Anda di halaman 1dari 40

BIAYA PERJALANAN

DINAS

Bogor, 16 Juni 2022


BIAYA PERJALANAN DINAS
UNTUK
SISWA SEJURBA A - 31
DI SKADIK 503
`WING PENDIDIKAN UMUM BOGOR

INTEGRITAS  PROFESIONALISME  SINERGI  PELAYANAN  KESEMPURNAAN


BIODATA
Nama :Priyo Wijanarko
TTL : Bantul, 09 Agustus 1993
Pangkat : Lettu
Korps/Kejuruan : Adm Keu
Tempat/tgl. Lahir : Bantul, 09 Agustus 1993
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
LULUS
NO DIKMIL/JENJANG ANGKATAN TAHUN

1 AAU 2017 2017

2 KIBI WINGDIKUM 1 2017

3 SESARCAB ADM 40 2018

By Ucin
NO JABATAN KESATUAN TAHUN

1 Ps. Kaurakku Pekas Lanud Harry 2018


Hadisoemantri

2 Ps. Pekas Lanud Harry 2020


Hadisoemantri

3 Ps. Kasubbagevlapku Diskuau 2022


Bagprogar Setdiskuau

By Ucin
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud. Sebagai bahan pelajaran di bidang BPD untuk


dipedomani dalam pelaksanaan tugas di satuan.

Tujuan. Agar dapat dipahami dan dapat diterapkan


dalam pelaksanaan tugas terkait dengan bidang BPD.
TATA URUT / RUANG LINGKUP

1. PENDAHULUAN
2. MAKSUD DAN TUJUAN
3. BIAYA PERJALANAN DINAS
4. KOMPONEN BPD
5. WABKU BPD
6. PENUTUP
DASAR
1.PERMENHAN NO 37 TH 2011 Diturunkan menjadi
2.PERKASAU NOMOR 25 TAHUN 2010
3. PERMENHAN NO 52 TAHUN 2012
Dengan terbitnya Permenhan 52 Tahun 2012 maka permenhan 37
Tahun 2011 tidak berlaku lagi karena di lingkungan UO TNI AU
belum disusun turunan Permenhan tersebut maka untuk
sementara pelaksanaan BPD mengacu pada PERMENHAN 52
Tahun 2012 hal ini dipertegas dengan RDG Aspers Kasau Nomor
T/108/2013
4.PERKASAU 825 TAHUN 2014 untuk BPD Pindah
Lingkup Perjalanan Dinas
1. Mengatur mengenai pelaksanaan dan pertanggungjawaban
Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap yang dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2. Perjalanan Dinas, meliputi:
a. Perjalanan Dinas Jabatan; dan
b. Perjalanan Dinas Pindah.
3. Pegawai Negeri, meliputi:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Calon Pegawai Negeri Sipil;
c. Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan
d. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
ASAS PELAKS PEMBY BPD
1. Asas Transparansi. Pemby BPD dilaks scr terbuka dan
ssi ketent yg berlaku.
2. Asas Akuntabilitas. Pemby BPD dilaks scr profesional
dan dapat dipertanggungjwbkan ssi ketent yg berlaku.
3. Asas Realita. BPD dikelola ssi kebut nyata dan penuhi
kaidah2 pengelolaan keuangan negara.
4. Asas Ketepatan. BPD dilaks ssi ketent dan tepat
sasaran dg mempertimbangkan resiko dan efisiensi.
PRINSIP PEMBY BPD
1. BPD dilaks scr optimal dan efektif shg dapat scr penuh
mendukung kepentingan negara, berdasarkan skala
prioritas kepentingan.
2. BPD dibayarkan sebelum pejalan dinas melaks jaldis.
3. BPD yg belum dapat dibayarkan dapat dibayarkan
setelah pejalan melaks jaldis.

Catatan: batas waktu pertanggungjawaban BPD maksimal 5


hari setelah pejalan melaks jaldis.
PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI
Perjalanan Dinas Jabatan Melewati
Batas Kota

Perjalanan Perjalanan Dinas Jabatan yg dilaks


Dinas Jabatan di dalam Kota
(11 jenis giat)
Perjalanan Dinas
Dalam Negeri
Perjalanan • Jaldis Jabatan Lebih dari 8
Dinas Pindah Jam
(6 jenis giat) • Jaldis Jabatan s.d 8 Jam

1. Perjalanan Dinas Dalam Negeri selanjutnya disebut Perjalanan Dinas adalah perjalanan ke
luar Tempat Kedudukan yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan
negara.
2. Perjalanan Dinas Jabatan adalah Perjalanan Dinas melewati batas Kota dan/atau dalam Kota
dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat
kedudukan semula di dalam negeri.
3. Perjalanan Dinas Pindah adalah Perjalanan Dinas dari tempat kedudukan yang lama ke
tempat kedudukan yang baru berdasarkan surat keputusan pindah.
4. Kota adalah Kota/Kabupaten pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah Provinsi.
5. Batas wilayah Kota di Provinsi DKI Jakarta meliputi kesatuan wilayah Jakarta Pusat, Jakarta
Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan.
JENIS GIAT JALDIS
PELAKS TUGAS FUNGSI

RAPAT, SEMINAR DSEJENIS

DETASERING : P’nempatan peg. Suatu


tempat dlm jangka waktu tertentu

UJIAN DINAS/JAB
1. JALDIS JAB
Adl p’jalanan utk RIK KES UTK K’PENT JAB
k’pentingan Neg dr tmpt
kddk/tmpt tinggal/tmpt BEROBAT KRN CIDERA TUGAS

berada ktempat yang BEROBAT KEP MAJELIS UJI


dituju & kmbali ketempat KES

semula. DIK SETARA DIP/S1/S2/S3

DIKLAT
AMBIL/JMPUT/ANTAR ORG
SKT/JENAZAH KRN TUGAS
AMBIL/JMPUT/ANTAR ORG SKT/JENAZAH
DR TEMPAT KEDUDUKAN TERAKHIR
2. JALDIS PINDAH
Adl pjalanan yg dilakukan utk mlaks tgs pindah bagi
kepentingan Neg dr tempat kdd yg lama ke tmpt
kdd yg baru mnrt kep pindah yg berlaku beserta
kluarganya yg sah

Pindah tugas dari kedudukan lama ke tempat


tujuan pindah/mutasi.

P’mulangan ketempat hendak menetap bagi


angg TNI/PNS yg pensiun.

P’mulangan kel yg sah dr angg TNI/PNS yg


gugur/meninggal dunia, ketempat tujuan menetap. P’ajuan
berlaku
P’mulangan pegawai tidak tetap krn telah 1 th
berakhir masa kerjanya.

P’mulangan kel yg sah dr pegawai tidak tetap


yg meninggal dunia ketempat tujuan menetap.

P’ngmbalian prajurit TNI & PNS utk dipekerjakan


kembali
Surat Perintah
 Perjalanan Dinas Jabatan oleh Pelaksana SPD dilakukan sesuai perintah atasan
Pelaksana SPD yang tertuang dalam Surat Perintah.
 Kewenangan penerbitan Surat Perintah dapat didelegasikan kepada pejabat
yang ditunjuk. Surat Perintah paling sedikit mencantumkan :
a. Pemberi tugas;
b. Pelaksana tugas;
c. Waktu pelaksanaan tugas; dan
d. Tempat pelaksanaan tugas.
 Surat Perintah menjadi dasar penerbitan SPD oleh PPK.
 Dalam penerbitan SPD, PPK berwenang untuk menetapkan tingkat biaya
Perjalanan Dinas dan alat transpor yang digunakan untuk
melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan yang bersangkutan dengan
memperhatikan kepentingan serta tujuan Perjalanan Dinas tersebut.
 Perjalanan Dinas Jabatan di dalam Kota yang dilaksanakan sampai dengan 8
(delapan) jam dapat dilakukan tanpa penerbitan SPD.
Format SPD
Halaman 1

Pada Keterangan lain-lain dicantumkan


Nomor dan tanggal Sprin
Format SPD
Halaman 2

Untuk PDJ yang biayanya


dibebankan pada DIPA
Pelaksana SPD
ditandatangani oleh Kepala
Satker atau Pejabat yang
ditunjuk pada instansi
Pelaksana SPD

Untuk PDJ yang biayanya


dibebankan pada DIPA Satker
Penyelenggara, tidak perlu
ditandatangani oleh Kepala
Satker atau Pejabat yang
ditunjuk atau Atasan
Pelaksana SPD
BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN (1)

Komponen biaya perjalanan dinas jabatan:


1. Uang harian;
2. Biaya transport;
3. Biaya penginapan;
4. Uang representasi;
5. Sewa kendaraan dalam kota; dan/atau
6. Biaya menjemput/mengantar jenazah.
UANG HARIAN PERJALANAN DINAS JABATAN

1.Uang harian (uang saku, Uang makan, Uang transport lokal)


dibayarkan secara lumpsum dengan besaran sesuai Standar Biaya dan
merupakan batas tertinggi;
2.Dibayarkan sesuai jumlah hari riil pelaksanaan perjalanan dinas
dengan mengacu jumlah hari yang tercantum dalam Sprin;

3.Perjadin untuk menempuh ujian dinas/ujian jabatan dan mengikuti


pendidikan dibayarkan uang harian 1 hari kedatangan dan 1 hari
kepulangan;

4.Uang harian dapat diberikan kepada peserta diklat yang tidak


disediakan asrama/penginapan dan akomodasi tidak ditanggung
oleh panitia penyelenggara.
BIAYA TRANSPOR PERJALANAN DINAS JABATAN
diberikan sesuai dengan jumlah hari riil
pelaksanaan perjalanan dinas jabatan; atau
dalam Kota
diberikan sesuai jumlah penugasan
sampai dengan 8 jam pelaksanaan perjalanan dinas jabatan dalam
satu hari

- lumpsum, dan Penugasan yang dilaksanakan lebih dari satu


tujuan pelaksanaan perjalanan dinas jabatan
- batas tertinggi dan merupakan satu kesatuan penugasan
sebagaimana diatur hanya diberikan sebesar 1 kali biaya transpor
PMK Standar Biaya dalam Kota.

Biaya Dalam hal biaya transpor dalam Kota


Transpor dalam Kota lebih dari
8 jam lebih dari 8 jam melebihi biaya transpor
dalam Kota sebagaimana dimaksud
dalam Standar Biaya, kepada Pelaksana
SPD diberikan biaya transpor sesuai
bukti riil moda transportasi yang
melewati batas Kota digunakan.

Sesuai biaya riil


berdasarkan
Fasilitas Transpor
(PMK 113/2012)
BIAYA PENGINAPAN PERJALANAN DINAS JABATAN
1. Pelaksana Perjadin tidak menggunakan biaya penginapan diberikan biaya
penginapan 30% dari tarif hotel kota tempat tujuan dengan ketentuan:
a. Tidak terdapat hotel/tempat menginap lainnya, sehingga menginap
ditempat yang tidak menyediakan kuitansi/bukti biaya penginapan;
b. Terdapat hotel/tempat menginap lainnya, namun tidak menginap di
hotel/tempat menginap lainnya tersebut.

2. Biaya penginapan 30% tidak diberikan untuk:


a. Perjadin jabatan lebih dari 8 jam yang dilaksanakan pergi dan pulang
pada hari yang sama.
b. Mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dengan paket fullboard.
c. Mengikuti pendidikan dan pelatihan.
3. Pelaksana SPD dalam rangka mengikuti pendidikan dan pelatihan
diberikan biaya penginapan 1 hari pada saat kedatangan dan 1 hari pada
saat kepulangan sesuai bukti riil.

4. Biaya penginapan selama mengikuti pendidikan dan pelatihan dapat


diberikan dalam hal tidak disediakan penginapan oleh panitia
penyelenggara sesuai bukti riil.
BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN

 Biaya penginapan merupakan biaya yang diperlukan untuk


menginap:
a. di hotel; atau
b. di tempat menginap lainnya.
 Dalam hal Pelaksana SPD tidak menggunakan biaya
penginapan, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Pelaksana SPD diberikan biaya penginapan sebesar 30%
(tiga puluh persen) dari tarif hotel di Kota Tempat Tujuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Standar Biaya;
b. Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dibayarkan secara lumpsum.
 Uang representasi dapat diberikan kepada Pejabat Negara,
Pejabat Eselon I, dan Pejabat Eselon II selama melakukan
Perjalanan Dinas.
BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN

 Sewa kendaraan dalam Kota dapat diberikan kepada


Pejabat Negara untuk keperluan pelaksanaan tugas di
Tempat Tujuan.
 Sewa kendaraan sudah termasuk biaya untuk
pengemudi, bahan bakar minyak, dan pajak.
 Biaya menjemput/mengantar jenazah meliputi biaya
bagi penjemput/pengantar, biaya pemetian dan biaya
angkutan jenazah.
 Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan
dicantumkan pada Rincian Biaya Perjalanan Dinas
(Lampiran II PMK).
Format Rincian
Biaya Perjadin
Biaya Perjalanan Dinas Jabatan
 Biaya Perjalanan Dinas Jabatan, digolongkan dalam 3 (tiga)
tingkat, yaitu:
a. Tingkat A untuk Ketua/Wakil Ketua dan Anggota pada Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Badan Pemeriksa Keuangan, Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, Menteri, Wakil Menteri, pejabat
setingkat Menteri, Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil
Bupati, Walikota, Wakil Walikota, Ketua/Wakil Ketua/ Anggota
Komisi, Pejabat Eselon I, dan Pejabat Lainnya yang setara;
b. Tingkat B untuk Pejabat Negara Lainnya, Pejabat Eselon II,
dan Pejabat Lainnya yang setara;
c. Tingkat C untuk Pejabat Eselon III/PNS Golongan IV, Pejabat
Eselon IV/PNS Golongan III, PNS Golongan II dan I.
Biaya Perjalanan Dinas Jabatan
 Biaya Perjalanan Dinas diberikan berdasarkan tingkat
biaya Perjalanan Dinas, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. uang harian dibayarkan secara lumpsum dan
merupakan batas tertinggi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya;
b. biaya transpor pegawai dibayarkan sesuai dengan
Biaya Riil berdasarkan Fasilitas Transpor ;
c. biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan Biaya Riil
dan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Standar Biaya;
Pembayaran
a. Biaya Perjalanan Dinas Jabatan dibayarkan sebelum
Perjalanan Dinas Jabatan dilaksanakan.
b. Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan harus segera
dilaksanakan, biaya Perjalanan Dinas dapat
dibayarkan setelah Perjalanan Dinas selesai.
PELAKSANAAN DAN PROSEDUR
PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS (DIPA
DAERAH)

1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas diberikan


dalam batas pagu anggaran yang tersedia dalam
DIPA satuan kerja berkenaan.
2) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas kepada
Pelaksana SPD paling cepat 5 (lima) hari kerja
sebelum Perjalanan Dinas dilaksanakan.
3) Pada akhir tahun anggaran, menyesuaikan dengan
ketentuan yang mengatur mengenai langkah-
langkah menghadapi akhir tahun anggaran.
MEKANISME PEMBAYARAN (DIPA DAERAH)
1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dilakukan melalui mekanisme UP
dan/atau mekanisme Pembayaran Langsung (LS).
2) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dengan mekanisme LS dilakukan
melalui:
a. Perikatan dengan penyedia jasa;
b. Bendahara Pengeluaran; atau
c. Pelaksana SPD.
3) Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan perikatan dengan pihak
penyedia jasa meliputi :
a. Perjalanan Dinas Jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas dan
fungsi yang melekat pada jabatan; dan
b. Perjalanan Dinas Jabatan dalam rangka mengikuti rapat, seminar
dan sejenisnya.
MEKANISME UP
1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dengan mekanisme UP
dilakukan dengan memberikan uang muka kepada Pelaksana
SPD oleh Bendahara Pengeluaran.
2) Pemberian uang muka tersebut berdasarkan persetujuan
pemberian uang muka dari PPK dengan melampirkan:
a. Surat Tugas atau surat keputusan pindah;
b. Fotokopi SPD;
c. Kuitansi tanda terima uang muka; dan
d. Rincian perkiraan biaya Perjalanan Dinas.
KELEBIHAN/KEKURANGAN
PEMBAYARAN
1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan dengan mekanisme LS dilakukan
melalui transfer dari Kas Negara ke rekening Bendahara Pengeluaran, pihak
ketiga atau Pelaksana SPD.
2) Dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dibayarkan kepada Pelaksana
SPD melebihi biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang seharusnya
dipertanggungjawabkan, kelebihan biaya Perjalanan Dinas Jabatan tersebut
harus disetor ke Kas Negara melalui PPK.
3) Penyetoran kelebihan pembayaran tersebut dilakukan dengan:
a. menggunakan Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) untuk tahun
anggaran berjalan; atau
b. menggunakan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) untuk tahun anggaran
lalu.
4) Dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dibayarkan kepada Pelaksana
SPD kurang dari yang seharusnya, dapat dimintakan kekurangannya.
5) Pembayaran kekurangan biaya Perjalanan Dinas Jabatan dimaksud dapat
dilakukan melalui mekanisme UP atau LS.
PERTANGGUNGJAWABAN
PERJALANAN DINAS
1) Pelaksana SPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan Perjalanan Dinas kepada
pemberi tugas dan biaya Perjalanan Dinas kepada PPK paling lambat 5 (lima) hari kerja
setelah Perjalanan Dinas dilaksanakan.
2) Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas, disertai dengan:
a. Surat Tugas yang sah dari atasan Pelaksana SPD;
b. SPD yang telah ditandatangani oleh PPK dan pejabat di tempat pelaksanaan
Perjalanan Dinas atau pihak terkait yang menjadi Tempat Tujuan Perjalanan Dinas;
c. tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan bukti pembayaran moda
transportasi lainnya;
d. Daftar Pengeluaran Riil sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IX PMK;
e. bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam Kota berupa kuitansi atau
bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang bergerak di
bidang jasa penyewaan kendaraan; dan
f. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya.
Lampiran
 Biaya BBM/Pelumas
Diberikan kpd pejalan yg melakukan jaldis dgn m’gun
Randis/Ran pribadi

 Biaya Pemetian/Angkut Jenazah


Suai ketentuan yg b’laku, biaya tsb sdh t’msk sgl biaya yg
b’hbngan dgn rus jenazah

P’tuan Biaya BPD


BPD Jab : Berhak UH & Biaya tranpors
BPD Pindah : Berhak UH, BT, Bia Pak/Gud & Angkut brg
PERTANGGUNGJAWABAN BPD
A. Jaldis Jab

1. Bukti pelaksanaan Jaldis


- SPD dilegalisir pjbt yg b’wenang & cap Sat/Instansi yg dikunjungi
2. WabKu-nya
- Kwitansi (KU-17)
- Daftar p’hit BPD (KU-4)
- Sprin lembar ke-2 s/d ke-5
- SPD Lembar ke-2 s/d ke-5
WABKU - nya
–2 . WabKu-nya

- SP2D
- SPM
- SPP
- SPBy
- Daftar perhitungan biaya Perjalanan Dinas
- Surat perintah/surat tugas lembar kedua
- SPD yg tlh di ttd PPK dan di ttd pejabat di tmpt tjuan
- Tiket peswat, boarding pass/bukti pmbyrn moda trnsportasi
- bukti pmbyran hotel/tmpt menginap
- daftar perhitungan riil
- SPTJM
BATAS WAKTU
PERTANGGUNGJAWABAN BPD
Jaldis Jabatan & Pindah

a. Selambat-lambatnya 2 mgg stlh p’jlnan jbtan selesai dilaks,


SPD lmbr ke-1 yg tlh dilegalisir diserahkan kpd Pekas yg
membayarkan BPD

b. Apabila stlh 2 mgg Pejalan blm menyerahkan SPD lmbr asli


kpd Pekas, maka Pekas wjb m’berikan Surat Peringatan kpd
Pejalan ybs.

c. Apabila stlh 2 mgg TMT dikeluarkan Surat Peringatan ttp


SPD lmbr asli tdk diserahkan, maka Pekas wjb membebankan
kpd ybs sbg hutang perorangan sesuai ketentuan yg b’laku
CONTOH PERHITUNGAN BPD
Jaldis Jabatan

Letkol Adm Ajis melaksanakan dinas rapat di Bandung selama 3 hari


(tertulis dalam SPD tanpa pengikut)

Perincian BPD:

Uang Harian : 400.000 x 3 hari x 1 orang = 1.200.000,-


Transport Lokal : indek angkutan (15.000) x 3 x 1 orang = 45.000,-
Biaya penginapan : indek hotel (200.000) x 2 x 1 orang = 400.000,-
Uang Representasi (bila pejalan berpangkat bintang)
Sewa kendaraan (bila menyewa kendaraan)

Jadi BPD atas nama Letkol Ajis dibayarkan sebesar = Rp. 1.645.000,-
SEKIAN
DAN
TERIMA
KASIH
SOAL – SOAL BPD DALAM NEGERI
SEJURBA ADMINKU A 30 TA 2021
1. Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip – prinsip Jaldis,
Jelaskan ?

2. Uang harian biaya perjalanan dinas sesuai PMK 113/PMK.05/2012 digolongkan


dalam tingkat A, B, dan C. Sedangkan dalam PMK 84/PMK.02/2012 tentang
Standar Biaya TA.2012 Lampiran I No.23, Uang Harian digolongkan menjadi A, B,
C, D, E, dan F. Bagaimana pelaksanaan pertanggungjawaban biaya perjalanan
dinas dimaksud? Apakah mengikuti PMK 113 atau PMK 84, Jelaskan ?

3. Apa yang dimaksud dengan perjalanan dinas, jelaskan?

4. Biaya penginapan dan uang harian dapat diberikan satu hari pada saat
kedatangan dan satu hari pada saat kepulangan untuk perjalanan dinas dalam
kota lebih dari 8 jam. Dalam kondisi apa komponen biaya perjadin dimaksud
dapat diberikan?

5. Jelaskan Asas-asas pelaksanaan pembayaran biaya perjalanan dinas ?

Anda mungkin juga menyukai