Anda di halaman 1dari 26

Rancang Bangun Skema Electronic Voting Berbasis

Blockchain dalam Pemilihan Umum di Indonesia

Farid Muhammad Rahman


1806148662
OUTLINE.

Situation Theory Implementation Analaysis


SITUATION.
Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ke-3 di
dunia, setelah Amerika Serikat, dan India. Salah satu ciri-
ciri negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum
untuk memilih pemimpin di negaranya.

Sistem pemungutan suara yang masih konvensional. Hal ini


dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pesta
demokrasi itu sendiri seperti : surat suara cacat, surat suara
rusak dan lambatnya proses mobilisasi rekapitulasi
SITUATION.

Public Trust dari Public Trust dari Elite


E-Voting = Solusi? masyarakat Politik

Jaminan Keamanan?
Jaminan Kerahasiaan
SITUATION
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN

Bagaimana sistem e-voting menggunakan Mengimplementasikan sistem e-voting berbasis


teknologi Blockchain sebagai pengganti sistem Blockchain pada sebuah website.
konvensional.

Bagaimana skema implementasi Blockchain


Menganalisis skema e-voting berbasis
dalam penerapannya pada sistem pemilu di
Blockchain pada pemilu di Indonesia.
Indonesia
THEORY.

Blockchain
Overview
THEORY.

Jika blockchain publik merupakan sistem terbuka, di mana siapapun bisa memvalidasi blok, dan blockchain
privat adalah sistem tertutup dimana satu pihak menentukan produser blok, maka blockchain konsorsium
memiliki sekelompok pihak yang sama kuatnya untuk menjadi validator.
THEORY.

Smart Contract adalah perjanjian antara dua orang dalam bentuk kode komputer. Smart Contract berjalan di jaringan blockchain sehingga tidak
dapat diubah. Transaksi yang terjadi dalam smart contract diproses oleh blockchain, yang berarti smart contract dapat dikirim secara otomatis tanpa
pihak ketiga (bank, pemerintah, broker, dll). Transaksi hanya terjadi ketika Kondisi dalam perjanjian terpenuhi. Dengan tidak adanya pihak ketiga,
maka tidak ada entitas yang perlu dipercayai dalam menjalankan smart contract.
Pemerintah Enggan berpindah ke sistem E-Voting
Why

Ketidakpercayaan pemerintah terhadap E-Voting

Why

Jaminan keamanan dan kerahasiaan data pemilu yang masih


dipertanyakan. Kekhawatiran yang tinggi akan sistem yang mudah
diretas

Root Cause  Bagaimana menciptakan sistem E-Voting yang aman dan terpercaya?
IMPLEMENTATION

“Rancangan sistem e-voting menggunakan teknologi Blockchain sebagai pengganti


sistem konvensional”
IMPLEMENTATION
System Requirement
IMPLEMENTATION Halaman Beranda
IMPLEMENTATION Halaman Panduan
IMPLEMENTATION Halaman Voting
IMPLEMENTATION. - Vote Step 1
IMPLEMENTATION. – Vote Step 2
IMPLEMENTATION. – Vote Step 3
IMPLEMENTATION. – Uji Pemilih Ganda
IMPLEMENTATION – Permissioned vs Permissionless.
Permissionless Permissioned

Anyone Access Control Selected Participants

The public can see Privacy only authority people can


election data see election data

Sudah ada Infrastructure Belum ada


IMPLEMENTATION – Voting Equipment.
Usability – Auditability – Result Reporting

BMD (Ballot Optical/Digital Hand Count


Marking Device) Scan

DRE (Direct
Recording
Electronic
Internet Voting
IMPLEMENTATION – Voting Equipment.
Voting Equipment Usability Auditability Result Reporting
Optical/ Digital Scan - Terbuka potensi surat suara cacat - Tidak bisa mendeteksi Pemilih ganda Tabulasi otomatis
- Tidak ada konfirmasi pemilihan - Terdapat bukti fisik

Direct Recording - Menutup potensi surat suara cacat - Tidak dapat mendeteksi Pemilih ganda Tabulasi otomatis
Electronic (DRE) - Konfirmasi pemilihan - Tidak ada bukti fisik

Ballot Marking Device - Menutup potensi surat suara cacat - Tidak dapat mendeteksi Pemilih ganda Penghitungan manual
(BMD) - Konfirmasi pemilihan - Terdapat bukti fisik

Hand Count - Terbuka potensi surat suara cacat - Tidak dapat mendeteksi Pemilih ganda Penghitungan manual
- Tidak ada konfirmasi pemilihan - Terdapat bukti fisik

Internet Voting - Menutup potensi surat suara cacat - Dapat mendeteksi Pemilih ganda Tabulasi otomatis
- Konfirmasi pemilihan - Tidak terdapat bukti fisik
IMPLEMENTATION (Voting Equipment).

Dari kelima voting equipment di atas, tipe voting yang paling berpotensi dimasukan ekosistem
blockchain adalah electronic voting berbasis website, optical/digital scan, dan Direct Recording
Electronic karena ketiga tools tersebut sama-sama menyimpan databasenya dalam sebuah jaringan. Dari
ketiga tools tersebut, DRE dan optical/digital scan tidak dapat mendeteksi pemilihan ganda. Karena
pendaftaran pemilu dan pemberian akses pemungutan suara masih dilakukan secara manual. Internet
Voting dengan implementasi blockchain memungkinkan penyelenggara pemilu membatasi kemungkinan
kecurangan yakni salah satunya adalah pemilih ganda
IMPLEMENTATION (Tempat Pemungutan Suara).
Lingkungan yang terkendali Lingkungan yang tidak terkendali

1. Penyelenggara pemilu dapat melihat


helicopter view pelaksanaan pemilihan umum 1. kekhawatiran mengenai kerahasiaan suara,

dengan leluasa pemilihan oleh keluarga, intimidasi, pembelian


suara, hilangnya ritual saat hari pemilu, dan

2. Namun, akan sangat memberikan jaminan integritas teknis dari perangkat yang digunakan

keamanan bagi penyelenggaraan pemilu itu


sendiri.
IMPLEMENTATION (Bukti Fisik / Tanpa Bukti Fisik).

Jika sistem e-voting tidak menghasilkan bukti fisik dari suara yang telah diberikan,
maka verifikasi langsung tidak bisa dilakukan. Dalam keadaan ini, akan sangat
mungkin terjadi kesulitan pada fase penerimaan sistem e-voting ini. Hal ini menjadi
tantangan yang besar bagi penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia bagaimana
meyakinkan serta mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat
IMPLEMENTATION.

Denah Pemungutan Suara


KESIMPULAN.
Mengimplementasikan blockcahin ke dalam sistem pemilihan umum dapat memudahkan penyelenggara pemilu untuk melakukan filter
terhadap pemilih ganda karena setiap pemilih akan diberikan akun yang memungkinkan hanya dapat melakukan voting sebanyak satu
kali saja sehingga hal ini dapat meningkatkan integritas pelaksanaan e-voting.

Penyelenggaraan e-voting tetap menggunakan sistem TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang terkendali. Hal ini demi menghindari
potensi adanya kecurangan saat melakukan pemungutan suara yang tidak bisa dipantau dan dikontrol oleh penyelenggara pemilu.

Konsep e-voting tetap perlu memerlukan bukti fisik setelah melakukan pemilihan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan
publik terhadap sistem e-voting yang diterapkan. Bukti pemilihan tersebut dikumpulkan ke dalam satu kotak suara milih penyelenggara
pemilu demi tetap menjaga kerahasiaan pemilu.

Anda mungkin juga menyukai