REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 11/R/XVIII.JATIM/02/2011
Tanggal : 08 Februari 2011
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Halaman
Resume Hasil Pemeriksaan..................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................ iii
Daftar Tabel................................................................................................................... v
Daftar Lampiran........................................................................................................... vi
Hasil Pemeriksaan…………………………………………...….....…….……..….... 1
Bab I Gambaran Umum………………………………..…….………...……..…..... 1
1. Dasar Pemeriksaan…………………………………………………………......
1.1 1
2. Standar Pemeriksaan………………………………….……...……….……......
1.2 1
3. Tujuan Pemeriksaan…………………………………………………………....
1.3 1
1.4
4. Entitas Yang Diperiksa...................................................................................... 1
1.5
5. Lingkup Pemeriksaan........................................................................................... 1
6. Sasaran Pemeriksaan…………………………………………..…..………........
1.6 1
7. Metodologi Pemeriksaan……………………………………..……….…….....
1.7 1
8. Jangka Waktu Pemeriksaan…………………………………...…………….......
1.8 2
9. Batasan Pemeriksaan…………………………………...…………….................
1.9 2
10. Obyek Pemeriksaan……………………………………………..……………....
1.10 3
1.11
11. Kriteria Pemeriksaan............................................................................................ 3
Bab II Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern………………………........ 4
2.1 Lingkungan Pengendalian............................................................................ 4
2.2 Penaksiran Resiko........................................................................................ 5
2.3 Aktivitas Pengendalian.................................................................................... 5
2.4 Informasi dan Komunikasi............................................................................. 6
2.5 Pemantauan..................................................................................................... 6
Bab III Hasil Pemantauan Tindak Lanjut…………………………...…………...... 9
Bab IV Hasil Pemeriksaan...................................................................................... 11
4.1
12. Pemahalan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Lampu Stadion Letjen. H.
Sudirman Bojonegoro Tahap II TA 2010 Sebesar Rp723.194.752,24.............. 11
2
4.2
13. Spesifikasi Paving Yang Telah Diterima Sebanyak 28.932,73 m Tidak Sesuai
dengan kontrak sebesar Rp790.025.367,92...................................................... 14
4.3
1. Kebijakan Pengadaan Paving Sebesar Rp41.900.000.000,00 Tidak Didukung
Studi Kelayakan dan Belum Sepenuhnya Efektif................................................ 18
4.4
14. Ganti Rugi Tanah, Tanaman, Dan Bangunan Dalam Rangka Pengadaan
Tanah Perumahan Untuk Pengungsi Belum Sepenuhnya Diterima Oleh Yang
Lampiran
Halaman
4.3.1 Rincian Realisasi Fisik Pengadaaan Paving................................................ 19
4.4.1 Rincian 6 (Enam) Bidang Tanah............................................................... 21
4.4.2 Pembayaran Ganti Rugi Tanah....................................................................... 23
4.5.1 Rincian Pengembalian ke Kas Daerah........................................................ 28
4.6.1 Kekurangan Pembesian Jembatan Ngablak................................................. 30
4.6.2 Kekurangan Pembesian Jembatan Kacangan.................................................. 30
4.7.1 Rincian Denda Keterlambatan Pengadaaan Paving......................................... 32
4.7.2 Perhitungan Keterlambatan............................................................................. 33
1) Reviu
Reviu dilakukan terhadap kebijakan yang tertuang dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan dan prosedur yang teridentifikasi kelemahannya dan dapat
menghambat pencapaian tujuan entitas dalam pelaksanaan anggaran belanja daerah.
Reviu kebijakan mencakup struktur kebijakan dengan melakukan analisis dan
wawancara dengan pihak terkait untuk memperoleh pemahaman yang memadai,
kelemahan dan dampak kuantitatif atas kebijakan dimaksud.
2) Pengujian (Eksaminasi)
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengujian, antara lain
analisis data, wawancara, inspeksi dan observasi, konfirmasi, pengujian fisik, dan
teknik pengujian lainnya yang diperlukan dengan tujuan untuk:
(1)) Mengembangkan hasil pengujian dan menilai apakah pelaksanaan anggaran
belanja daerah pada entitas yang diperiksa telah sesuai dengan kriteria atau
tidak;
(2)) Mengumpulkan hasil pengujian dan membandingkannya dengan tujuan
pemeriksaan; dan
(3)) Memanfaatkan hasil pengujian untuk mendukung rekomendasi dan kesimpulan
pemeriksaan.
3) Uji Petik (Sampel Pemeriksaan)
Pemeriksaan dilakukan secara uji petik (sampling) atas pelaksanaan anggaran
belanja daerah dengan memperhatikan aspek-aspek risiko yang teridentifikasi.
4) Pendekatan Risiko
Pendekatan risiko yang dilakukan dalam pemeriksaan ini didasarkan pada
pemahaman dan pengujian atas efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI)
mengenai pengelolaan belanja modal pada SKPD yang diperiksa. Hasil pemahaman
dan pengujian SPI tersebut akan menentukan tingkat keandalan SPI dan kepatuhan
ketentuan yang berlaku.
5) Penggunaan Alat Bantu Pemeriksaan dan Jasa Konsultan
Untuk pengujian atas belanja modal yang bersifat fisik pekerjaan (infrastruktur),
menggunakan alat bantu dengan tujuan agar mengetahui kuantitas dan kualitas dari
pekerjaan fisik tersebut. Pengujian dengan alat bantu ini, antara lain: coredrill untuk
pengujian tebal lapis perkerasan aspal dan alat uji tekan paving untuk pengujian
kuat tekan paving. Selain itu dibutuhkan pula alat uji laboratorium untuk menilai
kualitas dan kuantitas pekerjaan yang tidak bisa langsung dilakukan pengukurannya
di lapangan. Pengujian laboratorium yang dimaksud misalnya adalah uji ekstraksi
dan gradasi campuran perkerasan aspal. Pelaksanaan pengujian tersebut
menggunakan jasa konsultan yang berkompeten sehingga diperoleh hasil pengujian
yang optimal.
pemeriksaan, baik dari manajemen maupun pihak-pihak yang terkait dengan sasaran
pemeriksaan. Oleh karena itu, BPK RI tidak bertanggung jawab terhadap salah
interpretasi dan kemungkinan pengaruh yang ditimbulkan akibat data dan informasi yang
tidak diberikan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja oleh manajemen.
2.5. Pemantauan
Pemantauan adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian
intern sepanjang masa. Pada satuan kerja pengguna anggaran, fungsi ini dilakukan secara
berjenjang. Kepala Satuan Kerja melakukan review terhadap hasil kerja bawahannya.
Kepala Daerah terkadang melakukan supervisi langsung atas pekerjaan-pekerjaan harian
yang dilaksanakan oleh para Kepala Satuan Kerja.
karena belum didukung studi kelayakan. Kebijakan pengadaan paving yang nilai dan
jumlahnya cukup besar tanpa mempertimbangkan kemampuan penyedia barang dan
pemenuhan kuantitas dan kualitas barang yang disediakan oleh penyedia barang
tidak sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dalam kontrak sehingga
mengakibatkan berkurangnya umur teknis, pemenuhan kuantitas yang tidak tepat
pada waktunya;
(4) Penilaian atas risiko yang melekat karena adanya kelemahan kualitas pegawai yang
dimiliki, atas Pengadaan Tanah untuk Kegiatan Pembangunan Penampungan
Pengungsi di Desa Sumberejo yang dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah kurang
berfungsi dengan baik. Hal ini, dilihat dari Kuasa Pengguna Anggaran dan PPTK
yang lemah dalam hal melakukan pembayaran ganti rugi tanah, tanaman dan
bangunan. Pembayaran dilakukan oleh pihak yang tidak berhak/berwenang sehingga
jumlah uang ganti rugi tidak secara utuh diterima oleh warga yang berhak dengan
tepat waktu.
2.5.1. Pemantauan
Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa Kepala Satuan Kerja kurang melakukan
pemantauan terhadap kegiatan pengadaan barang dan jasa, antara lain di Dinas Pengairan,
Dinas Pekerjaan Umum dan Sekretariat Daerah. Hal ini, diketahui dari adanya
ketidaksesuaian pelaksanaan pembangunan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
yang tidak diketahui oleh Kepala Satuan Kerja. Disamping itu, pemantauan yang
dilakukan oleh KPA Pengadaan Tanah untuk Kegiatan Pembangunan Penampungan
Pengungsi di Desa Sumberejo kurang berjalan dengan baik. Hal ini, dilihat dari Kuasa
Pengguna Anggaran tidak memantau pelaksanaan pembayaran ganti rugi tanah, tanaman
dan bangunan yang seharusnya dilakukan oleh PPTK pada kenyataannya dilakukan oleh
pihak yang tidak berhak/berwenang sehingga jumlah uang ganti rugi tidak secara utuh
diterima oleh warga yang berhak.
2) Tahap Pelaksanaan
Berdasarkan berkas penawaran PT. EE yang selanjutnya menjadi bagian tidak
terpisahkan dari kontrak adalah bukti dukungan pemasok lampu sorot merek Philips
MVF403 dari CV SK yang beralamat di Surabaya dan sama halnya dengan PT. RL,
diketahui keduanya merupakan distributor resmi lampu merek Philips di wilayah
Jawa Timur.
Hasil konfirmasi kepada CV. SK diperoleh informasi harga jual resmi yang telah
dilakukan CV. SK untuk memenuhi kebutuhan lampu sorot di Stadion Letjen
H. Sudirman Bojonegoro berikut diskon harga yang telah diberikan, yaitu 45% per
unit lampu sorot. Hasil analisa Pemeriksa berdasarkan informasi tersebut dan juga
Pemeriksa secara konsisten menerapkan pola analisa perhitungan yang sama seperti
yang telah disampaikan secara tertulis oleh Komisaris PT. EE selaku rekanan
pelaksana pekerjaan, diperoleh harga lampu sorot per set adalah hanya sebesar
Rp24.409.330,00 sudah termasuk PPN dan memperhitungkan keuntungan rekanan
10%, ongkos kirim dan pasang. Dengan menggunakan harga lampu sorot sebesar
Rp24.409.330,00 per set tersebut, maka item pekerjaan pengadaan dan pemasangan
lampu sorot 2.000 Watt/380 Volt merek Philips MVF403 sebanyak 128 set hanya
sebesar Rp3.124.394.240,00.
Terhadap permasalahan tersebut rekanan telah mengembalikan ke kas daerah
sebesar Rp600.000.000,00 dengan STS nomor: 0006/STS/1.03.1.1/2011 pada tanggal
01 Februari 2011, sehingga masih terdapat indikasi kerugian daerah sebesar
Rp123.194.752,24.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pada:
1) Pasal 4 ayat 1 yang menyatakan Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan,efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat
untuk masyarakat;
2) Pasal 59 ayat 2 yang menyatakan Komisi, rabat, potongan atau penerimaan lain
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara
langsung sebagai akibat dari penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau
pengadaan barang dan jasa. termasuk penerimaan bunga, jasa giro atau penerimaan
lain sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta penerimaan dari
hasil pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah.
2) Konsultan Perencana (CV. DR) dan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa (PPBJ) tidak
cermat dalam menyusun EE dan HPS dan terindikasi adanya upaya pemahalan harga.
4.2. Spesifikasi Paving Yang Telah Diterima Sebanyak 28.932,73 m2 Tidak Sesuai
Dengan Kontrak sebesar Rp790.025.367,92
Dari hasil pemeriksaan tersebut di atas, jumlah paving yang tidak sesuai
spesifikasi dalam kontrak adalah sebanyak 28.932,73 m2 (8.366 m2 + 3.868,59 m2 +
498,14 m2 + 4.528,72 m2 + 11.671,06 m2) senilai Rp790.025.367,92.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:
1) Spesifikasi dalam kontrak dan dokumen penawaran dari rekanan pelaksana yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari kontrak, angka 1. Paving Stone, antara lain
menyatakan bahwa paving stone yang diperjanjikan adalah paving stone abu-abu
dengan mutu beton K-300 ukuran 10,5x21x8 cm;
2) Surat pernyataan dukungan dari pabrikan paving stone, huruf a., antara lain
menegaskan bahwa paving stone yang disediakan oleh pabrikan adalah 100% benar-
benar memiliki kuat tekan mutu beton K-300.
(2) Nilai barang dibawah standar minimal K.280 dinilai proporsional Kx dibagi
K.300 dikalikan harga penawaran; dan
3) Pada prinsipnya sangat setuju dan akan mematuhi serta melaksanakan hasil temuan
BPK RI. Untuk pembayaran pengembalian akan diperhitungkan pada saat
pembayaran termyn.
Salah satu tahapan penting dalam proses pembangunan jalan adalah studi
kelayakan. Semua aspek ditinjau untuk memastikan bahwa proses pembangunan jalan
dapat dilanjutkan atau tidak. Studi kelayakan tersebut merupakan salah satu rangkaian
dari beberapa tahapan pembangunan proyek. Ada tiga komponen utama studi kelayakan
yaitu; analisis kebutuhan, kelayakan teknis, dan kelayakan finansial dan ekonomi. Studi
kelayakan diperlukan karena alasan berikut:
a. Biaya, proyek jalan merupakan proyek yang memerlukan biaya sangat besar,
sehingga perlu dipastikan bahwa dana yang digunakan akan memberikan hasil yang
optimal;
b. Prioritas, keterbatasan keuangan yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta
menyebabkan pentingnya memberikan skala prioritas untuk setiap penggunaan dana
pembangunan;
c. Dampak, jalan merupakan infrastruktur publik yang memberikan pengaruh sangat
besar, baik positif maupun negatif terhadap kawasan di sekitarnya;
d. Ekonomis, pembangunan jalan tidak terlepas dari aspek ekonomis, apakah investasi
yang ditanamkan akan mendapatkan pengembalian (return) yang diharapkan.
paving dan kanstin per 20 Desember 2010 adalah sejumlah 361.428,71 m2 atau
60,96% dari keseluruhan kebutuhan pengadaan sejumlah 592.935,90 m2.
Rincian realisasi fisik pengadaan paving sesuai paket-paket pengadaan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3.1 Rincian Realisasi Fisik Pengadaaan Paving
Jumlah Prosentase
Realisasi per
Paket Pelaksana Pengadaan Realisasi
2 20 Desember 2010
(m ) Fisik
Timur I PT. SACS 117.898,58 58.382,21 49,52
Timur II CV. MS 117.897,98 51.335,06 43,54
Barat I PT. PK 117.738,81 47.842,37 40,63
Barat II CV. JS 118.490,34 82.967,35 70,02
Barat III PT. LC 120.910,20 120.901,72 99,99
JUMLAH 592.935,90 361.428,71 60,96
Dengan perkembangan realisasi fisik pengadaan yang ada, atas sisa hari
pengadaan yang tinggal 5-7 hari, maka muncul potensi keterlambatan
penyelesaian pengadaan. Semestinya pengadaan paving dapat dilakukan melalui
paket-paket yang lebih kecil, misalnya paket per kecamatan. Dengan paket per
kecamatan, bisa dibuat HPS per kecamatan sehingga lebih realistis, dapat
mengurangi resiko dan lebih banyak penyedia jasa yang bisa ikut berperan.
(2) Dalam penentuan HPS pada setiap paketnya ditentukan dari hasil survey pada
2 pabrikan dari luar daerah dan 1 pabrikan dalam daerah sehingga didapat
harga terendah+ongkos kirim+keuntungan pelaksana. Harga paving ditentukan
dengan jauh dekatnya jarak dengan Kota Bojonegoro. Untuk jarak yang terjauh
ditentukan Rp55.400,00 dan jarak terdekat Rp54.475,00, namun harga tersebut
diberlakukan sama pada paket pekerjaan tersebut tanpa memperhatikan jarak
kecamatan dan desa-desa tujuan yang semakin menjauh dari Kota Bojonegoro.
Misalnya HPS untuk paket Wilayah Timur I dan Barat I dengan tujuan
Kecamatan Sekar dan Kecamatan Margomulyo yang merupakan wilayah yang
relatif susah dijangkau karena jarak dan topografi, di dalam HPS diberlakukan
harga yang sama dengan Kecamatan Sumberrejo yang jarak dan topografinya
lebih dekat dan lebih mudah dijangkau. Ketidaksesuaian HPS dengan kondisi
sebenarnya dapat ditunjukkan pada harga penawaran pelaksana pengadaan per
m2 yang jauh lebih besar dari HPS untuk paket Wilayah Barat I yang notabene
merupakan lokasi yang terjauh dari Kota Bojonegoro;
2) Tahap Pelaksanaan
(1) Pelaksanaan distribusi paving di lapangan masih kurang dalam hal
pengendaliannya. Hal tersebut terbukti bahwa distribusi paving di lapangan
tidak ditata dengan baik, sehingga paving hanya ditumpahkan begitu saja di
lokasi distribusi. Menurut laporan Kepala Desa Klampok, untuk pengiriman di
Desa Klampok Kecamatan Kapas terdapat ±100 buah paving yang pecah;
(2) Selain kebutuhan paving dari Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan
Perdesaan berupa Pengadaan Paving, permintaan paving juga berasal dari
kegiatan-kegiatan pekerjaan lainnya seperti Kegiatan Pembangunan
Infrastruktur Jalan dan Jembatan, PNPM, JASMAS. Dari berbagai macam
kegiatan tersebut dilaksanakan pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga
diperlukan perencanaan kebutuhan yang cermat dan identifikasi penyedia
Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya Pasal 3
yang menegaskan bahwa pengadaan barang/ jasa wajib menerapkan prinsi-prinsip:
1) Ayat (1) efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;
2) Ayat (2) efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang
telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai
dengan sasaran yang ditetapkan.
4.4. Ganti Rugi Tanah, Tanaman, Dan Bangunan Dalam Rangka Pengadaan Tanah
Perumahan Untuk Pengungsi Belum Sepenuhnya Diterima Oleh Yang Berhak
Sebesar Rp265.136.000,00 Dengan Tepat Waktu
(1) Dokumen Pelepasan Hak dan/ atau Menyerahkan Tanah Untuk Pembangunan
Perumahan Pengungsi Kabupaten Bojonegoro;
(2) Surat Kuasa Pelepasan Hak;
(3) Lampiran Pelepasan Hak berupa Daftar Nama-Nama Pemegang Hak Yang
Menerima Ganti Rugi Tanah. Tanaman Dan Bangunan Dalam Rangka
Pengadaan Tanah Perumahan Untuk Pengungsi Kabupaten Bojonegoro
(4) Kuitansi tanda terima pembayaran ganti rugi tanah :
(1)) Kuitansi No.0003/KK/1.20.3.7/2010
(2)) Kuitansi No.0004/KK/1.20.3.7/2010
(3)) Kuitansi No.0005/KK/1.20.3.7/2010
(4)) Kuitansi No.0006/KK/1.20.3.7/2010
(5)) Kuitansi No.0007/KK/1.20.3.7/2010
(6)) Kuitansi No.0008/KK/1.20.3.7/2010
Pada saat diserahkan kepada Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk. formulir/berkas
pengadaan tanah masih dalam kondisi belum ditandangani oleh pihak-pihak terkait.
(6) Pada pemilik bidang tanah a.n Suwiti diterima oleh Sarbini. Sarbini merupakan
cucu dari ibu Suwiti. Pembayaran dilakukan Carik Desa Sumberrejo Kec.
Trucuk secara tunai sebesar Rp328.690.800,00 kepada Sarbini. Pembayaran
dilakukan di rumah Sarbini di Desa Selobagus Kec.Parengan Tuban.
3) Hasil konfirmasi atas kebenaran berkas pengadaan dengan pihak penerima Ganti
Rugi Tanah. Tanaman Dan Bangunan Dalam Rangka Pengadaan Tanah Perumahan
Untuk Pengungsi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa tidak semua berkas
pengadaan adalah benar. diantaranya kebenaran kuitansi penerimaan yaitu
pada kuitansi No.0005/KK/1.20.3.7/2010 tanggal 29 November 2010 dan Nomor
0003/KK/1.20.3.7/2010 tanggal 29 November 2010.
Atas adanya hal di atas dapat disimpulkan bahwa Ganti Rugi Tanah. Tanaman Dan
Bangunan Dalam Rangka Pengadaan Tanah Perumahan Untuk Pengungsi Kabupaten
Bojonegoro tidak dilakukan oleh pihak yang berhak melakukan pembayaran dan
belum seluruhnya diberikan kepada warga yang menjual tanahnya senilai
Rp265.136.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.4.2 Pembayaran Ganti Rugi Tanah
Ganti Rugi
Nama Jumlah Ganti Nama
No. Jumlah Ganti Ganti Rugi Kedudukan Ganti Rugi Yang Tidak
Pemilik Luas Rugi (Rp) Penerima
No. Identifikasi Rugi Tanah Tanaman Penerima yang Diterima Diterima (Rp)
Bidang Tanah yang Ganti
Tanah (Rp) (Rp) Ganti Rugi (Rp) per Tgl.
Tanah Seharusnya Rugi
22-Des-2010
Cucu Ibu
1 Suwiti SHM No.24 3.560 Sarbini Suwiti (Ahli -
320.400.000,00 8.290.800,00 328.690.800,00 328.690.800,00
Waris)
Ayah dari Aji
Aji Hakim
2 SHM No,27 1.490 Moch, Ali Hakim
Pangarepan 59.600.000,00 37.865.000,00 97.465.000,00 59.600.000,00 37.865.000,00
Pangarepan
SHM Ahli waris dari ,
3 Sumantri 1265 Chanifah
No,144 50.600.000,00 12.750.000,00 63.350.000,00 Sumantri 45.000.000,00 18.350.000,00
No,C,215/31
5 Masroah Cs 1.262 Masroah Pemilik Tanah 50.000.000,00
/DII 45.432.000,00 48.300.000,00 93.732.000,00 43.732.000,00
Pembeli tanah
M, Yumi No,C,155/31 Bpk,Mustakim
6 1.258 Suwito
Alam Cs /DII 45.288.000,00 79.900,000.00 125.188.000,00 dgn a,n Yumi 50.000.000,00 75.188.000,00
A
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.17 Tahun 2007 Pengelolaan Barang Daerah, bagian IV angka 4 tentang Pengadaan
Tanah no.5 yang menegaskan bahwa pembayaran ganti rugi dalam rangka pembebasan
tanah harus dilaksanakan secara langsung oleh instansi yang bersangkutan kepada
pemegang Hak Atas Tanah/Pemilik Bangunan/Tanam Tumbuh. Panitia tidak
diperkenankan sebagai juru bayar, dan pembayarannya tidak diperbolehkan melalui
Kuasa atau Perantara.
Rp597.872.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
09 Juni 2010 sampai dengan 06 Oktober 2010. Pekerjaan ini telah diserah
terimakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/181/PJ/412.34/2010 tanggal 04 Oktober 2010. Dinas Pekerjaan Umum
telah melakukan pembayaran I sesuai SP2D Nomor 1369/LS-BJ/2010 tanggal
02 November 2010 sebesar Rp543.520.000,00 dan pembayaran II sesuai SP2D
Nomor 1370/LS-BJ/2010 tanggal 02 November 2010 sebesar Rp54.352.000,00.
Berdasarkan pemeriksaan fisik tanggal 30 November 2010 diketahui terdapat
pekerjaan yang belum sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi teknis sebesar
Rp4.769.044,00.
(8) Pekerjaan Pembangunan Jalan Ngumpakdalem – Ngujo II Kecamatan Dander
dengan Pelaksana CV. IJ. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/166/PJ.BP/412.34/2010 tanggal 17 September 2010 sebesar
Rp702.702.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
17 September 2010 sampai 15 Desember 2010. Pekerjaan ini telah diserah
terimakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/403/PJ.BP/412.34/2010 tanggal 09 Desember 2010. Sampai dengan
pemeriksaan berakhir Dinas Pekerjaan Umum belum melakukan
pembayaran untuk pekerjaan ini. Berdasarkan pemeriksaan fisik tanggal
26 November 2010 diketahui terdapat pekerjaan yang belum sepenuhnya sesuai
dengan spesifikasi teknis sebesar Rp5.629.979,00.
(9) Pekerjaan Pembangunan Jalan Balen – Sugih Waras II Kecamatan Sugihwaras
dengan Pelaksana CV. BRH. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/089/PJ/412.34/2010 tanggal 10 Juni 2010 sebesar
Rp904.180.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
10 Juni 2010 sampai 07 Oktober 2010. Pekerjaan ini telah diserah terimakan
sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/175/PJ/412.34/2010 tanggal 04 September 2010. Dinas Pekerjaan Umum
telah melakukan pembayaran I sesuai SP2D Nomor 424/LS-BJ/2010 tanggal
30 Juni 2010 sebesar Rp271.254.000,00 dan pembayaran II sesuai SP2D
Nomor 878/LS-BJ/2010 tanggal 06 September 2010 sebesar Rp316.463.000,00
dan pembayaran yang ke III sesuai dengan SP2D Nomor 1159/LS-BJ/2010
tanggal 15 Oktober 2010 sebesar Rp316.463.000,00. Berdasarkan pemeriksaan
fisik tanggal 30 November 2010 diketahui terdapat pekerjaan yang belum
sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi teknis sebesar Rp11.622.760,00.
2) Kualitas bahan belum sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi.
Didalam beberapa pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan berkala, semestinya
digunakan bahan paving K-300. Namun demikian dari hasil pengujian sample yang
diambil Tim BPK menunjukan banyak paving yang tidak memenuhi kualitas K-300
dengan rincian sebagai berikut:
(1) Pemeliharaan Jalan Berkala Pada Ruas Jalan Mastrip
Tahun Anggaran (TA) 2010, Dinas Pekerjaan Umum menganggarkan
kegiatan Pemeliharaaan Jalan Mastrip sebesar Rp348.480.000,00.
Pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh CV. AS dengan kontrak Nomor:
622/335/RPJ.BP/412.34/2010 tanggal 23 September 2010 dengan nilai kontrak
sebesar Rp339.901.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama
4.6. Pemakaian Bahan Pembesian Dalam Pekerjaan Jembatan Ngablak Dan Kacangan
Belum Sepenuhnya Sesuai Spesifikasi Sebesar Rp32.284.118,55
4.7. Pekerjaan pengadaan paving dan pembangunan jalan dan jembatan pada dinas
pekerjaan umum mengalami keterlambatan dan belum dikenakan denda minimal
sebesar Rp562.989.504,00
1) Pengadaan paving
Kegiataan belanja barang dan jasa di Dinas Pekerjaan Umum di antarannya
digunakan untuk melaksanakan 5 (lima) paket pekerjaan pengadaan paving, hasil
pemeriksaan fisik dan dokumen pendukungnya diketahui bahwa 3 (tiga) dari
pekerjaan tersebut belum selesai 100% yang melampaui jangka waktu yang
ditetapkan didalam kontrak. Atas keterlambatan ini rekanan dikenakan denda
keterlambatan minimal sebesar Rp500.281.356,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.7.1 Rincian Denda Keterlambatan Pengadaaan Paving
Tanggal
Penyelesaian
Jumlah Hari Denda
Paket Pelaksana Nilai Kontrak (Rp) Pengadaan
Keterlambatan Keterlambatan
sesuai
Kontrak
Timur I PT. SACS 6.118.612.000,00 27-Des-10 29 177.439.748,00
Timur II CV. MS 6.666.902.000,00 25-Des-10 14 93.336.628,00
Barat I PT. PK 7.650.166.000,00 26-Des-10 30 229.504.980,00
JUMLAH 500.281.356,00
2) Pekerjaan Jalan
Kegiatan Pembangunan Jalan Sugihwaras - Kepuhkidul yang dilaksanakan oleh PT.
YAU sesuai Surat Perjanjian Kerja Konstruksi (Kontrak) Nomor
622/161/PJ/412.34/2010 tanggal 16 September 2010 dengan biaya kontrak sebesar
Rp1.073.078.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 120 hari kalender
(sejak SPMK tanggal 16 September 2010 sampai dengan 14 Desember 2010) dan
masa pemeliharaan selama 180 hari kalender sejak tanggal penyelesaian pekerjaan
(100%). Pembayaran uang muka kontrak sebesar Rp214.615.600,00 dilakukan pada
tanggal 14 Oktober 2010 sesuai SP2D Nomor 1142/LS-BJ/2010. Pengawasan atas
kegiatan tersebut dilaksanakan oleh CV Panorama.
Disamping itu, hasil konfirmasi secara tertulis dengan PPTK pada tanggal
20 Desember 2010 menunjukkan bahwa keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
tersebut disebabkan oleh intensitas cuaca hujan dan padatnya lalu lintas, Kemajuan
fisik sampai dengan tanggal 20 Desember 2010 sebesar 80%. Informasi dari Kuasa
Pengguna Anggaran, pekerjaan tersebut telah selesai dan dikenakan denda 13 hari
hari sebesar Rp13.950.014,00 dan telah dipotongkan dari termin terakhir
pembayaran.
3) Pekerjaan Jembatan
Kegiataan belanja modal di Dinas Pekerjaan Umum di antarannya digunakan untuk
melaksanakan 3 kegiatan pembangunan jembatan, Hasil Pemeriksaan Fisik dan
dokumen pendukungnya diketahui bahwa ketiga pembangunan jembatan tersebut
belum selesai 100% yang melampaui jangka waktu yang ditetapkan didalam kontrak.
Atas keterlambatan ini rekanan dikenakan denda keterlambatan minimal sebesar
Rp62.708.148,00 dengan rincian sebagai berikut:
(dalam rupiah)
Nama Obyek Jumlah Tingkat Penyelesaian
No.
Pemeriksaan
Temuan Nilai Saran Nilai TS Nilai TB Nilai BT Nilai
Lima paket pekerjaan pengadaan paving sebesar Rp35.139.674.500,00 pada Dinas PU Kabupaten
Bojonegoro TA.2010 adalah sebagai berikut :
1) Pekerjaan pengadaan paving wilayah timur I dengan pelaksana PT.SACS berdasarkan Kontrak
No. 622/340/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 September 2010 sebesar Rp6.118.612.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal 29 September
2010 s.d 27 Desember 2010. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% sesuai BAST I
No.050/235/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D
terakhir No.2570/LS-BJ/2010 tanggal 31 Desember 2010, namun diblokir atas permintaan Kuasa
Pengguna Anggaran kepada Bank Jatim sesuai surat No.050/572/PJPD/412.34/2010 tanggal 31
Desember 2010;
2) Pekerjaan pengadaan paving wilayah timur II dengan pelaksana CV.MS berdasarkan Kontrak
No. 622/324/PJPD/412.34/2010 tanggal 27 September 2010 sebesar Rp6.666.902.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal 27 September
2010 s.d 25 Desember 2010. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% sesuai BAST I
No.050/519/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D
terakhir No.2522/LS-BJ/2010 tanggal 31 Desember 2010, namun diblokir atas permintaan Kuasa
Pengguna Anggaran kepada Bank Jatim sesuai surat No.050/PJPD/412.34/2010 tanggal 31
Desember 2010;
3) Pekerjaan pengadaan paving wilayah barat I dengan pelaksana PT.PK berdasarkan Kontrak No.
622/322/PJPD/412.34/2010 tanggal 28 September 2010 sebesar Rp7.650.166.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal 28 September
2010 s.d 26 Desember 2010. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% sesuai BAST I
No.050/03/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D
terakhir No.2477/LS-BJ/2010 tanggal 30 Desember 2010, namun diblokir atas permintaan Kuasa
Pengguna Anggaran kepada Bank Jatim sesuai surat No.050/573/PJPD/412.34/2010 tanggal 31
Desember 2010;
4) Pekerjaan pengadaan paving wilayah barat II dengan pelaksana PT.JS berdasarkan Kontrak No.
622/326/PJPD/412.34/2010 tanggal 27 September 2010 sebesar Rp7.174.714.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal 27 September
2010 s.d 25 Desember 2010. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% sesuai BAST I
No.050/517/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D
terakhir No.2483/LS-BJ/2010 tanggal 29 Desember 2010;
5) Pekerjaan pengadaan paving wilayah barat III dengan pelaksana PT.LC berdasarkan Kontrak No.
622/325/PJPD/412.34/2010 tanggal 27 September 2010 sebesar Rp7.529.281.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal 27 September
2010 s.d 25 Desember 2010. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% sesuai BAST I
No.050/518/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D
terakhir No.2482/LS-BJ/2010 tanggal 30 Desember 2010.
Lampiran 5
Prosenta
Jumlah Volume
se Standar
Sample Paving
Pelaksan Sample Realisasi Harga Paving Harga Satuan
Jumlah dengan yang Nilai Kerugian
a <280 s.d 20 dalam Barang Jumlah Nilai
No. Sample Kuat Tidak per m2
Pengadaa terhadap Desember Penawaran Kabupaten Kerugian (Rp)
Paving Tekan Sesuai Paving (Rp)
n Keseluru 2010 (m2) (Rp) Bojonegoro
<280Kg/m Spesifika
han TA.2010 (Rp)
2 si (m2)
Sample
1 2 3 4 5 (4/3) 6 7 (5x6) 8 9 10 (8-9) 11 (10x7)
1. PT.SACS 89 19 21,35% 39.186,05 8.366,22 53.750,00 31.000,00 22.750,00 190.331.543,11
2. CV.MS 191 26 13,61% 28.424,64 3868,59 54.148,18 28.500,00 25.648,18 99.222.382,54
3. PT.PK 20 12 60,00% 830,23 498,14 62.346,48 30.500,00 31.846,48 15.863.941,85
4. CV.JS 238 23 9,66% 46.881,19 4.528,72 57.516,80 29.500,00 28.016,80 126.880.325,26
5. CV.LC 241 42 17,42% 66.998,02 11.671,06 59.150,80 28.500,00 30.650,80 357.727.175,17
Jumlah 182.320,13 28.932,73 790.025.367,92