Anda di halaman 1dari 47

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


ATAS
BELANJA DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
TAHUN ANGGARAN 2010
DI
BOJONEGORO

AUDITORAT KEUANGAN NEGARA V


PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

Nomor : 11/R/XVIII.JATIM/02/2011
Tanggal : 08 Februari 2011
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

RESUME HASIL PEMERIKSAAN

Berdasarkan ketentuan Pasal 23 E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 2 Ayat (2), Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
dan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Perwakilan Provinsi Jawa
Timur telah melakukan pemeriksaan atas Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010 pada
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro di Bojonegoro.
Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) Tahun 2007 yang ditetapkan dengan Peraturan BPK RI Nomor
01 Tahun 2007 tanggal 18 Januari 2007 dan Panduan Manajemen Pemeriksaan Tahun
2008 yang ditetapkan dengan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor : 1/K/I-
XIII.2/2/2008.
Pemeriksaan atas belanja daerah bertujuan untuk menilai apakah Sistem
Pengendalian Intern (SPI) Belanja Daerah telah memadai dan pengadaan barang dan/atau
penyedia jasa, pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan pembayaran atas belanja modal
Kabupaten Bojonegoro telah sesuai dengan ketentuan.
Adapun Belanja Daerah yang diperiksa adalah Belanja Modal. Anggaran Belanja
Modal Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp175.892.434.326,00 dan telah direalisasikan
sampai dengan bulan Nopember 2010 Rp41.782.776.270,00 atau 23,75%.
Secara umum masih terdapat berbagai kelemahan dalam sistem pengendalian
intern dan tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai, masih ditemukan
permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian, sebagai berikut:
1. Pemahalan pekerjaan pengadaan dan pemasangan lampu Stadion Letjen. H.
Sudirman Bojonegoro tahap II TA 2010 sebesar Rp723.194.752,24;
2. Spesifikasi paving yang telah diterima sebanyak 28.932,73 m2 tidak sesuai
dengan kontrak sebesar Rp790.025.367,92;
3. Kebijakan pengadaan paving sebesar Rp41.900.000.000,00 tidak didukung studi
kelayakan dan belum sepenuhnya efektif.
4. Ganti rugi tanah, tanaman, dan bangunan dalam rangka pengadaan tanah
perumahan untuk pengungsi belum sepenuhnya diterima oleh yang berhak
sebesar Rp265.136.000,00 dengan tepat waktu;
5. Pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan berkala jalan belum sepenuhnya
sesuai dengan kontrak sebesar Rp113.417.525,41;
6. Pemakaian bahan pembesian dalam pekerjaan jembatan ngablak dan kacangan
belum sepenuhnya sesuai spesifikasi sebesar Rp32.284.118,55;

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur i


7. Pekerjaan pengadaan paving dan pembangunan jalan dan jembatan pada Dinas
Pekerjaan Umum mengalami keterlambatan dan belum dikenakan denda
minimal sebesar Rp562.989.504,00.

Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI merekomendasikan kepada Bupati


Bojonegoro agar melakukan perbaikan dan langkah tindak lanjut atas kelemahan yang
tidak sesuai dengan Keppres No.80 Tahun 2003 beserta perubahannya dan kontrak terkait
yang diungkapkan pada paragraf sebelumnya, dengan rekomendasi yang dimuat dalam
Laporan Hasil Pemeriksaan ini.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur ii


Daftar Isi

Halaman
Resume Hasil Pemeriksaan..................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................ iii
Daftar Tabel................................................................................................................... v
Daftar Lampiran........................................................................................................... vi
Hasil Pemeriksaan…………………………………………...….....…….……..….... 1
Bab I Gambaran Umum………………………………..…….………...……..…..... 1
1. Dasar Pemeriksaan…………………………………………………………......
1.1 1
2. Standar Pemeriksaan………………………………….……...……….……......
1.2 1
3. Tujuan Pemeriksaan…………………………………………………………....
1.3 1
1.4
4. Entitas Yang Diperiksa...................................................................................... 1
1.5
5. Lingkup Pemeriksaan........................................................................................... 1
6. Sasaran Pemeriksaan…………………………………………..…..………........
1.6 1
7. Metodologi Pemeriksaan……………………………………..……….…….....
1.7 1
8. Jangka Waktu Pemeriksaan…………………………………...…………….......
1.8 2
9. Batasan Pemeriksaan…………………………………...…………….................
1.9 2
10. Obyek Pemeriksaan……………………………………………..……………....
1.10 3
1.11
11. Kriteria Pemeriksaan............................................................................................ 3
Bab II Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern………………………........ 4
2.1 Lingkungan Pengendalian............................................................................ 4
2.2 Penaksiran Resiko........................................................................................ 5
2.3 Aktivitas Pengendalian.................................................................................... 5
2.4 Informasi dan Komunikasi............................................................................. 6
2.5 Pemantauan..................................................................................................... 6
Bab III Hasil Pemantauan Tindak Lanjut…………………………...…………...... 9
Bab IV Hasil Pemeriksaan...................................................................................... 11
4.1
12. Pemahalan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Lampu Stadion Letjen. H.
Sudirman Bojonegoro Tahap II TA 2010 Sebesar Rp723.194.752,24.............. 11
2
4.2
13. Spesifikasi Paving Yang Telah Diterima Sebanyak 28.932,73 m Tidak Sesuai
dengan kontrak sebesar Rp790.025.367,92...................................................... 14
4.3
1. Kebijakan Pengadaan Paving Sebesar Rp41.900.000.000,00 Tidak Didukung
Studi Kelayakan dan Belum Sepenuhnya Efektif................................................ 18
4.4
14. Ganti Rugi Tanah, Tanaman, Dan Bangunan Dalam Rangka Pengadaan
Tanah Perumahan Untuk Pengungsi Belum Sepenuhnya Diterima Oleh Yang

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur iii


Berhak Sebesar Rp265.136.000,00 dengan tepat waktu……….......................... 21
4.5 Pekerjaan Pembangunan Dan Pemeliharaan Berkala Jalan Belum Sepenuhnya
Sesuai Dengan Kontrak Sebesar Rp113.417.525,41...................................... 25
4.6
1. Pemakaian Bahan Pembesian Dalam Pekerjaan Jembatan Ngablak Dan
Kacangan Belum Sepenuhnya Sesuai Spesifikasi Sebesar Rp32.284.118,55.... 30
4.7 Pekerjaan Pengadaan Paving Dan Pembangunan Jalan Dan Jembatan Pada
Dinas Pekerjaan Umum Mengalami Keterlambatan Dan Belum Dikenakan
Denda Minimal Sebesar Rp562.989.504,00................................................. 32

Lampiran

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur iv


Daftar Tabel

Halaman
4.3.1 Rincian Realisasi Fisik Pengadaaan Paving................................................ 19
4.4.1 Rincian 6 (Enam) Bidang Tanah............................................................... 21
4.4.2 Pembayaran Ganti Rugi Tanah....................................................................... 23
4.5.1 Rincian Pengembalian ke Kas Daerah........................................................ 28
4.6.1 Kekurangan Pembesian Jembatan Ngablak................................................. 30
4.6.2 Kekurangan Pembesian Jembatan Kacangan.................................................. 30
4.7.1 Rincian Denda Keterlambatan Pengadaaan Paving......................................... 32
4.7.2 Perhitungan Keterlambatan............................................................................. 33

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur v


Daftar Lampiran

1. Tabel Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Modal TA 2010 Pada 4


(Empat) SKPD Kabupaten Bojonegoro di Bojonegoro
2. Resume Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
3. Tabel Perhitungan Kelebihan Pembayaran
4. 5 (Lima) Paket Pekerjaan Pengadaan Paving
5. Tabel Perhitungan Paving Yang Tidak Sesuai Spesifikasi

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur vi


BAB I
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

1.1. Dasar Pemeriksaan


1) Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 23E;
2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

1.2. Standar Pemeriksaan


1) Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) BPK RI Tahun 2007;
2) Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) BPK RI Tahun 2008.

1.3. Tujuan Pemeriksaan


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai apakah:
1) Sistem pengendalian intern belanja daerah Kabupaten Bojonegoro telah memadai;
2) Pengadaan barang dan/atau penyedia jasa, pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan
pembayaran atas belanja modal Kabupaten Bojonegoro telah sesuai dengan
ketentuan.

1.4. Entitas yang Diperiksa


1) Dinas Pekerjaan Umum;
2) Dinas Pengairan;
3) Dinas Kesehatan; dan
4) Sekretariat Daerah.

1.5. Lingkup Pemeriksaan


Pemeriksaan atas pelaksanaan belanja daerah menilai keseluruhan tahapan dalam
belanja daerah yang mencakup belanja modal Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan
Bangunan, Jalan, Irigasi dan Jaringan serta belanja modal lainnya yang relevan selama
Tahun Anggaran 2010 (sampai dengan tim melakukan kegiatan pemeriksaan) yang
keseluruhannya didanai oleh APBD Kabupaten Bojonegoro.

1.6. Sasaran Pemeriksaan


Untuk mencapai kedua tujuan pemeriksaan diatas, pemeriksaan diarahkan pada
kegiatan belanja modal dengan fokus pemeriksaan sebagai berikut:
1) Sistem Pengendalian Intern atas Belanja Modal;
2) Perencanaan Pengadaan Barang dan Jasa;
3) Prosedur Pelelangan/Pengadaan Barang dan Jasa;
4) Pelaksanaan kontrak Pengadaan Barang dan Jasa;
5) Penyelesaian Paket Pekerjaan Pengadaan Barang dan Jasa;
6) Pembayaran dan Pertanggungjawaban Pengadaan Barang dan Jasa.

1.7. Metodologi Pemeriksaan


Metodologi yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah:

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur 1


2

1) Reviu
Reviu dilakukan terhadap kebijakan yang tertuang dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan dan prosedur yang teridentifikasi kelemahannya dan dapat
menghambat pencapaian tujuan entitas dalam pelaksanaan anggaran belanja daerah.
Reviu kebijakan mencakup struktur kebijakan dengan melakukan analisis dan
wawancara dengan pihak terkait untuk memperoleh pemahaman yang memadai,
kelemahan dan dampak kuantitatif atas kebijakan dimaksud.
2) Pengujian (Eksaminasi)
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengujian, antara lain
analisis data, wawancara, inspeksi dan observasi, konfirmasi, pengujian fisik, dan
teknik pengujian lainnya yang diperlukan dengan tujuan untuk:
(1)) Mengembangkan hasil pengujian dan menilai apakah pelaksanaan anggaran
belanja daerah pada entitas yang diperiksa telah sesuai dengan kriteria atau
tidak;
(2)) Mengumpulkan hasil pengujian dan membandingkannya dengan tujuan
pemeriksaan; dan
(3)) Memanfaatkan hasil pengujian untuk mendukung rekomendasi dan kesimpulan
pemeriksaan.
3) Uji Petik (Sampel Pemeriksaan)
Pemeriksaan dilakukan secara uji petik (sampling) atas pelaksanaan anggaran
belanja daerah dengan memperhatikan aspek-aspek risiko yang teridentifikasi.
4) Pendekatan Risiko
Pendekatan risiko yang dilakukan dalam pemeriksaan ini didasarkan pada
pemahaman dan pengujian atas efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI)
mengenai pengelolaan belanja modal pada SKPD yang diperiksa. Hasil pemahaman
dan pengujian SPI tersebut akan menentukan tingkat keandalan SPI dan kepatuhan
ketentuan yang berlaku.
5) Penggunaan Alat Bantu Pemeriksaan dan Jasa Konsultan
Untuk pengujian atas belanja modal yang bersifat fisik pekerjaan (infrastruktur),
menggunakan alat bantu dengan tujuan agar mengetahui kuantitas dan kualitas dari
pekerjaan fisik tersebut. Pengujian dengan alat bantu ini, antara lain: coredrill untuk
pengujian tebal lapis perkerasan aspal dan alat uji tekan paving untuk pengujian
kuat tekan paving. Selain itu dibutuhkan pula alat uji laboratorium untuk menilai
kualitas dan kuantitas pekerjaan yang tidak bisa langsung dilakukan pengukurannya
di lapangan. Pengujian laboratorium yang dimaksud misalnya adalah uji ekstraksi
dan gradasi campuran perkerasan aspal. Pelaksanaan pengujian tersebut
menggunakan jasa konsultan yang berkompeten sehingga diperoleh hasil pengujian
yang optimal.

1.8. Jangka Waktu Pemeriksaan


Pemeriksaan dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari, sejak tanggal
22 Nopember sampai dengan 21 Desember 2010 berdasarkan Surat Tugas Kepala
Perwakilan BPK RI Provinsi Jawa Timur Nomor 435/ST/XVIII.JATIM/11/2010 tanggal
4 Nopember 2010.

1.9. Batasan Pemeriksaan


Hasil pemeriksaan ini didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh selama

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


3

pemeriksaan, baik dari manajemen maupun pihak-pihak yang terkait dengan sasaran
pemeriksaan. Oleh karena itu, BPK RI tidak bertanggung jawab terhadap salah
interpretasi dan kemungkinan pengaruh yang ditimbulkan akibat data dan informasi yang
tidak diberikan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja oleh manajemen.

1.10. Obyek Pemeriksaan


Obyek pemeriksaan adalah Belanja Modal Kabupaten Bojonegoro TA 2010 pada
empat SKPD yang diperiksa.
Realisasi Belanja Modal Kabupaten Bojonegoro sampai dengan bulan November
2010 sebesar Rp41.782.776.270,00 atau 23,75% dari anggaran belanja modal sebesar
Rp175.892.434.326,00.
Jumlah anggaran belanja modal TA 2010 pada empat SKPD yang diperiksa
adalah sebesar Rp94.892.896.246,00 dan telah direalisasikan sampai dengan bulan
Nopember 2010 sebesar Rp30.268.139.051,00 atau 31,89%. Dari realisasi belanja modal
tersebut telah dilakukan pemeriksaan sebesar Rp28.842.155.200,00 atau 95% dari
realisasi belanja modal empat SKPD yang diperiksa. Secara rinci dapat dilihat pada
lampiran 1.

1.11. Kriteria Pemeriksaan


Kriteria yang digunakan dalam pemeriksaan ini meliputi:
1) Undang-undang Nimor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor34 Tahun 2006 tentang Jalan;
3) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
4) Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003 beserta perubahannya tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
5) Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya;
6) Kontrak-kontrak pengadaan barang/jasa mencakup Pasal, Syarat Khusus, Syarat
Umum, Spesifikasi Teknis, Gambar, Rincian Anggaran Biaya (RAB), Analisa Harga
Satuan Pekerjaan yang saling berkaitan berikut berkas penawaran rekanan pelaksana
pekerjaa beserta lampiran berkas pendukungnya, seperti brosur, merek, tipe, barang
yang dijanjikan, dan metode pelaksanaan pekerjaan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari kontrak;
7) Peraturan daerah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro;
8) Standar Nasional Indonesia (SNI), Analisa K Bina Marga dan Standar Lainnya;
9) SK Bupati Bojonegoro tentang struktur organisasi dan tata kerja SKPD Kabupaten
Bojonegoro;
10) Surat Keputusan Bupati Bojonegoro tentang penetapan pejabat inti pelaksanaan
anggaran belanja modal TA 2010 Kabupaten Bojonegoro yang berisi pengangkatan
KPA, PPK, PPTK, bendahara;
11) Surat Keputusan Bupati Bojonegoro tentang penetapan standar harga satuan tertinggi
pengadaan barang dan jasa TA 2010;
12) Standar pelaksanaan pekerjaan, meliputi SNI, Analisa K Bina Marga, dan lain-lain.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


BAB II
HASIL PEMERIKSAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Penilaian terhadap pengendalian intern, dilakukan untuk memberikan keyakinan


bahwa tujuan dari pengelolaan belanja daerah yang dikehendaki bisa tercapai. Dalam
pengujian terhadap komponen-komponen pengendalian intern, hanya komponen dalam
sistem pengendalian berisiko tinggi yang direview secara mendalam. Komponen sistem
pengendalian intern tersebut, adalah sebagai berikut.

2.1. Lingkungan Pengendalian


Lingkungan pengendalian menunjukkan corak suatu organisasi yang
mempengaruhi sikap, kesadaran dan tindakan manajemen. Lingkungan pengendalian
mempengaruhi suasana suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian
kepada orang-orangnya. Ia merupakan landasan bagi komponen-komponen pengendalian
lainnya dengan menciptakan disiplin.
Lingkungan pengendalian pada satuan kerja pengguna anggaran (khususnya
anggaran belanja daerah) terdiri dari berbagai faktor, yaitu:
1) Integritas dan Nilai-nilai Etika
Untuk menekankan pentingnya integritas dan nilai-nilai etika diantara para staf suatu
organisasi, kepala satuan kerja pengguna anggaran telah menciptakan iklim dengan
memberi contoh, mengkomunikasikan kepada semua staf, secara lisan dan tertulis
bahwa semua staf memiliki tanggung jawab.
2) Komitmen terhadap Kompetensi
Untuk mencapai tujuan, staf telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif. Komitmen terhadap
kompetensi ini meliputi pertimbangan tentang pengetahuan dan ketrampilan yang
diperlukan.
3) Partisipasi Inspektorat Daerah
Inspektorat Kabupaten telah melakukan pemeriksaan secara berkala atas pelaksanaan
anggaran belanja oleh masing-masing Kepala Satuan Kerja pengguna anggaran.
Hasil pemeriksaan telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja pengguna anggaran.
4) Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
Operasional kegiatan belanja daerah khususnya pengadaan barang dan jasa telah
terdesentralisasi. Hal ini diketahui dari kegiatan pengadaan yang telah dilakukan
oleh panitia pengadaan masing-masing SKPD, meskipun tetap melibatkan unsur
Dinas Pekerjaan Umum untuk pengadaan dengan nilai lebih dari
Rp1.000.000.000,00.
5) Struktur Organisasi
Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) pada Instansi/Unit Kerja/Bagian yang ada
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah dan diberitakan dalam Lembaran Daerah. Struktur Organisasi dan Tata Kerja
yang dibentuk tersebut telah memisahkan secara tegas dan jelas mengenai tugas dan
fungsi dari masing-masing Dinas, Kantor dan Bagian/Sub Bagian yang berada di
bawah Sekretariat Daerah, sehingga kemungkinan terjadi tumpang tindih
(perangkapan fungsi) dapat dihindari.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur 4


5

6) Kebijakan dan Praktek Di Bidang Sumber Daya Manusia


Kebijakan di bidang sumber daya manusia, dengan rekruitmen dan peningkatan
pengetahuan/ketrampilan. Khusus di bidang pengadaan barang dan jasa, telah
berupaya dengan cara melakukan pelatihan/pendidikan bagi pegawai bekerja sama
dengan pihak ketiga atau dilakukan secara intern.

2.2. Penaksiran Risiko


Penaksiran mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat
terjadi, dan secara negatif mempengaruhi kemampuan Pemerintah Daerah untuk
mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan secara konsisten dengan
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Penaksiran risiko meliputi penilaian atas
risiko yang melekat karena adanya kelemahan kualitas dan kuantitas pegawai yang
dimiliki, kelemahan pengendalian intern Pemerintah Daerah, serta kelemahan dalam
sarana prasarana pendukung.

2.3. Aktivitas Pengendalian


Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah kepala satuan kerja pengguna anggaran telah dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian pada satuan kerja pengguna anggaran, memiliki berbagai tujuan
dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.
Aktivitas pengendalian atas pelaksanaan tugas telah dilakukan untuk beberapa
hal, sebagai berikut.
1) Review terhadap Kinerja
Kepala Dinas melakukan review terhadap kinerja staf, antara lain melalui
pengamatan sehari-hari dan laporan-laporan kegiatan yang dibuat oleh staf. Hasil
review ini antara lain dituangkan dalam bentuk Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan.
2) Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi merupakan proses pencatatan, pengelompokan dan pelaporan
hingga menjadi Laporan Keuangan, yang salah satu unsurnya adalah pengolahan
informasi yang berkaitan dengan realisasi belanja.
3) Pengendalian Fisik
Pengendalian fisik mencakup proses pengadaan barang hingga pengendalian
kekayaan yang telah dimiliki oleh Pemerintah Daerah.
Secara umum prosedur belanja daerah telah sesuai dengan mekanisme, akan tetapi
masih perlu ditelaah lebih lanjut mengenai pelaksanaan kegiatan di lapangan dan
hasil dari proses belanja daerah tersebut.
Pengendalian terhadap pengadaan barang secara fungsional dilakukan secara
berjenjang. Untuk beberapa kegiatan, pengawasan dilakukan oleh pihak ketiga yang
ditunjuk sebagai konsultan pengawas. Dalam kegiatan yang lain, pengawasan
dilakukan oleh staf Dinas Pekerjaan Umum. Pengawasan pekerjaan juga dilakukan
oleh para pemimpin kegiatan.
4) Pemisahan Tugas
Pemisahan tugas secara umum telah dilakukan secara memadai dan sesuai ketentuan
pada unit kerja yang diperiksa.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


6

2.4. Informasi dan Komunikasi


Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang
mencakup sistem akuntansi terdiri dari metoda, catatan-catatan yang digunakan untuk
mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisis, menggolongkan, mencatat, dan
melaporkan transaksi, termasuk pula kejadian-kejadian dan kondisi, dan
menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktiva. Komunikasi menyangkut pemberian
pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab masing-masing individu.

2.5. Pemantauan
Pemantauan adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian
intern sepanjang masa. Pada satuan kerja pengguna anggaran, fungsi ini dilakukan secara
berjenjang. Kepala Satuan Kerja melakukan review terhadap hasil kerja bawahannya.
Kepala Daerah terkadang melakukan supervisi langsung atas pekerjaan-pekerjaan harian
yang dilaksanakan oleh para Kepala Satuan Kerja.

Hasil penelaahan sistem pengendalian intern atas belanja daerah Kabupaten


Bojonegoro yang kami uji, masih terdapat kelemahan-kelemahan, sebagai berikut:

2.1.1. Lingkungan Pengendalian


Lingkungan pengendalian dalam Pemerintah Kabupaten Bojonegoro perlu
ditingkatkan. Hal ini, terlihat dari:
(1) Dalam hal kompetensi, terdapat beberapa Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan dan
Panitia Pengadaan Barang/Jasa yang ada di Satuan Kerja (Dinas Pengairan, Dinas
Pekerjaan Umum, dan Sekretariat Daerah d.h.i Bagian Perlengkapan) belum
memiliki kompetensi yang cukup dalam kegiatan pengadaan barang/jasa. Selain itu,
kurangnya pemahaman Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguan Anggaran dan PPTK
pada Satker tersebut terhadap prosedur umum pengadaan barang dan jasa, kurang
memahami pentingnya Rencana Kerja dan Syarat-syarat dalam pelaksanaan kegiatan
pengadaan barang dan jasa;
(2) Dalam mengoperasikan satuan kerja yang menjadi tanggung jawabnya, Kepala
SKPD belum sepenuhnya mematuhi perundang-undangan yang berlaku diantaranya
dalam hal proses pengadaan penyedia barang dan jasa, penyusunan kontrak, serta
pengawasan kegiatan.

2.2.1. Penaksiran Risiko


Kualitas Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Panitia Pengadaan Barang/Jasa
di jajaran Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, perlu ditingkatkan. Hal ini, terlihat dari:
(1) Paket Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan yang dilaksanakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum banyak yang tidak memenuhi kualitas dan kuantitas barang sesuai
dengan syarat yang telah ditentukan dalam kontrak sehingga mengakibatkan
berkurangnya umur teknis;
(2) Paket Pekerjaan Pembangunan Jembatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan
Umum banyak yang tidak memenuhi kualitas dan kuantitas barang sesuai dengan
syarat yang telah ditentukan dalam kontrak sehingga mengakibatkan berkurangnya
umur teknis;
(3) Paket Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan berupa Pengadaan
Paving yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum belum sepenuhnya efektif

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


7

karena belum didukung studi kelayakan. Kebijakan pengadaan paving yang nilai dan
jumlahnya cukup besar tanpa mempertimbangkan kemampuan penyedia barang dan
pemenuhan kuantitas dan kualitas barang yang disediakan oleh penyedia barang
tidak sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dalam kontrak sehingga
mengakibatkan berkurangnya umur teknis, pemenuhan kuantitas yang tidak tepat
pada waktunya;
(4) Penilaian atas risiko yang melekat karena adanya kelemahan kualitas pegawai yang
dimiliki, atas Pengadaan Tanah untuk Kegiatan Pembangunan Penampungan
Pengungsi di Desa Sumberejo yang dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah kurang
berfungsi dengan baik. Hal ini, dilihat dari Kuasa Pengguna Anggaran dan PPTK
yang lemah dalam hal melakukan pembayaran ganti rugi tanah, tanaman dan
bangunan. Pembayaran dilakukan oleh pihak yang tidak berhak/berwenang sehingga
jumlah uang ganti rugi tidak secara utuh diterima oleh warga yang berhak dengan
tepat waktu.

2.3.1. Aktivitas Pengendalian


Pemerintah Kabupaten Bojonegoro perlu meningkatkan aktivitas pengendalian.
Hal ini, terlihat dari:
(1) Pada proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa masih banyak dijumpai Kuasa
Pengguna Anggaran, PPTK dan Konsultan Pengawas yang tidak melakukan review
dan pengawasan yang memadai terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
pihak penyedia barang/jasa sehingga mengakibatkan hasil pelaksanaan pekerjaan
tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak;
(2) Kelemahan yang signifikan dari aktifitas pengendalian pengolahan informasi,
ditunjukan adanya kualitas paving terpasang yang kurang sesuai spesifikasi.
Disamping itu juga informasi mengenai addendum perpanjangan waktu yang belum
dibuat pada saat pemeriksaan. Hal ini menunjukkan PPTK dan PPJB lemah dalam
mengendalikan jalannya kegiatan;
(3) Kelemahan pengendalian intern Pemerintah Daerah terhadap aset tetap berupa
Eskavator yang merupakan hasil pengadaan tahun 2010 oleh Dinas Pengairan
sementara tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya dengan baik karena pengamanan
yang lemah.

2.4.1. Informasi dan Komunikasi


Dari Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan adanya informasi dan
komunikasi yang kurang baik dari perencana dan panitia pengadaan barang dan jasa. Hal
ini terjadi pada dokumen pelelangan pengadaan dan pemasangan lampu stadion yang
tidak menyertakan analisa harga satuan lampu.

2.5.1. Pemantauan
Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa Kepala Satuan Kerja kurang melakukan
pemantauan terhadap kegiatan pengadaan barang dan jasa, antara lain di Dinas Pengairan,
Dinas Pekerjaan Umum dan Sekretariat Daerah. Hal ini, diketahui dari adanya
ketidaksesuaian pelaksanaan pembangunan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
yang tidak diketahui oleh Kepala Satuan Kerja. Disamping itu, pemantauan yang
dilakukan oleh KPA Pengadaan Tanah untuk Kegiatan Pembangunan Penampungan
Pengungsi di Desa Sumberejo kurang berjalan dengan baik. Hal ini, dilihat dari Kuasa

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


8

Pengguna Anggaran tidak memantau pelaksanaan pembayaran ganti rugi tanah, tanaman
dan bangunan yang seharusnya dilakukan oleh PPTK pada kenyataannya dilakukan oleh
pihak yang tidak berhak/berwenang sehingga jumlah uang ganti rugi tidak secara utuh
diterima oleh warga yang berhak.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


BAB III
HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT

Berdasarkan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan sampai dengan


tanggal 31 Agustus 2010, Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan pada Pemerintah Kabupaten
Bojonegoro Tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009 masih terdapat 22 rekomendasi dengan
status TB yaitu tindak lanjut belum sesuai rekomendasi atau masih dalam proses
penyelesaian dan 1 rekomendasi dengan status BT yaitu tindak lanjut yang belum
ditindaklanjuti. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2.
Dari pemantauan tersebut, terdapat 253 rekomendasi senilai
Rp67.863.249.589,73 dari 7 (tujuh) jenis pemeriksaan. Jumlah rekomendasi tersebut telah
selesai ditindaklanjuti (TS) sebanyak 225 senilai Rp32.221.275.207,01 masih dalam
proses tindak lanjut (TB) sebanyak 22 rekomendasi senilai Rp35.638.574.587,72 dan
belum ditindaklanjuti (BT) sebanyak 6 rekomendasi senilai Rp3.399.795,00 dengan
rincian sebagai berikut:
a. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah (LKD) Tahun
Anggaran 2009 Nomor 32/R/XVIII.JATIM/06/2010 tanggal 8 Juni 2009
mengungkapkan 25 temuan dengan 52 rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti
senilai Rp33.207.668.704,00, sebanyak 43 rekomendasi yang telah selesai
ditindaklanjuti atau status TS senilai Rp13.479.708.204,00, 8 rekomendasi telah
ditindaklanjuti tetapi masih belum sesuai rekomendasi atau status TB senilai
Rp19.727.960.500,00 sedangkan 1 rekomendasi belum ditindaklanjuti atau status BT
senilai Rp0,00;
b. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah (LKD) Tahun
Anggaran 2008, Nomor 118/R/XVIII.JATIM/06/2009 tanggal 15 Juni 2009
mengungkapkan 24 temuan dengan 36 rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti
senilai Rp20.681.008.387,72, sebanyak 30 rekomendasi telah selesai ditindaklanjuti
atau status TS senilai Rp11.037.000.000,00 sedangkan 6 rekomendasi ditindaklanjuti
tetapi masih belum sesuai rekomendasi atau status TB senilai Rp9.644.008.387,72;
c. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah (LKD) Tahun
Anggaran 2007 Nomor 92/R/XVIII.SBY/04/2008 tanggal 30 April 2008
mengungkapkan 35 temuan dengan 48 rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti senilai
Rp13.336.018.261,91, sebanyak 44 rekomendasi telah selesai ditindaklanjuti atau
status TS senilai Rp7.093.594.561,91, 2 rekomendasi telah ditindaklanjuti tetapi
masih belum sesuai rekomendasi atau status TB senilai Rp6.242.423.700,00,
sedangkan 2 rekomendasi belum ditindaklanjuti atau status BT senilai Rp0,00;
d. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah (LKD) Tahun
Anggaran 2006 Nomor 76/R/XIV.12/04/2007 tanggal 16 April 2007 mengungkapkan
26 temuan dengan 46 rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti senilai
Rp355.498.951,08. Seluruh rekomendasi telah selesai ditindaklanjuti atau status TS;
e. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2006
dan 2007 Nomor: 210/R/XVIII.SBY/12/2007 tanggal 28 Desember 2007
mengungkapkan 7 temuan dengan 8 rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti senilai
Rp0,00, sebanyak 7 rekomendasi telah selesai ditindaklanjuti atau status TS senilai
Rp0,00, sedangkan 1 rekomendasi telah ditindaklanjuti tetapi masih belum sesuai
rekomendasi atau status TB senilai Rp0,00; dan

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur 9


10

f. Hasil Pemeriksaan PNPM 2008 Nomor 12/R/XVIII.JATIM/03/2010 tanggal


10 Maret 2010 mengungkapkan 14 temuan dengan 19 rekomendasi yang perlu
ditindaklanjuti senilai Rp71.629.337,00, sebanyak 13 rekomendasi telah selesai
ditindaklanjuti atau status TS senilai Rp47.447.337,00, 4 rekomendasi telah
ditindaklanjuti tetapi masih belum sesuai saran atau status TB senilai
Rp24.182.000,00, sedangkan 2 rekomendasi belum ditindaklanjuti atau status BT
senilai Rp0,00.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


BAB IV
HASIL PEMERIKSAAN

4.1. Pemahalan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Lampu Stadion Letjen. H.


Sudirman Bojonegoro Tahap II TA 2010 Sebesar Rp723.194.752,24

Dinas Pekerjaaan Umum Kabupaten Bojonegoro telah melaksanakan pekerjaan


pengadaan dan pemasangan lampu stadion Letjen. H. Sudirman Bojonegoro tahap II
dengan pelaksana PT EE berdasarkan kontrak Nomor 050/58/BPG/412.34/2010 tanggal
5 November 2010 sebesar Rp4.312.886.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
45 hari terhitung mulai tanggal 5 November 2010 s.d 19 November 2010. Pekerjaan telah
dinyatakan selesai 100% sesuai BAST Nomor 050/79/KPA.BP6/412.34/2010 tanggal
13 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D Nomor 1980/LS-BJ/2010 tanggal
17 Desember 2010. Jenis kontrak adalah gabungan antara lumpsum dan unit price.

Kontrak antara lain menyajikan item pekerjaan pengadaan dan pemasangan


lampu sorot 2.000 Watt/380 Volt merek Philips MVF430 sebanyak 128 set sebesar
Rp3.944.512.000,00 atau harga satuan lampu per set menurut kontrak adalah
Rp30.816.500,00 sudah termasuk PPN dan memperhitungkan keuntungan rekanan 10%,
ongkos kirim dan pasang.

Hasil Pemeriksaan atas pelaksanaan pekerjaaan pengadaan dan pemasangan


lampu sorot tahap II diketahui hal-hal sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) pengadaan dan pemasangan lampu sorot yang
telah dibuat oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa (PPBJ) Dinas PU Kabupaten
Bojonegoro pada bulan September 2010 adalah Rp32.206.625,00 per set sudah
termasuk PPN dan memperhitungkan keuntungan rekanan 5%, ongkos kirim dan
pasang.
Hasil konfirmasi tertulis kepada PPBJ tanggal 9 Desember 2010 diperoleh
penjelasan bahwa HPS tersebut disusun mengacu pada hasil Engineer’s Estimate
(EE) yang telah dilaksanakan CV. DR selaku Konsultan Perencana pada bulan April
2010 tanpa melakukan survey kembali dengan pertimbangan keterbatasan waktu dan
jadwal pengadaan lainnya yang padat.
Survey informasi harga lampu sorot yang digunakan dalam menyusun EE dan
HPS adalah berasal dari PT. RL yang beralamat di Surabaya dengan sama sekali tidak
memperhitugkan adanya diskon harga. Namun berdasarkan informasi yang diperoleh
Pemeriksa adalah harga lampu sorot dari PT. RL tersebut seharusnya diperhitungkan
adanya diskon yang relatif besar nilainya. Hal ini menjadi salah satu petunjuk bahwa
hasil survey harga yang telah dilakukan CV. DR dan PPBJ tidak valid dan berindikasi
adanya upaya pemahalan harga.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


12

2) Tahap Pelaksanaan
Berdasarkan berkas penawaran PT. EE yang selanjutnya menjadi bagian tidak
terpisahkan dari kontrak adalah bukti dukungan pemasok lampu sorot merek Philips
MVF403 dari CV SK yang beralamat di Surabaya dan sama halnya dengan PT. RL,
diketahui keduanya merupakan distributor resmi lampu merek Philips di wilayah
Jawa Timur.
Hasil konfirmasi kepada CV. SK diperoleh informasi harga jual resmi yang telah
dilakukan CV. SK untuk memenuhi kebutuhan lampu sorot di Stadion Letjen
H. Sudirman Bojonegoro berikut diskon harga yang telah diberikan, yaitu 45% per
unit lampu sorot. Hasil analisa Pemeriksa berdasarkan informasi tersebut dan juga
Pemeriksa secara konsisten menerapkan pola analisa perhitungan yang sama seperti
yang telah disampaikan secara tertulis oleh Komisaris PT. EE selaku rekanan
pelaksana pekerjaan, diperoleh harga lampu sorot per set adalah hanya sebesar
Rp24.409.330,00 sudah termasuk PPN dan memperhitungkan keuntungan rekanan
10%, ongkos kirim dan pasang. Dengan menggunakan harga lampu sorot sebesar
Rp24.409.330,00 per set tersebut, maka item pekerjaan pengadaan dan pemasangan
lampu sorot 2.000 Watt/380 Volt merek Philips MVF403 sebanyak 128 set hanya
sebesar Rp3.124.394.240,00.
Terhadap permasalahan tersebut rekanan telah mengembalikan ke kas daerah
sebesar Rp600.000.000,00 dengan STS nomor: 0006/STS/1.03.1.1/2011 pada tanggal
01 Februari 2011, sehingga masih terdapat indikasi kerugian daerah sebesar
Rp123.194.752,24.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pada:
1) Pasal 4 ayat 1 yang menyatakan Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan,efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat
untuk masyarakat;
2) Pasal 59 ayat 2 yang menyatakan Komisi, rabat, potongan atau penerimaan lain
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara
langsung sebagai akibat dari penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau
pengadaan barang dan jasa. termasuk penerimaan bunga, jasa giro atau penerimaan
lain sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta penerimaan dari
hasil pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah.

Permasalahan tersebut mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar


Rp123.194.752,24 (dihitung dari nilai menurut kontrak sebesar Rp3.944.512.000,28
dikurangi nilai hasil analisa dan konfirmasi Pemeriksa Rp3.124.394.240,00 dikurangi
lagi oleh porsi nilai PPh yang telah dipungut dan dipotong final kepada PT. EE sebesar
Rp22.366.848,00 dan porsi nilai PPN yang telah dipungut dan dipotong kepada PT. EE
sebesar Rp74.556.160,03 dan memperhitungkan setoran dari rekanan ke Kas Daerah
sebesar Rp600.000.000,00).

Permasalahan tersebut disebabkan:


1) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) tidak optimal dalam mengendalikan pelaksanaan
anggaran kegiatan pengadaan dan pemasangan lampu sorot; dan

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


13

2) Konsultan Perencana (CV. DR) dan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa (PPBJ) tidak
cermat dalam menyusun EE dan HPS dan terindikasi adanya upaya pemahalan harga.

Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten


Bojonegoro menjelaskan bahwa:
1) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) akan bekerja lebih optimal lagi dalam hal
pengendalian anggaran;
2) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bojonegoro akan memberikan teguran kepada
konsultan perencana agar bekerja lebih cermat dalam hal perencanaan; dan
3) Panitia Pengadaan di masa mendatang akan bekerja lebih cermat lagi dalam
penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Bojonegoro agar:


1) Kepala Dinas PU memerintahkan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk
mempertanggungjawabkan indikasi kerugian daerah sebesar Rp123.194.752,24 atas
pemahalan harga dalam pelaksanaan pekerjaan pengadaan dan pemasangan lampu
sorot oleh PT. EE dengan cara menyetorkan ke Kas Daerah;
2) Kepala Dinas PU memberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku kepada
Konsultan Perencana CV. DR; dan
3) Memberikan sanksi kepada Kepala Dinas PU, KPA dan PPBJ karena tidak cermat
proses pengadaan barang dan jasa.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


14

4.2. Spesifikasi Paving Yang Telah Diterima Sebanyak 28.932,73 m2 Tidak Sesuai
Dengan Kontrak sebesar Rp790.025.367,92

Dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan jalan dan jembatan pedesaan


TA 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bojonegoro telah melaksanakan 5 (lima)
paket pekerjaan dengan anggaran sebesar Rp41.900.000.000,00 dan direaliasasikan
sebesar Rp35.139.675.000,00 atau 83,87%. Di dalam kontrak 5 (lima) paket pekerjaan
menyatakan bahwa spesifikasi item pekerjaan pengadaan paving dengan ukuran panjang
21 cm, lebar 10,5 cm dan tebal 8 cm serta mutu beton K-300. (Rincian lihat lampiran 4)
Hasil pemeriksaan atas pelaksanaan pekerjaan pengadaan paving tersebut,
diketahui hal-hal berikut:
1) Paket Wilayah Timur I
Berdasarkan dokumen rekapitulasi yang dikirim oleh PT. SACS, per tanggal
16 Desember 2010, kemajuan pekerjaan pengadaan paving telah mencapai sebanyak
39.186,05 m2 atau 55,41% dari total pengadaan paving sebanyak 70.721,15 m2.
Terhadap realisasi pengadaan paving tersebut, Pemeriksa bersama para pihak terkait
dari Dinas PU Kabupaten Bojonegoro dan rekanan telah menyepakati untuk
melakukan uji tekan terhadap 89 (delapan puluh sembilan) buah
paving yang dilaksanakan di Laboratorium PT Borlan Nusantara pada tanggal
11 Desember 2010 dan Laboraorium Tehnik Dinas PU Kabupaten Bojonegoro
tanggal 5 Januari 2011. Hasilnya, 19 buah paving atau 21,35% dari 89 buah paving
yang diuji diketahui memiliki kualitas dibawah batas toleransi mutu beton K-300,
yaitu kuat tekannya dibawah 280 kg/cm2.
Dari hasil pengujian laboratorium tersebut diinterpolasi terhadap total realisasi
paving sebanyak 39.186,05 m2, maka diperoleh jumlah paving yang tidak sesuai
spesifikasi dalam kontrak sebanyak 8.366,22 m2 (21,35% x 39.186,05 m2) senilai
Rp190.331.543,11.
2) Paket Wilayah Timur II
Berdasarkan dokumen laporan mingguan XII, per tanggal 17 s.d. 20 Desember 2010,
kemajuan pekerjaan pengadaan paving telah mencapai sebanyak 28.424,64 m2 atau
40,19% dari total pengadaan paving sebanyak 70.724,40 m2, Terhadap realisasi
pengadaan paving tersebut, Pemeriksa bersama para pihak terkait dari Dinas PU
Kabupaten Bojonegoro dan rekanan telah menyepakati untuk melakukan uji tekan
terhadap 191 (seratus sembilan puluh satu) buah paving yang dilaksanakan di
Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Institut Teknologi Surabaya pada tanggal
17 Desember 2010 dan Laboraorium Tehnik Dinas PU Kabupaten Bojonegoro
tanggal 5 Januari 2011. Hasilnya, 26 buah paving atau 13,61% dari 191 buah paving
yang diuji diketahui memiliki kualitas dibawah batas toleransi mutu beton K-300,
yaitu kuat tekannya dibawah 280 kg/cm2.
Dari hasil pengujian laboratorium tersebut diinterpolasi terhadap total realisasi
paving sebanyak 28.424,64 m2, maka diperoleh jumlah paving yang tidak sesuai
spesifikasi dalam kontrak sebanyak 3.868,59 m2 (13,61% x 28.424,64 m2) senilai
Rp99.222.382,54.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


15

3) Paket Wilayah Barat I


Berdasarkan dokumen laporan mingguan kemajuan pekerjaan XII, per tanggal
20 Desember 2010, kemajuan pekerjaan pengadaan paving telah mencapai sebanyak
22.278,94 m2 atau 32,00% dari total pengadaan paving sebanyak 70.360,04 m2,
dengan rincian realisasi paving menurut pabrikan yang mendukung rekanan
palaksana adalah sebagai berikut:
(1) PT.CA 830,23 m2
(2) PT.JGL 21.448,71 m2
Jumlah 22.278,94 m2
Terhadap realisasi pengadaan paving tersebut, Pemeriksa bersama para pihak terkait
dari Dinas PU Kabupaten Bojonegoro dan rekanan telah menyepakati untuk
melakukan uji tekan terhadap 20 (dua puluh) buah paving yang berasal dari pabrikasi
PT. CA yang dilaksanakan di Laboratorium PT Borlan Nusantara pada tanggal 16
Desember 2010 dan di Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Institut Teknologi
Surabaya pada tanggal 17 Desember 2010. Hasilnya, 12 buah paving atau 60,00%
dari 20 buah paving yang diuji diketahui memiliki kualitas dibawah batas toleransi
mutu beton K-300, yaitu kuat tekannya dibawah
280 kg/cm2.
Dari hasil pengujian laboratorium tersebut diinterpolasi terhadap total realisasi
paving sebanyak 830,23 m2, maka diperoleh jumlah paving yang tidak sesuai
spesifikasi dalam kontrak sebanyak 498,14 m2 (60,00% x 830,23 m2) senilai
Rp15.863.941,85.

4) Paket Wilayah Barat II


Berdasarkan dokumen laporan mingguan XI, per tanggal 20 Desember 2010,
kemajuan pekerjaan pengadaan paving telah mencapai sebanyak 45.209,00 m2 atau
63,60% dari total pengadaan paving sebanyak 71.072,61 m2.
Terhadap realisasi pengadaan paving tersebut, Pemeriksa bersama para pihak terkait
dari Dinas PU Kabupaten Bojonegoro dan rekanan telah menyepakati untuk
melakukan uji tekan terhadap 238 (dua ratus dua puluh delapan) buah paving yang
dilaksanakan di Laboratorium Dinas PU Kabupaten Bojonegoro pada tanggal 9
Desember 2010,31 Desember 2010 dan di Laboratorium CV.PPN pada tanggal
12 Desember 2010. Hasilnya, 23 buah paving atau 9,66% dari 238 buah paving yang
diuji diketahui memiliki kualitas dibawah batas toleransi mutu beton K-300, yaitu
kuat tekannya dibawah 280 kg/cm2.
Dari hasil pengujian laboratorium tersebut diinterpolasi terhadap total realisasi
paving sebanyak 46.881,19 m2, maka diperoleh jumlah paving yang tidak sesuai
spesifikasi dalam kontrak sebanyak 4.528,72 m2 (9,66% x 46.881,19 m2) senilai
Rp126.880.325,26.

5) Paket Wilayah Barat III


Berdasarkan dokumen laporan mingguan XI per tanggal 20 Desember 2010,
kemajuan pekerjaan pengadaan paving telah mencapai sebanyak 66.997,72 m2 atau
92,37% dari total pengadaan paving sebanyak 72.531,72 m2.
Terhadap realisasi pengadaan paving tersebut, Pemeriksa bersama para pihak terkait
dari Dinas PU Kabupaten Bojonegoro dan rekanan telah menyepakati untuk
melakukan uji tekan terhadap 241 (dua ratus empat puluh satu) buah paving yang
dilaksanakan di Laboratorium Dinas PU Kabupaten Bojonegoro pada tanggal 25

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


16

November 2010, 1 dan 9 Desember 2010, tanggal 5 Januari 2011 serta di


Laboratorium CV. PPN pada tanggal 2 Desember 2010. Hasilnya, 42 buah paving
atau 17,42% dari 241 buah paving yang diuji diketahui memiliki kualitas dibawah
batas toleransi mutu beton K-300, yaitu kuat tekannya dibawah 280 kg/cm2.
Dari hasil pengujian laboratorium tersebut diinterpolasi terhadap total realisasi
paving sebanyak 66.998,02 m2, maka diperoleh jumlah paving yang tidak sesuai
spesifikasi dalam kontrak sebanyak 11.671,06 m2 (17,42% x 66.997,02 m2) senilai
Rp357.727.175,17

Dari hasil pemeriksaan tersebut di atas, jumlah paving yang tidak sesuai
spesifikasi dalam kontrak adalah sebanyak 28.932,73 m2 (8.366 m2 + 3.868,59 m2 +
498,14 m2 + 4.528,72 m2 + 11.671,06 m2) senilai Rp790.025.367,92.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:
1) Spesifikasi dalam kontrak dan dokumen penawaran dari rekanan pelaksana yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari kontrak, angka 1. Paving Stone, antara lain
menyatakan bahwa paving stone yang diperjanjikan adalah paving stone abu-abu
dengan mutu beton K-300 ukuran 10,5x21x8 cm;
2) Surat pernyataan dukungan dari pabrikan paving stone, huruf a., antara lain
menegaskan bahwa paving stone yang disediakan oleh pabrikan adalah 100% benar-
benar memiliki kuat tekan mutu beton K-300.

Permasalahan tersebut mengakibatkan:


1) Hasil pekerjaan pengadaan paving yang tidak dapat memenuhi target spesifikasi
dalam kontrak menjadi berkurang umur teknisnya; dan
2) Indikasi kerugian daerah sebesar Rp790.025.367,92 atas paving sebanyak 28.932,73
m2 yang tidak dapat memenuhi spesifikasi dalam kontrak (rincian perhitungan nilai
indikasi kerugian daerah pada lampiran 5).

Permasalahan tersebut terjadi karena :


1) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) tidak optimal dalam mengendalikan pelaksanaan
anggaran kegiatan pengadaan paving;
2) PT. SACS, CV. MS, PT. PK, CV. JS, dan CV. LC selaku rekanan pelaksana
pekerjaan, tidak dapat menjamin kualitas paving sesuai yang telah diperjanjikan; dan
3) PT. CA, PT. IKS, dan CV. PPN selaku pabrikan paving yang mendukung rekanan
pelaksana pekerjaan, tidak dapat menyediakan kualitas paving sesuai yang telah
diperjanjikan.

Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten


Bojonegoro menjelaskan bahwa:
1) Hasil uji dari suatu lokasi mewakili jumlah populasi pada lokasi tersebut, dan
penggalinya adalah jumlah barang yang terkirim di lokasi tersebut, bukan dikalikan
oleh keseluruhan lokasi dalam satu paket pekerjaan yang sudah terkirim;
2) Bahan paving terkirim, kiranya dapat diperhitungkan sebanding kualitas yang ada
(Nilai Konversi Barang : Nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif) sebagai berikut:
(1) Nilai barang dengan standar minimal K.280 dinilai proporsional K.300
dikalikan harga penawaran;

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


17

(2) Nilai barang dibawah standar minimal K.280 dinilai proporsional Kx dibagi
K.300 dikalikan harga penawaran; dan
3) Pada prinsipnya sangat setuju dan akan mematuhi serta melaksanakan hasil temuan
BPK RI. Untuk pembayaran pengembalian akan diperhitungkan pada saat
pembayaran termyn.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Bojonegoro agar:


1) Kepala Dinas PU memerintahkan KPA untuk mempertanggungjawabkan indikasi
kerugian daerah sebesar Rp790.025.367,92 atas pelaksanaan pekerjaan pengadaan
paving yang tidak sesuai spesifikasi oleh PT. SACS, CV. MS, PT. PK, CV. JS, dan
CV. LC dengan cara menyetorkan ke kas daerah;
2) Kepala Dinas PU memberikan teguran sesuai ketentuan yang berlaku kepada PT.
SACS, CV. MS, PT. PK , CV. JS, dan CV. LC selaku pelaksana pekerjaan maupun
PT. CA, PT .IKS, dan CV. PPN selaku pabrikan; dan
3) Memberikan sanksi kepada Kepala Dinas PU dan KPA karena tidak cermat dalam
pelaksanaan kegiatan pengadaan paving.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


18

4.3. Kebijakan Pengadaan Paving Sebesar Rp41.900.000.000,00 Tidak Didukung Studi


Kelayakan dan Belum Sepenuhnya Efektif

Dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan jalan dan jembatan pedesaan


TA 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bojonegoro telah melaksanakan 5 (lima)
paket pekerjaan dengan anggaran sebesar Rp41.900.000.000,00 dan direaliasasikan
sebesar Rp35.139.675.000,00 atau 83,87%. (rincian lihat lampiran 4)

Salah satu tahapan penting dalam proses pembangunan jalan adalah studi
kelayakan. Semua aspek ditinjau untuk memastikan bahwa proses pembangunan jalan
dapat dilanjutkan atau tidak. Studi kelayakan tersebut merupakan salah satu rangkaian
dari beberapa tahapan pembangunan proyek. Ada tiga komponen utama studi kelayakan
yaitu; analisis kebutuhan, kelayakan teknis, dan kelayakan finansial dan ekonomi. Studi
kelayakan diperlukan karena alasan berikut:
a. Biaya, proyek jalan merupakan proyek yang memerlukan biaya sangat besar,
sehingga perlu dipastikan bahwa dana yang digunakan akan memberikan hasil yang
optimal;
b. Prioritas, keterbatasan keuangan yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta
menyebabkan pentingnya memberikan skala prioritas untuk setiap penggunaan dana
pembangunan;
c. Dampak, jalan merupakan infrastruktur publik yang memberikan pengaruh sangat
besar, baik positif maupun negatif terhadap kawasan di sekitarnya;
d. Ekonomis, pembangunan jalan tidak terlepas dari aspek ekonomis, apakah investasi
yang ditanamkan akan mendapatkan pengembalian (return) yang diharapkan.

Hasil pemeriksaan dokumen pendukung menunjukan bahwa tidak ada studi


kelayakan atas pengadaan paving untuk jalan di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
Pemeriksaan atas perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pengadaan paving sesuai paket
pengadaan diketahui hal-hal sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
(1) Dalam penentuan paket pekerjaan didasarkan oleh pagu anggaran,
keseimbangan per paket berdasarkan jumlah penduduk pada setiap kecamatan,
serta kedekatan jalur tranportasi, sehingga oleh PPTK diputuskan untuk
membagi paket-paket pekerjaan sesuai tabel di atas. Pagu anggaran yang
ditetapkan per paket adalah Rp8.380.000.000,00. Penentuan paket pengadaan
paving dengan nilai dan volume yang relatif cukup besar akan menimbulkan
resiko yang lebih besar dalam pelaksanaannya jika dibanding dengan pengadaan
dengan nilai dan volume lebih kecil. Resiko yang muncul karena volume yang
relatif besar adalah antara lain keterbatasan pasokan paving dan kanstin untuk
memenuhi seluruh pengadaan paving dan pemenuhan kualitas paving seperti
yang disyaratkan. Hal ini terbukti dengan hasil uji petik atas kualitas paving
yang telah terkirim sejumlah 28.932,73m2 atau senilai Rp790.025.367,92
yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan (lihat Temuan
Pemeriksaan No.2). Selain itu dalam pemenuhan atas kuantitas paving dan
kanstin, dengan banyaknya permintaan akan paving, Pelaksana Pengadaan
Paving maupun pabrikan pendukungnya tidak mampu menyediakan paving dan
kanstin secara tepat waktu. Hal tersebut terbukti realisasi fisik pengadaan

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


19

paving dan kanstin per 20 Desember 2010 adalah sejumlah 361.428,71 m2 atau
60,96% dari keseluruhan kebutuhan pengadaan sejumlah 592.935,90 m2.
Rincian realisasi fisik pengadaan paving sesuai paket-paket pengadaan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3.1 Rincian Realisasi Fisik Pengadaaan Paving
Jumlah Prosentase
Realisasi per
Paket Pelaksana Pengadaan Realisasi
2 20 Desember 2010
(m ) Fisik
Timur I PT. SACS 117.898,58 58.382,21 49,52
Timur II CV. MS 117.897,98 51.335,06 43,54
Barat I PT. PK 117.738,81 47.842,37 40,63
Barat II CV. JS 118.490,34 82.967,35 70,02
Barat III PT. LC 120.910,20 120.901,72 99,99
JUMLAH 592.935,90 361.428,71 60,96

Dengan perkembangan realisasi fisik pengadaan yang ada, atas sisa hari
pengadaan yang tinggal 5-7 hari, maka muncul potensi keterlambatan
penyelesaian pengadaan. Semestinya pengadaan paving dapat dilakukan melalui
paket-paket yang lebih kecil, misalnya paket per kecamatan. Dengan paket per
kecamatan, bisa dibuat HPS per kecamatan sehingga lebih realistis, dapat
mengurangi resiko dan lebih banyak penyedia jasa yang bisa ikut berperan.
(2) Dalam penentuan HPS pada setiap paketnya ditentukan dari hasil survey pada
2 pabrikan dari luar daerah dan 1 pabrikan dalam daerah sehingga didapat
harga terendah+ongkos kirim+keuntungan pelaksana. Harga paving ditentukan
dengan jauh dekatnya jarak dengan Kota Bojonegoro. Untuk jarak yang terjauh
ditentukan Rp55.400,00 dan jarak terdekat Rp54.475,00, namun harga tersebut
diberlakukan sama pada paket pekerjaan tersebut tanpa memperhatikan jarak
kecamatan dan desa-desa tujuan yang semakin menjauh dari Kota Bojonegoro.
Misalnya HPS untuk paket Wilayah Timur I dan Barat I dengan tujuan
Kecamatan Sekar dan Kecamatan Margomulyo yang merupakan wilayah yang
relatif susah dijangkau karena jarak dan topografi, di dalam HPS diberlakukan
harga yang sama dengan Kecamatan Sumberrejo yang jarak dan topografinya
lebih dekat dan lebih mudah dijangkau. Ketidaksesuaian HPS dengan kondisi
sebenarnya dapat ditunjukkan pada harga penawaran pelaksana pengadaan per
m2 yang jauh lebih besar dari HPS untuk paket Wilayah Barat I yang notabene
merupakan lokasi yang terjauh dari Kota Bojonegoro;
2) Tahap Pelaksanaan
(1) Pelaksanaan distribusi paving di lapangan masih kurang dalam hal
pengendaliannya. Hal tersebut terbukti bahwa distribusi paving di lapangan
tidak ditata dengan baik, sehingga paving hanya ditumpahkan begitu saja di
lokasi distribusi. Menurut laporan Kepala Desa Klampok, untuk pengiriman di
Desa Klampok Kecamatan Kapas terdapat ±100 buah paving yang pecah;
(2) Selain kebutuhan paving dari Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan
Perdesaan berupa Pengadaan Paving, permintaan paving juga berasal dari
kegiatan-kegiatan pekerjaan lainnya seperti Kegiatan Pembangunan
Infrastruktur Jalan dan Jembatan, PNPM, JASMAS. Dari berbagai macam
kegiatan tersebut dilaksanakan pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga
diperlukan perencanaan kebutuhan yang cermat dan identifikasi penyedia

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


20

paving yang dapat bertanggungjawab atas kualitas dan kuantitas yang


disyaratkan.
(3) Kebijakan Kegiatan Pembangunan Infrastur Jalan dan Jembatan yang
menggunakan paving, hasil pekerjaan belum teruji dan cenderung mengurangi
kenyamanan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya Pasal 3
yang menegaskan bahwa pengadaan barang/ jasa wajib menerapkan prinsi-prinsip:
1) Ayat (1) efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;
2) Ayat (2) efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang
telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai
dengan sasaran yang ditetapkan.

Permasalahan tersebut mengakibatkan tidak terpenuhinya kualitas dan kuantitas


barang hasil pengadaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Permasalahan tersebut terjadi karena:


1) Tidak ada Studi Kelayakan atas pengadaan paving untuk jalan; dan
2) Kebijakan pengadaan paving dengan nilai dan jumlah besar tanpa
mempertimbangkan kemampuan penyedia barang;

Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten


Bojonegoro menjelaskan bahwa:
1) Hasil temuan BPK RI dapat disetujui;
2) Untuk program kegiatan mendatang akan disesuaikan besaran paket dan kemampuan
dukungan bahan memudahkan pengendalian;
3) Untuk mengejar keterlambatan, Dinas Pekerjaan Umum menekan untuk
meningkatkan dropping bahan; dan
4) Pembangunan jalan dengan konstruksi paving akan dialokasikan pada ruas jalan
poros kecamatan dengan kondisi tertentu dan pada ruas jalan poros desa dan
kecamatan secara umum.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Bojonegoro untuk melakukan studi


kelayakan dan meninjau kembali kebijakan pengadaan paving.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


21

4.4. Ganti Rugi Tanah, Tanaman, Dan Bangunan Dalam Rangka Pengadaan Tanah
Perumahan Untuk Pengungsi Belum Sepenuhnya Diterima Oleh Yang Berhak
Sebesar Rp265.136.000,00 Dengan Tepat Waktu

Salah satu kegiatan Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten


Bojonegoro adalah Program Penanggulangan Banjir dengan anggaran belanja modal
pengadaan tanah sebesar Rp4.412.300.000,00 dan telah direalisasikan sebesar
Rp4.405.940.000,00. Salah satu kegiatan Program Penanggulangan Banjir adalah
Pembangunan Penampungan Pengungsi di Desa Sumberrejo Kecamatan Trucuk.
Kegiatan tersebut telah dibayarkan sebesar Rp860.886.800,00 berdasarkan SP2D
No.028/TU/2010 tanggal 24 November 2010.

Pemeriksaan atas realisasi Pembangunan Penampungan Pengungsi di Desa


Sumberrejo Kecamatan Trucuk diketahui hal-hal sebagai berikut:
1) Pencairan SP2D No.028/TU/2010 tanggal 22 November 2010 sebesar
Rp860.886.800,00 diterima oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu Bagian
Perlengkapan Setda Kabupaten Bojonegoro kemudian diserahkan secara tunai
kepada PPTK Kegiatan Pengadaan Tanah Pembangunan Penampungan Pengungsi
di Desa Sumberrejo Kecamatan Trucuk tanggal 26 November 2010 di Kantor Bagian
Perlengkapan Setda Kab. Bojonegoro. Sesuai keterangan Bendahara Pengeluaran
Pembantu Bagian Perlengkapan Setda Kabupaten Bojonegoro pencairan dana
tersebut untuk keperluan pengadaan tanah pengungsi di Kecamatan Trucuk. Menurut
keterangan PPTK Kegiatan Pengadaan Tanah Pembangunan Penampungan
Pengungsi di Desa Sumberrejo Kecamatan Trucuk pada tanggal 26 November 2010
uang tersebut diterima dan kemudian diserahkan secara tunai sebesar
Rp600.000.000,00 kepada Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk di Kantor Bagian
Perlengkapan Setda Kab. Bojonegoro. Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk diserahi
uang tersebut untuk pembayaran 6 bidang tanah dan isinya di Desa Sumberrejo
Kecamatan Trucuk. Rincian 6 bidang tanah tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4.1 Rincian 6 (Enam) Bidang Tanah
Jumlah Ganti Ganti Rugi Jumlah
Nama Pemilik No. Identifikasi Luas Ganti Rugi
No. Rugi Tanah Tanaman Ganti Rugi
Bidang Tanah Tanah Tanah per M2 (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Suwiti SHM No.24 3.560 90.000,00 320.400.000,00 8.290.800,00 328.690.800,00
Aji Hakim
2 SHM No.27 1.490 40.000,00 59.600.000,00 37.865.000,00 97.465.000,00
Pangarepan
3 Sumantri SHM No.144 1.265 40.000,00 50.600.000,00 12.750.000,00 63.350.000,00
4 Sarmini No.C.301/31/DII 1.735 36.000,00 62.460.000,00 90.001.000,00 152.461.000,00
5 Masroah Cs No.C.215/31/DII 1.262 36.000,00 45.432.000,00 48.300.000,00 93.732.000,00
M. Yumi Alam
6 No.C.155/31/DII 1.258 36.000,00 45.288.000,00 79.900.000,00 125.188.000,00
Cs
JUMLAH 583.780.000,00 277.106.800,00 860.886.800,00

Sebelum menyerahkan uang tersebut PPTK menyerahkan fomulir/berkas pengadaan


tanah kepada Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk. Formulir dan berkas pengadaan
berupa:

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


22

(1) Dokumen Pelepasan Hak dan/ atau Menyerahkan Tanah Untuk Pembangunan
Perumahan Pengungsi Kabupaten Bojonegoro;
(2) Surat Kuasa Pelepasan Hak;
(3) Lampiran Pelepasan Hak berupa Daftar Nama-Nama Pemegang Hak Yang
Menerima Ganti Rugi Tanah. Tanaman Dan Bangunan Dalam Rangka
Pengadaan Tanah Perumahan Untuk Pengungsi Kabupaten Bojonegoro
(4) Kuitansi tanda terima pembayaran ganti rugi tanah :
(1)) Kuitansi No.0003/KK/1.20.3.7/2010
(2)) Kuitansi No.0004/KK/1.20.3.7/2010
(3)) Kuitansi No.0005/KK/1.20.3.7/2010
(4)) Kuitansi No.0006/KK/1.20.3.7/2010
(5)) Kuitansi No.0007/KK/1.20.3.7/2010
(6)) Kuitansi No.0008/KK/1.20.3.7/2010
Pada saat diserahkan kepada Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk. formulir/berkas
pengadaan tanah masih dalam kondisi belum ditandangani oleh pihak-pihak terkait.

2) Konfirmasi kepada pihak-pihak penerima Ganti Rugi Tanah. Tanaman Dan


Bangunan Dalam Rangka Pengadaan Tanah Perumahan Untuk Pengungsi Kabupaten
Bojonegoro adalah sebagai berikut:
(1) Pada pemilik bidang tanah a.n Aji Hakim Pangarepan. ganti rugi diterima secara
tunai oleh Moch. Ali dari Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk sebesar
Rp59.600.000,00 pada tanggal 27 November 2010. Moch. Ali adalah ayah dari
Aji Hakim Pangerapan. Penyerahan uang tersebut dilakukan di rumah Ibu
Sujatmi di Desa Guyangan Kec.Trucuk dan disaksikan oleh Sri
Sulistyani.Sujatmi dan M.Farih;
(2) Pada pemilik bidang tanah a.n Sumantri. ganti rugi diterima oleh Chanifah
sebagai ahli waris dari Sumantri. Pembayaran secara tunai kepada Chanifah
sebesar Rp45.000.000,00 diserahkan oleh Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk.
Pembayaran dilakukan dirumah Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk pada
tanggal 27 November 2010 dengan disaksikan oleh Lasminto (suami Chanifah);
(3) Pada pemilik bidang tanah a.n Sarmini. ganti rugi diterima oleh Salim sebagai
ahli waris dari Sarmini. Pembayaran secara tunai kepada Salim sebesar
Rp62.460.000,00 dilakukan oleh Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk.
Pembayaran tersebut dilakukan di Balai Desa Sumberrejo Kec. Trucuk tanggal
27 November 2010 dan disaksikan oleh Kismiati (istri Salim);
(4) Pada pemilik bidang tanah a.n Masro’ah ganti rugi diterima oleh Masro’ah.
Pembayaran dilakukan oleh Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk secara tunai
sebesar Rp50.000.000,00 kepada Masro’ah pada tanggal 29 November 2010
dirumah Masro’ah di Desa Tulung Kec. Trucuk dengan disaksikan oleh Salim
dan Yikno (suami Masro’ah);
(5) Pada pemilik bidang tanah a.n Yumi Alam ganti rugi diterima oleh Suwito.
Suwito mendapatkan hak atas tanah a.n Yumi Alam dari pembelian tanah
tersebut pada Mustakim (ayah dari Yuni Alam). Pembayaran dilakukan oleh
Carik Desa Sumberrejo Kec. Trucuk secara tunai sebesar Rp50.000.000,00
kepada Suwito pada tanggal 27 November 2010 dirumah Suwito disaksikan
Salim dan Marti (istri Suwito).

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


23

(6) Pada pemilik bidang tanah a.n Suwiti diterima oleh Sarbini. Sarbini merupakan
cucu dari ibu Suwiti. Pembayaran dilakukan Carik Desa Sumberrejo Kec.
Trucuk secara tunai sebesar Rp328.690.800,00 kepada Sarbini. Pembayaran
dilakukan di rumah Sarbini di Desa Selobagus Kec.Parengan Tuban.
3) Hasil konfirmasi atas kebenaran berkas pengadaan dengan pihak penerima Ganti
Rugi Tanah. Tanaman Dan Bangunan Dalam Rangka Pengadaan Tanah Perumahan
Untuk Pengungsi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa tidak semua berkas
pengadaan adalah benar. diantaranya kebenaran kuitansi penerimaan yaitu
pada kuitansi No.0005/KK/1.20.3.7/2010 tanggal 29 November 2010 dan Nomor
0003/KK/1.20.3.7/2010 tanggal 29 November 2010.
Atas adanya hal di atas dapat disimpulkan bahwa Ganti Rugi Tanah. Tanaman Dan
Bangunan Dalam Rangka Pengadaan Tanah Perumahan Untuk Pengungsi Kabupaten
Bojonegoro tidak dilakukan oleh pihak yang berhak melakukan pembayaran dan
belum seluruhnya diberikan kepada warga yang menjual tanahnya senilai
Rp265.136.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.4.2 Pembayaran Ganti Rugi Tanah

Ganti Rugi
Nama Jumlah Ganti Nama
No. Jumlah Ganti Ganti Rugi Kedudukan Ganti Rugi Yang Tidak
Pemilik Luas Rugi (Rp) Penerima
No. Identifikasi Rugi Tanah Tanaman Penerima yang Diterima Diterima (Rp)
Bidang Tanah yang Ganti
Tanah (Rp) (Rp) Ganti Rugi (Rp) per Tgl.
Tanah Seharusnya Rugi
22-Des-2010

Cucu Ibu
1 Suwiti SHM No.24 3.560 Sarbini Suwiti (Ahli -
320.400.000,00 8.290.800,00 328.690.800,00 328.690.800,00
Waris)
Ayah dari Aji
Aji Hakim
2 SHM No,27 1.490 Moch, Ali Hakim
Pangarepan 59.600.000,00 37.865.000,00 97.465.000,00 59.600.000,00 37.865.000,00
Pangarepan
SHM Ahli waris dari ,
3 Sumantri 1265 Chanifah
No,144 50.600.000,00 12.750.000,00 63.350.000,00 Sumantri 45.000.000,00 18.350.000,00

No,C,301/31 Ahli waris dari


4 Sarmini 1.735 Salim
/DII 62.460.000,00 90.001.000,00 152.461.000,00 Ibu Sarmini 62.460.000,00 90.001.000,00

No,C,215/31
5 Masroah Cs 1.262 Masroah Pemilik Tanah 50.000.000,00
/DII 45.432.000,00 48.300.000,00 93.732.000,00 43.732.000,00

Pembeli tanah
M, Yumi No,C,155/31 Bpk,Mustakim
6 1.258 Suwito
Alam Cs /DII 45.288.000,00 79.900,000.00 125.188.000,00 dgn a,n Yumi 50.000.000,00 75.188.000,00
A

JUMLAH 583.780.000,00 277.106.800,00 860.886.800,00 595.750.800,00 265.136.000,00

PPTK melalui bendahara pengeluaran bagian perlengkapan Sekretariat Daerah


Kabupaten Bojonegoro telah melaksanakan pembayaran ganti rugi tanah tersebut diatas
secara penuh/membayar sisa ganti rugi tanah yang belum terbayarkan kepada pemegang
hak dan atau yang menguasai tanah pada Kamis, 23 Desember 2010 sebesar
Rp265.136.000,00 secara tunai.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.17 Tahun 2007 Pengelolaan Barang Daerah, bagian IV angka 4 tentang Pengadaan
Tanah no.5 yang menegaskan bahwa pembayaran ganti rugi dalam rangka pembebasan
tanah harus dilaksanakan secara langsung oleh instansi yang bersangkutan kepada
pemegang Hak Atas Tanah/Pemilik Bangunan/Tanam Tumbuh. Panitia tidak
diperkenankan sebagai juru bayar, dan pembayarannya tidak diperbolehkan melalui
Kuasa atau Perantara.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


24

Permasalahan tersebut mengakibatkan penerima ganti rugi tanah, tanaman dan


bangunan dalam rangka pengadaan tanah perumahan untuk pengungsi Kabupaten
Bojonegoro belum menerima ganti rugi secara penuh sebesar Rp265.136.000,00,

Permasalahan tersebut di atas terjadi karena:


1) Sdr. PPA selaku PPTK Kegiatan Pembangunan Penampungan Pengungsi di Desa
Sumberrejo Kecamatan Trucuk sengaja tidak menyerahkan pembayaran ganti rugi
secara utuh dan tepat waktu serta menyerahkan pembayaran ganti rugi tanah kepada
pihak yang tidak berhak melakukan pembayaran;
2) Pengendalian dari KPA Kegiatan Pembangunan Penampungan Pengungsi di Desa
Sumberrejo Kecamatan Trucuk lemah; dan
3) Carik Desa Sumberrejo Kecamatan Trucuk melaksanakan pembayaran ganti rugi
yang bukan merupakan tugasnya.

Atas permasalahan tersebut, Kepala Bagian Perlengkapan – Sekretariat Daerah


menjelaskan bahwa:
1) PPTK kegiatan pengadaan tanah untuk pembangunan penampungan pengungsi di
Desa Sumberejo Kecamatan Trucuk telah mengakui kesalahannya dan minta maaf
yang sebesar-besarnya kepada pemilik tanah, karena selama ini ganti rugi yang
semestinya diterima penuh tidak dibayarkan secara utuh. PPTK melalui bendahara
pengeluaran bagian perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Bojonegoro telah
melaksanakan pembayaran ganti rugi tanah tersebut diatas secara penuh/membayar
sisa ganti rugi tanah yang belum terbayarkan kepada pemegang hak dan atau yang
menguasai tanah pada Kamis, 23 Desember 2010, bertempat di Rumah Dinas Bupati
Bojonegoro dengan disaksikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro,
Asisten Pemerintahan, Kepala Bagian Perlengkapan, Sekretaris Inspektorat dan Tim
BPK;
2) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kegiatan pengadaan tanah untuk penampungan
pengungsi di Desa Sumberejo Kecamatan Trucuk mengakui pengawasan dan
pengendalian kepada PPTK lemah, karena dalam pelaksanaan tugas secara struktural
juga mengedepankan unsur kepercayaan pada staf namun untuk kedepannya akan
melaksanakan pengawasan dan pengendalian lebih baik lagi (dengan melaksanakan
cek dan recek) demi terlaksananya seluruh kegiatan dengan baik dengan
memperhatikan ketentuan dan aturan yang berlaku; dan
3) Carik Desa Sumberejo Kecamatan Trucuk telah mengakui kesalahannya karena turut
membantu melaksanakan pembayaran ganti rugi yang bukan tugasnya serta berjanji
tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Bojonegoro agar memerintahkan


Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro untuk:
1) Memberikan sanksi kepada Sdr. PPA selaku PPTK Pengadaan Tanah dan Sekretaris
Desa (Carik) Trucuk sesuai ketentuan yang berlaku; dan
2) Memberikan sanksi kepada Kuasa Pengguna Anggaran atas lemahnya pengendalian
kegiatan pengadaan tanah.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


25

4.5. Pekerjaan Pembangunan Dan Pemeliharaan Berkala Jalan Belum Sepenuhnya


Sesuai Dengan Kontrak sebesar Rp113.417.525,41

Pada Tahun 2010, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pekerjaaan Umum


mengalokasikan Anggaran untuk kegiatan Fisik sebesar Rp144.810.888.915,00 dengan
realisasi per 30 November sebesar Rp39.299.821.150,00 atau sebesar 27,14%, Kegiatan
fisik tersebut diantaranya digunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan berkala jalan,
Belanja Modal pengadaan konstruksi jalan dianggarkan sebesar Rp10.968.680.182,00 dan
telah dilaksanakan sebesar Rp6.954.928.400,00 atau sebesar 63,41%.

Pemeriksaan secara uji petik atas pelaksanaan kegiatan pembangunan dan


pemeliharaan berkala jalan diketahui terdapat 11 pekerjaan belum sepenuhnya sesuai
dengan kontrak yaitu:
1) Kekurangan Volume Pekerjaan Pembangunan dan Pemeliharan Berkala Jalan
(1) Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan Nglinggo – Kepohbaru I Kecamatan
Kepohbaru dengan Pelaksana CV. KM. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/083/PJ/412.34/2010 tanggal 07 Juni 2010 sebesar
Rp898.011.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada
tanggal 07 Juni 2010 sampai dengan 04 Oktober 2010. Pekerjaan ini telah
diserah terimakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/134/PJ/412.34/2010 tanggal 27 Agustus 2010. Dinas Pekerjaan Umum
telah melakukan pembayaran sesuai SP2D Nomor 10751/LS-BJ/2010 tanggal
04 Oktober 2010 sebesar Rp898.011.000,00. Berdasarkan pemeriksaan fisik
tanggal 30 November 2010 diketahui terdapat pekerjaan yang belum
sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi teknis sebesar Rp15.167.150,00.
(2) Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan Baureno - Kepoh Baru Kecamatan
Baureno dengan Pelaksana CV. SM. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/221/RPJ/412.34/2010 tanggal 08 Juni 2010 sebesar
Rp859.582.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
08 Juni 2010 sampai dengan 05 Oktober 2010. Pekerjaan ini telah diserah
terimakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/337/RPJ/412.34/2010 tanggal 23 September 2010. Dinas Pekerjaan Umum
telah melakukan pembayaran I (50%) sesuai SP2D Nomor 0893/LS-BJ/2010
tanggal 06 September 2010 sebesar Rp429.791.000,00, Sampai pemeriksaan
berakhir pembayaran II (100%) belum dilakukan pembayaran. Berdasarkan
pemeriksaan fisik tanggal 30 November 2010 diketahui terdapat pekerjaan yang
belum sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi teknis sebesar Rp11.696.000,00.
(3) Pekerjaan Pembangunan Jalan Ngupak Dalem - Ngujo Kecamatan Dander
dengan Pelaksana CV. DAW. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/093/PJ/412.34/2010 tanggal 10 Juni 2010 sebesar
Rp903.693.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
10 Juni 2010 sampai dengan 07 Oktober 2010. Pekerjaan ini telah diserah
terimakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/179/PJ/412.34/2010 tanggal 30 September 2010. Dinas Pekerjaan Umum
telah melakukan pembayaran I (50%) sesuai SP2D Nomor: 1058/LS-BJ/2010
tanggal 04 Oktober 2010 sebesar Rp451.846.500,00 dan pembayaran II (100%)

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


26

sesuai SP2D Nomor 1451/LS-BJ/2010 tanggal 10 November 2010 sebesar


Rp451.846.500,00. Berdasarkan pemeriksaan fisik tanggal 26 November 2010
diketahui terdapat pekerjaan yang belum sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi
teknis sebesar Rp8.997.750.00.
(4) Pekerjaan Pembangunan Jalan Baureno - Kepoh Baru I Kecamatan Baureno
dengan Pelaksana CV. SM. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/082/PJ/412.34/2010 tanggal 07 Juni 2010 sebesar
Rp903.000.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
07 Juni 2010 sampai dengan 04 Oktober 2010. Pekerjaan ini telah diserah
terimakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/148/PJ/412.34/2010 tanggal 07 September 2010. Dinas Pekerjaan Umum
telah melakukan pembayaran I (50%) sesuai SP2D Nomor 892/LS-BJ/2010
tanggal 06 September 2010 sebesar Rp451.500.000,00 dan pembayaran II
(100%) sesuai SP2D nomor 1200/LS-BJ/2010 tanggal 20 Oktober 2010 sebesar
Rp451.500.000,00. Berdasarkan pemeriksaan fisik tanggal 30 November 2010
diketahui terdapat pekerjaan yang belum sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi
teknis sebesar Rp27.486.976,00.
(5) Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan Tinggang – Taji Kecamatan Ngraho
dengan Pelaksana CV. AJ, Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/236/RPJ/412.34/2010 tanggal 11 Juni 2010 sebesar
Rp657.952.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
11 Juni 2010 sampai dengan 08 Oktober 2010. Pekerjaan ini telah diserah
terimakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/349/RPJ/412.34/2010 tanggal 30 September 2010. Dinas Pekerjaan Umum
telah melakukan pembayaran I untuk Uang Muka sesuai SP2D Nomor
0419/LS-BJ/2010 tanggal 29 Juni 2010 sebesar Rp197.385.600,00 dan
pembayaran II sesuai SP2D nomor 1424/LS-BJ/2010 tanggal 08 November
2010 sebesar Rp460.566.400,00, Berdasarkan pemeriksaan fisik tanggal
08 Desember 2010 diketahui terdapat pekerjaan yang belum sepenuhnya sesuai
dengan spesifikasi teknis sebesar Rp4.002.522,00.
(6) Pekerjaan Pembangunan Jalan Baureno – Kepohbaru I Kecamatan Baureno
dengan Pelaksana CV. AJ. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/167/PJ.BP/412.34/2010 tanggal 17 September 2010 sebesar
Rp844.636.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
17 September 2010 sampai dengan 15 Desember 2010. Pekerjaan ini telah
diserah terimakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/402/PJ.BP/412.34/2010 tanggal 09 Desember 2010. Dinas Pekerjaan
Umum telah melakukan pembayaran I untuk Uang Muka sesuai SP2D Nomor
1109/LS-BJ/2010 tanggal 19 Oktober 2010 sebesar Rp253.390.800,00 dan
sampai pemeriksaan berakhir pembayaran II (100%) belum dilakukan
pembayaran. Berdasarkan pemeriksaan fisik tanggal 30 November 2010
diketahui terdapat pekerjaan yang belum sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi
teknis sebesar Rp1.823.871,00.
(7) Pekerjaan Pembangunan Jalan Baureno – Kepohbaru Kecamatan Baureno
dengan Pelaksana CV. YK. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/088/PJ/412.34/2010 tanggal 09 Juni 2010 sebesar

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


27

Rp597.872.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
09 Juni 2010 sampai dengan 06 Oktober 2010. Pekerjaan ini telah diserah
terimakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/181/PJ/412.34/2010 tanggal 04 Oktober 2010. Dinas Pekerjaan Umum
telah melakukan pembayaran I sesuai SP2D Nomor 1369/LS-BJ/2010 tanggal
02 November 2010 sebesar Rp543.520.000,00 dan pembayaran II sesuai SP2D
Nomor 1370/LS-BJ/2010 tanggal 02 November 2010 sebesar Rp54.352.000,00.
Berdasarkan pemeriksaan fisik tanggal 30 November 2010 diketahui terdapat
pekerjaan yang belum sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi teknis sebesar
Rp4.769.044,00.
(8) Pekerjaan Pembangunan Jalan Ngumpakdalem – Ngujo II Kecamatan Dander
dengan Pelaksana CV. IJ. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/166/PJ.BP/412.34/2010 tanggal 17 September 2010 sebesar
Rp702.702.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
17 September 2010 sampai 15 Desember 2010. Pekerjaan ini telah diserah
terimakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/403/PJ.BP/412.34/2010 tanggal 09 Desember 2010. Sampai dengan
pemeriksaan berakhir Dinas Pekerjaan Umum belum melakukan
pembayaran untuk pekerjaan ini. Berdasarkan pemeriksaan fisik tanggal
26 November 2010 diketahui terdapat pekerjaan yang belum sepenuhnya sesuai
dengan spesifikasi teknis sebesar Rp5.629.979,00.
(9) Pekerjaan Pembangunan Jalan Balen – Sugih Waras II Kecamatan Sugihwaras
dengan Pelaksana CV. BRH. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak Nomor 622/089/PJ/412.34/2010 tanggal 10 Juni 2010 sebesar
Rp904.180.000,00 dengan jangka waktu 120 hari kalender dimulai pada tanggal
10 Juni 2010 sampai 07 Oktober 2010. Pekerjaan ini telah diserah terimakan
sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/175/PJ/412.34/2010 tanggal 04 September 2010. Dinas Pekerjaan Umum
telah melakukan pembayaran I sesuai SP2D Nomor 424/LS-BJ/2010 tanggal
30 Juni 2010 sebesar Rp271.254.000,00 dan pembayaran II sesuai SP2D
Nomor 878/LS-BJ/2010 tanggal 06 September 2010 sebesar Rp316.463.000,00
dan pembayaran yang ke III sesuai dengan SP2D Nomor 1159/LS-BJ/2010
tanggal 15 Oktober 2010 sebesar Rp316.463.000,00. Berdasarkan pemeriksaan
fisik tanggal 30 November 2010 diketahui terdapat pekerjaan yang belum
sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi teknis sebesar Rp11.622.760,00.
2) Kualitas bahan belum sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi.
Didalam beberapa pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan berkala, semestinya
digunakan bahan paving K-300. Namun demikian dari hasil pengujian sample yang
diambil Tim BPK menunjukan banyak paving yang tidak memenuhi kualitas K-300
dengan rincian sebagai berikut:
(1) Pemeliharaan Jalan Berkala Pada Ruas Jalan Mastrip
Tahun Anggaran (TA) 2010, Dinas Pekerjaan Umum menganggarkan
kegiatan Pemeliharaaan Jalan Mastrip sebesar Rp348.480.000,00.
Pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh CV. AS dengan kontrak Nomor:
622/335/RPJ.BP/412.34/2010 tanggal 23 September 2010 dengan nilai kontrak
sebesar Rp339.901.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


28

90 hari kalender sehingga pekerjaan harus diserahkan paling lambat pada


tanggal 21 Desember 2010. Pekerjaan telah diserah terimakan sesuai dengan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan nomor 622/337/RPJ/412.34/2010 tanggal
18 Oktober 2010. Dinas Pekerjaan Umum telah melakukan pembayaran sesuai
SP2D Nomor 1571/LS-B/2010 tanggal 23 November 2010 sebesar
Rp339.901.000,00. Pemeriksaan fisik pada tanggal 01 Desember 2010,
diketahui terdapat kekurangan pada ketebalan untuk penghamparan dan
pemadatan Aspal dengan nilai sebesar Rp11.572.319,21.
(2) Pembangunan Jalan Kapas – Glendeng
Tahun Anggaran (TA) 2010, Dinas Pekerjaan Umum menganggarkan
kegiatan Pembangunan Jalan Kapas – Glendeng sebesar Rp633.600.000,00.
Pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh CV. KTK dengan kontrak Nomor
622/163/PJ-BP/412.34/2010 tanggal 17 September 2010 dengan nilai kontrak
sebesar Rp617.777.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 hari
kalender sehingga pekerjaan harus diserahkan paling lambat pada tanggal
15 Desember 2010. Terhadap pekerjaan ini dilakukan perubahan sebagaimana
ditetapkan dalam Addendum Kontrak Nomor 622/186/PJ.BP/412.34/2010
tanggal 12 Oktober 2010. Addendum tersebut dibuat untuk tambahan pekerjaan
badan dan bahu jalan yang tidak tertuang didalam RAB pada kontrak
sebelumnya senilai Rp15.000.000,00. Pekerjaan ini telah diserah terimakan
sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor
622/203/PJ.BP/412.34/2010 tanggal 04 November 2010. Dinas Pekerjaan
Umum telah melakukan pembayaran sesuai SP2D nomor 1761/LS-B/2010
tanggal 10 Desember 2010 sebesar Rp632.777.000,00. Pemeriksaan fisik pada
tanggal 29 November 2010, diketahui terdapat kekurangan pada ketebalan
untuk penghamparan dan pemadatan Aspal dengan nilai sebesar
Rp10.648.794,20.

Berdasarkan data dan perhitungan di atas dapat disimpukan bahwa pengeluaran


daerah sebesar Rp113.417.525,41 (Rp15.167.510,00 + Rp11.696.000,00 +
Rp8.997.750,00 + Rp27.486.976,00 + Rp4.002.522,00 + Rp1.823.871,00 +
Rp4.769.044,00 + Rp5.629.979,00 + Rp11.622.760,00 + Rp11.572.319,21 +
Rp10.648.794,20) pada pekerjaan tersebut di atas tidak efektif.
Atas kondisi tersebut diatas telah dilakukan pengembalian ke Kas Daerah
sebesar Rp113.417.525,41 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.5.1 Rincian Pengembalian ke Kas Daerah
No Rekanan Tanggal Setor Nomor STS Jumlah (Rp)
1 CV. KM 21 Desember 2010 0005/STS/1.03.1.1/2010 15.167.510,00
2 CV. SM 21 Desember 2010 0007/STS/1.03.1.1/2010 11.696.000,00
3 CV. DAW 22 Desember 2010 0011/STS/1.03.1.1/2010 8.997.750,00
4 CV. SM 21 Desember 2010 0009/STS/1.03.1.1/2010 27.486.976,00
5 CV. AJ 21 Desember 2010 0003/STS/1.03.1.1/2010 4.002.522,00
6 CV. AJ 21 Desember 2010 0004/STS/1.03.1.1/2010 1.823.871,00
7 CV. YK 22 Desember 2010 0011/STS/1.03.1.1/2010 4.769.044,00
8 CV. IJ 22 Desember 2010 0010/STS/1.03.1.1/2010 5.629.979,00
9 CV. BRH 22 Desember 2010 0008/STS/1.03.1.1/2010 11.622.760,00
10 CV. AS 21 Desember 2010 0006/STS/1.03.1.1/2010 11.572.319,21
11 CV. KTK 22 Desember 2010 0010/STS/1.03.1.1/2010 10.648.794,20
Jumlah 113.417.525,41

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


29

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


1) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah dirubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 95 Tahun 2007 pada Penjelasan Pasal 33 ayat (2) menyatakan bahwa
khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan sebesar
pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di
lapangan;
2) Masing-masing kontrak, Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) serta gambar desain
yang menjadi acuan dan ikatan hukum pekerjaan pada masing-masing pihak,

Permasalahan tersebut mengakibatkan:


1) Pengeluaran daerah sebesar Rp113.417.525,41 tidak efektif; dan
2) Berkurangnya umur teknis dari pekerjaan yang tidak sesuai antara fisik yang
dipasang dengan yang direncanakan.

Permasalahan tersebut terjadi karena:


1) Pengendalian Kepala Dinas Pekerjaan Umum selaku Pengguna Anggaran belum
optimal;
2) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan belum memantau pelaksanaan kegiatan dengan
baik;
3) Konsultan Pengawas belum melaksanakan tugas pengawasan dengan baik; dan
4) Pelaksana Pekerjaan belum sepenuhnya melaksanakan pekerjaan yang menjadi
kewajibannya.

Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten


Bojonegoro menjelaskan bahwa pengembalian pembayaran pada pekerjaan pemeliharaan
jalan tersebut sudah dilaksanakan pembayaran pengembaliannya melalui Kas Daerah
Kabupaten Bojonegoro,

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Bojonegoro agar:


1) Kepala Dinas PU memperingatkan Konsultan Pengawas yang tidak sepenuhnya
menjalankan tugasnya dengan profesional; dan
2) Memberikan sanksi kepada Kepala Dinas PU, KPA dan PPTK atas lemahnya
pengendalian pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan berkala jalan.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


30

4.6. Pemakaian Bahan Pembesian Dalam Pekerjaan Jembatan Ngablak Dan Kacangan
Belum Sepenuhnya Sesuai Spesifikasi Sebesar Rp32.284.118,55

Pada Tahun 2010, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pekerjaaan Umum


mengalokasikan Anggaran untuk kegiatan pembangunan Jembatan sebesar
Rp12.615.145.000,00 dengan realisasi per 30 November sebesar Rp984.289.400,00 atau
sebesar 7,80%.
Pemeriksaan secara uji petik atas pelaksanaan kegiatan pembangunan jembatan
diketahui terdapat pemakaian bahan Pembesian yang belum sepenuhnya sesuai dengan
spesifikasi sebesar Rp32.284.105,57 dengan rincian sebagai berikut:
1) Perkerjaan Pembangunan jembatan Ngablak Kecamatan Dander dengan
Pelaksana PT. DP. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kontrak
Nomor 050/145/PJ.BT/412.34/2010 tanggal 20 September 2010 sebesar
Rp1.309.797.000,00 dengan jangka waktu 90 hari kalender dimulai tanggal
20 September 2010 sampai dengan 19 Desember 2010. Berdasarkan pemeriksaan
fisik tanggal 15 Desember 2010 diketahui terdapat pekerjaan pembesian yang tidak
sesuai dengan RAB sebesar Rp14.725.615,35 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.6.1 Kekurangan Pembesian Jembatan Ngablak
Harga Satuan RAB Fisik Selisih Jumlah
No Uraian
(Rp) (kg) (kg) (kg) (Rp)
1 2 3 4 5 6 (4-5) 7 (3 x 6)
1 Stroust ø 25 - 150 tembok penahan 12.960,75 286,84 248,95 37,89 491.082,82
2 Abutment 12.960,75 9.555,45 9.175,44 380,01 4.925.214,61
3 Pilar 12.960,75 1.489,34 1.401,21 88,13 1.142.230,90
4 Diagfragma 12.960,75 5.523,92 5.218,86 305,06 3.953.806,40
5 Kolom 20/20 Dinding Oprit K,175 12.960,75 183,92 149,90 34,02 440.924,72
6 Dinding Plat Penahan Oprit t = 15 cm K,175 12.960,75 260,27 234,89 25,38 328.943,84
7 Plat kaki Oprit K,175 12.960,75 477,50 211,82 265,68 3.443.412,06
Jumlah 17.777,24 16.641,07 1.136,17 14.725.615,35

2) Perkerjaan Pembangunan Jembatan Kacangan Kecamatan Tambak Rejo dengan


Pelaksana PT. DIK. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kontrak Nomor
050/147/PJ.BT/412.34/2010 tanggal 22 September 2010. Berdasarkan pemeriksaan
fisik tanggal 15 Desember 2010 diketahui terdapat pekerjaan pembesian yang tidak
sesuai dengan RAB sebesar Rp17.558.503,20.
Tabel 4.6.2 Kekurangan Pembesian Jembatan Kacangan
Harga Satuan Selisih
No Uraian RAB (kg) Fisik (kg) Jumlah (Rp)
(Rp) (kg)
1 2 3 4 5 6 (4-5) 7 (3 x 6)
1 Tulang Sepatu abudment 11.095,00 3.932,12 3.637,93 294,19 3.264.038,05
2 Tulangan Badan abudment 11.095,00 5.186,76 4.872,00 314,76 3.492.262,20
3 Tulangan Kepala abudment 11.095,00 2.558,79 2.410,32 148,47 1.647.274,65
4 Tulangan Sepatu pilar 11.095,00 3.988,82 3.690,27 298,55 3.312.412,25
5 Tulangan Badan pilar 11.095,00 5.121,04 5.047,45 73,59 816.481,05
6 Tulangan Kepala pilar 11.095,00 3.660,59 3.485,98 174,61 1.937.297,95
7 Tulangan Balok pengaku 11.095,00 281,70 266,26 15,44 171.306,80
8 Tulangan Sayap abudment 11.095,00 2.195,53 2.035,40 160,13 1.776.642,35
9 Shear Conector 11.095,00 1.461,20 1.358,38 102,82 1.140.787,90
Jumlah 28.386,55 26.803,99 1.582,56 17.558.503,20

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


31

Pelaksana kegiatan menjelaskan bahwa untuk pembelian bahan pembesian sudah


berusaha memperoleh bahan sesuai spesifikasi teknis namun tidak tersedia di Toko.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


1) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah dirubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 95 Tahun 2007 pada Penjelasan Pasal 33 ayat (2) menyatakan bahwa
khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan sebesar
pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di
lapangan;
2) Masing-masing kontrak, Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) serta gambar desain
yang menjadi acuan dan ikatan hukum pekerjaan pada masing-masing pihak.

Permasalahan tersebut mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar


Rp32.284.118,55 (Rp14.725.615,35 + Rp17.558.503,20).

Permasalahan tersebut terjadi karena:


1) Pengendalian Kepala Dinas Pekerjaan Umum selaku Pengguna Anggaran belum
optimal;
2) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan tidak sepenuhnya memantau pelaksanaan kegiatan
dengan baik;
3) Konsultan Pengawas kurang melaksanakan tugas pengawasan dengan baik; dan
4) Pelaksana Pekerjaan kurang sepenuhnya melaksanakan pekerjaan yang menjadi
kewajibannya.

Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten


Bojonegoro menjelaskan bahwa pengembalian pembayaran pekerjaan yang belum
sepenuhnya sesuai spesifikasi teknis akan diperhitungkan pada saat pembayaran termyn.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Bojonegoro memerintahkan Kepala


Dinas Pekerjaan Umum agar :
1) Memerintahkan Kuasa Pengguna Anggaran untuk menarik kerugian kepada PT. DP
dan PT. DIK sebesar Rp32.284.118,55 dan menyetorkan ke Kas Daerah;
2) Memperingatkan Konsultan Pengawas yang tidak sepenuhnya menjalankan tugasnya
dengan profesional; dan
3) Memperingatkan Kuasa Pengguna Anggaran dan PPTK untuk lebih cermat dalam
pengendalian pelaksanaan kegiatan pembangunan jembatan.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


32

4.7. Pekerjaan pengadaan paving dan pembangunan jalan dan jembatan pada dinas
pekerjaan umum mengalami keterlambatan dan belum dikenakan denda minimal
sebesar Rp562.989.504,00

Dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan jalan dan jembatan pedesaan


TA 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bojonegoro telah melaksanakan 5 (lima)
paket pekerjaan dengan anggaran sebesar Rp41.900.000.000,00 dan direalisasikan
sebesar Rp35.139.675.000,00 atau 83,87%. Selain itu Dinas Pekerjaaan Umum
mengalokasikan Anggaran untuk kegiatan Fisik Pembangunan Jembatan sebesar
Rp12.615.145.000,00 dengan realisasi per 31 Oktober sebesar Rp428.568.400,00 atau
sebesar 3,39% dan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan sebesar
Rp10.968.680.182,00 dan telah direalisasikan sampai dengan tanggal 30 Nopember 2010
sebesar Rp6.954.928.400,00 atau 63,41%.

Hasil pemeriksaan atas pelaksanaan pekerjaan pengadaan paving menunjukkan


bahwa dalam pelaksanaan pengadaan paving, pembangunan jalan dan jembatan
mengalami keterlambatan dan belum dikenakan denda minimal sebesar
Rp562.989.504,00 dengan rincian sebagai berikut:

1) Pengadaan paving
Kegiataan belanja barang dan jasa di Dinas Pekerjaan Umum di antarannya
digunakan untuk melaksanakan 5 (lima) paket pekerjaan pengadaan paving, hasil
pemeriksaan fisik dan dokumen pendukungnya diketahui bahwa 3 (tiga) dari
pekerjaan tersebut belum selesai 100% yang melampaui jangka waktu yang
ditetapkan didalam kontrak. Atas keterlambatan ini rekanan dikenakan denda
keterlambatan minimal sebesar Rp500.281.356,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.7.1 Rincian Denda Keterlambatan Pengadaaan Paving
Tanggal
Penyelesaian
Jumlah Hari Denda
Paket Pelaksana Nilai Kontrak (Rp) Pengadaan
Keterlambatan Keterlambatan
sesuai
Kontrak
Timur I PT. SACS 6.118.612.000,00 27-Des-10 29 177.439.748,00
Timur II CV. MS 6.666.902.000,00 25-Des-10 14 93.336.628,00
Barat I PT. PK 7.650.166.000,00 26-Des-10 30 229.504.980,00
JUMLAH 500.281.356,00

2) Pekerjaan Jalan
Kegiatan Pembangunan Jalan Sugihwaras - Kepuhkidul yang dilaksanakan oleh PT.
YAU sesuai Surat Perjanjian Kerja Konstruksi (Kontrak) Nomor
622/161/PJ/412.34/2010 tanggal 16 September 2010 dengan biaya kontrak sebesar
Rp1.073.078.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 120 hari kalender
(sejak SPMK tanggal 16 September 2010 sampai dengan 14 Desember 2010) dan
masa pemeliharaan selama 180 hari kalender sejak tanggal penyelesaian pekerjaan
(100%). Pembayaran uang muka kontrak sebesar Rp214.615.600,00 dilakukan pada
tanggal 14 Oktober 2010 sesuai SP2D Nomor 1142/LS-BJ/2010. Pengawasan atas
kegiatan tersebut dilaksanakan oleh CV Panorama.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


33

Hasil pemeriksaan dokumen diperoleh informasi sebagai berikut:


(1) Berdasarkan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Fisik/Non Fisik Belanja Modal
Pembangunan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bojonegoro bagian bulan
Nopember 2010 diketahui bahwa realisasi keuangan senilai Rp214.615.600,00
dan fisik sebesar 10%;
(2) Konsultan Pengawas telah mengirimkan surat kepada Direktur PT. YAU
perihal pemberitahuan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan Nomor
01/PNR-GRS/X/2010 tanggal 18 Oktober 2010. Isi surat tersebut diantaranya
adalah sesuai dengan jadwal pelaksanaan sampai dengan minggu V tanggal
17 Oktober 2010 seharusnya prestasi pekerjaan mencapai 18,09%. Namun
realisasinya baru mencapai 3,62% sehingga prestasi pelaksanaan pekerjaan
mengalami keterlambatan sebesar -14,47%,
(3) PPTK Pembangunan Jalan telah mengirimkan surat kepada Direktur PT. YAU
perihal keterlambatan pelaksanaan pekerjaan Nomor 622/.../PJPD/412.34/2010
tanggal 21 Oktober 2010. Isi dari surat tersebut diantaranya adalah dari hasil
monitoring di lapangan untuk bahan material kurang mencukupi volume yang
dibutuhkan sehingga realisasi di lapangan baru mencapai fisik 5%.
(4) Konsultan Pengawas telah mengirimkan surat kepada Direktur PT. YAU
perihal pemberitahuan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan Nomor
02/PNR-GRS/XI/2010 tanggal 28 Nopember 2010. Isi surat tersebut diantaranya
adalah sesuai dengan jadwal pelaksanaan sampai dengan minggu XI tanggal
22 Nopember 2010 seharusnya prestasi pekerjaan mencapai 85,55%. Namun
realisasinya baru mencapai 32,46% sehingga prestasi pelaksanaan pekerjaan
mengalami keterlambatan sebesar -46,20%.

Disamping itu, hasil konfirmasi secara tertulis dengan PPTK pada tanggal
20 Desember 2010 menunjukkan bahwa keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
tersebut disebabkan oleh intensitas cuaca hujan dan padatnya lalu lintas, Kemajuan
fisik sampai dengan tanggal 20 Desember 2010 sebesar 80%. Informasi dari Kuasa
Pengguna Anggaran, pekerjaan tersebut telah selesai dan dikenakan denda 13 hari
hari sebesar Rp13.950.014,00 dan telah dipotongkan dari termin terakhir
pembayaran.

3) Pekerjaan Jembatan
Kegiataan belanja modal di Dinas Pekerjaan Umum di antarannya digunakan untuk
melaksanakan 3 kegiatan pembangunan jembatan, Hasil Pemeriksaan Fisik dan
dokumen pendukungnya diketahui bahwa ketiga pembangunan jembatan tersebut
belum selesai 100% yang melampaui jangka waktu yang ditetapkan didalam kontrak.
Atas keterlambatan ini rekanan dikenakan denda keterlambatan minimal sebesar
Rp62.708.148,00 dengan rincian sebagai berikut:

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


34

Tabel 4.7.2 Perhitungan Keterlambatan


Terlambat Nilai Kontrak Denda
Uraian Nomor dan Tanggal
No Pelaksana Keterlambatan
Kegiatan Kontrak dan Nilai Kontrak (hari) (Rp) (Rp)
Jembatan CV. DIK 050/1147/PJBT/412,34/2010
1. 12 hari 1.830.191.000,00 21.962.292,00
Kacangan tanggal 22 September 2010
Jembatan CV. DP 050/145/PJBT/412,34/2010
2. 25 hari 1.309.737.000,00 32.743.425,00
Ngablak tanggal 20 September 2010
Jembantan CV. SS 050/144/PJBT/412,34/2010
3. 9 hari 889.159.000,00 8.002.431,00
Wanger tanggal 20 September 2010
Jumlah 62.708.148,00

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


1) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah dirubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 95 Tahun 2007 Pasal 37 menyebutkan bahwa bila terjadi
keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barang/jasa,
sebagaimana diatur dalam kontrak maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan
dikenakan denda keterlambatan sekurang-kurangnya 1/1000 (satu perseribu) per hari
dari nilai kontrak.
2) Surat Perjanjian Kerja Pengadaan Barang (Kontrak) antara Dinas PU Kab,
Bojonegoro dengan Jasa Pelaksana Pengadaan Barang pada masing-masing
Pelaksana Pengadaan:
(1) Pasal 8 ayat (1) bahwa seluruh pelaksanaan pekerjaan sesuai pasal 1 Surat
Perjanjian ini sampai pada Penyerahan Pekerjaan (kemajuan fisik 100%)
ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal
sebagaimana tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
(2) Pasal 14 ayat (2) bahwa jika penyelesaian pekerjaan seperti dimaksud dalam
pasal 8 terlambat maka Pelaksanan Pengadaan akan dikenakan denda untuk tiap-
tiap hari terlambat ditetapkan sebesar 0,001 (satu per mil) dari harga kontrak
dengan ketentuan denda maksimum 5% (lima persen) dari harga kontrak.
3) Surat Penyataan Dukungan Dari Pabrikan di dalam Dokumen Penawaran dan
Dokumen Penambahan Dukungan Pabrikan poin c, yang menegaskan bahwa
menjamin ketersediaan paving yang ditawarkan dan sanggup melaksanakan
pengiriman paving dan kanstin (beton kerb) dalam waktu 90 hari kalender terhitung
sejak surat perjanjian kerja/kontrak ditanda tangani.

Permasalahan tersebut mengakibatkan kekurangan penerimaan atas denda


keterlambatan minimal sebesar Rp562.989.504,00 (Rp500.281.356,00 +
Rp62.708.148,00)

Permasalahan tersebut terjadi karena:


1) Pengendalian Kuasa Pengguna Anggaran belum optimal;
2) Kontraktor Pelaksana tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang telah
disepakati.
3) Konsultan Pengawas tidak melaksanakan tugas pengawasan dengan baik

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


35

Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten


Bojonegoro menyatakan bahwa:
1) Hasil temuan BPK RI dapat disetujui;
2) Untuk program kegiatan mendatang akan disesuaikan besaran paket dan kemampuan
dukungan bahan memudahkan pengendalian; dan
3) Untuk mengejar keterlambatan, Dinas Pekerjaan Umum menekan untuk
meningkatkan dropping bahan.
4) pengembalian pembayaran denda akan diperhitungkan pada saat pembayaran termyn
sebesar 1 per mil / hari dari nilai kontrak dikalikan waktu keterlambatan,

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Bojonegoro agar:


1) Kepala Dinas PU memerintahkan Kuasa Pengguna Anggaran untuk menarik denda
keterlambatan minimal sebesar Rp562.989.504,00 kepada PT. SACS, CV. MS, PT.
PK, CV. DIK, CV. DP dan CV. SS selaku pelaksana pekerjaan dan menyetorkan ke
Kas Daerah;
2) Kepala Dinas PU memperingatkan Rekanan dan Konsultan Pengawas yang tidak
sepenuhnya menjalankan tugasnya dengan profesional;dan
3) Memberikan sanksi kepada Kepala Dinas PU, KPA dan PPTK yang lemah dalam
pengendalian kegiatan pengadaan paving, pembangunan jalan dan jembatan.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur


Lampiran 1

Tabel Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Modal TA 2010


Pada 4 SKPD Kabupaten Bojonegoro di Bojonegoro

Realisasi s.d Realisasi yang Cakupan


Anggaran
No. Belanja Modal Nopember 2010 Diperiksa Pemeriksaan
(Rp)
(Rp) (Rp) (Acov)
1. Dinas PU
a. Tanah 0,00 0,00 0,00 0%
b. Peralatan dan Mesin 2.707.550.000,00 1.996.642.000,00 1.996.642.000,00 100 ,00%
c. Gedung dan Bangunan 27.973.436.000,00 68.520.000,00 68.520.000,00 100 ,00%
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan 46.047.473.105,00 19.840.702.800,00 19.840.702.800,00 100 ,00%
e. Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00 0%
Sub Jumlah 76.728.459.105,00 21.905.864.800,00 21.905.864.800,00 100%
2. Dinas Pengairan
a. Tanah 0,00 0,00 0,00 0%
b. Peralatan dan Mesin 4.945.000.000,00 4.742.235.000,00 4.742.235.000,00 100 ,00%
c. Gedung dan Bangunan 0,00 0,00 0,00 0%
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan 3.824.801.751,00 1.545.847.000,00 1.545.847.000,00 100 ,00%
e. Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00 0%
Sub Jumlah 8.769.801.751,00 6.288.082.000,00 6.288.082.000,00 100 %
3. Dinas Kesehatan
a. Tanah 0,00 0,00 0,00 0%
b. Peralatan dan Mesin 1.431.285.390,00 411.237.851,00 0,00 0%
c. Gedung dan Bangunan 1.005.300.000,00 56.298.400,00 56.298.400,00 100 ,00%
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,00 0,00 0,00 0%
e. Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00 0%
Sub Jumlah 2.436.585.390,00 467.536.251,00 56.298.400,00 12,04 %
4. Sekretariat Daerah
a. Tanah 5.159.800.000,00 404.940.000,00 404.940.000,00 100 ,00%
b. Peralatan dan Mesin 1.764.250.000,00 1.170.366.000,00 186.970.000,00 15,98%
c. Gedung dan Bangunan 0,00 0,00 0,00 0%
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,00 0,00 0,00 0%
e. Aset Tetap Lainnya 34.000.000,00 31.350.000,00 0,00 0%
Sub Jumlah 6.958.050.000,00 1.606.656.000,00 591.910.000,00 36,84%
Total 94.892.896.246,00 30.268.139.051,00 28.842.155.200,00 95,00%
Lampiran 2

Daftar Resume Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

(dalam rupiah)
Nama Obyek Jumlah Tingkat Penyelesaian
No.
Pemeriksaan
Temuan Nilai Saran Nilai TS Nilai TB Nilai BT Nilai

1 LKD 2009 25 3.249.344.140.408,06 52 33.207.668.704,00 43 13.479.708.204,00 8 19.727.960.500,00 1

2 LKD 2008 24 42.797.297.087,80 36 20.681.008.387,72 30 11.037.000.000,00 6 9.644.008.387,72 0 -

3 LKD 2007 35 13.531.336.736,91 48 13.336.018.261,91 44 7.093.594.561,91 2 6.242.423.700,00 2 -

4 LKP 2006 26 78.767.689.198,49 46 355.498.951,08 46 355.498.951,08 0 - 0 -

5 LHP Belanja TA 2009 17 397.273.047,51 44 211.425.948,02 42 208.026.153,02 1 - 1 3.399.795,00


Dana Perimbangan
6 TA 2006 dan 2007 7 20.396.895.208,00 8 - 7 - 1 - 0 -

7 LHP PNPM 2008 14 2.273.834.723,00 19 71.629.337,00 13 47.447.337,00 4 24.182.000,00 2 -

Jumlah 148 3.407.508.466.409,77 253 67.863.249.589,73 225 32.221.275.207,01 22 35.638.574.587,72 6 3.399.795,00


Lampiran 3

Tabel Perhitungan Kelebihan Pembayaran


No Uraian Menurut Analisa Seharusnya Selisih
Harga Satuan (Rp)
(Rp) (Rp)
Pengadaan dan Pasang lampu Sorot 2000
watt/380v
1. Harga Lampu 24.057.681,82 18.762.500,00 5.295.181,82
2. Upah Kerja :
- Tenaga Ahli (mandays)
- Mandor Listrik (mandays)
1.410.500,00 1.410.500,00 -
- Pembantu Teknik (mandays)
- Peralatan Bantu (lumpsum/Ls)
- Operasional pelaksanaan/unit
Jumlah ( 1 + 2 ) 25.468.181,82 20.173.000,00 5.295.181,82
Keuntungan pelaksanaan (10%) 2.546.818,18 2.017.300,00 529.518,18
Jumlah per titik (belum pajak) 28.015.000,00 22.190.300,00 5.824.700,00
Harga per titik Lampu (termasuk pajak) 30.816.500,00 24.409.330,00 6.407.170,00
Harga untuk 128 titik lampu (belum pajak) 3.585.920.000,26 2.840.358.400,00 745.561.600,26
Harga untuk 128 titik lampu (termasuk Pajak) 3.944.512.000,28 3.124.394.240,00 820.117.760,28

No Uraian Jumlah (Rp)


Perhitungan PPh
1. Jumlah kelebihan pembayaran 820.117.760,28
2. Pajak penghasilan sebesar 3% yang telah yang dipungut 107.577.600,00
3. PPh yang seharusnya dipungut 85.210.751,99
Selisih PPh yang diperhitungkan (2-3) 22.366.848,01
Perhitungan PPN
4. PPN sebesar 10% yang telah dipungut 358.592.000,00
5. PPN yang seharusnya dipungut 284.035.840,00
Selisih PPN yang diperhitungkan (4-5) 74.556.160,03
6. Jumlah yang seharusnya dikembalikan ke Kas Daerah 723.194.752,24
Lampiran 4

Lima paket pekerjaan pengadaan paving sebesar Rp35.139.674.500,00 pada Dinas PU Kabupaten
Bojonegoro TA.2010 adalah sebagai berikut :

1) Pekerjaan pengadaan paving wilayah timur I dengan pelaksana PT.SACS berdasarkan Kontrak
No. 622/340/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 September 2010 sebesar Rp6.118.612.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal 29 September
2010 s.d 27 Desember 2010. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% sesuai BAST I
No.050/235/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D
terakhir No.2570/LS-BJ/2010 tanggal 31 Desember 2010, namun diblokir atas permintaan Kuasa
Pengguna Anggaran kepada Bank Jatim sesuai surat No.050/572/PJPD/412.34/2010 tanggal 31
Desember 2010;
2) Pekerjaan pengadaan paving wilayah timur II dengan pelaksana CV.MS berdasarkan Kontrak
No. 622/324/PJPD/412.34/2010 tanggal 27 September 2010 sebesar Rp6.666.902.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal 27 September
2010 s.d 25 Desember 2010. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% sesuai BAST I
No.050/519/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D
terakhir No.2522/LS-BJ/2010 tanggal 31 Desember 2010, namun diblokir atas permintaan Kuasa
Pengguna Anggaran kepada Bank Jatim sesuai surat No.050/PJPD/412.34/2010 tanggal 31
Desember 2010;
3) Pekerjaan pengadaan paving wilayah barat I dengan pelaksana PT.PK berdasarkan Kontrak No.
622/322/PJPD/412.34/2010 tanggal 28 September 2010 sebesar Rp7.650.166.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal 28 September
2010 s.d 26 Desember 2010. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% sesuai BAST I
No.050/03/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D
terakhir No.2477/LS-BJ/2010 tanggal 30 Desember 2010, namun diblokir atas permintaan Kuasa
Pengguna Anggaran kepada Bank Jatim sesuai surat No.050/573/PJPD/412.34/2010 tanggal 31
Desember 2010;
4) Pekerjaan pengadaan paving wilayah barat II dengan pelaksana PT.JS berdasarkan Kontrak No.
622/326/PJPD/412.34/2010 tanggal 27 September 2010 sebesar Rp7.174.714.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal 27 September
2010 s.d 25 Desember 2010. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% sesuai BAST I
No.050/517/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D
terakhir No.2483/LS-BJ/2010 tanggal 29 Desember 2010;
5) Pekerjaan pengadaan paving wilayah barat III dengan pelaksana PT.LC berdasarkan Kontrak No.
622/325/PJPD/412.34/2010 tanggal 27 September 2010 sebesar Rp7.529.281.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal 27 September
2010 s.d 25 Desember 2010. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% sesuai BAST I
No.050/518/PJPD/412.34/2010 tanggal 29 Desember 2010 dan telah dibayar lunas sesuai SP2D
terakhir No.2482/LS-BJ/2010 tanggal 30 Desember 2010.
Lampiran 5

Tabel Perhitungan Paving Yang Tidak Sesuai Spesifikasi

Prosenta
Jumlah Volume
se Standar
Sample Paving
Pelaksan Sample Realisasi Harga Paving Harga Satuan
Jumlah dengan yang Nilai Kerugian
a <280 s.d 20 dalam Barang Jumlah Nilai
No. Sample Kuat Tidak per m2
Pengadaa terhadap Desember Penawaran Kabupaten Kerugian (Rp)
Paving Tekan Sesuai Paving (Rp)
n Keseluru 2010 (m2) (Rp) Bojonegoro
<280Kg/m Spesifika
han TA.2010 (Rp)
2 si (m2)
Sample
1 2 3 4 5 (4/3) 6 7 (5x6) 8 9 10 (8-9) 11 (10x7)
1. PT.SACS 89 19 21,35% 39.186,05 8.366,22 53.750,00 31.000,00 22.750,00 190.331.543,11
2. CV.MS 191 26 13,61% 28.424,64 3868,59 54.148,18 28.500,00 25.648,18 99.222.382,54
3. PT.PK 20 12 60,00% 830,23 498,14 62.346,48 30.500,00 31.846,48 15.863.941,85
4. CV.JS 238 23 9,66% 46.881,19 4.528,72 57.516,80 29.500,00 28.016,80 126.880.325,26
5. CV.LC 241 42 17,42% 66.998,02 11.671,06 59.150,80 28.500,00 30.650,80 357.727.175,17
Jumlah 182.320,13 28.932,73 790.025.367,92

Anda mungkin juga menyukai