Anda di halaman 1dari 31

BIOOPTIK

Ratna Indriawati
Ilmu optik

 2 Gejala optik :
1. Optika geometrik
2. Optika fisik
Optika geometris
 Berhubungan dengan proses
pembentukkan bayangan
 Dasar : penjalaran cahaya dalam
medium secara garis lurus; berkas-
berkas cahaya disebut garis cahaya
dan digambar secara garis lurus.
 Dengan pendekatan di atas,
dapatlah dilukiskan ciri-ciri cermin
dan lensa dalam bentuk
matematik.
Lensa
 Berdasarkan bentuk
permukaan :
1. Lensa sferis (konveks/konkaf)

2. Lensa silindris (fokus


negatif/fokus positif)
Optika geometris
 Rumus cermin dan lensa :
f = fokus api
b = jarak benda
v = jarak bayangan

1=1+1
f b v
Hukum Willebrord Sinellius (1581-
1626)

n = indeks bias
i = sudut datang
r = sudut bias (refraksi)

Sin i = n
Sin r
Optika fisik
 Teori  Teori
gelombang : partikel :
1. Thomas 1. Newton
Young
2. Plank
2. August
Fresnel
3. James Clark
Maxwell
Teori gelombang
 3 prinsip umum cahaya sebagai
gelombang :
1. Panjang gelombang (jarak
antara kedua puncak
gelombang)
2. Amplitudo (intensitas
gelombang)
3. Frekuensi (jumlah puncak
gelombang per detik)
Teori partikel
 Newton : peristiwa cahaya
sebagai sebuah aliran dari butir-
butir kecil (teori korpuskuler)
 Teori kuantum : cahaya terdiri
atas kuanta atau foton-foton

Dapat menjelaskan mengapa


benda itu panas jika terkena
sinar
How we see ???
Teori terdahulu
 Plato
(429-348 SM) & Euclides
(287-212 SM) : benda di sekitar
dapat dilihat karena mata
mengeluarkan sinar penglihatan.

 Aristoteles (384-322 SM) :


menentang pendapat di atas,
karena di ruang gelap kita tidak
dapat melihat. Namun ia belum
dapat menjelaskan mengapa mata
dapat melihat benda.
Teori terdahulu

 Alhazan (965-1038 M) :
benda dapat dilihat karena
benda-benda tersebut
memancarkan atau
memantulkan cahaya yang
masuk ke dalam mata. (Teori ini
diterima sampai abad XX ini)
Mata
Mata - sebagai alat untuk memperoleh
pengetahuan
 3 komponen pada penginderaan
:
1. Mata memfokuskan bayangan
pada retina
2. Sistem syaraf mata memberi
informasi ke otak
3. Korteks penglihatan salah satu
bagian yang menganalisa
MATA
 Kornea :
1. kornea merupakan lapisan mata
yang paling depan
2. Berfungsi memfokuskan benda
dgn cara refraksi
3. Tebalnya 0,5 mm

 Lensa :
1. Memiliki 2 permukaan dengan
jari-jari kelengkungan 7,8 mm
2. Berfungsi menfokuskan objek
 Pupil :
1. Berada ditengah iris
2. Berfungsi mengatur cahaya yang
masuk

 Fovea sentralis :
1. Daerah cekung, berukuran 0,25
mm
2. Ditengahnya terdapat makula lutea
(bintik kuning), bagian paling
padat sel konus sehingga paling
sensitif
 Retina :
1. Terdapat fotoreseptor : sel
batang dan sel kerucut
2. Sel batang untuk melihat
keadaan gelap (sedikit cahaya),
sel kerucut untuk melihat pada
keadaan terang (banyak cahaya)
3. Dari retina impuls syaraf akan
dilanjutkan ke n. optikus menuju
otak
Sel Kerucut
1. Ada tiga jenis sel kerucut yang
memiliki kepekaan terhadap warna
dasar, yaitu sel kerucut peka warna
merah, sel kerucut peka warna hijau
dan sel kerucut peka warna biru
2. Kelainan genetik defisiensi sel kerucut
jenis tertentu akan menyebabkan buta
warna tertentu
3. Buta warna belum dapat disembuhkan
Rangsangan cahaya pada retina
 Energi cahaya menyebabkan
perubahan kimiawi RODOPSIN-
RETINAL-VITAMIN A
 Pembentukan sinyal saraf menuju
otak
 Vitamin A kemudian dibentuk lagi
menjadi RODOPSIN
 Kekurangan Vita A berat
menimbulkan rabun senja.
ENERGI CAHAYA
(p det)
SIKLUS PRELUMIRODOPSIN
PENGLI RODOPSIN (n det)

HATAN
LUMIRODOPSIN
(μ det)

METARODOPSIN I
( m det)

OPSIN METARODOPSIN II
( det)

Isomerase

II_cis-RETINAL All-trans-RETINAL

Isomerase
II-cis-RETINOL All-trans-RETINOL (Vit A)
Daya akomodasi
 Definisi : kemampuan lensa mata
untuk memfokuskan objek
 Terjadi selama mata melihat dekat
 Makin dekat benda yang dilihat,
semakin kuat lensa mata
berakomodasi
 Tergantung kepada umur :
semakin tua daya akomodasi
semakin menurun
Ketajaman penglihatan
 Diklinik dikenal dengan nama visus
 Menggunakan kartu snellen

V=d
D
d = jarak yang dilihat oleh penderita
D = jarak yang dapat dilihat oleh
mata normal
Penyimpangan penglihatan
 Miopia
1. Bayangan difokuskan di depan
retina
2. Penyebab : bola mata terlalu
lonjong atau lensa lebih
cembung
Koreksi miopi (rabun jauh)

Untuk menjauhkan bayangan


sehingga tepat mengenai retina
 Mendekatkan benda

 Menggunakan lensa cekung


yang bersifat menyebarkan
sinar (divergen)
Hipermetrop (rabun dekat)
 Bayangan difokuskan di belakang
retina
 Penyebab : bola mata terlalu
gepeng atau lensa terlalu pipih
Koreksi Hipermetropi

Untuk mendekatkan jarak


bayangan sehingga tepat
diretina
 Menjauhkan benda

 Menggunakan lensa cembung


yang bersifat mengumpulkan
cahaya (konvergensi)
Astigmat
 Terjadi jika salah satu komponen
sistem lensa menjadi bentuk telur,
tidak simetris, dan tidak sferis
(kornea atau lensa menjadi
memanjang ke salah satu arah)
 Akibatnya : berkas cahaya yang
masuk lewat kurvatura yang
panjang(bagian lebih cembung)
akan difokuskan di belakang
retina
 Berkas cahaya yang masuk lewat
kurvatura yang pendek (kurang
cembung/pipih) difokuskan di
depan retina
 Gangguan penglihatan baik dekat
maupun jauh
 Koreksinya dengan menggunakan
lensa silindris
Presbiop (penglihatan tua)
 Berkurangnya kemampuan
akomodasi
 Pada saat melihat dekat ( 25-100
cm), bayangan jatuh di belakang
retina
 Koreksi dengan lensa bifokus

Anda mungkin juga menyukai