Anda di halaman 1dari 66

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PELAKSANAAN PEK
KONSTRUKSI DAN JASA
KONSULTANSI KONSTRUKSI
KEBIJAKAN UMUM
BEBERAPA MASALAH UMUM
DLM PENGADAAN
1 Prosedur pengadaan dianggap hukum bukan

manajemen sehingga setiap kesalahan dianggap


PIDANA
2. Konsep pengadaan menjadi sangat sempit sebatas
ketentuan Perpres
3.Pengelolaan pengadaan hampir 500 ribu kegiatan
dilaksanakan belum dgn keahlian yang memadai dan
hampir seluruh merupakan pekerjaan SAMPINGAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015
BEBERAPA MASALAH UMUM
DLM PENGADAAN

4 Yang melakssanakan ahli pengadaan dasar yang


memeriksa BUKAN ahli pengadaan sama sekali
5. PERINTAH PERCePATAN YANG
ditindaklanjuti/disikapi dgn langkah keliru/salah
6. Pengadaan hanya sekedar jual beli BUKAN sesuatu
yang strategis dan bermanfaat untuk rakyat.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 3
BEBERAPA MASALAH UMUM
DLM PENGADAAN

7 Ribut DGN TATA CARA tapi melupakan prinsip


8. Intervensi atasan tanpa tempat untuk
mengadu
9. Penyedia belum mendapatkan pembinaan
yang memadai TERMASUK PENGAWAS DAN
PEMERIKSA (itjen Polisi dan Jaksa)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 4
BEBERAPA MASALAH UMUM
DLM PENGADAAN
10 tidak seluruhnya data data proses
pemilihan/kompetisi dimasukan dalam kontrak
demikian juga sebaliknya tidak semua data kontrak
dikompetisikan
11BANYAK pihak tidak tahu pengertian dan Batasan
harga pasar, harga wajar (Kewajaran harga) dan
harga terendah memenuhi syarat

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 5
BEBERAPA MASALAH UMUM
DLM PENGADAAN

12. pengertianTUGAS DAN BATASAN KPA


POKJA PPK serta PPHP tidak dipatuhi
dlm pelaksanaan RIIL di lapangan
13. BANYAK PIHAK terutama APH yg
nggak mau TAHU shg pengertian dan
batasan pengaduan dan sanggahan di
perpres disamakan dgn PIDANA
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 6
TAHAPAN KUALIFIKASI
1. SIUJK/SBU/Sertifikat OHSAS/Sertifikat ISO 9001 tidak sesuai ketentuan, karena hal berikut:
a. Habis masa berlaku pada saat proses evaluasi
b. Persyaratan SBU tidak sesuai dengan kualifikasi BU yang tertuang dalam Permen PU No. 8/2011,
dan SKA tidak sesuai dengan Permen PU No. 9/2013
c. Dalam proses perpanjangan
d. Belum dikonversi
Contoh :
Pokja meluluskan penawaran penyedia jasa yang pada saat pemasukan dokumen kualifikasi masa
berlaku SBU/IUJK telah habis, namun melampirkan surat keterangan pengurusan perpanjangan
(SEHARUSNYA GUGUR)

1. Persyaratan Personil berlebihan


Contoh :
• Untuk pekerjaan non kecil personil mempersyaratkan Juru Ukur pendidikan D3 memiliki SKT;
• Mempersyaratkan 2 SKA Ahli Utama (Ahli Sipil Utama dan Ahli MK Utama, pengalaman 10
tahun. Seharusnya dengan persyaratan 2 ahli utama minimal memiliki pengalaman 20 tahun)
• Persyaratan tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan (personil konstruksi disyaratkan S2 Ahli
Madya 4 tahun sedangkan S1 Ahli utama pengalaman 20 tahun digugurkan. Untuk pekerjaan
konstruksi seharusnya lebih diutamakan pengalaman lapangan dibandingkan dengan jenjang
pendidikan)
• Penetapan kebutuhan lama pengalaman kerja dan pengalaman sejenis agar mengacu kepada
SE No. 3 tahun 2013 tentang Pedoman Besaran Biaya Langsung Personil/Remunerasi dalam
Perhitungan HPS Jasa Konsultansi di Lingkungan Kementerian PU atau Pedoman Standar
Minimal Biaya Langsung Personil yang diterbitkan oleh Asosiasi.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 7
TAHAPAN KUALIFIKASI

3. Menerapkan persyaratan peralatan yang bukan peralatan utama


Contoh:
Dokumen pengadaan mempersyaratkan peralatan pendukung, seperti theodolit,
waterpass, molen.

4. Mensyaratkan tahun pembuatan alat dengan tujuan bahwa alat yang disediakan
terjamin kelaikan fungsinya, tetapi tidak mensyaratkan sertifikat laik fungsi alat

4. Tidak dilakukan klarifikasi untuk hal-hal yang meragukan/ klarifikasi tidak tuntas.
Contoh:
Lokasi alat yang disampaikan meragukan, namun Pokja tidak melakukan klarifikasi,
baik kepada Penyedia, PPK ataupun yang menyewakan alat. Klarifikasi seringkali tidak
dilakukan dengan tuntas dan tidak disertai bukti tertulis.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 8
TAHAPAN KUALIFIKASI

6 Menetapkan pemenang di beberapa paket dengan personil dan peralatan yang sama.
Contoh:
Pokja tidak melakukan klarifikasi atas alat yang ditawarkan apakah sedang dipakai pada
pekerjaan lain meskipun pada Pokja/Satker yang berbeda.

7 Menetapkan pekerjaan sejenis sebagai dasar perhitungan KD (Kemampuan Dasar) tidak


jelas/detail dan tidak tertuang dalam dokumen.
Contoh:
Untuk Pekerjaan Pembangunan Dam, mempersyaratkan SBU sub klasifikasi Jasa Pelaksana
Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya (SI001), namun
Pekerjaan yang dipilih untuk perhitungan KD bukan Pekerjaan Pembangunan Dam, dan
ketentuan tersebut tidak dicantumkan dalam dokumen lelang.

8 Pokja melakukan evaluasi prakualifikasi untuk pekerjaan konstruksi dengan menggunakan


kriteria evaluasi jasa konsultansi (menetapkan short list).

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 9
EVALUASI TEKNIS – ADM – BIAYA

1. Melakukan perubahan nilai HPS tetapi tidak dilakukan lelang ulang.


Contoh :
Nilai HPS semula Rp.200 Miliar menjadi Rp.150 Miliar tidak dilakukan PQ
ulang padahal mempengaruhi persyaratan nilai KD yang akan memberikan
peluang jumlah peserta yang ikut pelelangan lebih banyak.

2. Perubahan Dokumen saat aanwijzing tidak dituangkan dalam addendum.


Contoh :
Perubahan penting yang diperlukan untuk evaluasi tidak dimasukkan
dalam Addendum dan tidak diupload dalam e-proc, hanya dalam bentuk
Berita Acara Penjelasan.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 10
EVALUASI TEKNIS – ADM – BIAYA
3. Menggugurkan yang tidak substansial.
Contoh :
– Kesalahan dalam pengetikan nama Paket pada surat penawaran, seperti
Penggandaan Jembatan >> Pengadaan Jembatan.
– Mengugurkan Jaminan Penawaran karena tidak sesuai format dalam
dokumen pemilihan, padahal isi/kriteria pencairan jaminan penawaran
yang disampaikan sudah mencakup ketentuan yang ada di dokumen.

4. Evaluasi terhadap Harga Timpang tidak dituangkan dalam Berita Acara


Klarifikasi.

5. Tidak dilakukan evaluasi kewajaran harga untuk harga penawaran < 80%
HPS.
Contoh :
Terdapat beberapa paket pelelangan untuk harga penawaran dibawah 80%
tidak dilakukan evaluasi kewajaran harga, sehingga tidak dapat mengetahui
harga yang ditawarkan wajar/tidak wajar.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 11
PERATURAN MENTERI NOMOR 31/PRT/M/2015
TENTANG PERUBAHAN KETIGA PERMEN PU NOMOR 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN
PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI
BUKU STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

1. Buku Pedoman Pekerjaan Konstruksi (PK)

2. Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung)

3. Buku Standar PK 01 LS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung)

4. Buku Standar PK 01 Gab. LS dan HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum/Pemilihan


Langsung)

5. Buku Standar PK 02 HS – Prakualifikasi (Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas)

6. Buku Standar PK 02 LS – Prakualifikasi (Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas)

7. Buku Standar PK 02 Gab. LS dan HS – Prakualifikasi (Pelelangan Umum/Pelelangan


Terbatas)

8. Buku Standar PK 03 Dokumen Kualifikasi

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 13
BUKU STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI

1. Buku Pedoman Jasa Konsultansi (JK)

2. Buku Standar JK 04 HS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Kualitas)

3. Buku Standar JK 04 LS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Kualitas)

4. Buku Standar JK 05 HS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Kualitas & Biaya)

5. Buku Standar JK 05 LS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Kualitas & Biaya)

6. Buku Standar JK 06 HS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Pagu Anggaran)

7. Buku Standar JK 06 LS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Pagu Anggaran)

8. Buku Standar JK 07 HS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Biaya Terendah)

9. Buku Standar JK 07 LS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Biaya Terendah)

10. Buku Standar JK 08 HS – Pascakualifikasi (Seleksi Sederhana - Biaya Terendah)

11. Buku Standar JK 09 Perseorangan – Pascakualifikasi (Seleksi Umum/Seleksi Sederhana - Kualitas)

12. Buku Standar JK 10 Dokumen Kualifikasi


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 14
KUALIFIKASI (1/3)
PENDAFTARAN DAN KUALIFIKASI PESERTA

Dengan penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE),


maka:
Dengan mendaftar sebagai peserta melalui SPSE maka peserta telah
menyetujui dan menandatangani pakta integritas dan formulir isian
kualifikasi.
(TIDAK DITANDATANGANI MAKA TIDAK MENGGUGURKAN)
Badan Usaha berbentuk Kemitraan/KSO HARUS diupload dan
ditandatangani oleh yang berwenang.

Surat penawaran memenuhi ketentuan: jangka waktu berlakunya


surat penawaran dan bertanggal
(TIDAK DITANDATANGANI MAKA TIDAK MENGGUGURKAN)
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 15
KUALIFIKASI (2/3)
PEMAKETAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
( DIATAS Rp2.5 M s/d Rp50 M)
1. Dipersyaratkan hanya untuk pelaksana konstruksi dengan
kualifikasi Usaha Menengah yang kemampuan dasarnya (KD)
memenuhi syarat.
2. Dikecualikan, dapat dikerjakan oleh penyedia jasa dengan
kualifikasi besar apabila:
- tidak ada penyedia jasa dengan kualifikasi menengah yang
mendaftar; dan/atau
- peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan yang akan
dilelangkan tidak dapat dipenuhi/dilaksanakan oleh penyedia
jasa dengan kualifikasi menengah.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 16
KUALIFIKASI BADAN USAHA (3/3)
PEMAKETAN PEKERJAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
< Rp. 2,5 Miliar BADAN USAHA KECIL
Diatas Rp. 2,5 – 50 BADAN USAHA MENENGAH
Miliar
Diatas Rp. 50 Miliar BADAN USAHA BESAR

PEKERJAAN JASA KONSULTANSI


< Rp. 750 Juta BADAN USAHA KECIL
Diatas 750 Juta BADAN USAHA NON KECIL

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 17
ADMINISTRASI (1/2)
JAMINAN PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
• Jaminan Penawaran
Sampai dengan Di atas Rp2.500.000.000 –
s.d. Rp50.000.000.000 di atas Rp50.000.000.000
Rp2.500.000.000
tidak diperlukan surat jaminan dapat diterbitkan oleh Bank Umum, dapat diterbitkan Bank Umum,
penawaran Perusahaan Asuransi, Perusahaan konsorsium perusahaan asuransi
Penjaminan, konsorsium perusahaan umum/konsorsium lembaga
asuransi umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium perusahaan
penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program
penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg
asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK
direkomendasikan OJK

• Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka, dan Jaminan Pemeliharaan


Sampai dengan Rp2.500.000.000 Diatas Rp2.500.000.000

dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi, dapat diterbitkan Bank Umum, konsorsium perusahaan
Perusahaan Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi asuransi umum/konsorsium lembaga
umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang
perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg
kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK direkomendasikan OJK

Permasalahan umum: jaminan penawaran sering digugurkan untuk alasan yang tidak substansial

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 18
ADMINISTRASI (2/2)
JAMINAN PADA PEKERJAAN JASA KONSULTANSI

• Jaminan Uang Muka


Sampai dengan Rp750.000.000 Di atas Rp750.000.000

dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi
Asuransi, Perusahaan Penjaminan, konsorsium umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium
perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi
perusahaan asuransi umum/konsorsium lembaga
kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK
penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) yg direkomendasikan OJK

Rekomendasi OJK:
1.Konsorsium Surety Bond Indonesia (KSBI), Rekomendasi OJK. Ijin Produk: S-
4355/NB.111/2015
2.Konsorsium Penjaminan Proyek, Rekomendasi OJK. Ijin Produk Nomor : S –
3380/NB.111/2015
Jaminan yang diterbitkan harus ditandatangani oleh Leader Konsorsium, Nama
Penjamin adalah Perusahaan Konsorsium
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 19
PERSYARATAN TEKNIS (1/6)
PERALATAN

1. Dalam dokumen pemilihan/pengadaan cantumkan Peralatan


utama yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan utama
(meliputi jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah alat), berdasarkan
analisa kebutuhan alat dengan memperhitungkan waktu
penyelesaian dan volume pekerjaan.
2. wajib menggunakan peralatan utama milik sendiri/sewa beli (alat
telah tersedia) untuk pekerjaan dengan nilai
>Rp200.000.000.000,00, dikecualikan untuk peralatan yang
didesain khusus atau yang dilaksanakan penyedia jasa spesialis;

Permasalahan umum:
-Mensyaratkan selain peralatan utama pada pekerjaan utama
-Mensyaratkan kepemilikan alat yang berlebihan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 20
PERSYARATAN TEKNIS (2/6)
KESAMAAN PERALATAN

Ketentuan
• Jika menawarkan peralatan yang sama untuk beberapa paket pekerjaan
maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket
pekerjaan dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan peralatan
tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya
dinyatakan peralatan tidak ada dan dinyatakan gugur.
Pengecualian
• Dikecualikan: waktu penggunaan alat tidak tumpang tindih (overlap), ada
peralatan cadangan yang diusulkan dalam dokumen penawaran yang
memenuhi syarat, dan/atau kapasitas dan produktifitas peralatan secara
teknis dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu) paket pekerjaan

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 21
PERSYARATAN TEKNIS (3/6)
KESAMAAN PERSONIL

Ketentuan
• Jika menawarkan personil yang sama untuk beberapa paket pekerjaan, maka hanya
dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan dengan cara
melakukan klarifikasi untuk menentukan personil tersebut akan ditempatkan,
sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya personil dinyatakan tidak ada dan
dinyatakan gugur.

Pengecualian
• (untuk Pekerjaan Konstruksi) apabila personil yang diusulkan penugasannya sebagai
Kepala Proyek atau ada personil cadangan yang diusulkan dalam dokumen
penawaran yang memenuhi syarat.
• (untuk Jasa Konsultansi) menggunakan kontrak lump sum (paling banyak tiga paket)
atau bagian lump sum pada kontrak gabungan lump sum dan harga satuan atau
untuk kontrak harga satuan dengan personil yang diusulkan penugasannya tidak
tumpang tindih (overlap).

Permasalahan umum: Persyaratan personil yang berlebihan


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 22
PERSYARATAN TEKNIS (4/6)
SUB KONTRAK

1. Pekerjaan utama tidak dapat disubkontrakkan kecuali kepada


penyedia jasa spesialis;
2. Penawaran diatas Rp25M s.d Rp50 M mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa
Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil; dan/atau
3. Penawaran diatas Rp50 M mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa Usaha
Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil dan dalam
penawarannya sudah menominasikan sub penyedia jasa dari lokasi
pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia sub penyedia jasa yang
dimaksud.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 23
PERSYARATAN TEKNIS (5/6)
ALIH PENGALAMAN
Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi dengan nilai
kontrak diatas Rp100 M, penyedia jasa pelaksana konstruksi
diwajibkan memberikan alih pengalaman/keahlian kepada
peserta didik bidang konstruksi melalui sistem kerja
praktek/magang sesuai dengan jumlah peserta didik yang
diusulkan dalam dokumen penawaran.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 24
PERSYARATAN TEKNIS (6/6)
TANGGUNG JAWAB KONSULTAN PERENCANA

1. Konsultan perencana bertanggung jawab terhadap hasil desain


sekurang-kurangnya sampai produk desain tersebut selesai
dilaksanakan pembangunannya, sepanjang lingkup dan/atau kondisi
lingkungan masih sesuai dengan kriteria desain awal.

2. Konsultan perencana yang tidak cermat sehingga hasil desain tidak


dapat dilaksanakan, dikenakan sanksi berupa keharusan menyusun
kembali perencanaan dengan beban biaya dari konsultan perencana
yang bersangkutan, apabila tidak bersedia dikenakan sanksi masuk
dalam daftar hitam atau sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

3. Konsultan perencana wajib menghitung Engineering Estimate (EE), umur


rencana bangunan dan identifikasi risiko K3, serta metode pelaksanaan
pekerjaan.
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 25
SURAT DJBK NO. KU.0302.-DK/844 TANGGAL 28 OKTOBER 2015 (1/2)
TENTANG KRITERIA EVALUASI PELELANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

1. Persyaratan Teknis terhadap Personil harus dicantumkan dalam Dokumen Pengadaan,


dan persyaratan yang digunakan tidak berlebih-lebihan.
a) Personil yang disyaratkan hanya personil utama.
b) Hanya mensyaratkan 1 (satu) SKA untuk tiap personil, kecuali personil tersebut
dapat merangkap lebih dari satu posisi pada satu pekerjaan konstruksi.
c) CONTOH KASUS: Tim leader disyaratkan memiliki SKA Ahli Utama Teknik Jalan,
Ahli Utama Teknik Jembatan, Ahli Utama K3 Konstruksi dan Ahli Utama
Manajemen Proyek, mensyaratkan personil pendukung seperti JURU UKUR (SKT)
2. Persyaratan teknis untuk peralatan harus dicantumkan dalam Dokumen Pengadaan
a) Peralatan yang disyaratkan hanya peralatan utama untuk pekerjaan utama.
b) Tidak menyaratkan tahun pembuatan alat dalam evaluasi prakualifikasi.
(Pembuktian peralatan yang laik dan dapat digunakan dapat menggunakan
pembuktian sertifikat laik fungsi atau survey langsung ke lokasi).
c) CONTOH KASUS: mensyaratkan peralatan pendukung seperti molen, theodolit,
mensyaratkan jumlah peralatan yang berlebihan seperti 150 buah Dump Truck
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 26
SURAT DJBK NO. KU.0302.-DK/844 TANGGAL 28 OKTOBER 2015 (2/2)
TENTANG KRITERIA EVALUASI PELELANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

3. Persyaratan tertib penyelenggaraan konstruksi, termasuk SMM


dan SMK3 agar memperhatikan kaidah-kaidah teknis/engineering
Catatan : PERSYARATAN OHSAS/SERTIFIKAT BADAN USAHA HANYA DIMINTAKAN
UNTUK PEKERJAAN DENGAN RESIKO TINGGI. UNTUK KONSULTAN
PERENCANA/PENGAWAS TIDAK PERLU DISYARATKAN OHSAS/SERTIFIKAT SMK3
4. Pengaturan mengenai Kerjasama Operasi (KSO) disyaratkan
terhadap penyedia jasa dengan kualifikasi yang sama (antar
sesama kualifikasi besar, antar sesama kualifikasi menengah, atau
antar sesama kualifikasi kecil)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 27
KESALAHAN UMUM PADA PROSES
PEMILIHAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 28
PENGANTAR

1. Prinsip – prinsip pengadaan: efisien, efektif, transparan,


terbuka, bersaing, adil/ tidak diskriminatif dan akuntabel.

2. Pada beberapa kasus pelaksanaan pelelangan terdapat


kesalahan umum sering terjadi sehingga memperlambat
proses penetapan pemenang lelang.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 29
TAHAPAN KUALIFIKASI
1. SIUJK/SBU/Sertifikat OHSAS/Sertifikat ISO 9001 tidak sesuai ketentuan, karena hal berikut:
a. Habis masa berlaku pada saat proses evaluasi
b. Persyaratan SBU tidak sesuai dengan kualifikasi BU yang tertuang dalam Permen PU No. 8/2011,
dan SKA tidak sesuai dengan Permen PU No. 9/2013
c. Dalam proses perpanjangan
d. Belum dikonversi
Contoh :
Pokja meluluskan penawaran penyedia jasa yang pada saat pemasukan dokumen kualifikasi masa
berlaku SBU/IUJK telah habis, namun melampirkan surat keterangan pengurusan perpanjangan
(SEHARUSNYA GUGUR)

1. Persyaratan Personil berlebihan


Contoh :
• Untuk pekerjaan non kecil personil mempersyaratkan Juru Ukur pendidikan D3 memiliki SKT;
• Mempersyaratkan 2 SKA Ahli Utama (Ahli Sipil Utama dan Ahli MK Utama, pengalaman 10
tahun. Seharusnya dengan persyaratan 2 ahli utama minimal memiliki pengalaman 20 tahun)
• Persyaratan tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan (personil konstruksi disyaratkan S2 Ahli
Madya 4 tahun sedangkan S1 Ahli utama pengalaman 20 tahun digugurkan. Untuk pekerjaan
konstruksi seharusnya lebih diutamakan pengalaman lapangan dibandingkan dengan jenjang
pendidikan)
• Penetapan kebutuhan lama pengalaman kerja dan pengalaman sejenis agar mengacu kepada
SE No. 3 tahun 2013 tentang Pedoman Besaran Biaya Langsung Personil/Remunerasi dalam
Perhitungan HPS Jasa Konsultansi di Lingkungan Kementerian PU atau Pedoman Standar
Minimal Biaya Langsung Personil yang diterbitkan oleh Asosiasi.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 30
TAHAPAN KUALIFIKASI

3. Menerapkan persyaratan peralatan yang bukan peralatan utama


Contoh:
Dokumen pengadaan mempersyaratkan peralatan pendukung, seperti theodolit,
waterpass, molen.

4. Mensyaratkan tahun pembuatan alat dengan tujuan bahwa alat yang disediakan
terjamin kelaikan fungsinya, tetapi tidak mensyaratkan sertifikat laik fungsi alat

4. Tidak dilakukan klarifikasi untuk hal-hal yang meragukan/ klarifikasi tidak tuntas.
Contoh:
Lokasi alat yang disampaikan meragukan, namun Pokja tidak melakukan klarifikasi,
baik kepada Penyedia, PPK ataupun yang menyewakan alat. Klarifikasi seringkali tidak
dilakukan dengan tuntas dan tidak disertai bukti tertulis.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 31
TAHAPAN KUALIFIKASI

6 Menetapkan pemenang di beberapa paket dengan personil dan peralatan yang sama.
Contoh:
Pokja tidak melakukan klarifikasi atas alat yang ditawarkan apakah sedang dipakai pada
pekerjaan lain meskipun pada Pokja/Satker yang berbeda.

7 Menetapkan pekerjaan sejenis sebagai dasar perhitungan KD (Kemampuan Dasar) tidak


jelas/detail dan tidak tertuang dalam dokumen.
Contoh:
Untuk Pekerjaan Pembangunan Dam, mempersyaratkan SBU sub klasifikasi Jasa Pelaksana
Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya (SI001), namun
Pekerjaan yang dipilih untuk perhitungan KD bukan Pekerjaan Pembangunan Dam, dan
ketentuan tersebut tidak dicantumkan dalam dokumen lelang.

8 Pokja melakukan evaluasi prakualifikasi untuk pekerjaan konstruksi dengan menggunakan


kriteria evaluasi jasa konsultansi (menetapkan short list).

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 32
EVALUASI TEKNIS – ADM – BIAYA
1. Melakukan perubahan nilai HPS tetapi tidak dilakukan lelang ulang.
Contoh :
Nilai HPS semula Rp.200 Miliar menjadi Rp.150 Miliar tidak dilakukan PQ
ulang padahal mempengaruhi persyaratan nilai KD yang akan memberikan
peluang jumlah peserta yang ikut pelelangan lebih banyak.

2. Perubahan Dokumen saat aanwijzing tidak dituangkan dalam addendum.


Contoh :
Perubahan penting yang diperlukan untuk evaluasi tidak dimasukkan
dalam Addendum dan tidak diupload dalam e-proc, hanya dalam bentuk
Berita Acara Penjelasan.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 33
EVALUASI TEKNIS – ADM – BIAYA
3. Menggugurkan yang tidak substansial.
Contoh :
– Kesalahan dalam pengetikan nama Paket pada surat penawaran, seperti
Penggandaan Jembatan >> Pengadaan Jembatan.
– Mengugurkan Jaminan Penawaran karena tidak sesuai format dalam
dokumen pemilihan, padahal isi/kriteria pencairan jaminan penawaran
yang disampaikan sudah mencakup ketentuan yang ada di dokumen.

4. Evaluasi terhadap Harga Timpang tidak dituangkan dalam Berita Acara


Klarifikasi.

5. Tidak dilakukan evaluasi kewajaran harga untuk harga penawaran < 80%
HPS.
Contoh :
Terdapat beberapa paket pelelangan untuk harga penawaran dibawah 80%
tidak dilakukan evaluasi kewajaran harga, sehingga tidak dapat mengetahui
harga yang ditawarkan wajar/tidak wajar.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 34
PAKET LOAN

1. Menambahkan persyaratan pengadaan yang tidak tertuang dalam persyaratan Loan


Agreement dan/atau Perpres No.54 thn 2010
Contoh:
Pada paket pekerjaan tertentu mensyaratkan bahwa penyedia yang dapat memasukkan
penawaran hanya yang direkomendasikan oleh Kedutaan Besar dari negara pemberi
pinjaman yang berkedudukan di Jakarta, walaupun hal ini tidak disyaratkan dalam
perjanjian pinjaman maupun Perpres Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Hal ini
membatasi kesempatan perusahaan lain (nasional/internasional) untuk ikut serta dalam
proses pengadaan.

2. Dokumen pengadaan untuk pekerjaan yang dilelangkan dengan pelelangan/seleksi


internasional tidak mensyaratkan dokumen penawaran dalam 2 (dua) bahasa, bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini tidak sesuai dengan Perpres No. 54/2010 dan
perubahannya, pasal 101 ayat (2): Dokumen Pengadaan melalui pelelangan/seleksi
internasional ditulis dalam 2(dua) bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 35
PAKET LOAN

3. Penggunaan Nilai Mata Uang dalam HPS tidak sesuai dengan nilai mata uang belanja
yang akan dilaksanakan
• Untuk komponen dalam negeri seharusnya dibayar dalam Rupiah.
• Untuk komponen luar negeri dapat dibayar dalam mata uang asing.

LAIN – LAIN

1. Pokja menyatakan bahwa data yang ada dalam sistem e-proc/SPSE rusak dan tidak
dapat dievalusi, tanpa melakukan klarifikasi secara tertulis kepada Pusdatin
Kementerian PUPR.
2. Tim Pokja melakukan evaluasi dengan data/dokumen hardcopy yang berbeda dengan
data/dokumen yang diupload pada sistem E-Proc.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 36
LAIN - LAIN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 37
LAIN – LAIN

KEWAJARAN HARGA

1. Untuk penawaran di bawah 80%HPS WAJIB dilakukan


evaluasi kewajaran harga
2. Apabila harga dinyatakan TIDAK WAJAR maka GUGUR
3. Apabila harga dinyatakan WAJAR maka Penyedia diminta
untuk MENAIKAN JAMINAN PELAKSANAAN menjadi 5%
(contoh perhitungan kewajaran harga terlampir)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 38
LAIN-LAIN

PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI


• Proses pengadaan Paket pekerjaan yang dibiayai dari Pinjaman/Hibah
Luar Negeri harus mengacu pada Perpres 54/2010 pasal 2 ayat 3:
“Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa yang dananya baik sebagian atau
seluruhnya berasal dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN)
berpedoman pada ketentuan Peraturan Presiden ini.”
• Penggunaan Mata Uang:
1. Untuk komponen dalam negeri harus dibayar dalam Rupiah
2. Untuk komponen luar negeri dapat dibayar dalam mata uang asing

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 39
LAIN-LAIN

KETENTUAN LAINNYA
1. Dalam melakukan evaluasi terhadap metode pekerjaan dari penawaran
peserta, harus didasarkan pada metode kerja standar yang digunakan
sebagai dasar penyusun HPS oleh PPK;

1. Untuk hal-hal yang meragukan terkait metode kerja dan metoda


pelaksanaan pekerjaan maka POKJA harus melakukan klarifikasi.

1. Dalam menangani sengketa, dapat diselesaikan melalui Badan Arbitrase


Nasional Indonesia (BANI) dan Badan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa Konstruksi Indonesia (BADAPSKI).

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 40
PEDOMAN EVALUASI
PEKERJAAN KONSTRUKSI

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 41
KETENTUAN UMUM EVALUASI
1. Informasi yang berhubungan dengan evaluasi, penelitian, klarifikasi, konfirmasi,
dan usulan calon pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta, atau
orang lain yang tidak berkepentingan sampai keputusan pemenang diumumkan.
2. Evaluasi terhadap data administrasi, teknis, dan harga hanya dilakukan terhadap
hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi.
3. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi, mengganti dan/atau mengubah isi
Dokumen Pengadaan
4. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti,
dan/atau mengubah isi Dokumen Penawaran
5. Penawaran yang memenuhi syarat antara lain:
• Disampaikan oleh penawar yang berhak,
• Memenuhi waktu yang telah ditentukan,
• Sesuai dengan paket pekerjaan yang dilelangkan,
• Memenuhi syarat administrasi,
• Memenuhi syarat teknis sesuai dengan spesifikasi teknis,
• Harga yang wajar dapat dipertanggung jawabkan , dan
• Tanpa ada penyimpangan bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat.
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 42
2015
KETENTUAN UMUM EVALUASI
6. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah:
• penyimpangan dari Dokumen Pengadaan yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja
pekerjaan; dan/atau
• penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang akan menimbulkan persaingan
usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
7. Para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada Pokja ULP
selama proses evaluasi.
8. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak
sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antara
peserta, Pokja ULP dan/atau PPK termasuk penyalahgunaan wewenang, dengan
tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
• peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta lain yang terlibat dimasukkan ke
dalam Daftar Hitam.
• anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang terlibat persekongkolan diganti, dikenakan sanksi
administrasi dan/atau pidana.
• proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta lainnya yang tidak terlibat
(apabila ada).
• apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada angka 3), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 43
KETENTUAN UMUM EVALUASI
9. Setiap usaha peserta lelang untuk mencampuri proses evaluasi dokumen
penawaran atau keputusan pemenang akan mengakibatkan ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
10. Untuk menunjang penelitian dan evaluasi dokumen penawaran, pokja ULP dapat
melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam dokumen
penawaran. Peserta harus memberikan tanggapan atas klarifikasi. Klarifikasi tidak
boleh mengubah substansi dan harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
11. Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan dokumen penawaran, Pokja
ULP dapat melakukan konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan lapangan
kepada pihak-pihak/instansi terkait.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 44
KOREKSI ARITMATIK
1. Koreksi aritmatik pada jenis kontrak Harga Satuan
• volume pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
disesuaikan dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
• apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan
pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah;
• Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar kuantitas dan
harga tetap dibiarkan kosong;
• Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan
dan harga satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol.
• Jenis pekerjaan yang ditawarkan berbeda dengan daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
pengadaan dan harga satuan pekerjaan menggunakan harga yang tercantum
dalam penawaran.
• Apabila terdapat koreksi pada semua ketentuan di atas dilakukan klarifikasi
kepada penyedia.DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
45
2015
KOREKSI ARITMATIK
2. Koreksi aritmatik pada jenis kontrak Lump Sum
• Koreksi aritmatik untuk penawaran yang melampirkan Daftar Kuantitas dan
Harga hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume pekerjaan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan yang tercantum dalam
Dokumen pengadaan tanpa mengubah total nilai penawaran untuk bagian
kontrak Lump Sum;
• Perbedaan angka dan huruf harga penawaran:
 apabila ada perbedaan antara penulisan nilai harga penawaran antara angka dan
huruf maka nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf;
 apabila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas sedangkan dalam huruf tidak
jelas, maka nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan angka; atau
 apabila penawaran dalam angka dan huruf tidak jelas, maka penawaran dinyatakan
gugur.
3. Koreksi aritmatik pada jenis kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
Koreksi aritmatik mengikuti ketentuan Koreksi aritmatik pada jenis kontrak Lump
Sum untuk bagian kontrak Lump Sum dan Koreksi aritmatik pada jenis kontrak
Harga Satuan untuk bagian kontrak Harga Satuan.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 46
EVALUASI ADMINISTRASI
1. Evaluasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian
kualifikasi.
2. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila: (1)
• syarat-syarat substansial yang diminta dipenuhi/dilengkapi, antara lain:
 surat penawaran;
 surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada penerima kuasa
(apabila dikuasakan);
 Jaminan Penawaran (untuk paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah));
 Daftar Kuantitas dan Harga (apabila dipersyaratkan);
 surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
 rekapitulasi perhitungan TKDN (khusus untuk peserta yang tidak menyampaikan
TKDN, penawarannya tidak digugurkan dan nilai TKDNnya dianggap nol);
 RK3K;
 daftar barang yang diimpor (apabila impor); dan
 dokumen penawaran teknis.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 47
EVALUASI ADMINISTRASI
2. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila: (2)
• surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu sebagaimana
tercantum dalam LDP; dan
 Bertanggal.
• Jaminan Penawaran asli memenuhi ketentuan sebagai berikut: (1)
 diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan, perusahaan asuransi,
konsorsium perusahaan asuransi umum, konsorsium lembaga atau konsorsium
perusahaan penjaminan, yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship)
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan, atau telah mendapat rekomendasi
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) apabila berbentuk konsorsium;
 Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan penawaran dan masa
berlakunya tidak kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;
 nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan Penawaran;
 besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai sebagaimana tercantum
dalam LDP;
 besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf;
 nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama Pokja ULP
yang mengadakan pelelangan;
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 48
EVALUASI ADMINISTRASI
2. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila: (3)
• Jaminan Penawaran asli memenuhi ketentuan sebagai berikut: (2)
 Kriteria pencairan jaminan penawaran sesuai dengan persyaratan yaitu:
 peserta terlibat KKN;
 peserta menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan;
 tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
 tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
 mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
 substansi dan keabsahan/ keaslian Jaminan Penawaran telah diklarifikasi dan
dikonfirmasi secara tertulis oleh Pokja ULP kepada penerbit jaminan.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 49
EVALUASI TEKNIS
1. penilaian persyaratan teknis, minimal dilakukan terhadap: (1)
• metode pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan substantif yang
meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis besar
dan uraian/cara kerja dari masing-masing jenis pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang/sementara yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dan
diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan. Penilaian
metode pelaksanaan tidak mengevaluasi job-mix/rincian/campuran/ komposisi
material dari jenis pekerjaan;
• jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas
waktu (yaitu sampai dengan serah terima pertama/Provision Hand Over (PHO))
sebagaimana tercantum dalam LDP;

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 50
EVALUASI TEKNIS
1. penilaian persyaratan teknis, minimal dilakukan terhadap: (2)
• Peralatan utama minimal: jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah yang
disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
 peralatan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pemilihan adalah peralatan utama
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan utama meliputi jenis, kapasitas,
komposisi dan jumlah alat berdasarkan analisa kebutuhan alat dengan
memperhitungkan waktu penyelesaian dan volume pekerjaan.
 Kriteria evaluasi penawaran terhadap peralatan utama untuk melaksanakan
pekerjaan sebagai berikut:
 jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah alat memenuhi persyaratan;
 peralatan yang ditawarkan laik dan dapat digunakan untuk penyelesaian
pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan
 wajib menggunakan peralatan utama milik sendiri/sewa beli (alat telah
tersedia) untuk pekerjaan dengan nilai di atas Rp200.000.000.000,00 (dua ratus
miliar rupiah), dikecualikan untuk peralatan yang didesain khusus yang
ditetapkan dalam dokumen lelang atau yang dilaksanakan penyedia jasa
spesialis;

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 51
EVALUASI TEKNIS
1. penilaian persyaratan teknis, minimal dilakukan terhadap: (3)
• personil inti: tingkat pendidikan, jabatan dalam pekerjaan yang diusulkan,
pengalaman kerja, keahlian/ keterampilan, yang ditempatkan secara
penuh,menggunakan data personil inti yang tercantum pada isian kualifikasi;
• bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sebagai berikut:
 sebagian pekerjaan utama disubkontrakkan kepada penyedia jasa spesialis;
 penawaran di atas Rp. 25 M sampai dengan Rp. 50 M (lima puluh miliar rupiah)
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil; dan/atau
 penawaran di atas Rp. 50 M mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
koperasi kecil dan dalam penawarannya sudah menominasikan sub penyedia jasa
dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia sub penyedia jasa yang
dimaksud
• RK3K memenuhi persyaratan yaitu adanya sasaran dan program K3 yang secara
umum menggambarkan penguasaan dalam mengendalikan risiko bahaya K3.
2. Pokja ULP dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk bahan/ alat tertentu
sebagaimana tercantum dalam LDP
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 52
EVALUASI TEKNIS
Catatan:
Dalam hal pengadaan pekerjaan konstruksi yang bersifat kompleks, atau bernilai di
atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), yang menggunakan metode
evaluasi sistem gugur ambang batas, maka persyaratan/kriteria evaluasi teknis yang
akan dicantumkan di dalam dokumen pengadaan harus ditetapkan terlebih dahulu
oleh Pejabat Eselon I terkait atau yang disetarakan untuk menghindari
persyaratan/kriteria yang diskriminatif dan/atau pertimbangan yang tidak obyektif.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 53
EVALUASI HARGA
1. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting,
dengan ketentuan:
• total harga penawaran terkoreksi dibandingkan nilai total HPS:
 apabila total harga penawaran terkoreksi melebihi nilai total HPS, dinyatakan gugur;
dan
 apabila semua harga penawaran terkoreksi di atas nilai total HPS, pelelangan
dinyatakan gagal;
• harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh
perseratus) dari harga satuan yang tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi.
Apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan penawaran tersebut
timpang, maka harga satuan penawaran timpang hanya berlaku untuk volume
sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga. Selanjutnya daftar jenis/item
pekerjaan timpang tersebut dimasukkan ke dalam Kontrak.
• mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan
klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya dianggap
termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya;

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 54
EVALUASI HARGA
2. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut:
• Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
• Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam hal harga penawaran nilainya di
bawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS, dengan ketentuan:
 a) Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar meliputi harga upah, bahan,
dan peralatan dari harga satuan penawaran, sekurang-kurangnya pada setiap mata
pembayaran utama;
 b) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefisien dari unsur upah, bahan, dan
peralatan dalam Analisa Harga Satuan;
 c) Hasil penelitian butir a) dan butir b) digunakan untuk menghitung harga satuan
yang dinilai wajar tanpa memperhitungkan keuntungan yang ditawarkan; dan
 d) Harga satuan yang dinilai wajar digunakan untuk menghitung total harga
penawaran yang dinilai wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.
 e) Total harga sebagaimana dimaksud pada huruf d) dihitung berdasarkan volume
yang ada dalam daftar kuantitas dan harga.
 Apabila total harga penawaran < hasil evaluasi  tidak wajar dan gugur harga.
 Apabila total harga penawaran > hasil evaluasi  wajar dan harus bersedia untuk
menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS
apabila ditunjuk sebagai
DIREKTORAT JENDERALpemenang.
BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 55
EVALUASI HARGA
3. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri
(apabila memenuhi persyaratan diberlakukannya preferensi harga) dengan
ketentuan Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian sendiri (self assessment),
digunakan dalam evaluasi penawaran harga apabila pelelangan pekerjaan
tersebut diberlakukan preferensi harga yaitu apabila memenuhi ketentuan:
• Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan pada
Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan Barang/ Jasa bernilai diatas Rp1 M; dan
• Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam negeri dengan
TKDN lebih besar atau sama dengan 25%.
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir perhitungan TKDN maka peserta
dianggap tidak menginginkan diberlakukan preferensi harga bagi penawarannya
dan tidak menggugurkan.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 56
EVALUASI KUALIFIKASI
1. Ketentuan Umum
• Data Kualifikasi yang dievaluasi harus memenuhi syarat.
• Pokja ULP memeriksa, membandingkan data kualifikasi peserta dengan
persyaratan dalam Dokumen Kualifikasi dalam hal:
 Kelengkapan Data Kualifikasi
 Pemenuhan persyaratan kualifikasi
• Formulir Isian kualifikasi tidak bermeterai tidak digugurkan, peserta diminta
melengkapi meterai Rp 12.000 .
• Dapat meminta klarifikasi secara tertulis termasuk peninjauan lapangan,
namun tidak boleh mengubah substansi Formulir Isian Kualifikasi.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 57
EVALUASI KUALIFIKASI
2. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi (1)
• Evaluasi Kualifikasi hanya berdasarkan Formulir Isian Kualifikasi.
• Data kualifikasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1)
 1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi
disampaikan oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
berhak mewakili Kemitraan/KSO.
 2. memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi dan memiliki Sertifikat Badan Usaha;
 3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang
bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk
dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
 4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak masuk dalam
Daftar Hitam;
 5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir
(SPT Tahunan);
 6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi Penyedia Badan usaha yang baru
berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 58
EVALUASI KUALIFIKASI
2. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi (3)
• Data kualifikasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : (3)
 13. untuk pekerjaan kompleks dapat dipersyaratkan memiliki Sertifikat Manajemen
Mutu (ISO) (misal : ISO 9001) dan/atau memiliki Sertifikat Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) (misal : OHSAS 18000) dan/atau Sertifikat Manajemen
Lingkungan (misal : 14001). [badan usaha yang bermitra/KSO, persyaratan ini
disyaratkan bagi perusahaan "leadfirm"]
 dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:
 peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang
memuat persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut;
 evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, angka 9, dan angka
12 dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO;
 persyaratan SBU spesialis, mekanikal/elektrikal, dan/atau keterampilan tertentu
dapat dipenuhi oleh salah satu anggota kemitraan/KSO;
 khusus angka 8 evaluasi persyaratan digabungkan sebagai
 evaluasi kemitraan/KSO, sedangkan dukungan keuangan (angka 10) hanya atas
nama kemitraan/KSO;

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 59
PEMBUKTIAN KUALIFIKASI
1. Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi
dilakukan setelah evaluasi kualifikasi.
2. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen dari
dokumen asli atau salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang dan meminta salinan dokumen tersebut.
3. Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dan telah diberikan
kesempatan serta tenggang waktu yang cukup, maka peserta digugurkan.
4. Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen
dan/atau mengecek keberadaan terhadap peralatan yang ditawarkan, apabila
dokumen yang digunakan dalam pembuktian kualifikasi masih diragukan
kebenarannya.
5. Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan data tidak benar/pemalsuan
data/tidak dapat menunjukan dokumen asli atau salinan dokumen yang sudah
dilegalisir, maka peserta digugurkan, badan usaha dan/atau pengurusnya
dimasukkan dalam Daftar Hitam, serta dilaporkan kepada pihak kepolisian atas
pemalsuan tersebut.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 60
CONTOH PERHITUNGAN
KEWAJARAN HARGA

61
PERBANDINGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN UTAMA

PEKERJAAN GALIAN
JENIS PEKERJAAN : GALIAN TANAH (TIPE STANDART)
: M3
SAT UAN MAT A PEMBAYARAN
VOLUME : 117.110,00 m 3

Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)


No. Uraian Satuan Ket
HPS a b HPS a b* HPS a b Δ
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) = (4)x (7) (11) = (5)x (8) (12) = (6)x (9) (13) = (11)-(12) (14)

I. UPAH
1 Mandor OH 0,0370 0,0232 0,0370 56.000,00 85.714,32 60.000,00 2.074,07 1.990,12 2.222,22 (232,11)
2 Pekerja OH 0,0741 0,0464 0,0741 48.000,00 57.142,88 50.000,00 3.555,56 2.653,49 3.703,70 (1.050,21)

II. BAHAN

III. PERALATAN
1 Excavator Standart Unit/Jam 0,0370 0,0232 0,0370 500.000,00 368.000,00 435.000,00 18.518,52 8.544,23 16.111,11 (7.566,88)

IV. JUMLAH ( I + II + III ) 24.148,15 13.187,84 22.037,04 (8.849,20)


V. BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN (15%) 3.622,22 1.978,18 3.305,56
VI. TOTAL ( IV + V ) 27.770,37 15.166,01 25.342,59

Ket:
a : Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
Δ: Selisih Kerugian
*) alternatif 1 : harga satuan dasar rata-rata seluruh penawaran
alternatif 2 : hasil klarifikasi dan pembuktian
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 62
PERBANDINGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN UTAMA

PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH


JENIS PEKERJAAN : PASANGAN BATU BELAH 1 Pc : 4 Ps
: M3
SAT UAN MAT A PEMBAYARAN
VOLUME : 3.866,78 m 3

Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)


No. Uraian Satuan Ket
HPS a b HPS a b* HPS a b Δ
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) = (4)x (7) (11) = (5)x (8) (12) = (6)x (9) (13) = (11)-(12) (14)

I. UPAH
1 Mandor OH 0,2317 0,0750 0,2317 56.000,00 85.714,32 60.000,00 12.976,17 6.428,57 13.903,04 (7.474,47)
2 Kepala T ukang OH 0,2317 0,0750 0,2317 56.000,00 85.714,32 60.000,00 12.976,17 6.428,57 13.903,04 (7.474,47)
3 T ukang OH 0,6952 0,7500 0,6952 51.000,00 60.000,00 55.000,00 35.452,75 45.000,00 38.233,36 6.766,64
4 Pekerja OH 1,1586 1,5000 1,3903 48.000,00 57.142,88 50.000,00 55.612,16 85.714,32 69.515,20 16.199,12

II. BAHAN
1 Semen Kg 163 163 163 1.398,00 1.000,00 1.000,00 227.874,00 163.000,00 163.000,00 0,00 ada stok
2 Pasir m3 0,52 0,52 0,52 85.000,00 58.500,00 69.000,00 44.200,00 30.420,00 35.880,00 (5.460,00)
3 Batu Belah m3 1,2 1,2 1,2 295.000,00 240.000,00 245.700,00 354.000,00 288.000,00 294.840,00 (6.840,00)

III. PERALATAN

IV. JUMLAH ( I + II + III ) 743.091,26 624.991,47 629.274,65 (4.283,18)


V. BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN (15%) 111.463,69 93.748,72 94.391,20
VI. TOTAL ( IV + V ) 854.554,95 718.740,19 723.665,84

Ket:
a : Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
Δ: Selisih Kerugian
*) alternatif 1 : harga satuan dasar rata-rata seluruh penawaran
alternatif 2 : hasil klarifikasi dan pembuktian
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 63
PERBANDINGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN UTAMA

PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH


JENIS PEKERJAAN : TIMBUNAN TANAH
: M3
SAT UAN MAT A PEMBAYARAN
VOLUME : 5.273,04 m 3

Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)


No. Uraian Satuan Ket
HPS a b HPS a b* HPS a b Δ
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) = (4)x (7) (11) = (5)x (8) (12) = (6)x (9) (13) = (11)-(12) (14)

I. UPAH
1 Mandor OH 0,1000 0,1000 0,1000 56.000,00 85.714,32 60.000,00 5.600,00 8.571,43 6.000,00 2.571,43
2 Pekerja OH 0,3000 0,3000 0,3000 48.000,00 57.142,88 50.000,00 14.400,00 17.142,86 15.000,00 2.142,86

II. BAHAN

III. PERALATAN

IV. JUMLAH ( I + II + III ) 20.000,00 25.714,30 21.000,00 4.714,30


V. BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN (15%) 3.000,00 3.857,14 3.150,00
VI. TOTAL ( IV + V ) 23.000,00 29.571,44 24.150,00

Ket:
a : Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
Δ: Selisih Kerugian
*) alternatif 1 : harga satuan dasar rata-rata seluruh penawaran
alternatif 2 : hasil klarifikasi dan pembuktian
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 64
REKAPITULASI ANALISA KEWAJARAN HARGA

Harga Satuan Pekerjaan (Rp) Jumlah (Rp)


No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Ket
HPS a b* HPS a b Δ
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (4)x (5) (9) = (4)x (6) (10) = (4)x (7) (11) = (9)-(10) (12)

I. GALIAN TANAH (TIPE STANDART) M3 117,110.00 24,148.15 13,187.84 22,037.04 2,827,989,629.63 1,544,427,429.04 2,580,757,407.41 (1,036,329,978.37)
3
II. PASANGAN BATU BELAH 1 Pc : 4 Ps M 3,866.78 743,091.26 624,991.47 629,274.65 2,873,370,421.72 2,416,704,508.63 2,433,266,621.60 (16,562,112.97)
3
III. TIMBUNAN TANAH M 5,273.04 20,000.00 25,714.30 21,000.00 105,460,800.00 135,592,511.38 110,733,840.00 24,858,671.38

IV. JUMLAH ( I + II + III ) 5,806,820,851.35 4,096,724,449.05 5,124,757,869.01 (1,028,033,419.95) **


V. BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN (15%) 871,023,127.70 614,508,667.36 768,713,680.35
VI. TOTAL ( IV + V ) 6,677,843,979.05 4,711,233,116.41 5,893,471,549.36

VII. TOTAL KERUGIAN (Rp. 1.028.033.419,95 - Rp. 614.508.667,36) 413,524,752.60

Kesimpulan : BUK Penawaran (Rp. 614.508.667,36) < Total Selisih Kerugian (Rp. 1.028.033.419,95), maka harga penawaran tidak wajar dan Penawaran dinyatakan GUGUR.

Ket:
a : Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
Δ: Selisih Kerugian
*) alternatif 1 : harga satuan dasar rata-rata seluruh penawaran
alternatif 2 : hasil klarifikasi dan pembuktian
**) Total Selisih Kerugian
Jika BUK Penawaran > total selisih kerugian, maka harga dinyatakan wajar dan jaminan pelaksanaan dinaikkan sebesar 5% dari nilai total HPS
Jika BUK Penawaran < total selisih kerugian, maka harga dinyatakan tidak wajar dan penawaran dinyatakan GUGUR
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 65
TERIMA KASIH ©2016|SPK

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015

Anda mungkin juga menyukai