Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGA

N IPTEK
DIRUANG
ANGKASA
NAMA KELOMPOK :

■ Anjar Rafi Ulfanudin (7)


■ Muhammad Adi (19)
■ Pandu Batiar
■ Ilham Hernanda
Pengertian Dan Perkembangan

■ Perkembangan teknologi luar angkasa mulai muncul pada masa Perang Dingin tahun
1947-1991. Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012)
karya Wahdjudi Djaja, pada masa Perang Dingin muncul politik Balance of Power atau
keseimbangan kekuatan.
■ Dalam politik Balance of Power, Amerika Serikat dan Uni Soviet saling bersaing dalam
bidang teknologi militer dan ruang angkasa untuk menunjukkan kekuatannya pada dunia.
■ Dalam politik Balance of Power, dikenal pula istilah space race atau perlombaan
kecanggihan teknologi luar angkasa.
■ Pada perkembangannya, perlombaan teknologi luar angkasa antara Amerika Serikat dan
Uni Soviet merupakan titik awal dalam sejarah perkembangan teknologi luar angkasa di
dunia.
■ Squad, pernah dengar istilah “Space Race” atau “Perlombaan Antariksa”? Bukan, bukan
perlombaan seperti di 17 Agustusan, lho, ya. Dalam sejarah perkembangan teknologi luar
angkasa, istilah ini begitu melekat pada dua negara besar di dunia, yaitu Amerika Serikat dan
Rusia. Tapi, penasaran nggak, sih, kamu gimana istilah ini bisa muncul?
■ Pada awalnya, perlombaan antariksa ini ternyata adalah sebuah perang dingin antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet (sekarang Rusia), yang masing-masing selalu ingin banget menjadi yang
pertama.
■ Nah, istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1957 tuh, tepatnya tanggal 4 Oktober, ketika Uni
Soviet berhasil meluncurkan sebuah satelit tanpa awak bernama Sputnik I. Peluncuran itu sangat
mengejutkan Amerika Serikat. Sputnik I juga menjadi awal gimana teknologi luar angkasa bisa
berkembang seperti hingga saat ini, Squad
Soviet cukup ambisius. Sebulan setelah Sputnik I, mereka kembali meluncurkan satelit bernama Sputnik II, yang
kala itu diawaki seekor anjing bernama Laika. Namun, misi kedua Soviet itu gagal. Sputnik II meledak dan Laika
tewas. Kematian anjing betina yang menjadi kelinci percobaan itu dikecam habis-habisan oleh pencinta binatang
yang kebanyakan dari dunia barat.

Melihat Soviet yang sudah dua kali meluncurkan satelit, Amerika Serikat pun nggak tinggal diam. Dalam bayang-
bayang Soviet, Amerika Serikat ingin bergegas membalas.
Awal Desember di tahun yang sama, Amerika Serikat mencoba meluncurkan satelit pertama buatan dalam negeri
mereka yang bernama Vanguard. Sayangnya, misi itu gagal. Kegagalannya disebabkan oleh sesaat sebelum
meluncur, roket beserta satelitnya meledak di landasan peluncuran. Amerika Serikat pun kembali melakukan riset
dan pengembangan satelit berikutnya setelah insiden memalukan itu.
Nggak lama setelah itu, tepatnya pada 31 Januari 1958, Amerika Serikat akhirnya bisa menandingi Soviet dengan
meluncurkan satelit pertamanya, Explorer 1. Satelit dengan bobot seberat 13 kilogram itu aktif mengitari bumi
sebelum akhirnya hilang kontak pada 23 Mei 1958.

Balas membalas misi luar angkasa itu terus berlangsung hingga puncaknya, yaitu meluncurkan manusia ke luar
angkasa. Namun, lagi-lagi Soviet lebih dulu dalam melakukan hal itu.
Terpilihlah Yuri Gagarin, manusia pertama yang ke luar angkasa pada 12 April 1961 dalam misi bernama Vostok 1
untuk mengorbit bumi pada ketinggian sekitar 327 kilometer selama sekitar 108 menit, sebelum akhirnya kembali
lagi mendarat dengan aman
Teknologi Luar Angkasa Indonesia
Selama ini, kita memang jarang mendengar prestasi Indonesia di bidang
keantariksaan. Di saat bangsa-bangsa lain telah menjelajah ke luar angkasa dan
bahkan mendarat di bulan, negara kita tampaknya belum mau sampai ke tahap itu.
Tapi, Squad, tahukah kamu kalau dalam sejarahnya, Indonesia menjadi negara
ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Kanada, yang menggunakan satelit
komunikasi? Sayangnya, untuk urusan mengirim astronautnya ke luar angkasa,
Indonesia disalip oleh India dan Malaysia.
Sebenarnya, pada tahun 1986, Indonesia sempat memiliki astronaut pertama
bernama Prof. Dr. Pratiwi Sudarmono. Beliau ditugaskan untuk ikut dalam misi
STS-61H, yang bertujuan untuk mengirim satelit Palapa-B2P, Skynet 4A, dan
WESTAR 6S ke orbit bumi.
Pratiwi seharusnya berangkat pada tanggal 24 Juni 1986 dan
pulang kembali 1 Juli 1986. Namun, rencana itu tinggal rencana.
Misi dibatalkan karena adanya kecelakaan pesawat Challenger,
sebuah pesawat ulang alik yang meledak 73 detik setelah
diluncurkan, menyebabkan kematian tujuh awak astronautnya.
Pesawat nahas itu hancur di atas Samudera Atlantik.
Sejak saat itu, teknologi luar angkasa Indonesia lebih terfokus
pada sistem komunikasi satelit untuk komunikasi antardaerah dan
antarnegara, serta menyambungkan komunikasi telepon, televisi,
radio, faksimili, dan internet.
27 tahun berselang, Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) mulai kembali mengembangkan satelit
sendiri hasil riset dan kerja sama dengan Jerman. Pada 10 Januari
2010, satelit komunikasi dan penginderaan jauh terbaru milik
Indonesia yang bernama LAPAN A1 diluncurkan.
Lalu pada September 2015, LAPAN yang bekerja sama dengan
Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI), sukses meluncurkan
satelit LAPAN A2 dengan menumpang satelit milik India.  Hingga
yang terbaru, bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB),
LAPAN meluncurkan satelit LAPAN A3 pada tahun 2016. Ketiga
satelit terbaru Indonesia itu memiliki tugas yang hampir sama,
tetapi dengan teknologi satelit yang berbeda dan semakin
berkembang.
SEKIAN DARI
KAMI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai