Anda di halaman 1dari 26

Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia

8 AKSI KONVERGENSI STUNTING


DAN
SIMULASI WEB MONITORING DAN EVALUASI

Zamhir Islamie
SUBDIT KESEHATAN

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2020
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Kerangka Penyebab Stunting


Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Kerangka Konseptual Penurunan Stunting Terintegrasi


Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Kerangka Penanganan Stunting


Kementerian Dalam Negeri

Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting


Republik Indonesia

PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5

Kampanye
Nasional Berfokus Konvergensi,
Mendorong
Komitmen dan pada pemahaman, Koordinasi, dan
Kebijakan Pemantauan
Visi Pimpinan perubahan Konsolidasi Program
“Nutritional dan Evaluasi
Tertinggi Negara perilaku, komitmen Nasional, Daerah,
Food Security”
politik dan dan Masyarakat
akuntabilitas

DITJEN BANGDA KEMENDAGRI


8 Aksi Konvergensi/Integrasi Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Penurunan Stunting Bagi Kabupaten/Kota


Aksi #1 ANALISA SITUASI
PERAN DITJEN BANGDA
BERDASARKAN PILAR 3
Aksi#2 RENCANA KEGIATAN
STRANAS
Aksi#3 REMBUK STUNTING
1. Ditjen Bina Bangda memiliki peran
Aksi #4 khusus dalam memperkuat
PERBUP / PERWALI kapasitas Pemerintah Provinsi dan
TENTANG PERAN Pemerintah Kabupaten/Kota
DESA/KELURAHAN dalam mewujudkan konvergensi
Aksi #5
intervensi gizi prioritas bagi
Rumah Tangga 1000 HPK di lokasi-
KADER PEMBANGUNAN lokasi prioritas
MANUSIA (KPM)
2. Binwas Provinsi pada Periode
Aksi #6 MANAJEMEN DATA Transisi (hingga April 2019)
Aksi#7 menyasar pelaksanaan aksi terkait
PENGUKURAN & PUBLIKASI proses perencanaan dan
penganggaran
Aksi #8
(Aksi-1 hingga Aksi-4) oleh
REVIU KINERJA TAHUNAN kab/kota
Aksi 1 : Analisa Situasi
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

1. Analisis sebaran stunting


2. Analisis ketersedian program/kegiatan, cakupan layanan
Ruang lingkup
3. Analisis permasalahan dalam menargetkan layanan pada 1000HPK
4. Analisis kendala rumah tangga 1000HPK mengakes layanan
5. Analisis kondisi koordinasi antar institusi

1. Prioritas alokasi sumber daya dan lokasi prioritas intervensi pencegahan stunting tahun berikutnya
OUTPUT 2. Rekomendasi kebutuhan program/kegiatan baik melalui realokasi dan atau penambahan alokasi program.
3. Rekomendasi tindakan perbaikan penyampaian layanan yang perlu diprioritaskan untuk memastikan rumah tangga 1.000 HPK mengakses
layanan.
4. Rekomendasi kebutuhan kegiatan untuk penguatan koordinasi, baik koordinasi antar OPD dalam hal sinkronisasi program/kegiatan maupun
koordinasi antara kabupaten/kota dan Desa/Kelurahan dgn dukungan Kecamatan

BAPPEDA membentuk Tim Pelaksana Analisis Situasi yang melibatkan OPD-OPD yang bertanggung jawab dalam penyediaan intervensi gizi
Penanggungjawab
spesifik dan sensitif.

Data-data yang digunakan dalam analisis situasi ini, sekurang-kurangnya meliputi:


1) Data jumlah kasus dan prevalensi stunting. Idealnya data jumlah kasus dan prevalensi stunting adalah pada bayi usia di bawah dua tahun (baduta), pada satu tahun terakhir, untuk tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
2) Data program/kegiatan beserta lokasinya untuk setiap intervensi gizi prioritas. Program/kegiatan yang dimaksud adalah program/kegiatan untuk menyediakan intervensi gizi prioritas yang bersumber dari APBN, APBD
Provinsi, DAK, dan APBD.
3) Data sumber daya penyelenggaraan layanan, sekurang-kurangnya data jumlah dan distribusi dari:
a. sarana/prasarana pokok,
b. tenaga (SDM) inti pelaksanaan layanan, dan
c. logistik/peralatan pelaksanaan layanan.
4. Data cakupan layanan untuk setiap intervensi gizi prioritas, yang dirinci untuk tingkat Puskesmas/
Kecamatan/DESA/KELURAHAN. logistik/peralatan pelaksanaan layanan.
Kementerian Dalam Negeri

Aksi 2 : Rencana Kegiatan Republik Indonesia

Ruang lingkup Hasil rekomendasi dari Aksi 1

Rencana program/kegiatan untuk peningkatan cakupan dan integrasi


OUTPUT intervensi gizi pada tahun berjalan dan/atau satu tahun mendatang.

Penanggungjawab BAPPEDA (membentuk Tim pelaksana teknis antar OPD terkait)

TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN INI SEKURANG-KURANGNYA MELIPUTI :


1. Penyusunan rancangan rencana kegiatan
a. Reviu dokumen perencanaan dan penganggaran terkait
b. Reviu hasil Musrenbang DESA/KELURAHAN dan Musrenbang Kecamatan
c. Pemetaan berbagai opsi sumber pendanaan
d. Pembahasan dan konsolidasi rancangan rencana kegiatan
2. Diskusi rancangan rencana kegiatan dengan DPRD
3. Ekspose Rancangan Rencana Kegiatan pada Rembuk Stunting Kabupaten/Kota
4. Finalisasi Rancangan Rencana Kegiatan
5. Integrasi Rencana Kegiatan ke dalam Dokumen Rencana dan Anggaran Tahunan Daerah
Aksi 3 : Rembuk Stunting Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Ruang lingkup Rencana program/kegiatan dan anggaran untuk peningkatan cakupan dan integrasi
intervensi gizi pada tahun berjalan dan/atau satu tahun mendatang.

1. Komitmen penurunan stunting yang ditandatangani oleh bupati, perwakilan DPRD, kepala
OUTPUT Desa/Lurah, pimpinan OPD dan perwakilan sektor nonpemerintah dan masyarakat.
2. Rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang telah disepakati oleh
lintas sektor untuk dimuat dalam RKPD/Renja OPD tahun berikutnya

Penanggungjawab Sekda, Bappeda

Peserta Rembuk Stunting tingkat kabupaten/kota adalah


1. Bupati/Wakil Bupati (Walikota/Wakil Walikota),
2. Sekretaris Daerah (Sekda), DPRD,
3. Bappeda,
4. OPD penanggung jawab layanan (terkait intervensi gizi prioritas),
5. Badan Kantor Perwakilan Kementerian Teknis,
6. unsur PKK,
7. para Camat dan Kepala Desa atau Lurah,
8. pendamping dan fasilitator program terkait (kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan),
9. akademisi,organisasi masyarakat sipil, akademisi, serta unsur-unsur masyarakat lainnya.
Aksi 4 : Perbup / Perwali tentang Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Peran/Kewenangan Desa/Kelurahan
Landasan hukum terkait peran desa dalam menurunan stunting
Ruang lingkup
(Peraturan Bupati/Walikota tentang peran desa/kelurahan)

1. Menetapkan kewenangan desa dalam mendukung integrasi intervensi penurunan


stunting
2. Meningkatkan alokasi penggunaan APBDes terutama penggunaan Dana Desa untuk
kegiatan yang dapat mendukung penurunan stunting
OUTPUT 3. Menyediakan kader pembangunan manusia (KPM) untuk memfasilitasi pelaksanaan
intervensi penurunan stunting terintegrasi di tingkat desa
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyediaan layanan penurunan stunting
5. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan layanan penurunan
stunting

Penanggungjawab Sekda / Dinas PMD

Peraturan Bupati/Walikota terkait peran desa/kelurahan dalam penurunan stunting terintegrasi dapat meliputi hal-hal berikut:
1. Kewenangan desa dalam menentukan prioritas alokasi pendanaan dalam APBDes
2. Peran kecamatan dalam mendukung pemerintah desa/kelurahan
3. Koordinasi pemerintah desa dengan OPD terkait dan fasilitator atau pendamping program
4. Peran kelembagaan masyarakat (Posyandu, PAUD, PKK, lainnya)
5. Dukungan untuk mobilisasi dan penyediaan insentif bagi kader pembangunan manusia
6. Dukungan untuk kampanye publik dan komunikasi perubahan perilaku di tingkat desa
Aksi 5 : Pembinaan Kader Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Pembangunan Manusia (KPM)


1. Tugas KPM dalam integrasi penurunan stunting di tingkat desa
2. Sumber daya dan operasional Pembiayaan KPM
Ruang lingkup 3. Sistem insentif berbasis peningkatan kinerja KPM
4. Kinerja KPM dengan Dinas Layanan (OPD) terkait upaya penurunan
stunting

OUTPUT Mobilisasi KPM di seluruh desa berjalan dengan baik

Penanggungjawab BPMD ATAU SEBUTAN LAIN BERKOORDINASI DENGAN KEPALA DESA, KELURAHAN
DAN KECAMATAN
Tahapan yang dilakukan dalam pembinaan kader pembangunan manusia (KPM) meliputi:
1. Memahami tugas KPM
BPMD atau OPD yang bertanggung jawab terhadap urusan pemberdayaan masyarakat dan desa melakukan sosialisasi
tentang peran dan tangggung jawab KPM dalam rangka integrasi penurunan stunting tingkat desa kepada OPD terkait di
kabupaten/kota.
2. Mengidentifikasi ketersediaan sumber daya dan pembiayaan KPM
3. Mengembangkan dukungan sistem untuk mengoptimalkan kinerja KPM
4. Mensinergikan kinerja KPM dengan program OPD
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Aksi 6 : Sistem Manajemen Data


Semua kegiatan mulai dari identifikasi kebutuhan data, pengumpulan data
Ruang lingkup hingga pemanfaatan data, untuk memastikan adanya informasi yang akurat
dan mutakhir

OUTPUT Data tersedia dan mudah akses untuk pengelolaan program penurunan
stunting, kebutuhan data dalam Aksi Integrasi lainnya terpenuhi

Penanggungjawab Bappeda

Apabila diperlukan, Bappeda juga dapat mendorong pengembangan dashboard sistem manajemen data
terpadu di tingkat kabupaten/kota untuk memudahkan indikator capaian dan kinerja dari setiap OPD
yang terlibat dalam program penurunan stunting.
Aksi 7 : Pengukuran dan Publikasi Stunting Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

• Memantau kemajuan pada tingkat individu.


• Mengembangkan program/kegiatan yang sesuai untuk peningkatan kesadaran dan partisipasi keluarga,
pengasuh, dan masyarakat untuk menjaga pertumbuhan anak balita yang optimal.
Ruang lingkup • Menyediakan upaya tindak lanjut terintegrasi dan konseling dalam rangka komunikasi perubahan
perilaku
• Peningkatan efektivitas penentuan target layanan dan pengalokasian sumber daya.
• Pemecahan masalah dan memantu proses perencanaan di level desa hingga kabupaten/kota.
• Advokasi kepada unit-unit terkait di pemerintah daerah untuk integrasi program.

OUTPUT • Status gizi anak sesuai umur


• Angka prevalensi stunting di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten/kota

Penanggungjawab Bappeda, Dinas Kesehatan

ADAPUN OPSI PLATFORM YANG DAPAT DIGUNAKAN KABUPATEN/KOTA DALAM PELAKSANAAN PENGUKURAN TERSEBUT ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1. Posyandu
Idealnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak pada kegiatan Posyandu dilakukan rutin setiap bulan sekali oleh tenaga kesehatan
dibantu oleh KPM dan kader Posyandu
2. Bulan Penimbangan Balita dan Pemberian Vitamin A
Kegiatan pengukuran panjang/tinggi badan dapat dilakukan bersamaan dengan bulan penimbangan balita dan pemberian Vitamin A yang dilakukan dua
kali dalam setahun (bulan Februari dan Agustus). Oleh tenaga kesehatan dibantu oleh KPM dan kader Posyandu
3. Survei gizi kabupaten/kota
Kabupaten/kota disarankan untuk menggabungkan data gizi yang berasal dari fasilitas kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, posyandu) by name by
address,
Aksi 8 : Reviu Kinerja Tahunan Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

1. Pelaksanaan 8 (delapan) Aksi Integrasi kabupaten/kota


Ruang lingkup 2. Realisasi rencana kegiatan penurunan stunting tahunan daerah.
3. Pelaksanaan anggaran program dan kegiatan intervensi stunting.

• Kinerja program/kegiatan penurunan stunting dalam hal realisasi output ( target kinerja cakupan
intervensi gizi spesifik dan sensitif),
• Realisasi rencana kegiatan penurunan stunting.
OUTPUT • Realisasi anggaran program/kegiatan penurunan stunting
• Faktor-faktor penghambat pencapaian kinerja dan identifikasi alternatif solusi.
• Perkembangan capaian outcome (angka prevalensi stunting).
• Rekomendasi perbaikan

Penanggungjawab Sekretaris Daerah bertanggung jawab untuk memimpin dan mensupervisi proses dan hasil reviu. Bappeda
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan penyiapan materi reviu

TAHAPAN DALAM MELAKSANAKAN REVIIU KINERJA

1. Identifikasi sumber data dan pengumpulan data kinerja program/kegiatan


2. Pelaksanaan reviu kinerja tahunan penurunan stunting terintegrasi
3. Menyusun dokumen hasil reviu kinerja tahunan.
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Alokasi Khusus (DAK) untuk Intervensi Penurunan


Stunting di Desa/Kelurahan Lokus Tahun 2020

DESA/KELURAHAN LOKUS PRIORITAS PENANGANAN STUNTING KABUPATEN/KOTA

INTERVENSI GIZI SENSITIF


INTERVENSI GIZI
SPESIFIK SEKTOR PEKERJAAN
PENDIDIKAN SOSIAL MASY PERTANIAN KEMDAGRI
KESEHATAN UMUM

DAK-FISIK DAK untuk


BOK BOK BOP-PAUD DAK FISIK
Pertanian Registrasi sipil

BO KB
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Sasaran Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam


Pelaksanaan Aksi Konvergensi/Integrasi
(a) Meningkatkan kapasitas Pemerintah Provinsi dalam melakukan pembinaan, pemantauan
dan evaluasi kepada pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Aksi Konvergensi
(b) Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dalam:
• Merancang, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi implementasi Aksi Konvergensi
• Membina dan memperkuat koordinasi dengan kecamatan dan desa dalam rangka penyelarasan
pelaksanaan pelayanan intervensi gizi prioritas termasuk pemanfaatan Dana Desa
• Meningkatkan kualitas system data untuk membantu peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya
kabupaten
(c) Memperkuat kapasitas pemerintah provinsi dalam melakukan penilaian kinerja untuk
konvergensi program di Kabupaten/Kota, dan
(d) Memfasilitasi pembelajaran praktik yang baik antar kabupaten
SIMULASI 8 AKSI KONVERGENSI
STUNTING DALAM WEB MONITORING
DAN EVALUASI

Disampaikan Oleh

Zamhir Islamie
Subdit Kesehatan,
Ditjen Bina Bangda Kemendagri RI
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Gambaran Umum System

koneksi internet
Pengunjung
(Guest)
Klik
https://aksi.bangda.kemendag Web
ri.go.id/
1. Website AKSI BANGDA Kontrol
2. Sistem Monitoring
1. Login
3. E-Learning 2. Membuat akun user
3. Membuat jadwal
4. Menyediakan slot modul/
materi
5. Mengontrol Konten
6. Menilai Konten
Admin pusat Admin provinsi 7. Membuat evaluasi
1. Login 8. Diskusi/Chat
User 1. Login
2. Setting konfigurasi system 2. Mengelola data aksi
1. Login 3. Melakukan review aksi
2. Pilih Menu yang 3. Mengelola data system
4. Menotoring data aksi 4. Melakukan PK
diinginkan
3. Download Form 5. Membuat kelas e - learning
4. Isi Form Online/Offline 6. Merancang analisa aksi
5. Mengisi Konten Berita 7. Membuat halaman konten
6. Bertanya pad slot yang
telah disediakan
CITA-CITA
Membangun sistem monitoring yang…

CEPAT, EFEKTIF & EFISIEN

Membangun…
1
WEB MONITORING AKSI BANGDA
SISTEM ANALISIS BERBASIS
WEB
Menjadi…
2
MENJADI PORTAL UTAMA
DALAM 8 AKSI KONVERGENSI
STUNTING
SARANA PENGELOLAAN
PENGETAHUAN 3
Menu Beranda
Tentang Kami

AKSI

Monev

E - Learning

Pustaka

Kontak
0

Desain
SITEMAP
Terkini
0 Your Picture Here

KONTEN
Pengembangan
Web yang dinamis
dan memiliki
Konten
Manajemen
0
Disain SITEMAP
Your Picture Here

yang akan diubah


menjadi sebuah sistem
0
Platform
E – Learning yang
akan dikem-
bangkan
Target Group

Pemerintah,P
EMDA

Perguruan
K/L tinggi

Konsultan
Swasta/
Kelompok
peduli
Internal
Eksternal
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai