Anda di halaman 1dari 63

PROBITY AUDIT

ATAS PBJ PEMERINTAH


PA TAHAP PELAKSANAAN
PEKERJAAN/KONTRAK DAN PA TAHAP SERAH
TERIMA HASIL PEKERJAAN

HARI KE TIGA
PA Tahap
Pelaksanaan
Pekerjaan /Kontrak
OVERVIU
MATERI
PA Tahap Serah
Terima

2
AUDIT PERTAHAPAN - SISTEMATIKA

PERENCANAAN PERSIAPAN PROSES SERAH


PERSIAPAN PELAKSANAAN
PENGADAAN PEMILIHAN PEMILIHAN TERIMA

I.SKEMA II. Program Audit III.Daftar Uji


•1. Tujuan Umum – Ketaatan
pada Ketentuan, Kelemahan,
dan Saran Perbaikan Langkah kerja
•2. Waktu Pelaksanaan – (Saat pelaksanaan audit (dpt Cek list kelengkapan
Proses = AP)/(Saat Output =AO)
disesuaikan dg kondisi dokumen dan
•3. Prosedur Audit – Tahapan2
Pengujian Dalam Suatu Tahap di lapangan Mengacu pelaksanaan prosedur
PBJ
kepada Prosedur Audit
•4. Titik Kritis – Risiko/
Kemungkinan Penyimpangan & Titik Kritis)
yang terjadi & perlu diuji.
AUDIT ATAS
PELAKSANAAN
KONTRAK
• PROSES PENANDATANGANAN
• PELAKSANAAN
• SERAH TERIMA
Konstruksi
(Pelaksanaan PBJ) Permintaan Audit PBJ Konstruksi Sodetan
Contoh ilustrasi (setelah proses Serah Terima Pekerjaan

Auditor Tidak dapat Auditor tidak dapat


melakukan pengujian meyakini foto2 PBJ
lapangan atas fisik konstruksi yang
terpasang karena disampaikan PPK
Konstruksi Sodetan dan penyedia
sudah tertutup jalan raya

Jika dilakukan probity audit tahap pelaksanaan


pekerjaan, auditor dapat menguji fisik dan
melakukan observasi/kunjungan lapangan
PROSES PENANDATANGANAN KONTRAK

• Penetapan SPPBJ,
• Draft/Rancangan Kontrak,
• Substansi Kontrak,
• Proses Tanda Tangan Kontrak,
• Jaminan Pelaksanaan
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT

PROGRAM AUDIT
&
DAFTAR UJI HASIL
AUDIT

Dapat
dikembangkan sesuai
dengan kondisi di
lapangan pada saat
audit berlangsung
TITIK KRITIS
1. Penetapan SPPBJ tidak sesuai hasil pemilihan penyedia;
2. Penandatanganan kontrak tidak sah: tidak adanya
dukungan yang disyaratkan, dan atau data pendukung yg
tidak meyakinkan;
3. Penandatanganan kontrak yang ditunda-tunda: jaminan
pelaksanaan belum ada, kemampuan keuangan rekanan
terbatas;
4. Adanya kejanggalan dalam isi/substansi kontrak;
5. Penandatanganan kontrak kolusif seperti dana belum
tersedia dalam DIPA/DPA K/L/PD;
6. Kontrak tidak dilengkapi jaminan pelaksanaan yang
besarannya sesuai dengan ketentuan;
7. Tanggal surat jaminan pelaksanaan setelah tanggal kontrak;
8. Penandatanganan kontrak secara tertutup: menghindari
publikasi, karena fiktif.
TITIK KRITIS (Konsultasi)

1. Tidak diperkenankan melakukan perubahan


secara substansi sesuai dengan dokumen
pemilihan kecuali batas waktu penyelesaian
pekerjaan yang melebihi tahun anggaran.

2. Pengunduran diri calon penyedia yang


ditunjuk dengan alasan yang tidak jelas.

3. Klausul kontrak yang tidak disepakati oleh


penyedia dan PPK sehingga penandatangan
kontrak batal.
TITIK KRITIS (Brg/Jasa lainnya 1)

1. Penetapan SPPBJ
a. Pejabat Penandatangan Kontrak tidak melakukan reviu
atas laporan hasil pemilihan penyedia.
b. PPK sebagai Pejabat Penandatangan Kontrak
menetapkan Penyedia yang tidak sesuai dengan proses
penyedia dan penyedia yang tidak memiliki
kemampuan untuk melaksankan kontrak.
c. PPK sebagai Pejabat Penandatangan Kontrak
menyampaikan penolakan kepada Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan tidak didukung dengan
alasan dan bukti.

2. Draft/Rancangan Kontrak
Draft/Rancangan kontrak tidak sesuai dengan ketentuan
dalam dokumen pemilihan.
TITIK KRITIS (Brg/Jasa lainnya-2)

3. Substansi Kontrak
a. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia mengubah substansi
hasil pemilihan Penyedia sampai dengan penandatanganan Kontrak.
b. Adanya kejanggalan dalam isi/substansi kontrak;

4. Penandatanganan Kontrak
a. Jaminan pelaksanaan tidak diterima sebelum penandatanganan
kontrak.
b. Jangka waktu dan nilai jaminan pelaksanaan tidak sesuai dengan
ketentuan,
c. Tidak dilakukan verifikasi secara tertulis kepada penerbit jaminan
pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak.
d. Penandatanganan kontrak dilakukan sebelum tersedia dana pada
DIPA/DPA K/L/PD (tanggal kontrak mendahului tanggal DIPA/DPA),
e. Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat
kompleks tanpa pendapat ahli hukum kontrak.
f. Kontrak ditandatangani oleh pihak yang tidak berwenang dari pihak
penyedia.
Diskusi/Tanya Jawab
Ada Pertanyaan?
Soal - 1

PT. Selalu Menang, memenangkan suatu tender dengan nilai kontrak


sebesar Rp12.150.000.000,00. HPS pekerjaan tsb Rp15.250.000.000.
Pada saat penandatangan kontrak, Direktur PT.Selalu Menang
menyerahkan jaminan pelaksanaan dari perusahaan asuransi sebesar
Rp607.500.000,00.

A. B.
PPK memproses Menunda/Membatalkan
penandatanganan kontrak Penandatanganan Kontrak

Pendapat/Alasan Anda?
PELAKSANAAN KONTRAK

Mulai dari penyerahan lokasi kerja sampai dengan pekerjaan


100% selesai dan/atau sebelum penyerahan hasil pekerjaan
pertama (Provisional Hand Over), termasuk jika terjadi
perubahan pekerjaan, perubahan jangka waktu pelaksanaan,
penyesuaian harga untuk kontrak tahun jamak, keadaan kahar,
atau pemutusan kontrak.
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT

PROGRAM AUDIT
&
DAFTAR UJI HASIL
AUDIT

Dapat
dikembangkan sesuai
kondisi di lapangan
pada saat audit
berlangsung
TITIK KRITIS (konstruksi-1)

1. Dalam tahap penyerahan lokasi kerja tidak dilakukan


pemeriksaan lapangan bersama terhadap lokasi kerja
sebelum lokasi kerja diserahkan pada penyedia dan tidak
dibuatnya Berita Acara Penyerahan lokasi kerja;
2. Pada tahap rapat persiapan pelaksanaan kontrak, yaitu
tidak dilaksanakannya rapat persiapan pelaksanaan kontrak
dan penyedia pekerjaan konstruksi tidak menyerahkan
program mutu.
3. Tahapan pemberian uang muka dimana pembayaran uang
muka tidak didasarkan pada klausal pembayaran uang
muka dalam kontrak;
4. Tahap Penyusunan Program Mutu, dimana PPK tidak
melakukan penilaian atas hasil pekerjaan dalam hal mutu
dan kemajuan fisik pekerjaan;
5. Perubahan pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak
didukung dengan perubahan kontrak/adendum oleh PPK ;
TITIK KRITIS (Konstruksi-2)

6. Kesalahan dalam realisasi pembayaran prestasi pekerjaan, diantaranya:


a. Realisasi pembayaran melebihi kemajuan fisik pekerjaan;
b. Realisasi pembayaran tidak sesuai dengan pekerjaan yang terpasang;
c. Realisasi pembayaran tidak disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan.
7. Pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan kontrak
seperti volume pekerjaan yang tidak sesuai kontrak, kualitas pekerjaan
tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dalam kontrak/ kualitas pekerjaan
rendah, dan penyelesaian pekerjaan terlambat;
8. Pembayaran hasil pekerjaan tidak sesuai klausal kontak atau tidak sesuai
ketentuan seperti pekerjaan belum selesai 100% tetapi pembayaran
diberikan sebesar 100%;
9. Adanya kolusi antara penyedia, PPK, dan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan untuk merubah kuantitas dan kualitas pekerjaan dalam rangka
KKN.
10. Tahapan Pemutusan Kontrak, dimana baik penyedia maupun PPK tidak
melakukan pemutusan kontrak meskipun terjadi kondisi yang memenuhi
syarat untuk dilakukannya pemutusan kontrak seperti penyimpangan
terhadap pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
TITIK KRITIS (konsultansi)

1. Mobilisasi peralatan tidak dilaksanakan sesuai dengan


kebutuhan;

2. Tenaga Ahli/Pendukung tidak sesuai tenaga ahli yang


dipersyaratkan dalam KAK.

3. Tidak ada jadwal penugasan tenaga ahli dan tenaga


pendukung;

4. Perubahan Pekerjaan tidak disertai dengan justifikasi


perubahan pekerjaan;

5. Keterlambatan hasil pelaksanaan pekerjaan.


TITIK KRITIS (Brg/Js lainnya-1)

1. Surat Perintah Pengiriman (SPP)


a. Surat Perintah Pengiriman diterbitkan melebihi waktu 14 hari kerja yang
ditetapkan dalam ketentuan.
b. Surat Perintah Pengiriman tidak ditandatangani/disetujui oleh pejabat
pihak yang berwenang dari pihak penyedia.
c. Surat Perintah Pengiriman disetujui oleh penyedia tidak melebihi 7 hari
kerja setelah SPP diterbitkan.
2. Pemberian Uang Muka
a. Pemberian uang muka tidak berdasarkan permohonan uang muka
yang berisikan rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai kontrak.
b. Nilai uang muka yang dibayarkan tidak sesuai dengan ketentuan
kontrak.
c. Uang muka dibayarkan tanpa adanya Jaminan Uang Muka.
3. Penyusunan Program Mutu
a. Program Mutu tidak disusun oleh Penyedia tetapi oleh pihak lain.
b. Dokumen Program Mutu tidak memuat seluruh informasi yang relevan
sesuai ketentuan.
c. Program Mutu tidak disesuaikan (diadendum) dengan jenis
barang/jasa, karakteristik dan kompleksitas pekerjaan.
TITIK KRITIS (Brg/Js lainnya-2)

4. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak


a. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia tidak kesamaan
pemahaman atas kontrak yang bernilai besar atau kompleks.
b. Rapat persiapan tidak dilaksanakan secara formal, sehingga tidak
dapat dijadikan dasar acuan.
c. Dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak tidak dibahas secara
menyeluruh atas hal-hal yang seharusnya dibahas sesuai ketentuan.
5. Pemeriksaan Bersama
a. Tidak dilakukan pemeriksaan bersama, sementara hal tersebut
sebenarnya diperlukan.
b. Pemeriksaan bersama tidak dituangkan dalam Berita Acara.
c. Pemeriksaan bersama yang mengakibatkan perubahan, tidak
dituangkan dalam adendum kontrak.
6. Pengendalian Kontrak
a. Para pihak tidak melakukan pengawasan/pengendalian terhadap
pelaksanaan kontrak.
b. Terjadi deviasi antara realisasi dengan target sehingga terjadi kontrak
kritis, namun tidak dilakukan rapat pembuktian.
c. Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan.
TITIK KRITIS (Brg/Js Lainnya-3)

7. Inspeksi Pabrikasi
a. Para pihak tidak melakukan inspeksi atas proses pabrikasi
barang/peralatan khusus pada saat diperlukan.
b. Jadwal, tempat dan ruang lingkup inspeksi tidak sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak.
8. Pembayaran Prestasi Pekerjaan
a. Cara pembayaran hasil pekerjaan tidak sesuai ketentuan/klausal
kontak.
b. Jumlah pembayaran tidak sesuai dengan progres fisik yang telah
dilaksanakan.
9. Perubahan Kontrak
a. Perubahan pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak didukung
dengan perubahan/adendum kontrak.
b. Adanya kolusi antara penyedia, PPK, dan Panitia/Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan untuk merubah kuantitas dan kualitas pekerjaan dalam
rangka KKN
10. Penyesuaian Harga
a. Penyesuaian harga tidak dilakukan atas kontrak yang tepat (jenis dan
masa kontrak).
b. Perhitungann penyesuaian harga dilakukan tidak sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak.
TITIK KRITIS (Brg/Js Lainnya-3)

11. Keadaan Kahar


a. Keadaan kahar tidak sesuai dengan keadaan yang ditetapkan
dalam kontrak.
b. Kebijakan PPK dalam menangani keadaan kahar tidak sesuai
dengan ketentuan kontrak.
12. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak
a. Kontrak dihentikan tidak sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
b. Kontrak telah berakhir namun masih terdapat sisa pembayaran yang
belum dibayarkan ke penyedia.
13. Pemutusan Kontrak
a. Tahapan Pemutusan Kontrak, dimana baik penyedia maupun PPK
tidak melakukan pemutusan kontrak meskipun terjadi kondisi yang
memenuhi syarat untuk dilakukannya pemutusan kontrak
b. Pemutusan kontrak tidak dilanjutkan dengan pencairan jaminan
pelaksanaan/uang muka, dan mengenakan sanksi daftar hitam.
14. Pemberian Kesempatan
PPK tidak memberikan kesempatan sesuai dengan ketentuan.
15. Denda dan Ganti Rugi
Cara perhitungan denda tidak sesuai dengan ketentuan kontrak.
AUDIT ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
TAHAPAN : • Perubahan pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak
Perubahan Kontrak TITIK KRITIS didukung dengan perubahan/adendum kontrak.
• Adendum kontrak tidak sesuai ketentuan

PROGRAM AUDIT
DAFTAR UJI HASIL AUDIT
No Tujuan dan Prosedur Audit
No Uraian Hasil Uji Ket
Tujuan Audit: 1. Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi Ya Tidak
Meyakini ada/tidaknya perubahan kegiatan pekerjaan, validitas lapangan pada saat pelaksanaan dengan
alasan perubahan dan ketepatan perhitungan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang
Prosedur Audit: ditentukan dalam dokumen Kontrak, Pejabat
1 Dapatkan Addendum kontrak Penandatangan Kontrak bersama Penyedia
2 Analisis dan bandingkan kondisi lokasi pekerjaan pada saat melakukan perubahan kontrak.
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan 2. Perubahan Kontrak yang disebabkan masalah Ya Tidak
dalam dokumen Kontrak yang menjadi alasan perubahan
administrasi disepakati kedua belah pihak;
kontrak
3 Lakukan reviu dokumen, pemeriksaan fisik, konfirmasi dan 3 Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan Ya Tidak
wawancara atas perubahan Kontrak ketentuan:
4 Analisis perhitungan tambah – kurang atas perubahan kontrak
a. tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari
dan pastikan ketersediaan anggaran dan batas nilai 10%
harga yang tercantum dalam
(sepuluh perseratus) dari nilai Kontrak awal.
perjanjian/Kontrak awal; dan
5 Hasil langkah kerja, tuangkan dalam daftar uji dan buat
simpulan hasil audit b. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.
SOAL DISKUSI/KELOMPOK
MENYUSUN PROGRAM AUDIT DAN DAFTAR UJI UNTUK TITIK KRITIS TAHAP PELAKSANAAN KONTRAK
(KONSTRUKSI)
PROGRAM AUDIT DAFTAR UJI HASIL AUDIT
No Tujuan dan Prosedur Audit N
Uraian Hasil Uji Ket
Tujuan Audit: ………………… o
Prosedur Audit: 1. ………………… Ya Tidak
1 …………… 2 ……………….. Ya Tidak
1. Dalam tahap penyerahan lokasi kerja tidak
dilakukan pemeriksaan lapangan bersama 6. Kesalahan dalam realisasi pembayaran prestasi pekerjaan, diantaranya:
terhadap lokasi kerja sebelum lokasi kerja a. Realisasi pembayaran melebihi kemajuan fisik pekerjaan;
diserahkan pada penyedia dan tidak dibuatnya b. Realisasi pembayaran tidak sesuai dengan pekerjaan yang terpasang;
Berita Acara Penyerahan lokasi kerja; c. Realisasi pembayaran tidak disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan.
2. Pada tahap rapat persiapan pelaksanaan 7. Pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan kontrak
kontrak, yaitu tidak dilaksanakannya rapat seperti volume pekerjaan yang tidak sesuai kontrak, kualitas pekerjaan
persiapan pelaksanaan kontrak dan penyedia tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dalam kontrak/ kualitas pekerjaan
pekerjaan konstruksi tidak menyerahkan program rendah, dan penyelesaian pekerjaan terlambat;
mutu. 8. Pembayaran hasil pekerjaan tidak sesuai klausal kontak atau tidak sesuai
3. Tahapan pemberian uang muka dimana ketentuan seperti pekerjaan belum selesai 100% tetapi pembayaran
pembayaran uang muka tidak didasarkan pada diberikan sebesar 100%;
klausal pembayaran uang muka dalam kontrak; 9. Adanya kolusi antara penyedia, PPK, dan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
4. Tahap Penyusunan Program Mutu, dimana PPK Pekerjaan untuk merubah kuantitas dan kualitas pekerjaan dalam rangka
tidak melakukan penilaian atas hasil pekerjaan KKN.
dalam hal mutu dan kemajuan fisik pekerjaan; 10. Tahapan Pemutusan Kontrak, dimana baik penyedia maupun PPK tidak
5. Perubahan pelaksanaan pekerjaan di lapangan melakukan pemutusan kontrak meskipun terjadi kondisi yang memenuhi
tidak didukung dengan perubahan syarat untuk dilakukannya pemutusan kontrak seperti penyimpangan
kontrak/adendum oleh PPK ; terhadap pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
DISKUSI/Tanya Jawab?

Ada Pertanyaan?
SOAL -2
PELAKSANAAN KONTRAK
Dalam suatu penugasan Probity Audit Pekerjaan Konstruksi Gedung, auditor menemukan fakta
bahwa:
 Masa kontrak akan habis pada 20 November 20xx

 Saat ini 10 November 20xx progres pekerjaan baru mencapai 80%

 Informasi dari konsultan pengawas, pekerjaan tidak bisa selesai sampai dengan 20 November
20xx (sekitar 90%). Keterlambatan pekerjaan merupakan kesalahan penyedia.
 Informasi dari penyedia, bisa menyelesaikan pekerjaan 100% jika diberikan perpanjangan waktu
selama 30 hari.
Apa saran/rekomendasi yang diberikan auditor?

A. B.
Memutus kontrak sebagaimana jangka waktu Melakukan addendum penambahan waktu
dalam kontrak, dan mengenakan denda pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaaan
sampai dengan 100%
Soal - 3

◦ Tim Auditor Pemda XX mendapatkan penugasan probity audit


yang saat ini pada tahap pelaksanaan kontrak PBJ.
◦ Dalam pelaksanaan kontrak, ditemui kondisi sebagai berikut:
◦ Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa LED Display dengan nilai
kontrak Rp. 6.000.000.000,- tercantum merk ABC Type DE.
◦ Dalam pelaksanaanya Penyedia mengirimkan barang dengan
spesifikasi merk ABC Type DF dengan alasan Type DE telah
discontinue (tidak diproduksi lagi).
◦ Menurut saudara:
◦ Apa yang harus dilakukan PPK?
Soal - 4

◦ Terdapat pekerjaan Pembangunan Kapal perintis sejumlah 20


(dua puluh) unit dengan jangka waktu 10 bulan.
◦ Dalam pelaksanaanya terdapat beberapa modifikasi
berdasarkan usulan pengguna.
◦ Sampai dengan saat ini progres baru tercapai 85%, sisa waktu
pelaksanaan tinggal 3 minggu, diperkirakan pekerjaan tidak
akan selesai tepat waktu
◦ Apa yang harus dilakukan PPK?
Soal 5

◦ Bagaimana cara menentukan denda keterlambatan


apabila PPK memberikan kesempatan kepada
Penyedia terhadap pekerjaan yang belum
terselesaikan akibat kelalaian Penyedia?
◦ Apakah dihitung dari seluruh pekerjaan atau bagian
pekerjaan yang belum selesai?
Soal - 6

◦ Apakah para pihak dapat merubah jenis kontrak


(lumpsum, harga satuan, gabungan, dll) saat
pelaksanaan kontrak ?
Soal - 7
Berdasarkan dokumen usulan pembayaran kepada Penyedia
diketahui pembayaran telah mencapai 60% namun progres fisik
baru mencapai 55%.

Seorang Auditor langsung memberikan atensi manajemen agar


PPK tidak melakukan pembayaran.

A. B.
Setuju Tidak Setuju

Pendapat/Alasan Anda?
SERAH TERIMA
SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN KONSTRUKSI

Serah Terima Akhir Pekerjaan (Final Hand Over/FHO)

Pengembalian Retensi atau Jaminan Pemeliharaan

Penyerahan hasil pekerjaan konstruksi ke pada PA/KPA


PROSEDUR AUDIT

PROGRAM AUDIT
&
DAFTAR UJI HASIL
AUDIT

Dapat
dikembangkan sesuai
kondisi di lapangan
pada saat audit
berlangsung
TITIK KRITIS

1. Pekerjaan telah selesai belum diserahterimakan


kepada PPK dan/atau PA/KPA dengan
dibuatkan BA Serah Terima.
2. Hasil pekerjaan konstruksi yang diserahkan tidak
sesuai kontrak.
3. Pengembalian Retensi /Jaminan Pemeliharaan
dilakukan sebelum proses serahterima FHO
tuntas.
TITIK KRITIS (brg/js lainnya)

1. Jumlah barang/jasa lainnya yang diserahkan


tidak sesuai kontrak,
2. Kualitas barang/jasa lainnya tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis dalam kontrak,
3. Barang/Jasa Lainnya tidak dapat digunakan/
tidak berfungsi sesuai dengan rencana
peruntukkannya.
4. Penyerahan barang/jasa lainnya terlambat.
AUDIT ATAS SERAH TERIMA
TAHAPAN :
Pencatatan barang ke • Barang hasil pengadaan belum dimasukkan ke dalam
TITIK KRITIS
SIMAK-BMN/SIMBADA, daftar inventaris, dan buku induk
dalam daftar aset barang inventaris

PROGRAM AUDIT
DAFTAR UJI HASIL AUDIT
No Tujuan dan Prosedur Audit
No Uraian Hasil Uji Ket
Tujuan Audit:
Memastikan bahwa barang sudah dimasukkan ke dalam 1. Barang telah masuk dalam daftar Ya Tidak
aset atau dokumen lain yang
daftar aset atau dokumen lain yang relevan
relevan
Prosedur Audit: 2. Barang hasil pengadaan dalam Ya Tidak
1 Peroleh daftar aset atau dokumen lain yang relevan; Berita Acara serah terima hasil
2 Bandingkan barang dalam Berita Acara serah terima pengadaan sesuai dengan yang di
hasil pengadaan dengan daftar aset atau dokumen lain input dalam daftar asset atau
yang relevan; dokumen lain yang relevan
3 Yakinkan bahwa barang yang telah diserahkan sudah 3 Buat simpulan dan rekomendasi. Ya Tidak
dimasukkan ke dalam daftar aset atau dokumen lain
yang relevan;
4 Buat simpulan hasil audit.
SOAL DISKUSI/KELOMPOK
MENYUSUN PROGRAM AUDIT DAN DAFTAR UJI UNTUK TITIK KRITIS TAHAP SERAH TERIMA

PROGRAM AUDIT DAFTAR UJI HASIL AUDIT


No Tujuan dan Prosedur Audit N
Uraian Hasil Uji Ket
Tujuan Audit: ………………… o
Prosedur Audit: 1. ………………… Ya Tidak
1 …………… 2 ……………….. Ya Tidak

KONSTRUKSI BARANG/JASA LAINNYA


1. Pekerjaan telah selesai belum 1. Jumlah barang/jasa lainnya yang diserahkan
diserahterimakan kepada PPK tidak sesuai kontrak,
dan/atau PA/KPA dengan dibuatkan 2. Kualitas barang/jasa lainnya tidak sesuai dengan
BA Serah Terima. spesifikasi teknis dalam kontrak,
2. Hasil pekerjaan konstruksi yang 3. Barang/Jasa Lainnya tidak dapat digunakan/
diserahkan tidak sesuai kontrak. tidak berfungsi sesuai dengan rencana
3. Pengembalian Retensi /Jaminan peruntukkannya.
Pemeliharaan dilakukan sebelum 4. Penyerahan barang/jasa lainnya terlambat.
proses serahterima FHO tuntas.
AUDIT ATAS
SWAKELOLA
SYARAT SWAKELOLA
1. Barang/jasa yang dilihat dari segi nilai, lokasi, dan/atau sifatnya tidak diminati oleh
Penyedia;
2. Penyelenggaraan pendidikan dan/atau pelatihan, kursus, penataran, seminar,
lokakarya atau penyuluhan;
3. Barang/jasa yang dihasilkan oleh usaha ekonomi kreatif dan budaya dalam negeri
untuk kegiatan pengadaan festival, parade seni/budaya;
4. Sensus, survei, pemrosesan/pengolahan data, perumusan kebijakan publik, pengujian
laboratorium dan pengembangan sistem, aplikasi, tata kelola, atau standar mutu
tertentu
5. Barang/jasa yang masih dalam pengembangan sehingga belum dapat disediakan atau
diminati oleh penyedia;
6. Barang/jasa yang dihasilkan oleh organisasi kemasyarakatan, kelompok masyarakat,
atau masyarakat; atau
7. Barang/jasa yang pelaksanaan pengadaannya memerlukan partisipasi masyarakat.
AUDIT ATAS SWAKELOLA – Ruang Lingkup
Perencanaan, Persiapan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Serah Terima:

Tipe II – Direncanakan & Diawasi K/L/PD tapi Dilaksanakan


K/L/PD Lain

Tipe III – Direncanakan & Diawasi K/L/PD tapi Dilaksanakan


oleh Ormas

Tipe IV – Direncanakan K/L/PD tapi dilaksanakan & Diawasi


oleh Kelompok Masyarakat
SWAKELOLA
PROSEDUR AUDIT

PROGRAM AUDIT
&
DAFTAR UJI HASIL
AUDIT

Dapat
dikembangkan sesuai
kondisi di lapangan
pada saat audit
berlangsung
TITIK KRITIS (1)
1. Perencanaan swakelola tidak direncanakan dengan
matang, diantaranya:
a. Identifikasi kebutuhan barang/jasa yang ditetapkan
Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) tidak mencerminkan kebutuhan riil
b. Kegiatan yang direncanakan tidak ada dalam Renja
Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah dan
kegiatan yang tercantum dalam RKA yang diusulkan tidak
sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan riil barang/jasa.
c. Kebijakan Umum tentang cara pengadaan swakelola
tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah serta sifat
kegiatan yang akan dilaksanakan.
d. Jadwal kegiatan PBJ tidak memberikan alokasi waktu
yang cukup untuk penyelesaian pekerjaan barang/jasa.
TITIK KRITIS (2)
2. Persiapan swakelola tidak dilakukan dengan matang,
diantaranya:
a. Penetapan sasaran tidak sesuai dengan perencanaan,
b. Penyelenggara swakelola tidak sesuai dengan ketentuan,
c. Penggelembungan (mark-up) dalam HPS,
d. Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan,
e. Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan,
f. Rancangan kontrak tidak standar,
g. Rencana kegiatan tidak dibuat secara terperinci,
h. RAB tidak sesuai dengan dokumen penganggaran.
3. Realisasi pelaksanaan swakelola tidak sesuai dengan
perencanaan yang dilaksanakan;
4. Pertanggungjawaban pengeluran biaya swakelola tidak
didukung dengan bukti pengeluaran yang memadai;
5. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan swakelola dari jadwal
yang telah direncanakan.
DISKUSI/Tanya Jawab?

Ada Pertanyaan?
Soal Swakelola
1. Apa yang sering menjadi Kelemahan dalam
Kegiatan Swakelola?
2. Dari Sisi Pengendalian, Type Swakelola mana
yang paling berisiko bermasalah?
TERIMA KASIH

63

Anda mungkin juga menyukai