidak mengatur batas akhir


pemberian kesempatan atau melampaui 90 hari.
BAGIAN 3:
Risiko PBJ
Risiko Kerugian Keuangan Negara PBJ

Kuantitas Kurang
Kualitas Kurang 1. Perlu mengkaji apakah perbedaan tersebut
dikarenakan adanya Contract change order
1. Ada ahli untuk menentukan kualitas (CCO) yang didukung oleh aturan main yang
barang yang diterima. berlaku atau karena adanya kolusi .
2. Memastikan bahwa persepsi ahli harus 2. Untuk fisik yang bersifat teknis, perlu bantuan
sama dengan auditor. tenaga ahli menghitung kuantitas fisik yang
3. Tidak boleh meyakini sebagian dan terpasang.
menggunakannya serta menolak sebagian 3. Cek fisik yang dilakukan hanya bersifat
yang lain dan tidak menggunakannya observasi untuk meyakinkan keberadannya dan
kemanfaatannya

Mark-Up
1. Harus dibuktikan adanya pengaturan anggaran, proses pengadaan
(lelang)
2. Harga yang terbentuk adalah harga yang tidak wajar
Mitigasi Risiko PBJ

01 Pengelolaan/PA termasuk dalam


proses PBJ harus selalu
berpedoman pada peraturan
perUU yg berlaku.
03 SPI termasuk didalamnya
terkait dengan MR harus
dijalankan secara efektif
dan berkesinambungan
agar PBJ sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan.

02 Setiap Penanggung Jawab


Pengelolaan Anggaran dalam PBJ

04
agar menghindari ketidakefektifan,
ketidakefisienan, dan pelanggaran Peningkatan kapabilitas SDM
peraturan sehingga terhindar dari dalam Proses PBJ untuk
dampak hukum.
mendukung tercapaian PBJ yang
akuntabel, tertib, efektif, efisien

Anda mungkin juga menyukai