REPUBLIK INDONESIA
ATAS
PENDAPATAN DAERAH
KABUPATEN MALANG
TAHUN ANGGARAN 2008 DAN 2009
DI
MALANG
Nomor : 128/R/XVIII.JATIM/12/2009
Tanggal : 22 Desember 2009
DAFTAR ISI
i
19. Terdapat Tunggakan Pajak Daerah TA 2008 dan 2009 masing-masing sebesar
Rp3.921.716,00 dan Rp2.469.887.954,00................................................................ 69
20. Pendapatan Obat pada Instalasi Farmasi RSUD Kanjuruhan Malang TA 2008 dan
2009 sebesar Rp114.319.300,00 tidak didukung Peraturan Daerah dan disetor
secara netto ke Bendahara Penerimaan RSUD ........................................................ 71
LAMPIRAN
ii
RESUME HASIL PEMERIKSAAN
Berdasarkan ketentuan Pasal 23E perubahan ketiga Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI) telah melakukan pemeriksaan atas Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2008 dan 2009 (sampai dengan Agustus 2009) pada pemerintah
Kabupaten Malang.
Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan dengan Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun
2007 tanggal 18 Januari 2007.
Pemeriksaan atas pendapatan bertujuan untuk menilai apakah Pendapatan Daerah
yang seharusnya menjadi hak Pemerintah Kabupaten Malang telah diterima tepat waktu,
dan dalam jumlah yang menjadi haknya; Pengelolaan Anggaran Pendapatan Daerah telah
ditatausahakan atau dicatat secara tertib, dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku; dan Sistem Pengendalian Intern pengelolaan anggaran
pendapatan daerah telah cukup memadai.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia telah melakukan pemeriksaan
pendapatan untuk Tahun Anggaran 2008 dengan anggaran sebesar
Rp1.289.688.895.500,00 dan direalisasikan sebesar Rp1.307.756.530.085,99 atau sebesar
101,40% serta Tahun Anggaran 2009 (sampai dengan Agustus) dengan anggaran sebesar
Rp1.292.370.699.000,00 dan direalisasikan (sampai dengan Agustus) sebesar
Rp940.932.681.290,77 atau 72,81%.
Pemeriksaan Pendapatan pada Kabupaten Malang meliputi dua tahun anggaran
yaitu Tahun Anggaran 2008 dan Tahun Anggaran 2009 (s.d Agustus). Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi pemeriksaan atas Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil/Laba Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD), Lain-lain pendapatan daerah yang sah, Pendapatan
Transfer.
Sistem Pengendalian Intern dilakukan oleh Inspektorat, Sekda dan masing-
masing atasan langsung di lingkungan Kabupaten Malang. Pengendalian intern tersebut
meliputi lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi
dan komunikasi serta pemantauan yang cukup memadai untuk menghasilkan suatu
laporan keuangan yang andal, kegiatan operasional yang efektif dan efisien serta
dipatuhinya ketentuan dan peraturan yang berlaku. Meskipun demikian masih terdapat
kebijakan-kebijakan Kepala Daerah yang perlu diperbaiki.
Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai, hasil pemeriksaan
menunjukan hal sebagai berikut.
1. Pajak Reklame yang tidak dipungut sebesar Rp11.093.172,00;
2. Potensi Pajak Restoran pada tahun anggaran 2009 tidak terpungut sebesar
Rp47.118.000,00;
3. Penerimaan Pajak Hiburan Kurang diterima sebesar Rp285.934.110,00;
4. Pendapatan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan yang belum diterima sebesar
Rp211.879.105,00 dan terlambat disetor sebesar Rp2.889.093.677,50;
5. Prosedur pelayanan perizinan Pemakaian Kekayaan Daerah pada Dinas Pengairan
tidak mempunyai Standar Pelayanan Minimal dan Pendapatan Retribusi Pemakaian
1
3
HASIL PEMERIKSAAN
2. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui, menguji, dan menilai apakah :
a. Pendapatan Daerah yang seharusnya menjadi hak Pemerintah Kabupaten Malang telah
diterima tepat waktu, dan dalam jumlah yang menjadi haknya;
b. Pengelolaan Anggaran Pendapatan Daerah telah ditatausahakan atau dicatat secara
tertib, dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c. Sistem pengendalian menajemen pengelolaan anggaran pendapatan daerah telah cukup
memadai.
3. Sasaran Pemeriksaan
Sasaran pemeriksaan atas pendapatan Kabupaten Malang meliputi TA. 2008 dan TA.
2009 (s.d. Agustus) dengan penekanan pada:
a. Pajak Daerah;
b. Retribusi Daerah;
c. Hasil/Laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);
d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah;
e. Pendapatan Transfer.
4. Standar Pemeriksaan
a. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan dengan Peraturan
BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 18 Januari 2007;
b. Panduan Manajemen Pemeriksaan Tahun 2008 yang ditetapkan dengan Keputusan
Badan Pemeriksa Keuangan Nomor : 1/K/I-XIII.2/2/2008.
5. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan atas pendapatan daerah akan memberikan penilaian terhadap
pelaksanaan anggaran dan sistem pengendalian intern dengan pendekatan :
a. Pendekatan Risiko
Metodologi yang diterapkan dalam melaksanakan pemeriksaan tersebut dilakukan
dengan menggunakan pendekatan risiko. Pendekatan risiko yang dilakukan dalam
pemeriksaan ini didasarkan pada pemahaman dan pengujian atas efektivitas sistem
pengendaliam intern mengenai pengelolaan Pendapatan Daerah khususnya di Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengelola pendapatan daerah. Hasil pemahaman
dan pengujian SPI ini akan menentukan tingkat keandalan SPI sesuai dengan asersi
manajemen dan ketentuan yang berlaku.
b. Pengujian dalam pemeriksaan
Pemeriksaan Pendapatan Daerah tersebut dilakukan dengan pemahaman atas SPI,
4
pengujian atas pengendalian terbatas pada angka-angka yang disajikan untuk dapat
mengumpulkan bukti yang dapat mendukung kesimpulan pemeriksaan. Pemeriksaan
ini melakukan pengujian substantif atas transaksi keuangan secara terbatas.
c. Uji Petik Pemeriksaan (Sampling Audit)
Pemeriksaaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji petik atas
satuan kerja/instansi daerah dalam populasi yang akan diuji. Kesimpulan pemeriksaan
akan didapat berdasarkan hasil uji petik yang dijadikan dasar untuk menggambarkan
kondisi dari populasinya. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa menggunakan metode non
statistical sampling atau metode sampling yang berdasarkan judgement, dengan
memperhatikan tingkat risiko yang ada untuk menentukan jumlah dan satuan
kerja/instansi daerah yang akan diuji dan keterwakilan sampel yang dipilih dari populasi
baik dari segi nilai angka rupiah dan jenis transaksinya.
d. Pelaporan
Setiap permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan pendapatan daerah tersebut
telah dikomunikasikan dengan entitas yang diperiksa untuk mendapat tanggapan tertulis
sebelum disajikan sebagai temuan pemeriksaan dalam Hasil Pemeriksaan. Atas temuan
yang dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan tersebut, selanjutnya diberikan saran
perbaikan yang disajikan dalam laporan yang sama.
6. Jangka Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dari tanggal 7 sampai dengan 16 September 2009 dan tanggal
24 September sampai dengan 13 Oktober 2009.
7. Objek Pemeriksaan
a. Pemeriksaan dilakukan atas Pendapatan Daerah Kabupaten Malang Tahun Anggaran
2008 dan 2009 (sd. Agustus 2009).
b. Anggaran dan realisasi Anggaran dan realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Malang
Tahun Anggaran 2008 dan 2009 (s.d. Agustus) adalah sebagai berikut:
Tabel
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Tahun 2008
No. Uraian Anggaran Realisasi %
I Pendapatan Asli Daerah 94.649.110.500,00 100.327.728.826,99 106,00
I.1 Pajak Daerah 26.767.500.000,00 30.094.995.229,00 112,43
I.2 Retribusi Daerah 17.262.080.500,00 18.478.347.697,00 107,05
I.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan 4.887.354.000,00 4.844.397.446,31 99,12
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
I.4 Lain-lain PAD yang Sah 45.732.176.000,00 46.909.988.454,68 102,58
II Pendapatan Transfer 1.194.991.285.000,00 1.207.046.982.345,00 101.01
II.1 Dari Pemerintah Pusat 1.138.735.456.000,00 1.148.633.398.329,00 100,87
II.1.1 Dana Perimbangan 1.124.560.858.000,00 1.134.458.800.131,00 100,88
II.1.1.1 Transfer Pemerintah Pusat - 61.383.040.000,00 72.366.387.336,00 117,89
Dana Bagi Hasil Pajak
II.1.1.1.2 Pajak Bumi dan 45.463.512.000,00 51.696.574.188,00 113,71
bangunan/PBB
II.1.1.1.3 Bea Perolehan Hak atas Tanah 7.942.140.000,00 12.292.920.200,00 154,78
dan bangunan / BPHTB
5
Tabel
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Tahun 2009 (s.d. Agustus)
No. Uraian Anggaran Realisasi %
I Pendapatan Asli Daerah 103.388.693.000,00 104.992.437.214,77 101,55
1.1 Pajak Daerah 27.707.500.000,00 21.822.786.718,00 78,76
1.2 Retribusi Daerah 28.973.344.000,00 15.003.641.310,00 51,78
1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan 5.560.849.000,00 4.920.768.488,01 88,49
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
1.4 Lain-lain PAD yang Sah 41.147.000.000,00 63.245.240.698,76 153,71
II Pendapatan Transfer 1.188.982.006.000,00 835.940.244.076,00 70,31
II.1 Dari Pemerintah Pusat 1.134.349.773.000,00 805.255.918.194,00 70,99
II.1.1 Dana Perimbangan 1.125.464.762.000,00 804.617.568.194,00 71,49
II.1.1.1 Transfer Pemerintah Pusat - 61.383.040.000,00 42.071.797.379,00 68,54
Dana Bagi Hasil Pajak
II.1.1.1.2 Pajak Bumi dan 45.463.512.000,00 31.960.068.531,00 70,30
bangunan/PBB
II.1.1.1.3 Bea Perolehan Hak atas Tanah 7.942.140.000,00 6.789.339.986,00 85,49
dan bangunan / BPHTB
II.1.1.1.4 Pajak PPh Orang Pribadi (PPh 428.752.000,00 274.319.970,00 63,98
Ps.25/29)
II.1.1.1.5 Pajak PPh Orang Pribadi (PPh 7.548.636.000,00 3.048.068.892,00 40,38
Ps.21)
II.1.1.2 Transfer Pemerintah Pusat - 10.982.432.000,00 15.026.851,00 136,83
Dana Bagi Hasil Bukan
Pajak/Sumber Daya Alam
II.1.1.2.1 Provisi sumber daya hutan 1.923.170.000,00 565.596.911,00 29,41
(PSDH)
II.1.1.2.2 Sumber daya alam perikanan 248.450.000,00 96.517.277,00 38,85
II.1.1.2.3 Sumber Pertambangan Minyak 3.515.115.000,00 1.206.096.705,00 34,31
Bumi
II.1.1.2.4 Pertambangan Umum 6.110.000,00 3.916.422,00 64,10
II.1.1.2.5 Bagi Hasil Dana Alokasi Cukai 5.289.587.000,00 13.154.724.500,00 248,69
Tembakau
II.1.1.3 Transfer Pemerintah Pusat - 959.115.290.000,00 719.324.019.000,00 75,00
Dana Alokasi Umum
II.1.1.4 Transfer Pemerintah Pusat - 93.984.000.000,00 28.194.900.000,00 30,00
Dana Alokasi Khusus
II.1.2 Dana Penyesuaian 8.885.011.000,00 638.350.000,00 7,18
II.2 Dari Pemerintah Propinsi 54.632.233.000,00 30.684.325.882,00 56,17
II.2.1 Transfer Pemerintah Propinsi - 54.470.442.000,00 30.670.702.244,00 56,31
Dana Bagi Hasil Pajak
II.2.1.1 Bagi Hasil Pajak kendaraan 14.795.404.000,00 9.175.251.659,00 62,01
Bermotor
II.2.1.2 Bagi Hasil Bea Balik Nama 10.419.851.000,00 6.137.662.328,00 58,90
Kendaraan Bermotor
II.2.1.3 Bagi hasil pajak Bahan bakar 27.200.486.000,00 14.060.399.843,00 51,69
Kendaraan bermotor
II.2.1.4 Bagi Hasil Pajak Pengambilan 781.469.000,00 478.878.841,00 61,28
dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah
II.2.1.5 Bagi Hasil Pajak Pengambilan 1.273.232.000,00 818.509.573,00 64,29
& Pemanfaatan Air Permukaan
7
Pendapatan Daerah Kabupaten Malang Tahun 2008 dan 2009 terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah dan Pendapatan Transfer dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Pendapatan Asli Daerah
sebagai penopang utama pembangunan daerah pada Tahun 2008 ditetapkan sebesar
Rp94.649.110.500,00 dan telah terealisasi sebesar Rp100.327.728.826,99 atau telah mencapai 106%.
Sedangkan pada Tahun 2009 sampai dengan Agustus Pendapatan Asli Daerah telah mencapai
101,55% atau sebesar Rp104.992.437.214,77 dari anggaran sebesar Rp103.388.693.000,00. Pada
Tahun 2008 hanya terdapat satu objek pendapatan yang belum mencapai target yaitu Pendapatan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. Pada Tahun 2008 realisasi atas pendapatan
tersebut hanya sebesar 99,12% atau sebesar Rp4.844.397.446,31 dari anggaran sebesar
Rp4.887.354.000,00.
Pendapatan Transfer Dana Perimbangan pada Tahun 2008 telah terealisasi sebesar
Rp1.134.458.800.131,00 dari anggaran sebesar Rp1.124.560.858.000,00 atau sebesar 100,88%. Pada
Tahun 2009 sampai dengan Agustus Dana Perimbangan telah mencapai sebesar 71,49% atau sebesar
Rp804.617.568.194,00 dari anggaran sebesar Rp1.125.464.762.000,00. Pada Tahun 2008 hanya
terdapat 4 objek pendapatan Dana Perimbangan yang belum mencapai target yaitu Pajak PPh Orang
Pribadi (PPh Ps.25/29) yang mencapai 56,70%, Tranfer Pemerintah Pusat-Dana Bagi Hasil Bukan
Pajak/Sumber Daya Alam mencapai 81,26%, Provisi Sumber Daya Hutan yang mencapai 49,46%
dan Sumber Daya Alam Perikanan mencapai 46,62%.
Selain itu, Pada Tahun 2008 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai
Rp118.500.000,00 dari anggaran sebesar Rp48.500.000,00 atau sebesar 244,33%. Namun pada
Tahun 2009 sampai dengan Agustus Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah belum terealisasi.
8
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sangat berpengaruh terhadap kemampuan suatu unit dalam
memenuhi tujuannya, karena struktur organisasi memberikan kerangka menyeluruh
untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, serta pemonitoran atas kegiatan.
Pengembangan struktur organisasi untuk suatu unit menyangkut perumusan kewenangan
dan tanggung jawab serta alur pelaporan. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Malang dibentuk
berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 22 Tahun 2008 tanggal 29 Februari 2008
tentang Organisasi Perangkat Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Asset Kabupaten Malang. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Malang telah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Dalam Peraturan Bupati tersebut telah diuraikan mengenai fungsi dan tugas masing-
masing pejabat, baik Kepala Dinas, Sekretariat, Bidang Anggaran, Bidang Kekayaan,
Bidang Verifikasi dan Pembukuan, Bidang Investasi, dan Bidang Pendapatan. Kelompok
Jabatan Fungsional dan UPTD. Pelaksanaan organisasi dan tata kerja tersebut di atas
tidak terdapat perangkapan jabatan dan fungsi yang dapat melemahkan pengendalian
intern. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Asset Daerah
Kabupaten Malang terdiri dari:
1) Unsur Pimpinan, yaitu Kepala Dinas;
2) Unsur Pembantu Pimpinan, yaitu Sekretariat terdiri dari tiga Sub Bagian, yaitu Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian dan Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
3) Unsur Pelaksana yaitu:
(a) Bidang Anggaran, yang terdiri dari tiga seksi yaitu Seksi Anggaran, Seksi Belanja
Pegawai dan Seksi Perbendaharaan;
(b) Bidang Kekayaan, yang terdiri dari tiga seksi yaitu Seksi Perencanaan
Kebutuhan, Seksi Penyimpanan dan Pemeliharaan, dan Seksi Inventarisasi dan
Perhitungan Penghapusan;
(c) Bidang Verifikasi dan Pembukuan, yang terdiri dari tiga seksi yaitu Seksi
Verifikasi Pendapatan, Seksi Verifikasi Pembiayaan, dan Seksi Pembukuan;
(d) Bidang Investasi, yang terdiri dari tiga seksi yaitu Seksi Badan Usaha Milik
Daerah, Seksi Penyertaan Modal, Seksi Pinjaman dan Piutang;
(e) Bidang Pendapatan, yang terdiri dari tiga seksi yaitu Seksi Pajak, Seksi Retribusi
dan Seksi Pendapatan Lain-lain.
4) Kelompok Jabatan Fungsional, yang dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior
yang terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi
dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
10
bahwa lingkungan pengendalian telah didesain dengan baik dan dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan prosedur.
2. Perhitungan Risiko
Perhitungan risiko untuk tujuan menggali Pendapatan Daerah adalah identifikasi,
analisis, dan pengelolaan risiko suatu organisasi berkenaan dengan pendataan, penetapan,
pemungutan, pembukuan dan penagihan pendapatan daerah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku umum. Perhitungan risiko oleh Kepala Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah telah mencakup pertimbangan khusus untuk
risiko yang bisa muncul akibat perubahan-perubahan yang terjadi, seperti adanya subyek
pajak/retribusi dan obyek pajak/retribusi baru yang belum terdata, perubahan omset wajib
pajak/retribusi, perubahan kebijakan dalam penetapan (taksasi) maupun penghitungan
omset wajib pajak, perubahan undang-undang dan peraturan, revisi atas sistem, atau
digunakannya teknologi baru dalam pengolahan informasi pendataan, penetapan,
pemungutan, pembukuan dan penagihan, sehingga pengolahan informasi dan fungsi
pelaporan informasi dan fungsi pelaporan berjalan dengan lancar.
UPTD Stadion Kanjuruan yang berada di bawah Dinas Pemuda dan Olah Raga
belum mampu membuat laporan penerimaan retribusi perjenis, laporan persedian karcis
perjenis, kartu pembayaran penyewa kios.
b. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan tidak mencatat penerimaan retribusi pelayanan kesehatan dari
PT. Askes pada Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Malang. Retribusi tersebut
merupakan klaim kapitasi untuk PNS yang telah terdaftar di Puskesmas Kabupaten
Malang dan klaim biaya rawat inap di Puskesmas Kabupaten Malang.
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan
bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur tersebut membantu
meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk mencapai tujuan
Pemerintah Daerah. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada
berbagai jenjang organisasi dan fungsi. Aktivitas pengendalian atas pelaksanaan tugas telah
dilakukan untuk situasi berikut.
a. Tanggung jawab untuk melaksanakan suatu pendataan, penetapan, pemungutan,
pembukuan dan penagihan, serta penyimpanan hasil dari transaksi tersebut telah
diberikan kepada orang yang berbeda atau bagian yang berbeda;
b. Berbagai tahapan yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu transaksi telah dilakukan
oleh orang atau bagian yang berbeda;
14
c. Telah diadakan pembagian tugas yang memadai pada masing-masing bidang di Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dan dinas penghasil.
Pemeriksaan terhadap aktivitas pengendalian berupa kebijakan dan prosedur terhadap
perizinan pemakaian kekayaan daerah kurang memadai, Dinas Pengairan belum memiliki
Sistem Pengendalian Mutu yang berkaitan dengan perizinan yang dikelolanya, sehingga
selama tahun 2008 dan 2009 banyak permohonan izin yang belum dapat dikeluarkan oleh
Dinas Pengairan. Diketahui pula terdapat kebijakan penggunaan langsung atas pungutan
retribusi pada Dinas Pengairan yang menyebabkan pengendalian terhadap penggunaan
langsung kurang memadai.
Pengendalian terhadap benda berharga kurang memadai. Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang menggunakan karcis sebagai media pemungutan retribusi belum memiliki
prosedur terhadap pengendalian karcis. UPTD Stadion Kanjuruan, UPTD Wendit, Dinas
Kesehatan, dan RSUD Kanjuruan menggunakan karcis sebagai media pemungutan belum
memiliki kebijakan tentang pengendalian benda berharga. Selama ini UPTD, puskesmas
ataupun RSUD tidak pernah melaporkan persediaan karcis dan penjualan karcis serta
bonggol karcis pada Dinas yang menaungi UPTD tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan,
permintaan perforasi karcis pada Bidang Pendapatan DPPKA juga disertai dengan laporan
persediaan dan penjualan karcis, sehingga Bidang Pendapatan tidak mengetahui penjualan
karcis yang senyatanya.
5. Pemantauan
Pemantauan adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian
intern sepanjang masa. Hal ini menyangkut penilaian tentang rancangan dan pelaksanaan
operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk
menentukan bahwa SPI telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa
modifikasi yang diperlukan karena adanya perubahan kondisi telah dilakukan. Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah telah membuat alat monitor berupa
data base potensi penerimaan pajak/retribusi tahunan yang bisa digunakan untuk
memonitor realisasi penerimaan dan penetapan target penerimaan untuk tahun berikutnya.
Terhadap beberapa kelemahan sistem pengendalian intern di atas perlu diadakan langkah-
langkah perbaikan sesuai yang diperlukan.
15
BPK RI Perwakilan Propinsi Jawa Timur telah melakukan pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Daerah (LKD) Kabupaten Malang Tahun 2006, Laporan Keuangan Daerah (LKD)
Kabupaten Malang Tahun 2007 dan Laporan Keuangan Daerah (LKD) Kabupaten Malang
Tahun 2008, diketahui terdapat temuan-temuan pemeriksaan yang belum ditindaklanjuti.
Pemeriksaan lebih lanjut atas hasil pembahasan tindak lanjut temuan BPK RI, diketahui hal
sebagai berikut.
Tabel
Jumlah temuan dan Rekomendasi
Jumlah
Temuan
No. Uraian Pemeriksaan Rekomendasi Tanggapan
Pemeriksaan
TS TB BT
1. Pendapatan Asli Daerah Tahun 2005 14 18 16 2 0
2. Laporan Keuangan Daerah tahun 2006 13 14 11 3 0
3. Laporan Keuangan Daerah tahun 2007 23 37 33 3 1
4. Operasional PDAM Tahun 2007 & 2008 22 35 32 3 0
5. Laporan Keuangan Daerah tahun 2008 22 35 32 3 0
Jumlah 94 139 124 14 1
Keterangan : TS = Telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi;
TB = Telah ditindaklanjuti tapi belum seluruhnya sesuai saran;
BT= Belum ditindaklanjuti
Pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi BPK RI, dapat di uraikan sebagai berikut.
a. Pemeriksaan atas Pendapatan Asli Daerah Tahun 2005
Hasil Pemeriksaan atas Pendapatan Asli Daerah Tahun 2005, sebanyak 14 temuan
pemeriksaan dengan 18 rekomendasi. Dari 18 rekomendasi tersebut, sebanyak 16
rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, dan sebanyak 2 rekomendasi telah
ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rerkomendasi.
b. Laporan Keuangan Daerah tahun 2006
Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun 2006, sebanyak 13 temuan
pemeriksaan dengan 14 rekomendasi. Dari 14 rekomendasi tersebut, sebanyak 11
rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, dan sebanyak 3 rekomendasi
sebesar Rp73.500.000,00 telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan
rerkomendasi.
c. Laporan Keuangan Daerah tahun 2007
Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun 2007, sebanyak 23 temuan
pemeriksaan dengan 37 rekomendasi. Dari 37 rekomendasi tersebut, sebanyak 33
rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, sebanyak 3 rekomendasi sebesar
Rp66.436.555,00 telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rerkomendasi, dan
satu temuan yang belum ditindaklanjuti.
d. Pemeriksaan Operasional PDAM Tahun 2007 dan 2008
16
Hasil Pemeriksaan Operasional PDAM Tahun 2007 dan 2008, sebanyak 22 temuan
pemeriksaan dengan 35 rekomendasi. Dari 35 rekomendasi tersebut, sebanyak 32
rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, dan sebanyak 3 rekomendasi telah
ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi.
e. Laporan Keuangan Daerah tahun 2008
Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah tahun 2008, sebanyak 22 temuan
pemeriksaan dengan 35 rekomendasi. Dari 35 rekomendasi tersebut, sebanyak 32
rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, dan sebanyak 3 rekomendasi telah
ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi.
17
Hal diatas mengakibatkan Pendapatan Asli Daerah dari Pajak Reklame kurang
diterima sebasar Rp11.093.172,00.
2. Potensi Pajak Restoran Pada Tahun Anggaran 2009 Tidak Terpungut Sebesar
Rp47.118.000,00.
Dari hasil pemeriksaan uji petik atas empat restoran diatas dapat kita ketahui bahwa
pajak pada tahun anggaran 2009 (s.d. Agustus) yang tidak terpungut sebesar
Rp47.118.000,00 dengan perhitungan sebagai berikut.
Tabel 1
Pajak Daerah Yang Tidak Terpungut
Tahun 2009
Pajak terpungut (per bulan) Pajak Pertahun s.d Agustus
No Nama Restoran Pemeriksaan Pemeriksaan Tidak
Data Potensi SKP Data Potensi SKP
Lapangan Lapangan Terpungut
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(3 x 12) (5 x 8) (7 - 8)
1. Lesehan Pak Sholeh 440.000,00 350.000,00 3.750.000,00 5.280.000,00 350.000,00 30.000.000,00 29.650.000,00
2. Lesehan Joglo 660.000,00 500.000,00 750.000,00 7.920.000,00 500.000,00 6.000.000,00 5.500.000,00
3. Dapur 33 297.000,00 200.000,00 621.000,00 3.564.000,00 1.600.000,00 4.968.000,00 3.368.000,00
4. Depot Nikmat 231.000,00 150.000,00 1.225.000,00 2.772.000,00 1.200.000,00 9.800.000,00 8.600.000,00
Jumlah 1.628.000,00 1.200.000,00 6.346.000,00 19.536.000,00 3.650.000,00 50.768.000,00 47.118.000,00
2) pasal 6 yang menyatakan bahwa tarip pajak ditetapkan sebesar 10% (sepuluh
persen) dari dasar pengenaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 Peraturan ini.
Hal tersebut mengakibatkan potensi pajak restoran pada tahun anggaran 2009 tidak
terpungut minimal sebesar Rp47.118.000,00.
PD. Jasa Yasa merupakan Perusahaan Daerah yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Malang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 12
Tahun 1993 tentang Perusahaan Daerah Jasa Yasa Kabupaten Malang menyebutkan
bahwa PD. Jasa Yasa memiliki 8 unit usaha diantaranya adalah Unit Pesanggrahan Pantai
Ngliyep di Donomulyo dan Unit Pantai Wisata Balekambang di Bantur. Atas pengelolaan
unit usaha tersebut, PD. Jasa Yasa dikenakan Pajak Hiburan sebesar 30%.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, tanggal 30 Januari 2008 PD. Jasa Yasa mengajukan
permohonan keringanan Pajak Hiburan pada Bupati Malang. Pada tanggal 25 Maret 2009,
permohonan tersebut dikabulkan dengan mendapat keringanan Pajak Hiburan sehingga
Pajak Hiburan yang dikenakan pada PD. Jasa Yasa adalah sebesar 10%. Pada Tahun
2009, PD. Jasa Yasa kembali mengajukan keringanan pajak namun permohonan tersebut
tidak dikabulkan.
Berdasarkan hasil konfirmasi dengan PD. Jasa Yasa, diketahui bahwa selama
Tahun 2008 pendapatan dari karcis masuk Pantai Balekambang adalah sebesar
Rp1.097.270.000,00 dan Tahun 2009 (s.d. Agustus) adalah sebesar Rp757.895.000,00.
Sedangkan karcis yang terjual adalah sebanyak 219.454 lembar pada Tahun 2008 dan
151.579 lembar pada Tahun 2009 (s.d. Agustus). Selain itu, pendapatan dari karcis masuk
Pantai Ngliyep adalah sebesar Rp215.195.000,00 pada Tahun 2008 dan Rp9.750.000,00
pada Tahun 2009 (s.d. Agustus 2009). Sedangkan karcis yang terjual adalah sebanyak
43.039 lembar pada Tahun 2008 dan 1.950 lembar pada Tahun 2009 (s.d. Agustus).
Dengan demikian pajak yang seharusnya dibayarkan pada Tahun 2008 adalah sebesar
Rp128.621.570,00 (((219.454+43.039)x4.900)x10%) dan Tahun 2009 (s.d Agustus)
adalah sebesar Rp225.687.630,00 (((151.579+1.950)x4.900)x30%). Namun pada Tahun
2008 PD. Jasa Yasa hanya membayar sebesar Rp78.400.000,00
(Rp58.800.000,00+Rp19.600.000,00) atas Pajak Hiburan Pantai Balekambang dan Pantai
Ngliyep.
Berdasarkan buku persediaan perforasi karcis yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Kekayaan dan Asset (DPPKA) Kabupaten Malang diperoleh informasi
bahwa selama Tahun 2008, PD Jasa Yasa melakukan Perforasi sebanyak 200.000 lembar
karcis masuk Balekambang (seri AB s.d Seri AU) dan sebanyak 30.000 lembar karcis
masuk Pantai Ngliyep (seri H s.d seri J). Sedangkan pada Tahun 2009, PD Jasa Yasa
melakukan Perforasi sebanyak 230.000 lembar karcis masuk Balekambang (seri AX s.d
AZ dan seri A s.d S) dan sebanyak 50.000 lembar karcis masuk Pantai Ngliyep (seri K s.d
seri M). Permintaan perforasi tersebut tanpa diikuti dengan penyerahan data persediaan
akhir karcis dan data penjualan serta pembayaran pajak hiburan atas karcis yang telah
terperforasi pada periode sebelumnya.
Hasil pengecekan dilapangan pada tanggal 28 September 2009 yang dilakukan oleh
Unit Pelaksana Dinas (UPTD) diketahui bahwa seri terakhir yang terjual di Pantai
Balekambang adalah seri M dengan penjualan sebanyak 3.949 lembar. Sedangkan hasil
pengecekan di Pantai Ngliyep pada tanggal yang sama diketahui bahwa seri terakhir yang
terjual adalah seri N dengan penjualan sebanyak 564 lembar. Namun hasil pemantauan
dilapangan tersebut tidak dijadikan sebagai bahan yang dipertimbangkan dalam
pemeriksaan berkas SPTPD yang diisi oleh PD. Jasa Yasa.
23
Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten Malang berasal
dari Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Pendapatan retribusi TPI tahun 2008
dipungut berdasarkan Perda Nomor 8 Tahun 2003 dan pendapatan tahun 2009 dipungut
berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2009 tanggal 23 Januari 2009 tentang
Penyelenggaraan dan Retribusi Pelelangan Ikan di Tempat Pelelangan Ikan, yang
menyebutkan bahwa Objek Retribusi penyelenggaraan pelelangan Ikan adalah kegiatan
jual beli ikan di TPI yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Retribusi tersebut
dihitung berdasarkan persentase dari nilai harga jual ikan hasil lelang pada waktu
terjadinya lelang ikan. Berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2009 besarnya tarif retribusi
untuk jasa atas pelayanan penyelenggaraan pelelangan ikan di Tempat Pelelangan Ikan di
tetapkan sebesar 3% (tiga persen) dari harga transaksi penjualan ikan melalui lelang
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. sebesar 1,5% (satu setengah persen) dipungut dari nelayan/penjual;
b. sebesar 1,5% (satu setengah persen) dipungut dari pedagang/bakul/pembeli ikan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, penyelenggaraan pelelangan ikan dilakukan oleh pihak
ketiga sesuai dengan perjanjian kerjasama antara Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Malang dengan Penyelenggara pelelangan ikan di Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) Pondokdadap Sendangbiru Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumber Manjing Wetan,
dalam hal ini adalah KUD Mina Jaya, dengan perjanjian kerjasama
tanggal 14 April 2008. Nomor :900/18A/421.110/2008
Nomor :027.a/KMJ/SB/IV/2008
Proses pelaksanaan pemungutan retribusi TPI ini tidak melalui mekanisme penerbitan
SKRD, tetapi berdasarkan Nota Pembelian yang diporporasi oleh DPPKA Kabupaten
Malang, sebagai dasar penetapan retribusi yang harus dibayar.
Dalam pelaksanaan tugas pemungutan retribusi ini pihak Dinas Kelautan dan
Perikanan membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) TPI yang salah satu
tugasnya adalah untuk melakukan pengelolaan pelelangan ikan, pemungutan retibusi dan
penyetorkan penerimaan retribusi ke kas daerah, namun sampai dengan pemeriksaan
berakhir UPTD TPI ini telah terbentuk tetapi tidak terdapat personilnya, hanya terdapat
satu orang petugas yang diperbantukan untuk mengawasi pemungutan retribusi TPI,
sehingga seluruh kegiatan pemungutan sampai dengan penyetoran retribusi dilakukan
oleh KUD, tanpa pengawasan yang memadai. Selama ini pelaporan dan penyetoran
retribusi dari KUD ke DKP hanya berdasarkan Nota Pembelian yang sudah terbayar,
bukan berdasarkan penyelenggaraan Pelelangan Ikan yang dilakukan di TPI.
Pada tahun 2008 pendapatan retribusi Tempat Pelelangan Ikan dianggarkan sebesar
Rp1.500.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp1.639.959.068,00, sedangkan pada tahun
2009 anggaran pendapatan Retribusi Pelelangan Ikan sebesar Rp1.500.000.000,00 dengan
realisasi sebesar Rp933.984.122,00 (s.d Agustus) atau sebesar 62,27%. Hasil pemeriksaan
lebih lanjut diperoleh data-data sebagai berikut :
26
Tabel 2
Pendapatan Retribusi Pelelangan Ikan Sendangbiru Kabupaten Malang
Tahun 2008 dan 2009
Bulan Pendapatan Retribusi 100% Jumlah Setoran yang Seharusnya Tanggal Penyetoran
No Retribusi 2008 2009 2008 2009 2008 2009
1 Januari 28.039.178 50.560.665 - 50.560.665 - 06/04/2009
2 Pebruari 19.995.215 54.241.685 48.034.383 54.241.685 08/05/2008 27/04/2009
3 Maret 45.395.915 105.786.480 45.395.915 105.786.480 22/05/2005 22/05/2009
4 April 121.772.375 158.161.990 121.772.375 25.280.332 12/06/2008 28/05/2009
52.867.575 29/05/2009
27.120.843 27/05/2009
52.893.240 09/06/2009
5 Mei 206.672.450 205.091.280 206.672.450 126.010.285 21/07/2008 22/06/2009
79.080.995 27/06/2009
6 Juni 191.962.275 206.543.045 191.962.275 103.997.405 28/08/2008 27/07/2009
102.545.640 19/08/2009
7 Juli 145.207.555 201.352.360 145.207.555 98.080.837 15/09/2008 25/08/2009
103.271.523 10/09/2009
8 Agustus 180.910.160 211.879.105 180.910.160 211.879.105 29/10/2008 -
9 September 217.412.825 - 126.957.745 - 11/11/2008 -
90.455.080 - 28/11/2008 -
10 Oktober 138.153.525 - 29.447.113 - 16/12/2008 -
108.706.412 - 17/12/2008 -
11 Nopember 84.181.720 - 84.181.720 - 31/12/2008 -
12 Desember 55.518.000 - 42.090.860 - 04/03/2009 -
13.427.280 - 10/03/2009 -
Jumlah 1.435.221.195 1.193.616.610 1.435.221.323 1.193.616.610 - -
c. Tahun 2009, sampai dengan bulan Agustus, realisasi Pendapatan Retribusi TPI adalah
sebesar Rp933.984.122,00, sedangkan berdasarkan laporan rekapitulasi pendapatan
retribusi KUD Mina Jaya, pendapatan yang seharusnya di setor s.d bulan Agustus
2009 adalah sebesar Rp1.193.616.610,00, sehingga terdapat selisih kurang setor
sebesar Rp259.632.488,00 dengan perhitungan sebagai berikut :
Pendapatan tahun 2008 yang diterima tahun 2009 = 55.518.140,00
Pendapatan bulan Juli yang di setor September = (103.271.523,00)
Pendapatan bulan Agustus yang belum disetor = (211.879.105,00)
Jumlah = (259.632.488,00)
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa terdapat pendapatan retribusi tahun 2008
yang baru di setor pada tahun 2009 dan pendapatan retribusi 2009 bulan Juli (disetor
tanggal 10/09/2009 sebesar Rp103.271.523,00) dan bulan Agustus sebesar
Rp211.879.105,00 yang sampai dengan pemeriksaan berakhir belum di setor ke Kas
Daerah.
Sehingga jumlah pendapatan daerah yang mengalami keterlambatan setor adalah untuk
Pendapatan tahun 2007 yang diterima tahun 2008 = 260.255.875,00
Pendapatan tahun 2008 yang tidak disetor tepat waktu = 1.435.221.192,50
Pendapatan tahun 2009 yang tidak disetor tepat waktu = 981.737.505,00
Pendapatan tahun 2009 yang belum di terima (Agustus) = 211.879.105,00
Jumlah 2.889.093.677,50
Berdasarkan konfirmasi dengan KUD Mina Jaya, kekurangan setor pendapatan bulan
Agustus tahun 2009 tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan operasional KUD.
Atas belum diterimanya pendapatan dari retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI),
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan menjelaskan bahwa hal ini memang benar adanya.
Pendapatan retribusi bulan Agustus 2009 sudah dilakukan penyetoran ke Kas Umum
Daerah melalui Bank Jatim Kepanjen tanggal 5 Oktober 2009 sebesar Rp111.202.925,00
dan tanggal 9 Oktober 2009 sebesar 100.676.180,00 (bukti terlampir). Sehingga total
sudah disetor ke Kasda sebesar Rp211.879.105,00. Sedangkan untuk permasalahan
keterlambatan penyetoran retribusi TPI sebesar Rp2.889.093.677,50, di tahun mendatang,
Dinas Kelautan dan Perikanan akan melakukan pembinaan, pengawasan kepada KUD
Mina Jaya Sendangbiru dengan membantu Petugas UPTD dilapangan dalam hal teknis
dan administrasi dalam proses penyelenggaraan pengelolaan pelelangan ikan.
Tabel 3
Penggunaan Langsung pada Dinas Pengairan
Tahun 2008 dan 2009 (s.d. Agustus)
050/12/35.73.11.2/2008
1) Pasal 2 ayat 3 huruf a yang menyebutkan bahwa Kabupaten Malang mendapatkan
laporan setiap bulan tentang jumlah air terjual beserta jumlah nominal kontribusi
yang akan dibayarkan oleh Kota Malang;
2) Pasal 3 ayat 4 yang menyebutkan pembayaran kontribusi dilaksanakan setiap
bulannya pada tanggal 1 sampai dengan tanggal 15;
3) Pasal 3 ayat 5 yang menyebutkan apabila dalam pelaksanaan pembayaran terjadi
keterlambatan maka Kota Malang dikenakan denda sebesar 2%/bulan.
Atas permasalahan diatas, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
menanggapinya sebagai berikut :
a. Pembayaran Retribusi Pemanfaatan Mata Air tiap bulan akan kami tagih dan apabila
terjadi keterlambatan pembayaran dari PDAM Kota Malang akan kami berlakukan
denda sebesar 2%;
b. Sdr. KL (Kasi Teknik Pemanfaatan Dinas LHESDM Kabupaten Malang TA 2008)
akan diminta pertanggungjawaban untuk menyelesaikan penyalahgunaan penerimaan
retribusi sebesar Rp8.993.325,00;
c. Pemanfaatan Mata Air Sumber Kalibiru oleh PDAM Kabupaten Pasuruan akan kami
tindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama.
7. Hasil Retribusi Pemakaian Kios pada Taman Wisata Wendit Belum Disetor ke Kas
Daerah Sebesar Rp5.385.000,00 dan Kurang Diterima Sebesar Rp244.309.000,00
Taman Wisata Wendit mempunyai kios yang disewakan kepada pedagang, yang
dibagi menjadi 4 (empat) kelompok atas pengenaan retribusinya. Kelompok A dikenakan
retribusi sebesar Rp360.000,00/M2 per tahun, kelompok B dan C dikenakan retribusi
sebesar Rp240.000,00/M2 per tahun, sedangkan kelompok D dikenakan retribusi sebesar
Rp1.500,00 per hari. Selain kios, Taman Wisata Wendit juga memiliki sarana Food
Center yang dikenakan retribusi sebesar Rp480.000,00 per bulan, Restoran Apung yang
dikenakan retribusi sebesar Rp100.000,00 per hari dan kantin yang dikenakan retribusi
sebesar Rp80.000,00 per hari. Seluruh kios, food center, restoran apung dan kantin telah
melakukan operasi sejak soft opening pada bulan Mei Tahun 2008. Namun menurut Perda
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Taman Wisata Air Wendit disebutkan bahwa
selama soft opening atau selama Tahun 2008 para pedagang tersebut belum dikenakan
retribusi pemakaian.
Berdasarkan hasil konfirmasi dengan para pedagang, pegawai UPTD dan Pegawai
Dinas kebudayaan dan Pariwisata, diketahui bahwa pengurusan ijin atas pemakaian kios,
food center, restoran apung dan kantin belum dilakukan oleh pedagang. Para pedagang
telah mengoperasionalkan sarana tersebut tanpa terlebih dahulu melakukan pengurusan
ijin. Menurut Perda Nomor 8 Tahun 2008, seharusnya para pedagang melunasi retribusi
pemakaian kios pada bulan Agustus 2009 sebesar Rp299.794.800,00 (Lampiran 4).
Namun berdasarkan hasil pemeriksaan, para pedagang tersebut sebagian telah ada yang
membayar retribusi pemakaian kios. Pembayaran pedagang kios, food center, restoran
apung dan kantin adalah sebagai berikut.
Tabel 4
Pembayaran pedagang kios, food center, restoran apung dan kantin
No. Uraian Pembayaran Pembayaran Setor Ke Kasda Selisih (Rp)
2008 (Rp) 2009 (Rp) (Rp)
1. Kios - 20.925.000,00 15.540.000,00 5.385.000,00
2. Food Center 2.880.000,00 34.560.000,00 34.560.000,00
3. Kantin - - -
4. Restoran Apung -
2.880.000,00 55.485.000,00 50.100.000,00 5.385.000,00
Berdasarkan tabel di atas, retribusi pemakaian kios, food center, kantin dan restoran
terapung yang belum diterima adalah sebesar Rp244.309.000,00 (Rp299.794.800,00 -
Rp55.485.000,00), selain itu terdapat pembayaran sewa untuk pemakaian Food Center
pada tahun 2008 sebesar Rp2.880.000,00 yang seharusnya tidak dipungut oleh petugas
pemungut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dana sebesar Rp2.880.000,00 tidak disetor
ke Kas Umum Daerah namun digunakan untuk operasional. Berdasarkan tabel diatas
diketahui bahwa penerimaan retribusi pemakaian kios, food center yang belum
disetorkan ke Kas Umum Daerah sebesar Rp5.385.000,00 sedangkan sebesar
Rp34.560.000,00 baru disetor tanggal 8 Oktober 2009 dan sebesar Rp15.540.000,00 telah
disetor ke kasda pada tanggal 13 Oktober 2009.
Hasil wawancara dan pengujian pada kartu bukti pembayaran angsuran sewa hak
pakai kios menunjukkan bahwa pedagang dikenakan tarif yang sama walaupun memiliki
36
luas yang berbeda. Untuk kios A dikenakan tarif Rp360.000,00 per bulan sedangkan Kios
B dan C dikenakan tarif Rp240.000,00 per bulan sehingga akan merugikan keuangan
daerah sebesar Rp5.674.800,00 (Lampiran 4).
a. Melakukan sosialisasi pengurusan izin hak pakai kios, food center, kantin dan restoran
terapung;
b. Mempedomani Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Taman
Wisata Air Wendit dalam menetapkan tarif retribusi pemakaian kios;
c. Menagih penerimaan retribusi sebesar Rp244.309.000,00 kepada pemakai kios pada
Taman Wisata Wendit;
d. Memerintahkan petugas pemungut retribusi untuk menyetorkan hasil pungutan sebesar
Rp5.385.000,00 ke kas daerah;
e. Memberikan sanksi kepada petugas pemungut retribusi kios yang tidak secepatnya
menyetorkan penerimaan retribusi ke kas daerah dan melakukan pungutan yang tidak
didasarkan peraturan.
38
Taman Wisata Air Wendit dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Malang dengan
tujuan untuk memberikan hiburan berupa sarana/objek wisata yang representatif namun
terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Pelaksanaan teknis
operasional dan pemeliharaan diserahkan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
yang dipimpin oleh Kepala UPTD yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata.
Taman Wisata Air Wendit memiliki beberapa tempat, fasilitas dan atau ruangan
antara lain adalah tempat permainan perahu dayung, kolam gelombang dan kolam arus,
waterboom, bom-bom car, worm coaster, carousel dan sepeda air. Sedangkan fasilitas
yang ada adalah kios, restoran, restoran apung, food center, kantin, pentas musik,
autbond, spa, cottage, tempat parkir, toilet dan lain-lain.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, diperoleh informasi sebagai berikut.
a. Pengendalian atas Benda Berharga lemah
Benda berharga/karcis merupakan sarana yang digunakan untuk memungut
retribusi kepada para pengunjung Taman Wisata Wendit. Pengadaan benda berharga
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata selaku Dinas yang membawahi UPTD
Wendit. Sebelum benda berharga tersebut diserahkan pada UPTD Wendit, maka
bendahara benda berharga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan meminta perforasi
pada bidang pendapatan di DPPKA. Selama ini, permintaan perforasi tidak dibarengi
dengan laporan persediaan benda berharga periode sebelumnya. Setelah diperforasi benda
berharga tersebut seluruhnya akan diserahkan pada UPTD Wendit. Jika UPTD Wendit
membutuhkan karcis, Kepala UPTD akan menelepon bendahara benda berharga Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata tanpa dilengkapi dengan permintaan karcis pada Dinas
kebudayaan dan Pariwisata, laporan persediaan serta bonggol karcis periode sebelumnya
sebagai tanda bukti formal.
Berdasarkan hasil uji petik ditemukan beberapa karcis yang tidak dilakukan
perforasi antara lain adalah karcis sepeda motor, karcis mobil, karcis spa dan karcis toilet.
Karcis tersebut oleh Bendahara Benda Berharga diroping langsung dari percetakan
dengan alasan adanya kebutuhan yang mendesak. Hal tersebut menyebabkan
pengendalian atas karcis lemah sehingga tidak dapat diketahui realisasi pendapatan yang
senyatanya.
Hasil konfirmasi dengan UPTD Wendit diketahui bahwa pada saat soft opening tahun
2008, karcis masuk dewasa telah habis sehingga penjualan karcis masuk menggunakan
karcis bis/truk sebanyak 14 lembar atau sebesar Rp70.000,00, hasil penjualan tersebut
telah disetor ke Kasda pada tahun 2008. Perbedaan karcis sepeda motor antara kartu
persediaan dengan persediaan karcis terjadi karena selama ini pengelolaan parkir motor
diserahkan pada Karang Taruna Wendit, atas pengelolaan tersebut tidak ada perjanjian
tertulis. Berdasarkan konfirmasi dengan Karang Taruna Wendit dan Kepala UPTD
Wendit, diperoleh informasi bahwa karcis sepeda motor telah diserahkan pada Karang
Taruna Wendit. Karang Taruna hanya punya kewajiban untuk mengganti ongkos cetak
karcis. Selama tahun 2009, Karang Taruna telah menyetorkan retribusi parkir sebesar
Rp2.800.000,00, sehingga antara penjualan karcis dan setoran penjualan karcis terdapat
perbedaan sebesar Rp12.539.000,00 (Rp15.339.000,00 – Rp2.800.000,00). Sehingga
selisih total antara kartu persediaan dengan persediaan karcis adalah sebesar
Rp15.647.000,00 (Rp18.517.000,00 – Rp70.000,00 – Rp2.800.000,00). Pada Tanggal 19
Oktober, Kepala UPTD Wendit telah menyetorkan selisih penjualan karcis anak-anak,
karcis bis truck dan karcis mobil sebesar Rp3.108.000,00 ke kas daerah.
Berdasarkan hasil stock opname, diketahui bahwa karcis bom-bom car yang
diserahkan oleh Bendahara Benda Berharga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ke UPTD
Wendit tidak sesuai dengan kartu permintaan perforasi di DPPKA. Berdasarkan kartu
permintaan perforasi diketahui bahwa selama tahun 2009, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata meminta perforasi sebanyak 40.000 lembar. Namun yang diserahkan pada
UPTD hanya sebesar 39.900 lembar sehingga terdapat selisih sebesar 100 lembar atau
sebesar Rp1.000.000,00. Menurut pengakuan Bendahara Benda Berharga, karcis tersebut
dibagikan kepada pengunjung pada saat soft opening secara gratis. Namun persetujuan
dari Kepala Dinas atau UPTD dan berita acara atas pemberian karcis tersebut tidak ada.
1) Pasal 4 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap orang dan/atau badan dilarang
menggunakan tempat, fasilitas dan/atau ruangan pada Taman Wisata Air Wendit
tanpa izin dari Bupati;
2) Pasal 14 huruf m angka n yang menyatakan biaya parkir, besaran nilai nominalnya
sekali masuk area/tempat parkir ditentukan atas dasar besar kecilnya kendaraan
yang markir untuk sepeda motor sebesar Rp1.000,00;
3) Pasal 16 yang menyatakan bahwa retribusi pengelolaan Taman Wisata Air Wendit
harus disetor seluruhnya ke Kasda selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja.
Taman Wisata Wendit merupakan salah satu unit penghasil yang memberikan
kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan hasil rekonsiliasi
penjualan tiket dengan opname persediaan yang dilakukan pada tanggal 5 Oktober
(Lampiran 5) diperoleh informasi sebagai berikut.
Tabel 6
Kekurangan Penyetoran ke Kas Daerah
Penjualan Tiket 3,538,403,000
Penggunaan langsung dikurangi penggantian oleh Dinas
Jan-Sept (Rp869.687.872,00 – Rp266.609.285) 603,078,587
1 Okt - 4 Okt 10,380,000
613,458,587
Jumlah yang harusnya disetor 2,924,944,413
Setor ke Dinas
2,764,334,500
Penjualan Tiket Kolam Arus 2008 yg disetor 2009 470,000
Murni Penyetoran penjualan Tahun 2009 s.d. 5 Oktober 2009 2,763,864,500
Yang Belum disetor ke Kasda 161,079,913
Tiket Bis yang digunakan untuk tiket Masuk 2008 (14 x 5.000) 70,000
Tiket Bom-Bom Car yang dibagikan Gratis
(100 x 10.000) 1,000,000
160,009,913
Dari Tabel di atas diketahui bahwa UPTD Wendit telah menggunakan penerimaan
Retribusi Taman Wisata Wendit secara langsung tanpa menggunakan mekanisme
pengajuan SP2D dahulu sebesar Rp880.067.872,00 (Rp869.687.872,00 + Rp10.380.000).
Berdasarkan keterangan Kepala UPTD Wendit, hal tersebut dilakukan karena pencairan
SP2D memerlukan waktu yang lama, sedangkan biaya operasional harus dikeluarkan.
Berdasarkan Hasil Kas Opname tanggal 5 Oktober diperoleh informasi kas yang
ada di Bendahara Penerima UPTD Wendit sebagai berikut.
Tabel 7
Kas on Hand
Uang Kembalian 450,000
Uang Penjualan Tgl 5 3,505,000
Kas on Hand 74,179,000
78,134,000
10. Penerimaan Retribusi dari Karcis Perahu dan Ban Kurang Diterima Sebesar
Rp116.354.000,00
Salah satu perimaan retribusi Taman Wisata Wendit diperoleh dari sarana perahu
dan persewaan ban. Sarana perahu tersebut dikerjasamakan dengan pihak ketiga tanpa
ada perjanjian tertulis antara pihak ketiga dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Sarana penarikan retribusi pada para pengunjung adalah karcis yang disediakan oleh
UPTD. Sedangkan penyediaan perahu dilakukan oleh Paguyupan Perahu Wendit. Atas
kerjasama ini kontribusi yang harus diserahkan oleh Paguyupan Perahu Wendit kepada
UPTD Wendit sebesar 40%. Berdasarkan pemeriksaan diketahui hal-hal berikut.
Jumlah 57.000.000
Pihak ke tiga telah melakukan pemungutan retribusi pada wajib retribusi, karcis yang
telah diperforasi tersebut selama tahun 2008 telah habis terjual. Hasil pengujian atas
penjualan dan penyetoran ke Kas Daerah diketahui bahwa selama tahun 2008 tidak ada
penyetoran penerimaan retribusi perahu dan ban. Hasil konfirmasi dengan Paguyupan
Perahu diketahui bahwa Paguyupan memang tidak menyetorkan hasil pungutan retribusi
kepada UPTD maupun ke Kasda. Hal tersebut dilakukan karena selama Wendit tidak
beroperasi maka pendapatan paguyupan perahu tidak ada. Sehingga dana tersebut
digunakan sebagai pengganti selama tidak beroperasi. Paguyupan telah mengirimkan
surat permohonan keringanan pembayaran retribusi, dan telah disetujui oleh Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata. Namun sampai dengan pemeriksaan berakhir tidak ada
persetujuan tertulis ataupun disposisi yang menyatakan bahwa pihak ke tiga tidak perlu
menyetor ke UPTD Wendit.
b. Terdapat selisih antara penjualan karcis perahu tahun 2009 dengan setoran
penjualan karcis pada UPTD sebesar Rp59.354.000,00
Penyetoran penjualan karcis ke UPTD tidak dilakukan setiap hari tetapi jika
Paguyupan Perahu meminta karcis tambahan pada UPTD Wendit. Berdasarkan hasil
stock opname karcis perahu pada tanggal 10 Oktober 2009 diperoleh informasi sebagai
berikut.
44
Tabel 9
Penjualan Karcis dan Setoran ke UPTD
No. Jenis Karcis Nilai Penjualan Bagian UPTD Setor Ke UPTD Kurang setor
Nominal (lbr) (40%) (lbr) (Rp)
1 2 3 4 5 6 (5-6)
1. Karcis Perahu Besar 5.000 39.600 79.200.000 69.798.0000 9.402.000
2. Karcis Perahu Sedang 20.000 3.778 30.224.000 - 30.224.000
3. Karcis Sepeda Air 10.000 4.932 19.728.000 - 19.728.000
Jumlah 59.354.000
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Paguyupan Perahu baru menyetor ke
UPTD sebesar Rp69.798.000,00 sedangkan sebesar Rp59.354.000,00 yang merupakan
bagian UPTD belum disetorkan.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Taman Wisata Air Wendit, pada :
1) Pasal 4 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap orang dan/atau badan dilarang
menggunakan tempat, fasilitas dan/atau ruangan pada Taman Wisata Air Wendit
tanpa izin dari Bupati;
2) Pasal 14 huruf m angka 4 yang menyatakan bahwa pengoperasian perahu dayung dan
retribusi pelampung/Ban dapat dilakukan melalui bentuk kerjasama saling
menguntungkan antara Dinas dengan Pihak Rekanan Pengelola, dengan prosentase
dan mekanisme sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3) Pasal 16 yang menyatakan bahwa retribusi pengelolaan Taman Wisata Air Wendit
harus disetor seluruhnya ke Kasda selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja.
4) Pasal 31 angka (3) yang menyatakan bahwa khusus pengenaan tarif fasilitas Taman
Wisata Air Wendit berupa tiket tanda masuk dan sarana/prasarana hiburan pada masa
uji coba ditetapkan sebesar 50% dari tarif Perda.
Hal tersebut mengakibatkan Pendapatan retribusi Taman Wisata Wendit dari sarana
perahu dan ban selama tahun 2008 sebesar Rp116.354.000,00 belum dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan.
b. Memperingatkan Kepala UPTD Wendit agar selalu memantau penjualan karcis yang
diserahkan pada pihak ketiga;
c. Menagih penerimaan retribusi sebesar Rp59.354.000,00 kepada Paguyupan Perahu
dan menyetorkannya ke kas daerah;
d. Meminta legalisasi keringanan pembayaran retribusi atau menyetor ke kas daerah
sebesar Rp57.000.000,00 jika permohonan keringanan tidak ada.
46
11. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga Kurang Diterima Sebesar
Rp20.450.000,00 dan Terdapat Tunggakan Pemakaian Kios Sebesar
Rp83.651.000,00
Kawasan Stadion Kanjuruhan merupakan sarana olah raga terpadu yang dibangun
berupa lapangan sepak bola stadion dalam, lapangan sepak bola stadion luar, gedung
pertemuan dibagian depan stadion, kios, sarana periklanan, sarana penunjang berupa
jalan, areal parkir dan kamar mandi. Untuk mengelola Stadion Kanjuruan dibentuk UPTD
Sarana dan Prasarana Olah Raga yang bertanggungjawab pada Dinas Pemuda dan Olah
Raga.
Berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Stadion Kanjuruan,
Orang atau Badan yang akan menggunakan sarana prasarana Stadion Kanjuruan harus
mendapat ijin Bupati melalui petugas yang ditunjuk. Atas penggunaan sarana tersebut
dikenakan biaya sewa. Biaya sewa tersebut diakui sebagai Pendapatan Asli Daerah
dengan rincian obyek penerimaan retibusi tempat rekreasi dan olah raga.
Berdasarkan hasil pengujian, pengguna kios atau toko belum mempunyai Surat Ijin
dari Bupati atau Petugas yang ditunjuk. Namun para pemilik tersebut telah menempati
kios atau toko yang ada dikawasan Stadion Kanjuruan. Selama ini pihak UPTD tidak
pernah menerbitkan SKRD sebagai dasar untuk melakukan pemungutan pada penyewa
kios. Konfirmasi dengan Kepala UPTD Stadion Kunjuruan diperoleh informasi bahwa
sampai dengan 10 Oktober 2009 terdapat tunggakan sewa dari pemakai kios sebesar
Rp83.651.000,00 (lampiran 6). Pedagang yang menunggak sebanyak 22 orang dan 10
orang diantaranya kiosnya telah ditutup namun tunggakan belum dapat ditagih.
Selain kios, terdapat sarana lapangan sepak bola stadion dalam, lapangan sepak
bola stadion luar maupun lapangan parkir yang disewakan. Berdasarkan bukti setor
UPTD ke Kasda diketahui bahwa tarif yang dikenakan kepada pengguna tidak sesuai
dengan Perda Nomor 6 Tahun 2005. Tarif yang dikenakan pada para pengguna sebesar
Rp1.000.000,00 sampai dengan Rp2.000.000,00. Sedangkan tarif yang ada di Perda
dihitung perjam.
Rata-rata penggunaan Lapangan sepak Bola Dalam, luar dan lapangan parkir adalah
8 jam. Penyewaan tersebut dimulai pada saat persiapan acara sampai dengan acara
berakhir, jika sarana tersebut disewa oleh penyelenggara maka dalam satu hari sarana
tersebut tidak dapat disewakan kepada penyelenggaran yang lain. Dengan demikian
terdapat selisih antara sewa yang dikenakan pada pengguna dengan sewa berdasarkan
tarif Perda sebesar Rp6.750.000,00 (lampiran 7).
Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa penyetoran retribusi ke Kasda dilakukan
1 (satu) bulan sekali oleh kasir di UPTD. Berdasarkan STS diketahui bahwa terdapat
penggunaan lapangan sepak bola dalam, lapangan sepak bola bagian luar, dan biaya sewa
lampu yang belum dikenakan pada pengguna dan belum disetor ke Kasda. Bagi
penyelenggaraan acara yang dilakukan malam hari maka biaya sewa belum termasuk
biaya listrik. Jika rata-rata biaya sewa lampu sebesar Rp1.000.000,00. Maka penerimaan
dari retribusi tempat rekreasi dan sarana olah raga yang belum diterima sebesar
Rp22.500.000,00 (Rp14.500.000,00 + Rp8.000.000,00) (lampiran8). Pada tanggal 15
Oktober 2009, UPTD Stadion Kanjuruan telah menyetorkan pendapatan sewa lapangan
sepak bola sebesar Rp8.800.000,00.
47
Penyelenggaraan pelelangan ikan antara nelayan sebagai penjual ikan dan bakul
sebagai pembeli ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sendangbiru dilaksanakan oleh
pihak ketiga yaitu KUD Mina Jaya. Dengan adanya sarana tempat pelelangan ikan, maka
transaksi penjualan ikan mulai dari penerimaan, penimbangan, pelelangan sampai dengan
pembayaran dapat menciptakan persaingan yang sehat dalam menentukan harga ikan
yang wajar dan menghindari ketergantungan nelayan kepada para pedagang tertentu. Atas
pelayanan tersebut maka Pemerintah Kabupaten Malang memungut retribusi pelelangan
ikan sebesar 3% yang dikenakan kepada nelayan dan bakul masing-masing sebesar 1,5%.
Berdasarkan hasil cek fisik dilapangan pada tanggal 27 September 2009, diketahui
bahwa penjualan/pembelian ikan di TPI tersebut tidak dilakukan secara tunai. Pemenang
lelang dapat mengambil hasil pelelangan ikan dengan waktu pembayaran selama 5 hari.
Para peserta lelang sebelumnya diharuskan memberikan jaminan yang dapat berupa
sertifikat, BPKB kendaraan dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya para pemenang lelang
tidak membayarkan hasil pembeliannya selama 5 hari, terkadang 1 sampai 2 bulan.
Retribusi pelelangan ikan akan dibayarkan saat pembayaran dilakukan oleh pemenang
lelang. Hasil informasi dengan pengurus KUD Mina Jaya diketahui terkadang para
pemenang lelang berhubungan langsung dengan nelayan dalam melakukan pembayaran
tanpa melalui KUD Mina Jaya, sehingga retribusi tidak dapat tertagih. Seharusnya
pemenang pelelangan ikan diwajibkan membayar terlebih dahulu retribusinya secara
tunai sebelum mengambil hasil lelangnya.
Hasil pemeriksaan terhadap data penjualan ikan pada KUD Mina Jaya diketahui
terdapat tunggakan transaksi pelelangan ikan tahun 2008 sebesar Rp551.366.399,8,00
yang nilai retribusinya sebesar Rp16.540.992,00 dengan rincian sebagai berikut
Tabel 10
Transaksi pelelangan ikan tahun 2008
No. Nilai transaksi lelang Retribusi Penjualan Retribusi Pembelian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 387.476.066,66 5.812.141,00 5.812.141,00
2 8.421.666,66 126.325,00 126.325,00
3 137.144.866,66 2.057.173,00 2.057.173,00
4 18.323.800,00 274.857,00 274.857,00
Jumlah 551.366.399,80 8.270.496,00 8.270.496,00
dilakukan secara tunai dengan jangka waktu yang disetujui oleh pelaksana lelang;
2) Pasal 18 ayat (1) yang menyebutkan pembayaran retribusi penyelenggaraan
pelelangan ikan harus dilakukan secara tunai.
b. Peraturan Bupati Malang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Unti Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Tempat Pelelangan Ikan pada Dinas Kelautan dan Perikanan pada
pasal 5, antara lain menyebutkan UPTD Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pelelangan ikan, pemungutan
retribusi dan menyetorkan penerimaan retribusi ke Kas Daerah.
c. Perjanjian Kerjasama antara Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang
dengan Penyelenggara Pelelangan Ikan Nomor : 900/18A/421.110/2008
Nomor : 027.a/KMJ/SB/IV/2008
tanggal 14 April 2008 pada pasal 2 angka 3 yang menyebutkan pihak pertama
(Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang) berkewajiban
melakukan pembinaan terhadap pihak kedua (KUD Mina Jaya) dalam
menyelenggarakan pekerjaan pelelangan ikan dengan dibantu oleh Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas Tempat Pelelalangan Ikan (UPTD TPI) Pondokdadap
untuk pelaksanaan administrasi teknis di lapangan.
13. Pemungutan Retribusi Atas Izin Hak Pakai Ruangan Pasar Belum Optimal
Tabel 11
Ijin Hak Pakai Ruangan Pasar
No Pasar Jumlah Izin (SK) Yang
Kios/bedak/Los belum Izin
1 Lawang 1.309 1,122 187
2 Kepanjen 1.213 1.213 -
3 Singosari 791 341 450
4 Dampit 1.085 373 712
5 Turen 713 713 -
6 Pujon 446 275 171
7 Gondanglegi 777 305 472
8 Tumpang 847 842 5
9 Wajak 544 286 258
10 Sumberpucung 349 302 47
11 STA. Mantung 42 42
12 Karangploso 487 487
13 Sbr. Mj. Wetan 260 203 57
14 Donomulyo 456 456
15 Pakis 195 112 83
16 Bululawang 364 364
17 Pakisaji 425 393 32
18 Wonokerto 225 111 114
19 Bantur 232 232
20 Watesbelung 190 188 2
21 Ngantang 161 130 31
22 Pagak 166 119 47
23 Ngebruk 130 127 3
24 Krebet 80 80
25 Jeru 190 190
26 Tajinan 113 100 13
27 Sbr. Mj. Kulon 246 45 201
28 Sumedang 600 349 251
29 Kaligadung 83 46 37
30 Sedayu 89 89
31 Cungkal 24 7 17
32 Jabung 30 30
33 Kromengan 96 10 86
Jumlah 12.958 9.682 3.276
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 3.276 toko, kios dan los yang
sudah dihuni pada 33 pasar belum memiliki izin pakai ruangan pasar.
52
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar menjelasan bahwa Ijin Hak
Pakai atas empat pasar di Kabupaten Malang belum diketahui masa berlakunya. Untuk
selanjutnya, akan kami laksanakan koordinasi dengan pihak investor dan menertibkan
pedagang tentang perpanjangan Surat Ijin Hak Pakai.
Tabel 12
Perbandingan retribusi sistem bulanan
Tahun Retribusi Toko dan Bedak/Los berlangganan
Potongan 44% Potongan 25 % Selisih
2008 1.582.605.987,00 2.119.561.589,73 536.955.602,73
2009 1.237.322.432,00 1.657.128.257,14 419.805.825,12
Jumlah 2.819.928.419,00 3.776.689.846,88 956.761.427,88
Dari tabel tersebut di atas bahwa pendapatan retribusi pasar dengan sistem bulanan tahun
2008 dan 2009 akan diterima lebih tinggi bila pemberian potongan atas sistem bulanan
diberikan potongan 25% yaitu sebesar Rp956.761.427,88 (Rp3.776.689.846,88 –
Rp2.819.928.419,00).
Hal tersebut di atas tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang
Nomor 6 Tahun 2003 tanggal 21 Mei 2003 tentang Penataan dan Pengelolaan Pasar pada
Pasal 14 ayat (1) yang menyebutkan apabila retribusi harian sebagaimana dimaksud Pasal
13 ayat (3) Peraturan Daerah ini dibayarkan di muka sekaligus 1 (satu) bulan, maka wajib
retribusi akan mendapatkan potongan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari tarip 1
(satu) bulan dan dibayar paling lambat tanggal 10 (sepuluh) dari bulan berjalan.
15. Retribusi Pelayanan Pasar dan Retribusi Pelayanan Perijinan Bidang Kesehatan
Terlambat Disetor Ke Kas Daerah
b. Kepala Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan Bagian Hukum untuk terus memantau
Peraturan Bupati yang direvisi dan berkoordinasi dengan DPPKA tentang penyetoran
Retribusi Perijinan ke Kasda.
58
16. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Tidak Disetor ke Kas Daerah
Sebesar Rp3.069.000,00 dan Digunakan Langsung Sebesar Rp20.186.000,00
Tabel 14
Rekapitulasi setoran Bendahara UPT PKB Talangagung
Rekap Bendahara UPT Setor ke Kasda
Tahun Bulan Tgl setor ke Tgl setor ke selisih (Rp)
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
BP Dishub BP Dishub
2008 Agustus 15 11.200.500 19 11.010.500 (190.000)
25 14.064.000 26 12.369.000 (1.695.000)
September 1 11.269.000 2 10.378.000 (891.000)
8 11.360.000 9 11.130.000 (230.000)
15 15.576.500 16 14.766.500 (810.000)
22 14.809.000 23 14.619.000 (190.000)
Oktober 6 18.005.500 7 16.240.500 (1.765.000)
13 15.134.500 14 14.944.500 (190.000)
20 10.001.000 21 9.811.000 (190.000)
27 16.040.500 28 15.850.500 (190.000)
Nopember 3 11.274.500 5 9.529.500 (1.745.000)
10 10.123.000 11 9.973.000 (150.000)
17 13.162.500 18 12.972.500 (190.000)
24 10.626.000 25 9.231.000 (1.395.000)
Desember 1 12.096.500 2 11.906.500 (190.000)
5 8.601.500 9 8.181.500 (420.000)
15 13.010.000 16 12.500.000 (510.000)
22 12.502.500 23 11.787.500 (715.000)
24 7.967.500 31 6.562.500 (1.405.000)
31 3.069.000 (3.069.000)*
Jumlah 2008 239.893.500 223.763.500 (16.130.000)
2009 Januari 6 7.404.000 6 7.404.000 -
13 12.898.500 13 12.183.500 (715.000)
20 16.241.500 20 16.091.500 (150.000)
27 9.382.000 27 8.842.000 (540.000)
59
Karena data rekapitulasi Bendahara UPT PKB yang ada hanya mulai tanggal 15
Agustus 2008, maka kekurangan setor sebelum tanggal 15 Agustus 2008 belum bisa
dihitung. Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan, data yang dimaksud belum bisa
diserahkan kepada Tim dengan alasan data hilang dan pergantian Bendahara. Kekurangan
setor terjadi sampai dengan tanggal 20 April 2009, bertepatan dengan Bendahara UPT
yang lama (Sdr. S) telah pensiun dan digantikan Bendahara yang baru. Setelah berganti
dengan Bendahara yang baru, setoran pendapatan ke kasda sudah sesuai dengan
pendapatan riilnya.
Dari hasil konfirmasi dengan Kepala UPT PKB Talangagung, bahwa terjadinya
selisih antara penerimaan UPT dan jumlah yang disetorkan ke Kasda merupakan biaya
operasional UPT. Saat ini, biaya operasional di UPT PKB Talangagung sangat terbatas.
Untuk beberapa pengeluaran tidak dianggarkan sehingga UPT memerlukan tambahan
biaya untuk pembelian BBM, ATK dan pencetakan blangko-blangko. Total pendapatan
yang digunakan langsung untuk biaya opersional adalah sebesar Rp20.186.000,00
(Rp23.255.000,00 – Rp3.069.000,00). SPJ dari pengeluaran biaya operasional tersebut
diserahkan kepada Tim pada saat Tim berada di lapangan. Sementara itu, untuk setoran
tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp3.069.000,00 yang tidak disetor ke Kasda
merupakan kesalahan dari bendahara lama (Sdr. S). Atas kekurangan ini telah disetor ke
Kasda sesuai STS tanggal 14 Oktober 2009.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pada :
1). Pasal 20 ayat (2) Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah dianggarkan secara bruto dalam APBD;
2). Pasal 122 ayat (3) bahwa penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk
membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan;
3). Pasal 122 Ayat (4) menyebutkan bahwa penerimaan SKPD berupa uang atau cek
harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.
17. Pendapatan dari Klaim Askes Tahun 2009 Belum Diterima Sebesar
Rp1.535.913.182,00 dan Pengajuan Klaim Kepada PT. Askes (persero) Cabang
Malang Terlambat
a. Masih terdapat klaim yang belum dibayar oleh PT. Askes (Persero) Cabang
Malang senilai Rp1.535.913.182,00, yaitu :
1). Klaim Askes Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) dan Askes Rawat Inap Tingkat
Lanjut (RITL) sebesar Rp1.359.739.000,00.
Sampai dengan saat berlangsungnya pemeriksaan, Bendahara Askes telah
mengajukan klaim sampai dengan bagian bulan Agustus 2009. Namun untuk
pencairannya baru mencapai bagian bulan April 2009, sementara bagian bulan
Mei, Juni, Juli dan Agustus belum dicairkan. Masing-masing senilai
Rp308.807.500,00; Rp336.192.500,00; Rp362.501.500,00 dan
Rp352.237.500,00. Total klaim dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2009
adalah sebesar Rp1.359.739.000,00. Dengan demikian pendapatan dari klaim
Askes sebesar Rp1.359.739.000,00 belum diterima. (Lihat tabel 15)
Tabel 15
Pengajuan dan Pencairan Askes Rawat Jalan dan Rawat Inap
Askes
Bend Askes
terlambat
Jenis Klaim Tgl Tgl Pencairan terlambat
mencairkan
Tahun Bulan Pengajuan Klaim oleh PT mengajukan
klaim (> 10
Klaim Askes klaim (> tgl
Rawat Jalan Rawat Inap Total hari stlh tgl
10 tiap bulan)
(Rp) (Rp) (Rp) klaim)
2008 Januari 80.535.000 138.768.000 219.303.000 08/02/2009 15/04/2009 - hari hari
Februari 64.105.000 138.744.000 202.849.000 26/03/2009 30/04/2009 16 hari 25 hari
Maret 53.738.000 138.197.000 191.935.000 27/04/2009 23/05/2009 17 hari 16 hari
April 55.083.000 134.054.000 189.137.000 23/05/2009 13/06/2009 13 hari 10 hari
Mei 48.184.000 116.769.000 164.953.000 16/06/2009 28/07/2009 6 hari 55 hari
Juni 52.789.000 145.319.000 198.108.000 15/07/2009 22/08/2009 5 hari 27 hari
Juli 58.625.000 136.402.000 195.027.000 12/08/2009 19/09/2009 2 hari 28 hari
Agustus 55.870.000 173.551.000 229.421.000 11/09/2009 23/09/2009 1 hari 41 hari
September 60.115.000 122.854.000 182.969.000 05/11/2009 22/11/2009 26 hari 7 hari
Oktober 57.028.000 150.305.000 207.333.000 12/12/2009 24/12/2009 22 hari 2 hari
Nopember 61.328.000 156.584.000 217.912.000 12/12/2009 24/12/2009 2 hari 2 hari
Desember 65.649.000 170.335.000 235.984.000 12/01/2009 12/02/2009 2 hari 21 hari
2009 Januari 64.044.000 164.675.000 228.719.000 03/05/2009 22/05/2009 48 hari 9 hari
Februari 62.405.000 137.016.000 199.421.000 03/05/2009 25/05/2009 18 hari 9 hari
Maret 86.500.500 278.552.500 365.053.000 04/07/2009 28/07/2009 85 hari 14 hari
April 82.638.500 218.169.000 300.807.500 25/07/2009 28/07/2009 55 hari 0 hari
Mei 72.200.500 236.659.500 308.860.000 25/07/2009 blm cair 45 hari 73 hari*
Juni 91.592.000 244.600.500 336.192.500 06/08/2009 blm cair 37 hari 61 hari*
Juli 105.280.000 257.221.500 362.501.500 10/09/2009 blm cair 30 hari 22 hari*
Agustus 77.893.500 274.344.000 352.237.500 10/09/2009 blm cair 0 hari 22 hari*
Keterangan : * keterlambatan dihitung sampai dengan berakhirnya pemeriksaan oleh tim, yaitu tanggal 16
Oktober 2009.
Tabel 16
Pengajuan dan Pencairan Askes Obat-obatan
Askes
Tgl Bendahara terlambat
Tgl
Pencairan Askes terlambat mencairkan
Tahun Bulan Jumlah klaim Pengajuan
Klaim oleh mangajukan klaim (>7 hari
Klaim
PT. Askes klaim (>tgl 10) setelah tgl
klaim )
2008 Januari 65.881.681 10/03/2008 07/05/2008 30 hari 51 hari
Februari 45.709.509 04/04/2008 16/05/2008 25 hari 35 hari
Maret 53.191.127 29/04/2008 18/06/2008 19 hari 43 hari
April 49.257.320 16/06/2008 23/09/2008 51 hari 92 hari
Mei 44.742.633 16/06/2008 23/09/2008 20 hari 92 hari
Juni 53.687.122 20/08/2008 23/09/2009 41 hari 19 hari
Juli 58.388.756 20/08/2008 24/09/2008 10 hari 20 hari
Agustus 74.867.316 13/09/2008 28/10/2008 3 hari 38 hari
September 49.701.069 20/10/2008 20/11/2008 10 hari 23 hari
Oktober 62.351.026 20/10/2008 24/12/2009 10 hari 58 hari
Nopember 73.423.163 05/01/2009 20/02/2009 26 hari 39 hari
Desember 71.579.094 06/02/2009 05/03/2009 27 hari 20 hari
2009 Januari 68.698.239 20/03/2009 22/05/2009 38 hari 56 hari
Februari 84.692.982 30/04/2009 03/06/2009 20 hari 27 hari
63
Hal tersebut mengakibatkan pendapatan klaim dari PT. Askes (Persero) tidak
diterima tepat waktu sebesar Rp1.535.913.182,00,00.
64
18. Penerimaan Daerah dari Klaim Kapitasi dan Rawat Inap Tingkat Pertama (Ritp)
Askes TA 2008 dan 2009 Sebesar Rp1.890.127.000,00 Tidak Disetorkan ke Kas
Daerah dan Digunakan Langsung oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu satuan kerja perangkat
daerah yang mengelola pendapatan daerah berupa Retribusi Pelayanan Kesehatan.
Pelayanan kesehatan dimaksud dilaksanakan oleh 39 (tiga puluh sembilan) Puskesmas
dan Badan Pelayanan Kesehatan di wilayah Kabupaten Malang. Penerimaan retribusi
pelayanan kesehatan dari semua Puskesmas tersebut disetor ke Kas Daerah melalui
Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan. Retribusi Pelayanan Kesehatan dianggarkan
sebesar Rp2.747.463.000,00 pada TA 2008 dan sebesar Rp12.100.400.000,00 pada TA
2009. Realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan pada TA 2008 adalah sebesar
Rp2.958.583.000,00 (107,68%) dan TA 2009 (s.d Agustus) sebesar Rp4.274.106.800,00
(35,32%). Dalam pelayanan kesehatan tersebut, Puskesmas bekerjasama dengan PT.
Askes (Persero) Cabang Malang guna kepentingan peserta Askes. Sehingga hasil klaim
pada PT. Askes merupakan pendapatan daerah Kabupaten Malang. Untuk Puskesmas,
pendapatan dari hasil klaim ke PT. Askes berupa biaya kapitasi untuk pelayanan
kesehatan rawat jalan tingkat pertama dan hasil klaim Rawat Inap Tingkat Pertama
(RITP). Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Askes (Persero) Cabang Malang,
diketahui jumlah alokasi biaya kapitasi pelayanan dan obat rawat jalan tingkat pertama
(RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP ) Tahun 2008 dan 2009 yang telah
dicairkan pada semua Puskesmas di wilayah Kabupaten Malang secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 17.
Tabel 17
Beban Kapitasi PT. Askes (Persero) Cabang Malang
Beban Kapitasi untuk Beban Rawat Inap
PPK di wilayah Tingkat Pertama
Jumlah Askes
Tahun Bulan Kabupaten Malang (RITP)
Kapitasi (jiwa)
(RJTP) (Rp)
(Rp)
2008 Januari 84.467 84.467.000 7.630.000
Februari 84.484 84.484.000 5.640.000
Maret 84.576 84.576.000 8.320.000
April 85.460 85.460.000 9.560.000
Mei 85.844 85.844.000 3.040.000
Juni 86.311 86.311.000 10.630.000
Juli 86.603 86.603.000 3.000.000
Agustus 86.737 86.737.000 11.740.000
September 87.400 87.400.000 4.680.000
Oktober 87.574 87.574.000 3.480.000
Nopember 87.713 87.713.000 1.480.000
Desember 88.006 88.006.000 11.000.000
Total 2008 1.035.175 1.035.175.000 80.200.000
2009 Januari 87.999 87.999.000 6.830.000
Februari 88.180 88.180.000 5.640.000
Maret 86.340 86.340.000 5.630.000
April 86.408 86.408.000 5.700.000
Mei 86.329 86.329.000 15.180.000
Juni 86.801 86.801.000 1.480.000
66
Setelah hasil klaim kapitasi dicairkan, Bendahara Askes Dinkes akan membuat
perhitungan kapitasi per Puskesmas. Untuk Jasa Pelayanan, sudah dipotong pajak profesi
7,5%. Setelah menerima uang kapitasi dari Bendahara Askes Dinkes, Bendahara
Puskesmas akan membagikan uang kapitasi kepada dokter, perawat, pegawai lainnya
sesuai kebijakan masing-masing puskesmas. Sedangkan untuk Dinkes sendiri,
mendapatkan bagian 5% x Rp200,00 x jumlah jiwa kapitasi. Pembagiannyapun tidak
mempunyai dasar yang jelas. Untuk bagian pengadaan obat/alkes, tidak diserahkan dalam
bentuk uang, melainkan dalam bentuk obat-obatan dan alat kesehatan. Proses
pengadaannya dikoordinir oleh panitia pengadaan obat di Dinas Kesehatan.
Berdasarkan data setoran Bendahara Penerima Dinkes ke Kasda, diketahui bahwa
dana kapitasi Askes tidak pernah dilaporkan dan disetor ke Kasda, tapi digunakan
langsung oleh Dinkes dan Puskesmas-puskesmas. Sehingga, pendapatan RJTP TA 2008
dan 2009 sebesar Rp1.731.357.000,00 tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Dengan
demikian terjadi penggunaan langsung penerimaan daerah yang berasal dari PT. Askes
(Persero) dalam TA 2008 dan TA 2009 (s.d. Agustus) sebesar Rp1.890.127.000,00
(Rp158.770.000,00 + Rp1.731.357.000,00).
Permasalahan tersebut terjadi karena kelalaian Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Puskesmas tidak menyetorkan pendapatan dari hasil klaim ke PT. Askes (Persero) secara
bruto.
Tabel 18
Tunggakan Pajak Daerah Tahun 2008 (posisi s.d Agustus 2009)
SKP
No. Jenis Pajak SKP terbit Jumlah (Rp) belum Jumlah (Rp)
terbayar
1 Pajak Hotel 463 468.276.239,00 - -
2 Pajak Hiburan 780 4.317.597.871,00 3 270.000,00
3 Pajak Restoran 2.505 407.831.757,00 14 2.770.000,00
4 Pajak Reklame 4.058 1.702.161.596,00 5 692.950,00
5 Pajak Penerangan Jalan Non PLN 1.088 22.547.456.967,00 - -
6 Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. C 517 325.648.204,00 2 188.766,00
7 Pajak Parkir 266 85.184.640,00 - -
8 Pajak Sarang Burung 36 16.101.000,00 - -
JUMLAH 9.713 29.870.258.274,00 24 3.921.716,00
Kepala DPPKA menjelaskan bahwa tungakan pajak Tahun 2008 sampai dengan
tanggal 31 Desember 2008 sebanyak 111 SKPD dengan nilai pajak sebesar
Rp54.584.185,00. Setelah dilakukan penagihan sampai dengan tanggal 25 September
2009, sisa SKPD yang belum tertagih sebanyak 20 lembar dengan nilai pajak sebesar
Rp3.111.266,00, sehingga sudah tertagih 94,3%. Dari sisa yang belum tertagih tersebut,
terdapat 2 SKPD Pajak Galian Gol. C yang double penerbitan dan belum dapat
dihapuskan sebesar Rp188.766,00. Sementara untuk tunggakan pajak tahun 2009 sampai
dengan bulan Agustus 2009 belum dapat dikategorikan sebagai tunggakan, karena SKPD
tersebut diterbitkan dalam bulan Agustus sehingga belum jatuh tempo.
Berdasarkan hasil konfirmasi dengan Kepala Bidang Pendapatan DPPKA
Kabupaten Malang, diketahui bahwa Bidang Pendapatan telah memberikan teguran
tertulis atas keterlambatan pembayaran pajak tersebut, namun terhadap Wajib Pajak yang
tunggakannya melebihi 12 bulan belum pernah dikenakan sanksi sesuai ketentuan. Hasil
pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan bahwa dalam surat panggilan yang
disampaikan kepada wajib pajak yang menunggak, Dinas Pendapatan Daerah tidak
mencantumkan sanksi administasi yang harus dibayar oleh para wajib pajak tersebut,
Dinas Pendapatan Daerah hanya mencantumkan jumlah pokok pajak yang harus dibayar.
Sampai saat ini Bidang Pendapatan kesulitan menerapkan denda keterlambatan dan
menyita aset WP yang menunggak, karena tidak memiliki personil yang cukup.
Hal tersebut mengakibatkan Pendapatan Asli Daerah dari Pajak belum diterima
sebesar Rp3.921.716,00.
20. Pendapatan Obat pada Instalasi Farmasi RSUD Kanjuruhan Malang TA 2008 dan
2009 Sebesar Rp114.319.300,00 Tidak Didukung Peraturan Daerah dan Disetor
Secara Netto Ke Bendahara Penerimaan RSUD
RSUD. Selama tahun 2008, Uang /R yang diperoleh adalah sebesar Rp52.344.500,00,
sedangkan selama tahun 2009 (s.d. Agustus), perolehan Uang /R adalah sebesar
Rp43.885.200,00. Perincian perolehan Uang /R selama tahun 2008 dan 2009 adalah
sebagai berikut :
Tabel 19
Setoran Pendapatan Obat pada Apotik Umum RSUD Kanjuruhan Tahun 2008-2009
OTC
Pendapatan Setor Bersih ke
Uang R/ Retur (penjualan
Tahun Bulan Kotor BP
(Rp) (Rp) obat bebas)
(Rp) (Rp)
(Rp)
(7)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(3)-(4)-(5)+(6)
2008 Januari 355.747.900 3.066.000 28.865.450 30.344.000 354.160.450
Februari 312.083.750 2.719.750 23.158.850 24.127.400 310.332.550
Maret 409.808.150 3.515.750 21.224.000 25.125.200 410.193.600
April 546.084.150 4.678.250 30.146.150 36.889.200 548.148.950
Mei 528.833.950 4.400.500 31.157.300 29.041.300 522.317.450
Juni 535.090.350 4.499.500 23.517.350 27.193.450 534.266.950
Juli 614.777.500 5.192.000 32.293.100 29.943.000 607.235.400
Agustus 653.497.206 4.995.750 38.491.650 28.597.850 638.607.656
September 526.681.550 4.242.000 32.089.100 31.310.550 521.661.000
Oktober 662.880.100 5.001.000 35.564.700 34.274.900 656.589.300
Nopember 669.330.485 4.544.750 34.085.050 29.360.950 660.061.635
Desember 875.339.700 5.489.250 43.082.300 31.750.300 858.518.450
Total 2008 6.690.154.791 52.344.500 373.675.000 357.958.100 6.622.093.391
2009 Januari 658.480.550 5.308.750 38.147.000 32.867.450 647.892.250
Februari 736.150.250 5.256.500 35.260.500 26.041.750 721.675.000
Maret 818.029.000 5.781.750 44.007.500 27.341.300 795.581.050
April 681.701.500 5.238.250 29.926.950 29.355.900 675.892.200
Mei 723.651.250 4.999.500 34.798.300 39.143.400 722.996.850
Juni 796.928.250 5.466.700 32.835.800 30.958.400 789.584.150
Juli 808.378.700 5.712.750 41.785.100 32.370.900 793.251.750
Agustus 842.991.950 6.121.000 42.186.400 37.923.400 832.607.950
Total 2009 6.066.311.450 43.885.200 298.947.550 256.002.500 5.979.481.200
Total 2008-2009 12.756.466.241 96.229.700 672.622.550 613.960.600 12.601.574.591
Tabel 20
Setoran Pendapatan Obat Apotik Askes RSUD Kanjuruhan Tahun 2008-2009
Jumlah
Tgl
Bulan pengajuan klaim Jumlah Jumlah Uang Setoran ke BP
Tahun pengajuan
klaim obat RJ dan RI Resep /R (Rp) (Rp)
Klaim
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (4)-(6)
2008 Januari 10/03/2008 65.881.681 5.572 1.114.400 64.767.281
Februari 04/04/2008 45.709.509 4.647 929.400 44.780.109
Maret 29/04/2008 53.191.127 4.441 888.200 52.302.927
April 16/09/2008 49.257.320 5.324 1.064.800 48.192.520
Mei 16/09/2008 44.742.633 4.696 939.200 43.803.433
Juni 20/08/2008 53.687.122 5.030 1.006.000 52.681.122
Juli 20/08/2008 58.388.756 5.591 1.118.200 57.270.556
Agustus 13/09/2008 74.867.316 5.714 1.142.800 73.724.516
September 20/10/2008 49.701.069 3.864 772.800 48.928.269
Oktober 20/10/2008 62.351.026 5.914 1.182.800 61.168.226
Nopember 05/01/2009 73.423.163 5.482 1.096.400 72.326.763
Desember 06/02/2009 71.579.094 5.877 1.175.400 70.403.694
Total 2008 702.779.816 62.152 12.430.400 690.349.416
2009 Januari 20/03/2009 68.698.239 5.761 1.152.200 67.546.039
Februari 30/04/2009 84.692.982 5.811 1.162.200 83.530.782
Maret 23/06/2009 95.794.742 6.643 1.328.600 94.466.142
April 30/07/2009 87.511.696 6.652 1.330.400 86.181.296
Mei 27/08/2009 38.646.039 3.429 685.800 37.960.239
Juni 03/09/2009 50.016.447 - - 50.016.447
Juli blm klaim - - - -
Agustus blm klaim - - - -
Total 2009 425.360.145 28.296 5.659.200 419.700.945
Total 2008 & 2009 1.128.139.961 90.448 18.089.600 1.110.050.361
1) Pasal 20 ayat (2) Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah dianggarkan secara bruto dalam APBD;
2) Pasal 122 ayat (3) bahwa penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk
membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan;
d. Peraturan Bupati Malang Nomor 32 Tahun 2005 tanggal 9 Mei 2005 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit Daerah. Pada pasal 6 ayat (3)
disebutkan bahwa Pembayaran yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan dari
masyarakat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain
merupakan pendapatan operasional Rumah Sakit;
e. Kebijakan Direktur Rumah Sakit Daerah Kabupaten Malang Nomor
445/505/421.402/2006 tanggal 29 April 2006 tentang Pendapatan dan Belanja
Operasional, disebutkan bahwa :
1) Semua pendapatan/penerimaan bruto harus masuk/disetor ke rekening
pendapatan rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2) Pendapatan dari pelayanan Farmasi
Pendapatan Farmasi diperoleh dari pelayanan perbekalan Farmasi yang dijual
untuk kepentingan terapi pasien, disetor bruto pada rekening rumah sakit sesuai
dengan hasil pendapatan/penjualan yang diterima.
Tanggal
No Nama Pemohon Proses SK Retribusi
Masuk ke Asisten II
A Izin Mendirikan Banguna di atas Perairan Umum
Tahun 2008
1 Irwan Soetikno 23/09/2008 180.000,00
Jumlah 900.000,00
Tahun 2009
1 Candra Wahyudi 24/06/2009 288.000,00
Jumlah 3.915.000,00
Jumlah potensi retribusi dari Izin Mendirikan Banguna di atas Perairan Umum 4.815.000,00
B. Izin Perubahan Status Tanah dari Tanah Basah menjadi Tanah Kering
Tahun 2008
1 Dasi 08/07/2008 651.428,64
2 Puji Hari Wahyudi 15/07/2008 1.543.777,72
3 Diana Yulianti Gunawan 15/07/2008 464.851,80
4 Irwan Soetikno 25/09/2008 3.630.000,00
5 Soegianto 30/10/2008 27.764.900,00
Jumlah 34.054.958,16
Tahun 2009
1 Candra Wahyudi 24/07/2009 4.308.500,00
6 Mochamad Zunaiydi, Untuk Dan Atas Nama Pt. Ciomas Adisatwa 09/09/2009 296.000,00
Jumlah 44.655.737,76
Jumlah potensi retribusi dari Izin Perubahan Status Tanah dari Tanah Basah menjadi Tanah Kering 78.710.695,92
Lampiran 2
C. Izin Pemakaian Tanah Sempadan Sungai atau Saluran Dan Tanah-Tanah Yang Dikelola Dinas Pengairan
Tanggal
No Nama Pemohon Proses SK Retribusi
Masuk ke Asisten II
Tahun 2008
1 Riamin 25/11/2008 50.050,00
2 Qisbullah 25/11/2008 46.200,00
3 Iin Andriani Gunawan 25/11/2008 52.800,00
4 Misbachul Munir 25/11/2008 151.800,00
5 Sunariyah 25/11/2008 64.020,00
6 Khanafi 25/11/2008 46.475,00
7 Mahmudah 25/11/2008 42.768,00
8 Akmal 25/11/2008 46.200,00
Jumlah 500.313,00
Tahun 2009
1 Fadelan Cs. 24/07/2009 7.140.000,00
Pemecahan menjadi 63 Pemohon
Jumlah 7.140.000,00
Jumlah potensi retribusi dari Izin Pemakaian Tanah Sempadan Sungai atau Saluran Dan Tanah-
Tanah Yang Dikelola Dinas Pengairan 7.640.313,00
Bulan
Tgl Pembayaran Penerimaan Retribusi Jml Pembayaran (PDAM) Setor ke Kasda Selisih
Pemakaian
Januari 18 April 2008 65.438.440 44.911.680 44.911.680 (20.526.760)
Februari 12 Maret 2008 78.051.700 78.051.700 78.051.690 (10)
Maret 27 Juni 2008 69.567.090 69.567.090 65.067.090 (4.500.000)
April 16 Juli 2008 64.993.315 64.993.315 60.500.000 (4.493.315)
Mei 6 Agustus 2009 65.629.560 65.629.560 65.629.560 0
Juni 19 September 2008 68.256.700 68.256.700 68.256.700 0
Juli 19 September 2008 62.791.070 62.791.070 62.791.070 0
Agustus 29 Oktober 2008 83.945.100 83.945.100 83.945.100 0
September 29 Oktober 2008 89.419.515 89.419.515 89.419.515 0
Oktober 10 Desember 2008 86.924.895 86.924.895 86.924.895 0
November 22 Desember 2008 94.450.935 94.450.935 94.450.935 0
Desember 22 Desember 2008 90.600.685 90.600.685 90.600.685 0
Jumlah 920.069.005 899.542.245 890.548.920 (29.520.085)
Lampiran 4
PENJUALAN TIKET VERSI AUDIT DAN PENJUALAN TIKET VERSI WENDIT TAHUN 2009 (s.d 5 Oktober)
SELISIH PENGENAAN SEWA DAN SEWA BERDASARKAN TARIF PERDA STADION KANJURUAN TAHUN 2009
PENERIMAAN SEWA DAN SEWA LAMPU tahun 2009 YANG BELUM DIBAYAR
Tanggal Sewa Penyelenggara Acara Waktu Sewa By. Lampu Pemby (15 Okt 09) Yg Blm Terbayar
1 2 3 4 5 6 7 8=5+6-7
2 Feb 2009 Panpel Arema Arema Vs Persik 19.00 1.000.000 1.000.000
14 Feb 2009 Winner Promo Organizer LA. Cool Break (luar) 19.00 0
21 Feb 2009 Gproduction Bondan Prakoso (luar) 19.00 0
24 Feb 2009 Panpel Arema Arema Vs Persela 15.30 2.000.000 2.000.000
7 Maret 2009 Panpel Arema Arema Vs Persiwa 19.00 1.000.000 1.000.000
14 Maret 2009 Panpel Arema Arema Vs Persela 19.00 1.000.000 1.000.000
19 April 2009 Disnakertrans Jalan Sehat K-3 (luar) 07.00 500.000 500.000
24 April 2009 Panpel Arema Arema Vs Persijab 15.00 2.000.000 300.000 1.700.000
26 April 2009 Panpel Arema Arema Vs Persija 19.00 1.000.000 1.000.000
29 April 2009 Persija Vs PSM 19.00 2.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000
9 Mei 2009 Panpel Arema Arema Vs Persib 19.00 1.000.000 1.000.000
17 Mei 2009 Panpel Arema Arema Vs Persitara 19.00 1.000.000 1.000.000
23 Mei 2009 Persikabo Vs Pesiba 15.30 2.000.000 2.000.000 0
31 Mei 2009 Drag Bike (luar) 19.00 0
2 Juni 2009 Panpel Arema PSMS Vs Sriwijaya 15.00 1.000.000 1.000.000
30 Sept 2009 Panpel Arema Arema Vs Persid 15.00 2.000.000 1.250.000 750.000
7 Oktober 2009 Panpel Arema Arema Vs Deltras 15.00 2.000.000 1.250.000 750.000
11 Oktober 2009 Panpel Arema Arema Vs Persija 15.00 2.000.000 2.000.000 0
14.500.000 8.000.000 8.800.000 13.700.000