Anda di halaman 1dari 22

• Pemilu 2019 :

894 orang petugas KPPS meninggal dunia dan


5.175 orang sakit setelah melaksanakan tugas.
Kelelahan, pekerjaan tanpa jeda, panjangnya jam
kerja, ada tekanan , administrasi pemilu rumit.
Masalah lain yang muncul : kesalahan
penghitungan, kekeliruan pengisian formulir
Model C dan lampiran, tidak tertibnya arus balik
logistik, dll
• Instrumen teknologi bisa membantu
tugas penyelenggara pemilu, sudah
lama digunakan, tapi hanya alat dukung.
• Keunggulan teknologi untuk
memangkas administrasi masih belum
dioptimalkan
• Isu teknologi pemilu : bukan hal baru, tapi
harus terus diapungkan untuk mendorong
pembuat kebijakan mengatur hal ini lebih
lanjut dalam UU

• SITUNG dan SIREKAP Pemilihan


kedua teknologi ini sebagai pengejawantahan
e-counting dan e-recapitulation yang
digunakan KPU dalam pemilu dan pemilihan
terakhir.
E-counting dan e-recapitulation telah
digunakan KPU sejak lama, tetapi masih
sebagai alat bantu, bukan penentu dalam
penetapan hasil pemilu. Jika memenuhi
standar ideal teknologi pemilu, e-counting
dan e-recapitulation meringan pekerjaan
administrasi pemilu dengan lebih akurat,
akuntabel dan terbuka.
Kesalahan dalam melaksanakan penghitungan
dan rekapitulasi pada pemilu bisa dikoreksi,
khususnya yang disebabkan oleh kelalaian
dan ketidakprofesionalan penyelenggara pemilu,

Bagaimana potensi Situng dan Sirekap dalam


mereduksi peluang terjadinya malpraktik pemilu
pada Pemilu dan Pemilihan Serentak Tahun 2024?
• Malpraktik Pemilu : penyimpangan dari hal-hal ideal dalam pemilu (Birch) :
manipulasi institusi (manipulation of institution)
manipulasi pilihan pemilih (manipulation of vote choice)
manipulasi terhadap proses pemilu (manipulation of voting act)

Pippa Norris :
first-order malpractices dan second-orer malpractices.
penyimpangan pemilu (electoral fraud)
kesalahan teknis adminitrasi pemilu (electoral maladministration)
• Chad Vickery dan Erica Shein : menitik beratkan
perbedaan malpraktik pemilu dengan penyimpangan
pemilu (electoral fraud) adalah pada niat dan aktor
yang terlibat (role of intent and potentially wide array
of actors).
• Teknologi Informasi Kepemiluan yang
digunakan KPU :
Sidalih, Sipol, Silon, Sidakam, Silog, Situng, dan
Sirek atau Sirekap. Juga ada Simpaw di luar
tahapan pemilu.

Sejarah Teknologi di Pemilu Indonesia :


Sejak Pemilu 1999
Penghitungan suara yang adil, jujur dan terbuka merupakan salah
satu standar internasional untuk pemilu yang demokratis (IDEA,
2002).

Standar ini mengharuskan proses tersebut dihadiri dan disaksikan


oleh peserta pemilu dan publik pemilih agar proses penentuan
pemenang pemilu benar-benar adil dan terbuka.

Uraian dari standar ini juga menyangkut mekanisme


penghitungan dan rekapitulasi dalam regulasi yang disusun
sedemikian rupa agar proses transformasi suara pemilih menjadi
angka perolehan diakui keabsahannya, teradministrasi dengan
baik untuk diteruskan hingga nanti menjadi hasil final pemilu.
• Penghitungan dan Rekapitulasi Tahapan
Krusial

• Kodifikasi yang dilakukan Husin dkk (2020)


dari 76 kasus pelanggaran kode etik yang
disidang oleh DKPP periode April–Desember
2019, 66% di antaranya atau sebanyak 50
kasus adalah dugaan pelanggaran yang
dilakukan penyelenggara pemilu pada
tahapan penghitungan dan rekapitulasi
suara.
Rentan Terjadi Malpraktik

Penghitungan
• Kondisi KPPS tidak prima dalam proses penghitungan suara
• Sistem pemilu Indonesia menjadikan administrasi pemilu rumit,
surat suara, formulir, dll. Perlu ketelitian ekstra
• Jumlah salinan sertifikat hasil yang banyak sesuai banyaknya
partai politik, calon anggota DPD dan pasangan calon presiden
dan wapres.

Rekapitulasi (Paling Rentan)


• Ada jeda waktu tahapan dan perpindahan
• Pengawasan partisipatif berkurang
• Kesalahan berlanjut jika tidak dikoreksi
Contoh Kasus Kecamatan Wolowa, Kab. Buton, Sulawesi tenggara
dan PPK Cikarang Barat, Kab. Bekasi Jawa Barat.
Potensi E-Counting dan E-Recapitulation
• Situng dan Sirekap mengoreksi
Kasus salah input 2019 karena input manual operator sesuai Model
C1 yang diterima.
Model C1 difoto, dipindai oleh aplikasi. Data langsung terkirim ke
data center KPU. Pada saat itu langsung diketahui jika ada
kesalahan angka dan penjumlahan.
• Mempermudah administrasi, meminimalisir human errors
Output = Salinan Elektronik Model C1, bisa dicetak hardfile, softfile
bisa diteruskan untuk pihak berkepentingan.
• Instrumen utama rekapitulasi
Hasil pindai diteruskan dan digabung menjadi rekapitulasi
untuk tingkatan berikutnya. Outputnya dokumen Salinan
Model DA, DB, DC. Hasil pemilu bisa diketahui lebih cepat.

• Alat kontrol
Jika terjadi penyimpangan, perubahan angka, perbedaan
hitungan, dll bisa segera diketahui. Kecil peluang untuk
manipulasi hasil.

• Aman dan otentik


Dokumen digital aman dari kelalaian, kerusuhan, dan force
majeur lainnya. Otentik karena bersumber dari TPS
langsung
Transparan dan Aktual
Semua pihak bisa mengakses informasi
penghitungan dan rekapitulasi. Pengawasan
partisipatif meningkat.
Prasyarat
• Regulasi
UU bukan hanya PKPU untuk menutup peluang
pendelegitimasian hasil pemilu oleh pihak yang kalah

• Evaluasi, Perbaikan, Penyempurnaan Sistem yang Sudah


Ada
Memperbaiki fitur block system yang pengaplikasiannya
menutup kemungkinan masuk data yang keliru baik secara
angka maupun penjumlahan, mengatur kembali tata letak
pengisian formulir Model C1 agar tidak hanya mudah diisi
secara manual, tetapi juga mudah didokumentasikan melalui
foto, dan langsung terbaca oleh sistem digital yang
digunakan.
Perbaikan ini mencakup pada validasi keakuratan
terhadap dokumen yang dipindai dan
transformasinya menjadi data digital sehingga proses
digitalisasi ini bekerja sebagai instrumen utama mulai
dari tingkat TPS hingga rekapitulasi tingkat nasional

• libatkan semua pihak


partai politik, Bawaslu, pakar dan praktisi teknologi informasi,
serta institusi lain seperti Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
• Sertifikasi ISO 27001
Peraturan Menteri Kominfo No. 4 Tahun 2016 tentang Sistem
Manajemen Pengamanan Informasi yang mengharuskan semua
penyelenggara sistem elektronik menerapkan standar SNI ISO/IEC
27001.

• Sinergi penyelenggara pemilu


Kesamaan persepsi antara KPU dan Bawaslu terkait
pendayagunaan teknologi pemilu pada tahapan pemilu
• menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
mumpuni
Libatkan ahli yang terverifikasi. Bekali SDM yang akan
mengoperasikan sistem ini secara khusus, dalam kurun
waktu yang cukup, adakan short course atau pelatihan yang
fokus dan terpusat. Begitu juga dengan petugas
penyelenggara di tingkat bawah. KPPS, PPS dan PPK perlu
dibimtek khusus dengan materi terfokus pada sistem e-
counting dan e-recapitulation ini saja dan dibedakan dengan
bimtek teknis lainnya.
• uji coba secara simultan dan berkala
Penekanan uji coba tersebut ada pada ketahanan sistem dalam
menghadapi padatnya akses dalam waktu bersamaan,
ketahanan server terhadap serangan siber, langkah antisipasi
peretasan, dan hal-hal teknis lainnya

• audit digital sebelum dan sesudah teknologi ini digunakan


Dilakukan untuk meningkatkan public trust. Pernyataan auditor teknologi
independen akan dipercaya publik daripada self claim KPU tentang
keamanan, keakuratan dan kevalidan sistem ini. Validasi dan pengecekan
berlapis perlu dilakukan pada hari H agar KPU tidak lagi kecolongan dalam
menampilkan hasil input yang keliru.
Dinamika pelaksanaan Pemilu Serentak Tahun 2024 akan sangat
berbeda dibanding Pemilu Serentak Tahun 2019. Terdapat tahapan
yang akan beriringan antara penyelenggaraan Pemilu Serentak
Tahun 2024 dan Pemilihan Serentak Tahun 2024. Karenanya,
penggunaan teknologi telah menjadi sebuah keniscayaan yang
tidak bisa dielakkan lagi.

Situng & Sirekap harus dievaluasi, disempurnakan dan


dikembangkan sehingga menjadi instrumen utama pada
Pemilu Serentak Tahun 2024. Teknologi pemilu ini
berpotensi mereduksi angka malpraktik pemilu yang terjadi
di tingkatan bawah terkhusus pada tahapan penghitungan
dan rekapitulasi suara.
Langkah konkret yang bisa dilakukan antara
lain perbaikan dan penyempurnaan sistem,
mendesak adanya regulasi sistem e-counting dan
e-recapitulation dalam UU Pemilu, memenuhi
standar ISO 27001, melakukan uji coba secara
simultan dan berkala, menyiapkan SDM yang
mumpuni untuk mengoperasikan sistem e-
counting dan e-recapitulation tersebut serta
kesediaan untuk dilakukan audit oleh auditor
teknologi independen.

Anda mungkin juga menyukai