Psikologi Sosial
Psikologi Sosial
SOSIAL
Oleh:
Prof. Drs. Koentjoro, MBSc, Ph. D, psikolog
Dosen Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada
Bab I
Pengantar Psikologi Sosial
• Psikologi Sosial & Disiplin-2 yang Terkait
– Psikologi Sosial & Sosiologi
Banyak orang menganggap psikologi sosial & sosiologi adalah sama.
Hal ini terjadi karena keduanya berkecimpung pada studi yang sama
mengenai bagaimana orang bertingkah laku di dalam kelompok.
Hanya saja sosiolog mempelajari masyarakat terkecil hingga
masyarakat luas, sedangkan psikologi sosial pada individu, yaitu
bagaimana sebuah kelompok mempengaruhi individu & sebaliknya
bagaimana individu mempengaruhi kelompok.
– Psikologi Sosial & Psikologi Kepribadian
Perbedaan keduanya yaitu psikologi kepribadian memfokuskan pada
fungsi internal pribadi & perbedaan tiap individu misal mengapa
beberapa individu lebih agresif daripada yang lain, sedangkan
psikologi sosial fokus pada perilaku manusia yaitu bagaimana orang
memandang & mempengaruhi orang lain. Psikologi sosial mempelajari
mengapa situasi sosial dapat berpengaruh pada individu khususnya
pada perilaku yang mengarah ke tindakan baik atau buruk, berkompromi
atau bebas.
– Tingkatan-2 penjelasan
Sesuatu dapat dipelajari dari berbagai perspektif yang
berbeda. Contoh istilah “cinta”. Seorang psikolog mungkin
mendeskripsikannya sebagai sesuatu yang muncul dari diri.
Psikologi sosial juga mengamati bagaimana keadaan &
sifat berbeda yang tampak bagus & kesamaan pasangan
yang dinamakan cinta. Lain lagi seorang teolog pasti akan
mendeskripsikan cinta sebagai anugerah Tuhan yang
terwujud dalam cinta kasih sesama manusia.
• Psikologi sosial & Nilai-2 Manusia
– Bukti nyata dimana nilai-2 mulai masuk
Nilai-2 ini tampak pada serangkaian sejarah psikologi.
Sebagai contoh pada era 1940-an muncul adanya fasisme
di Eropa, 1950-an merebaknya fashion & perbedaan
pandangan yang tak bertoleransi dari McCarthyst tapi justru
memberikan kita tentang konformitas. Tahun 1960-an
tingkat agresi disertai kerusuhan & kriminalitas meningkat,
era 1970-an adanya pergerakan feminis, 1980-an
munculnya perhatian terhadap aspek psikologi mengenai
ras, & 1990-an ditandai adanya respon dari masyarakat
terhadap perbedaan budaya.
– Bukti kurang nyata dimana nilai-2 mulai masuk
Subyektifitas aspek-2 ilmu
Baik ilmuwan maupun filsuf setuju bahwa ilmu tidak selamanya
obyektif. Ilmuwan tidak hanya melulu membaca buku alam akan
tetapi, mereka juga menginterpretasikan alam sesuai dengan
kategori pikiran masing-2. hal ini berarti nilai-2 yang masuk dikatakan
tidak begitu jelas karena adanya nilai subyektif sang interpreter.