Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
Pendidikan
Pokok Pembahasan
1 Sistem Filsafat Filsafat Sistem Penerapan
Aliran Progresivisme
Pandangan Aliran-aliran
2
Aliran Esensialisme
Aliran-aliran Filsafat Modern
Filsafat Modern Aliran Perenialisme di Bidang Pendidikan
Aliran Rekonstruksionisme
3 Kebudayaan dan
Pendidikan
Konsep
Kebudayaan
Konsep
Pendidikan
Kaitan Kebudayaan
dan Pendidikan
Progresif
4 Konsep Filosofis
Mengenai Pendidikan
Pandangan filosofis
mengenai pendidikan
Nilai-nilai
Jiwa abad pertengahan
Menyesuaikan diri
1 SISTEM FILSAFAT
Dari ketiga ahli diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah suatu ilmu yang membahas atau
mempersoalkan tentang segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dalam alam jagat raya ini
secara universal (menyeluruh), sistematis (teratur, setahap demi setahap), dan secara radikal (sedalam-
dalamnya) untuk menemukan keberadaan hakiki atau hikmah yang tertinggi.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari komponen-
komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan
suatu kegiatan.
Dianty, Anjani. 2016. Halaman 7
Sistem filsafat sendiri kumpulan
komponen dari ilmu yang membahas
sagala sesuatu tentang kehidupan
01 02 03 04
• Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan asas progresivisme dalam semua realita, terutama dalam
kehidupan adalah tetap survive terhadap semua tantangan hidup manusia, harus praktis dalam melihat segala sesuatu dari
segi keagungannya. Progresivisme dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan
intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan, untuk mengembangkan kepribadian manusia.
• Aliran progresivisme ini erat hubungannya dengan hidup liberal, pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut : fleksibel (tidak kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh suatu doktrin tertentu), curius (ingin
mengetahui, ingin menyelidiki), toleran dan open-minded (mempunyai hati terbuka).
• Kesimpulannya adalah filsafat progresivisme bermaksud menjadikan anak didik memiliki kualitas dan terus maju atau
profesi sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta, Rajawali Pers, 2012 hal. 78
Pandangan Aliran Progresivisme di Bidang Pendidikan
● Bahwa pendidikan itu merupakan formasi akal pikiran dengan jalan membentuk hubungan dan asosiasi tertentu dari luar,
menunjukkan sifat progresif dalam filsafat pendidikannya. Sebab pengaruh atau faktor ekstern (luar) bersifat senantiasa berkembang
dan berubah. Dengan demikian tujuan pendidikan progresivisme adalah melatih peserta didik agar kelak dapat bekerja, bekerja secara
sistematis, mencintai pekerjaannya dan bekerja dengan otak dan hati.
Prinsip-prinsip dasar progresivisme secara singkat dirangkum oleh Kneller, seperti yang dikutip Abd Rachman Assegaf, sebagai berikut:
• Esensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban
umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan
progresivisme. Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh
fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
• Menurut pandangan ini bahwa idealisme modern merupakan suatu ide-ide atau gagasan-gagasan manusia sebagai
makhluk yang berpikir, dan semua ide yang dihasilkan diuji dengan sumber yang ada pada Tuhan yang menciptakan
segala sesuatu yang ada di bumi dan dilangit, serta segala isinya.
• Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama
yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata nilai yang jelas.
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta, Rajawali Pers, 2012 hal. 95
Pandangan Aliran Esensialisme di Bidang Pendidikan
• Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama, sehingga memberikan kestabilan dan arah yang jelas. Esensialimse
modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes terhadap skeptisme
terhadap nilainilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
• Tujuan pendidikan menurut esensialisme adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan
dengan demikian adalah berharga untuk diketahui oleh semua orang.
Perenialisme merupakan aliran filsafat yang susunannya mempunyai kesatuan, di mana susunannya itu
merupakan hasil pikiran yang memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap yang tegas dan
lurus. Karena itulah perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang jelas
merupakan tugas yang utama dari filsafat khususnya filsafat pendidikan.
Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan manusia,
terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme
memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup
ideal dan teruji ketangguhannya. Untuk itulah pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat
perhatiannya kepada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta, Rajawali Pers, 2012 hal. 107
Pandangan Aliran Perenialisme di Bidang Pendidikan
Aliran rekonstruksionisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu hendak
menyatakan krisis kebudayaan modern. Kedua aliran tersebut, aliran rekonstruksionisme dan
perenialisme, memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai
kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran.
Aliran rekonstruksionisme menempuhnya dengan jalan berupaya membina suatu konsensus yang
paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta, Rajawali Pers, 2012 hal. 116
Pandangan Aliran Rekonstruksionisme di Bidang Pendidikan
Menurut Dewey, seperti yang dikutip Abd Rachman Assegaf, menyatakan bahwa:
● pertama, rekonstruksionisme menjelaskan akhir (akibat atau hasil) dan proses. Artinya, pendidikan dalam
rekonstruksionisme tidak identik dengan ketidakpastian arah atau tujuan dan tanpa melalui proses. Meskipun
rekonstruksionisme menganggap bahwa pengalaman itu mengalami perkembangan dan perubahan, tidak berarti
pendidikan yang diselenggarakan kehilangan arah dan tujuan.
● Kedua, pengalaman dan kegiatan yang secara kontinu berkembang dan berubah tersebut merupakan bagian dari
pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan yang diselenggarakan harus senantiasa berkembang dan berubah, sejajar dengan
tuntunan yang dihadapi oleh pendidikan pada saat itu.
● Ketiga, konstruksi pengalaman itu bisa terjadi baik pada individu maupun kolektif, Konsekuensinya, pendidikan mesti
memerhatikan kedua aspek tersebut.
Kaitannya dengan pendidikan, rekonstruksionisme menghendaki tujuan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran peserta
didik mengenai problematika sosial, politik dan ekonomi yang dihadapi oleh manusia secar global, dan untuk membina
mereka, membekali mereka dengan kemampuan-kemampuan dasar agar bisa menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut.
Unsur Fungsi
Kebudayaan Pendidikan
Wujud Tujuan
Kebudayaan Pendidikan
Konsep Kebudayaan
Menurut
Koentjaraningrat Menurut Edward B Taylor
Kebudayaan sebagai keseluruhan Menurutnya kebudayaan merupakan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil keseluruhan yang kompleks, yang di
karya manusia dalam rangka dalamnya terkandung pengetahuan,
kehidupan bermasyarakat yang kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
dijadiakan milik dari manusia dengan adat istiadat dan kemampuan-
belajar. kemampuan lain yang didapat dari
seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Pandangan filosofis
mengenai
pendidikan
Jiwa abad
Progresif Nilai-nilai Menyesuaikan diri
pertengahan
Konsep Filosofis Mengenai Pendidikan
● Pandangan filosofis mengenai pendidikan
Pendidikan sebagai usaha manusia yang disengaja untuk memimpin angkatan muda untuk
mencapai kedewasaan dan meningkatkan taraf kesejahteraannya, berada dalam suatu lingkungan
kebudayaan dan karenanya tidak dapat terlepas dari persoalan eksistensi kebudayaan dan pendidikan.
Perkembangan dan perubahan dalam lapangan pendidikan menimbulkan tantangan agar para
pendidik mempunyai sikap tertentu yang telah bersendikan atas pendirian tertentu pula. Untuk ini, yang
ladzim dianut, menurut Theodor Brameld, adalah kemungkinan-kemungkinan sikap seperti konservatif,
bebas dan modifikatif, regresif atau radikal rekonstruktif.
(Prof. Imam Barnadit M.A Ph.D. Filsafat Pendidikan (sistem & metode) hal. 24)
Beberapa sikap di atas dalam penjabarannya mengenai
pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif. Tujuan pendidikan
hendaklah diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus.
Pendidikan adalah bukan hanya meyampaikan pengetahuan kepada anak didik
untuk diterima saja, melainkan yang lebih penting daripada itu adalah melatih
kemampuan berpikir dengan memberikan stimulasi-stimulasi. Yang dimaksud
dengan berpikir adalah penerapan cara-cara ilmiah seperti mengadakan analisa,
Progresif mengadakan pertimbangan, dan memilih diantara alternatif yang tersedia.
Semuanya ini diperlukan oleh pendidikan agar orang yang melaksanakan dapat
maju atau mengalami suatu progress.
b) Menghendaki pendidikan yang bersendikan atas nilai-nilai yang tinggi, yang
hakiki kedudukannya dalam kebudayaan. Nilai-nilai ini hendaklah yang sampai
kepada manusia melalui kedudukan dan yang telah teruji oleh waktu. Tugas
pendidikan adalah sebagai perantara atau pembawa nilai-nilai yang ada di dalam
Nilai-nilai “gudang” di luar ke jiwa anak didik. Ini berarti bahwa anak didik perlu dilatih
agar memiliki kemampuan absorbs yang tinggi.
c) Yang menghendaki agar pendidikan kembali kepada jiwa yang menguasai abad
pertengahan, karena jiwa abad pertengahan merupakan jiwa yang menuntun
manusia hingga dapat dimengerti adanya tata kehidupan yang telah ditentukan
secara rasional. Abad pertengahan dengan jiwanya itu telah dapat menemukan
Jiwa abad pertengahan adanya prinsip-prinsip pertama yang mempunyai peranan sebagai dasar pegangan
intelektual manusia dan yang dapat menjadi sarana untuk menemukan evidens-
evidensi diri sendiri.
d) Yang menghendaki agar anak didik dapat dibangkitkan kemampuannya untuk secara
konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan dan perkembangan
masyarakat sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan penyesuaian seperti ini anak didik akan tetap berada dalam suasana aman
(Prof. Imam Barnadit M.A Ph.D. Filsafat Pendidikan (sistem & metode) hal. 26)
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by
Any questions guys?
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories