Anda di halaman 1dari 65

Metode Kerja

Pembangunan TPA Cihara


Kabupaten Lebak
Tahun Anggaran 2021

Dibuat dan diajukan oleh


PT. FITAMA PUTRI MANDIRI
DAFTAR ISI

I. Pendahuluan
1. Data Teknis
2. Protokol Pencegahan Covid-19 kegiatan Konstruksi
3. Diagram Alur Proses Pelaksanaan
4. Gambaran Umum Kegiatan
5. Lingkup Pekerjaan
II. Uraian Metode Pelaksanaan Pekerjaan
a) Rencana Pekerjaan Penunjang Sementara
b) Rencana Pekerjaan Persiapan & Lain-lain
c) Rencana Pekerjaan Utama
III. Lampiran
a. Jaminan Masa Pemeliharaan
b. Manajeman Mutu (Rencana Mutu Kontrak)
Pendahuluan
Latar Belakang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat
didalam dokumen lelang yang telah didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode pelaksanaan ini disusun untuk
memenuhi Persyaratan Teknis dalam Kerangka Acuan Kerja dan Evaluasi Teknis
dalam Dokumen Tender yang harus dipenuhi didalam mengikuti pelelangan Umum
Paket Pekerjaan Pembangunan TPA Cihara Kabupaten Lebak.

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pekerjaan ini adalah untuk menjelaskan
secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan-pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing-masing
pekerjaan maupun antara pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan.
I. PENDAHULUAN

I.1. Data Teknis

1 Kegiatan Pembangunan TPA Cihara Kabupaten Lebak

2 POKJA 02 BP2JK Wilayah Banten Tahun Anggaran 2021

Jalan Mekarsari Desa Pondok Panjang Kecamatan Cihara


3 Lokasi Pekerjaan
Kabupaten Lebak

4 Waktu Pelaksanaan 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender sejak SPMK.

5 Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2021


I. PENDAHULUAN
I.1. 1. Protokol Pencehagan Covid-19
DIAGRAM
Diadaptasi dari Protokol Pencegahan Covid-19 Instruksi PUPR No. C2/1N/M/2020

1 2 3 4 5
Penyedian Menjalin kerja
Edukasi Pekerja Mengukur Suhu
Membentuk Fasilitas sama dengan
akan bahaya Tubuh Pekerja
Satgas Lapangan Pencegahan Puskesmas
Covid19 Pagi & Sore
Covid-19 Setempat

Kontraktor
Kontraktor &
+Konsultan Kontraktor Satgas Covid Kontraktor
Satgas
& PPK

6 7 8
Menjalin kerja
Menghentikan Melakukan Isolasi &
sama dengan
Sementara Kegiatan jika Penyemprotan
Puskesmas
ada yang terindikasi Disifektan di Lokasi
Setempat

Kontraktor & PPK & Konsultan +


Kontraktor
Satgas Satgas
I. PENDAHULUAN
I.1. 1. Protokol Pencehagan Covid-19
PEMBENTUKAN SATGAS COVID-19

a) PPK, Konsultan & Kontraktor membentuk Satgas masing-masing yang di-skemakan oleh PPK.
b) Satgas Pencegahan COVID-19 berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri ataş :
• 1 Ketua dari Tim Teknis/ Dinas
• 2 Koordinator & monitor dari Konsultan
• 16 Anggota, 1 orang/kecamatan.
c) Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan kewenangan untuk melakukan:
• Sosialisasi
• pembelajaran (edukasi)
• promosi teknik
• metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan
• berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID- 19 Kementerian PUPR PUSAT melakukan
Identifikasi Potensi Bahaya COVID19 di lapangan
• pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua pekerja dan tamu proyek
• pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/ demobilisasi pekerja
• pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja
• pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan
• melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien
Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara .
I. PENDAHULUAN

I.1. 1. Protokol Pencehagan Covid-19


PENYEDIAAN FASILITAS KESEHATAN LAPANGAN

a) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan di lapangan yang
dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara Iain tabung oksigen, pengukur suhu
badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis;
b) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional perlindungan kesehatan
dan pencegahan COVID- 19 dengan rumah sakit dan/ atau pusat kesehatan masyarakat terdekat
untuk tindakan darurat (emergency) ;
c) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain: pencuci
tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker dikantor dan lapangan bagi seluruh pekerja dan
tamu; dan
d) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi tambahan guna
peningkatan imunitas pekerja.
I. PENDAHULUAN
I.1. 1. Protokol Pencehagan Covid-19
PELAKSANAAN PENCEGAHAN COVID-19 DI LAPANGAN

a) Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster flyers) baik digital maupun fisik tentang
himbauan/anjuran pencegahan COVID- 19 untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat-tempat
strategis di lokasi proyek;
b) Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus menyampaikan penjelasan, anjuran,
kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari
(safety morning talk) ;
c) Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan pengukuran suhu
tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi, siang, dan sore;
d) Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang terindikasi memiliki
suhu tubuh 38 derajat Celcius datang ke lokasi pekerjaan;
e) Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19,
pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa dan/ atau Penyedia Jasa paling sedikit
14 hari kerja.
f) Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi dan penyemprotan
disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja; dan
g) Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan disinfektan, serta
pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan kontak fisik
dengan tenaga kerja yang terpapar telah selesai.
I. PENDAHULUAN

I.1. 1. Alur Proses Birokrasi Pelaksanaan Pekerjaan

Item Spesific on BoQ/


Gambar/ RKS

Invertarisir Lapangan Proses Purchasing


(Pengawas & Kontraktor ) (Kontraktor)

Shop Drawing Approval Material Delivery Order


Ijin K3L
(Pengawas & User) (Pengawas & User ) (Kontraktor)

Ijin Pelaksanaan
(Pengawas)

Eksekusi
I. PENDAHULUAN
I.1. 2. Proses Plotting dan Alur Organisasi Lapangan

Team
Project User
Leader
Manager
Keterangan:

= User

Site
Petugas Pengawas Drafter
Manager
K3 & Satgas
= Team Leader Konsultan
Covid

= Project Manager

= Pengawas

Pelaksana
Surveyor/ Juru
Pelaksana
= Drafter
Ukur Lapangan
Rekayasa Lalu Lintas Landfill &
Struk. Lainnya
= Petugas K3 &
Satgas Covid

= Pelaksana
I. PENDAHULUAN

I.2. Lingkup Pekerjaan


1. Biaya Umum.
2. Pembuatan Zona Sel Sampah.
3. Pembuatan Unit IPL.
4. Pembuatan Unit Klorinasi.
5. Pembuatan Sumur Monitoring.
6. Pembuatan Saluran Drainase TPA.
7. Pembuatan Jalan Operasional TPA.
8. Pembuatan Revertment Diluar Zona Sel.
9. Pekerjaan Jembatan Timbang.
10. Pekerjaan Pintu Gerbang.
11. Portal dan Air Bersih, Pekerjaan Lampu Penerangan Jalan TPA.
12. Pekerjaan Lain-lain..
I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Dok. Survey)


I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Dok. Survey)

Tampak Depan 1 Tampak Depan & Gerbang masuk

Area Depan di lihat dari bawah Area Belakang di lihat dari samping
RENCANA PEKERJAAN PENUNJANG SEMENTARA
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PENUNJANG SEMENTARA

a. Menajemen Lokasi Pekerjaan


1. Pemahaman Layout & Koordinasi

Kami akan mempelajari dan memahami lebih rinci lagi keadaan lingkungan sekitar; Site Plan, dll serta

berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas, tokoh Masyarakat , serta lainnya sehingga dapat mendukung

aktivitas proyek supaya berjalan lancar sesuai progress yang direncanakan .


2. Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Kegiatan proyek akan meminta bantuan tenaga kerja lokal jika ada yang berminat setelah berkoordinasi dengan

lingkungan masyarakat sekitar.

3. Sumber daya Operasional Kerja

Tim pelaksana akan berkoordinasi untuk mendapatkan suplai Air Kerja dan Listrik di sekitar area kerja.
4. Proteksi Area Kerja

Kegiatan Area Kerja di beri tanda peringatan seperti safety line, rambu-rambu, dan penghalang/ sekat debu.
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PENUNJANG SEMENTARA

c. Sirkulasi buangan sisa material/ sampah proyek.

Sirkulasi pembuangan sampah


sisa material proyek dilakukan
rutin dan seijin Konsultan
Pengawas dan instansi terkait.
III. METODE PELAKSANAAN
B. RENCANA PEKERJAAN PENUNJANG SEMENTARA
LISTRIK DAN AIR KERJA

LISTRIK
Kontraktor akan melakukan penyambungan
power ke panel eksisting terdekat seijin pihak
terkait, untuk mendukung operasional kegiatan
Administrasi, Kegiatan kerja dan sebagainya.

AIR KERJA
Kontraktor akan melakukan pembuatan sumur
pantek atau sumber air kerja lainnya yang layak
dan sesuai atau seijin dari pihak terkait.
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PENUNJANG SEMENTARA
f. PENANGANAN KHUSUS
Antisipasi Banjir, Bising, Debu, Gangguan Akses Jalan Eksisting, dan
sebagainya
Pada halaman ini menjelaskan secara spesifik mengenai antisipasi banjir, kebisingan suara kerja, dan gangguan akses
jalan eksisting, dan juga pada setiap item metode pelaksanaan lainnya di jelaskan pula.

• Pelaksanaan kegiatan akan mengacu terhadap perkiraan cuaca update dari sumber-sumber terpercaya.
• Kontraktor akan berkoordinasi secara spesifik dengan tokoh masyarakat atau instansi setempat via rapat untuk
menjelaskan dan sosialisasi mengenai item pekerjaan yang akan di kerjakan terutama yang berhubungan dengan
ketiga hal di atas.
• Proses pelaksanaan pekerjaan area external yang mengganggu Saluran eksisting dan sebagainya akan dibuatkan tali
air sementara untuk antisipasi genangan air saat hujan yang di arahkan ke sungai.
• Jam kerja akan di koordinasikan terlebih dahulu dengan tokoh masyarakat bila mana akan melakukan aktifitas yang
menimbulkan kebisingan berlebih.
• Sampah, lumpur/ humus galian, dan lainnya akan dibuang secara continue ke luar site.
• Kontraktor akan mengoptimalkan waktu kerja dengan cara panambahan jam kerja sore sampai dengan malam hari.
• Pada pekerjaan yang bangunannya berdampingan dengan gedung/bangunan yang aktif maka akan dipasangkan
penyekat untuk menghindari debu akibat dari kegiatan pekerjaan.
III. METODE PELAKSANAAN
RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN
III. METODE PELAKSANAAN
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Pasang Papan Nama Proyek
Papan nama proyek disesuaikan dengan keterangan di
Dokumen Spesifikasi Teknis dan di tempatkan pada jalan
masuk utama proyek dan spot yang strategis, material yang di
gunakan :
•Banner/ Sablon Digital
•Balok Kayu 5/10
•Kaso 5/7
•Teriplek 9 mm
III. METODE PELAKSANAAN
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Pembuatan Direksikeet dan Bedeng Pekerja

Kontraktor akan mencari/ sewa lahan kosong untuk


Bedeng pekerja yang dekat dengan lokasi pekerjaan
supaya efisien dan maksimal terhadap waktu kerja
nantinya.

Prinsip :
•Strategis
•Flexible
•Aman
•Nyaman

Material yang akan digunakan :


• Balok Kayu
• Kaso
• Seng atau asbes
• Triplek
• Lantai plesteran
• Dan sebagainya
III. METODE PELAKSANAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
b. Penempatan Gudang Material & Direksikeet
Kontraktor akan mencari/ sewa lahan kosong untuk
gudang material yang strategis dari kegiatan maupun
akses , jika memungkinkan lokasi akan di satukan
dengan Bedeng Pekerja ataupun Direksikeet.

Prinsip :
•Strategis
Terakses strategis dari semua lokasi pekerjaan dan
supply material sumber.
•Flexible
Gambar Ilustrasi Gudang Material
Mudah dalam transfer dan menerima masuk keluar
material
•Aman
Mudah dalam pemantauan tim keamanan proyek
•Nyaman
Nyaman di tempati oleh kepala gudang proyek dan
minim intervensi dari pihak non proyek
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN
d. Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan Pengukuran/ Uitzet Tanggul
Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk menentukan elevasi dan batas pekerjaan lainnya secara detail dan jelas
sesuai gambar rencana, yang kemudian akan dituangkan kedalam gambar kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan.
Sedangkan untuk melakukan monitoring pekerjaan dan kontrol selama proses dibuat TBM (Temporary Bench
Mark) pada posisi yang aman dan mudah dilihat sesuai arahan pengawas.

Pekerjaan Pengukuran meliputi:


1. Pematokan dan Setting Out lokasi yang akan diukur sesuai dengan dokumen Gambar Rencana.
2. Melaksanakan Pengukuran awal (Polygon) berupa penentuan titik as dan jalur yang akan dikerjakan dengan
pengambilan elevasi dan koordinat secara keseluruhan area pekerjaan.
3. Pembuatan TBM pada lokasi yang aman sebagai acuan untuk pengukuran selanjutnya pada saat pelaksanaan.
4. Melaksanakan pengukuran memanjang (levelling) untuk lapangan, dan sudut serta kemiringan untuk struktur.
5. Melaksanakan Pengukuran melintang (Cross Section) sesuai dengan jarak intervald tertentu.
6. Melakukan perhitungan–perhitungan hasil pengukuran, di lapor dan di koordinasikan dengan pengawas,
hasilnya dilanjutkan dengan ploting ke gambar kerja (shopdrawing) untuk di Assistesi dan Approve.

Pekerjaan pengukuran dapat di ilustrasikan sebagai berikut :


III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN

e. Pekerjaan Mobilisasi
Ketika akan memulai suatu proyek maka hal terpenting pertama yang harus kita siapkan adalah
Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi.

Adapun yang dimaksud dengan Mobilisasi dan Demobilisasi tersebut adalah segala pekerjaan
angkutan peralatan, material dan kendaraan termasuk personil yang akan di tempatkan dilokasi
pekerjaan. Berikut adalah beberapa poin rencana mobilisasi terhadap lapangan

• Material atau alat akan di datang serta tempatkan di gudang di lapangan yang telah
ditentukan sebelumnya.
• Material atau alat yang sudah ada di gudang pusat lapangan akan di distribusikan ke lokasi-
lokasi proyek dengan kendaraan atau gerobak yang standby di lapangan.
• Semua material, peralatan, dan alat bantu yang didatangkan akan di infokan serta di
assistensikan terlebih dahulu ke direksi atau pengawas pekerjaan. Setelah selesai,
mengangkut kembali peralatan dan perlengkapan serta hal - hal lainnya ketempat semula.
• Bila pada lokasi pekerjaan terdapat pekerjaan lain yang sedang berjalan maka akan di
koordinasikan supaya dalam pelaksanaan pekerjaan tidak saling terganggu demi kelancaran
pekerjaan tersebut.
• Alat berat yang akan di gunakan sebelum didatangkan akan di pastikan SIO dan SILO nya.
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN

e. Pekerjaan Patok
• Membuat shop drawing, metode pelaksanaan dan
membuat request Patok Pengarah / Patok jarak dan level.
• Pengadaan Patok Pengarah / Patok Station / Patok Leveling
sesuai shop drawing
• Pemasangan Patok Pengarah / Patok Station/ Patok
Leveling dengan jarak dan jumlah sesuai shop drawing.
Semua patok harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan
ketinggian sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
bahwa patok tersebut tertanam kuat di tempatnya.
• Semua patok harus diberi satu lapis cat dasar (primer), satu
lapis cat bawah permukaan dan satu lapis akhir sebagai
lapis permukaan sesuai shopdrawing.
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN

e. Pekerjaan Jalan Kerja


• Pengajuan Ijin Kerja
• Sosialisasi dengan Tokoh Masyarakat dan Instansi terkait.
• Persiapan alat kerja, Rambu – Rambu, APD, dan sebagainya.
• Menginvertalisir kembali jalan atau keadaan eksisting.
• Membuka jalan baru jika jalan eksisting tidak
memungkinkan untuk di perlebar suapaya tidak rusak
akibat proses pelaksanaan kegiatan.
• Pembuatan jalan kerja menggunakan mekanis jika
memungkin, ataupun dengan manual dan menyesuaikan ke
flexibleitas Pekerjaan Utama dan lainnya.
• Jalan kerja yang sudah dibuka akan di urug LPB jika di
rawan slip pada roda kendaraan angkut.
III. METODE PELAKSANAAN
B. RENCANA PEKERJAAN LAIN-LAIN
b. Administrasi, Gambar, dan Dokumentasi
Proses ini akan di fokus-kan pada saat persiapan dan pelaksanaan item pekerjaan di mulai,
berikut beberapa form proyek yang nanti akan kami keluarkan sebagai pelaksana kegiatan :

•Berita Acara Pengukuran Awal (MC-0%)


•Berita Acara Hasil Pengukuran Awal (MC-0%)
•Draft Volume MC-0%
•Approval Material/ Bahan
•Approval Shop Drawing
•Ijin Kerja (Request Work)
•Approval As-Built Drawing
•Laporan Harian Proyek
•Laporan Cuaca Harian
•Progress Harian/ Mingguan/ Bulanan Kontraktor
•Undangan Rapat Evaluasi Mingguan
•Berita Acara Pengecekan Fisik Lapangan
•Mutual Check (MC) termin + Backup Data
•Dokumentasi Pelaksanaan.
•Dll.
III. METODE PELAKSANAAN
RENCANA PEKERJAAN UTAMA
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
PEKERJAAN SELL SAMPAH
Pekerjaan Gut & Fill Tanah

1. Melakukan pengukuran kembali lapangan, dan dibuatkan Shopdrawing s serta Ijin Pelaksanaan Pekerjaan.
2. Membuat patok leveling dan jarak sesuai Shop Drawing
3. Mendatangkan alat berat Exavator, Bulldozer, Vibro Roller, dan Dump Truck sesuai dengan time schedule ke Lokasi
Pekerjaan.
4. Pengisian mengikuti kontur yang ada dan dimulai dari lokasi yang lebih rendah yang terdekat dengan IPL dan
seterusnya semakin menjauh (atau ke kontur yang lebih tinggi)
5. Menggali tanah dengan Exavator & Bullduzer 100-140 HP yang telah di tentukan patok dan Shopdrawing serta arahan
Konsultan Pengawas, hasil galian tanah di tempatkan oleh alat berat atau dumptruk untuk tanggulan berikutnya.
6. Permukaan dasar tanah dipadatkan dan dibuat cekungan untuk pipa lindi.
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
PEKERJAAN ZONA SELL SAMPAH
Pekerjaan Gut & Fill Tanah

1. Permukaan dasar atau linear yang telah dipadatkan selanjutnya dilakukan penghamparan lapisan geomembran,
geotextile, batuan, dan sebagainya sesuai spektek.
2. Bila sel telah jadi, tahap selanjutnya adalah meletakkan sampah dalam landfill. Sampah diletakkan dalam tiap sel
landfill, kemudian ditutup dengan tanah dan dipadatkan pada akhir pengoperasiannya.
3. Perataan dilakukan lapis demi lapis  Setiap lapis sampah diratakan setebal 10-60 cm.
4. Pemadatan sampah yang telah rata dilakukan dengan menggilas sampah tersebut 4-6 kali gilasan.
5. Perataan dan pemadatan dilakukan sampai ketebalan sampah mencapai ketebalan rencana.
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA

Metode Pelaksanaan Geomembran


Persiapan Kerja Awal Pemasangan HDPE Liner
• Persiapan shop drawings berdasar pada construction drawings dari konsultan atau
owner, meliputi:
 Pola atau Layout lembaran liner untuk masing-masing saluran; semua lokasi titik
pertemuan dalam saluran dengan tanda yang jelas dan berbagai catatan yang
diperlukan.
 Detail angkur tepi dari liner.
 Detail struktur pertemuan liner, jika ada.
 Detail pertemuan pipa liner (fasilitas inlet dan outlet), jika ada.
• Persiapan program kerja, termasuk pekerjaan per sekuen dan jadwal waktu berdasar
pada jadwal utama proyek.

Pekerjaan Lining Di Lapangan


• Pemotongan lembaran liner disesuaikan dengan shop drawings.
• Mempersiapkan semua keperluan pertemuan antar lembaran liner berdasar pada
gambar.
• Meletakan material liner di lapangan. Kantung pasir diperlukan untuk menahan liner
yangdiakibatkan oleh angin.
• Penempelan sisi-sisi lembaran liner yang dioverlapped (hot air tack method)
menggunakan aliranudara panas.
• Pembersihan daerah hubungan lembaran liner menggunakan grinder atau sander.
• Pengelasan hubungan menggunakan extrusion welding system dan hot wedge system.
• Pengetesan hubungan las, disaksikan langsung oleh pengawas lapangan menggunakan
vacuumbox tester untuk meyakinkan tidak terjadi kebocoran.
• Jika terjadi kebocoran diperbaiki atau dilas dengan extruder dengan material welding
rod.
• Membuat laporan harian progres kerja.
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Pelaksanaan Geotextile
1. Geotextile harus digelarkan secara lepas tanpa kerutan atau lipatan berlebihan. Geotextile harus
digelar dengan arah mesin tegak lurus atau sejajar dengan as timbunan seperti ditunjukkan pada
gambar. Arah tegak lurus dan sejajar mesin harus saling berlawanan.
2. Pada kondisi apapun, Geotextile tidak boleh diseret melalui lumpur atau di atas benda tajam yang
dapat merusak Geotextile. Lapis timbunan penutup harus ditempatkan di atas Geotextile
sedemikian rupa sehingga sekurang kurangnya suatu lapisan setebal 200 mm berada antara
Geotextile dan roda atau roda rantai baja (track).
3. Ukuran dan berat dari alat berat harus dibatasi sehingga alur pada penghamparan pertama di atas
Geotextile tidak lebih dari 75 mm untuk menghindari peregangan Geotextile yang berlebihan. Alat
berat tidak diperbolehkan berbelok pada hamparan timbunan pertama di atas Geotextile.
4. Geotextile robek atau berlubang atau sambungan rusak, seperti ditunjukkan oleh Geotextile yang
rusak secara kasat mata, pemompaan (pumping) tanah dasar, intrusi, atau distorsi badan jalan,
urugan di sekeliling daerah yang rusak atau berdeformasi akan dibongkar
5. Pemadat getar atau pemadat kaki domba tidak boleh digunakan untuk memadatkan timbunan
hingga sekurang-kurangnya 0,5 m timbunan telah menutupi lapisan Geotextile.
6. Geotextile harus di-pratarik sebelum penggelaran dengan menggunakan Metode 1 atau Metode 2.
Pemilihan metode bergantung pada terbentuk atau tidaknya gelombang lumpur selama
penghamparan timbunan pertama atau kedua.
• Metode 1; Setelah pembuatan lantai kerja (jika dibutuhkan), lapis pertama Geotextile
dihamparkan dengan arah melintang timbunan dan dijahit bersama. Geotextile diregangkan
secara manual untuk meyakinkan bahwa kerutan tidak terbentuk pada Geotextile.
Penghamparan timbunan harus dengan cara penumpahan ujung (end dumping). Penghamparan
pertama harus ditempatkan sepanjang tepi luar Geotextile, untuk mengurung gelombang lumpur
dan membuat jalan akses yang diperlukan untuk menempatkan timbunan di tengah timbunan.
• Metode 2; Setelah pembuatan lantai kerja (jika dibutuhkan), lapis pertama Geotextile
dihamparkan dengan arah melintang timbunan dan dijahit bersama seperti pada Metode 1.
Penghamparan pertama timbunan harus disebarkan dari tepi Geotextile. Penghamparan
pertama dimulai di bagian tengah sebelum penghamparan di bagian tepi luar seperti
diperlihatkan pada gambar rencana. Geotextile harus ditarik secara manual sebelum
penghamparan timbunan. Konstruksi timbunan harus dilanjutkan dengan cara tersebut untuk
penghamparan selanjutnya sampai lapisan Geotextile teratas telah tertutup oleh timbunan padat
setebal 0,3m.
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA

Metode Kerja Instalasi Pemipaan HDPE & PVC

Metode Pelaksanaan Instalasi Pipa HDPE :


Penyambungan butt-fusion adalah proses termofusi yang melibatkan pemanasan secara bersama di kedua ujung pipa
yang akan disambung sampai kondisi leleh tercapai pada kedua ujungnya. Lalu kedua ujung pipa digabung pada
tekanan tertentu untuk sambungan yang senyawa.
 Hasil penyambungan pipa harus tahan terhadap gaya tarik dan mempunyai kekuatan yang sebanding dengan pipa.
Metode penyambungan jenis ini membutuhkan plat pemanas elekrik untuk dapat mencapai suatu temperatur tertentu
yang digunakan untuk jenis pipa dari bahan PE 100 untuk ukuran 90 mm ke atas dengan SDR yang sama.

Prosedur Pelaksanaan Instalasi Pipa HDPE :


1. Dipergunakan mesin las khusus (butt fusion welding machine) yang sudah terkalibrasi oleh lembaga independent
2. Proses pengelasan harus mempergunakan kaidah atau aturan yang berlaku sesuai aturan DVS 2207/1
3. Teknis penyambungan pipa dan pemeriksaan kualitas hasil pengelasan harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Proyek dan Konsultan.
4. Dilakukan oleh seorang operator yang sudah berpengalaman dan bersertifikat sesuai kaidah DVS 22071/1 serta
didampingi oleh 2 – 3 fitter.

33
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Instalasi Pipa HDPE
Penyambungan / Instalasi Pipa HDPE :
1. Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan plat pemotong
dalam posisi lurus.
2. Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
3. Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.
4. Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh masuknya udara ke
bagian dalam pipa.
5. Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga ujung pipa
tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang kontinyu.
6. Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka untuk
menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
7. Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan permukaan pipa .
8. Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
9. Dilarang menyentuh permukaan yang sudah dipersiapkan.
10. Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi proses pemotongan.
11. Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan potongan.
12. Maksimum selisih diameter yang diijinkan adalah : 1,0 mm untuk pipa ukuran 90 mm s/d 315
mm. 2,0 mm untuk pipa ukuran 316 mm s/d 800 mm. Jika ketidaksesuaian tersebut lebih
besar dari batas tadi maka pipa harus diluruskan dan dipotong lagi.
34
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Instalasi Pemipaan HDPE & PVC

Penyambungan / Instalasi Pipa HDPE :


13. Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan untuk menggerakkan
pipa bersama-sama secara hidrolik.
14. Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya gesek akibat
tarikan kerja mesin dan berat pipa/fitting yang sedang disambung.
15. Catatan: Tekanan tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan sambungan dan
harus ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada mesin.
16. (Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana secara otomatis)
17. Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat tersebut bersih dan
baik suhunya.
18. Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian permukaan yang akan disambung
menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan tekanan yang ditentukan
sebelumnya.
19. Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan lelehannya merata 1 – 6 mm terbentuk tiap
ujungnya. Lihat tabel PE butt welding SNI 06-4829-2005 untuk pipa PE.
20. Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas supaya pencatat tekanan
tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan lelehan terkontrol selama waktu
pemanasan. Periksa bahwa pipa tidak bergeser posisinya di klem dan ujung pipa harus terus di jaga
agar tetap kontak dengan plat pemanas.
21. Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas, pastikan bahwa plat tidak
menyentuh permukaan yang meleleh.
22. Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan plat) dan rekatkan permukaan yang sudah
meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan sebelumnya.
23. Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang diindikasikan pada
tabel.
24. Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak boleh dipindahkan untuk
periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas.
25. Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa lelehan sesuai dengan
batasan yang ditentukan.
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
A. Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan
Pekerjaan beton ini memiliki ruang lingkup pekerjaan yang
terdiri dari :
 Bekisting dan perancah
 Pembesian polos dan ulir
 Pengecoran
Prosedur Pelaksanaan :

a) Bekisting dan perancah • Perancah dibuat sedemikian rupa sehingga kuat

Lingkup Pekerjaan : menahan beban bekisting dan beban diatasnya selama


 Fabrikasi bekisting pelaksanaan sampai dengan pembongkaran.
 Pemasangan bekisting • Permukaan cetakan cukup rata dan halus tidak boleh
 Pembongkaran bekisting dan perancah ada lekukan atau sudutan.
Alat yang digunakan : • Sambungan cetakan harus lurus baik vertikal maupun
Alat bantu
Horisontal
Kebutuhan tenaga kerja :
• Permukaan cetakan harus bersih untuk mencegah
• Pekerja
lekatnya beton pada cetakan.
• Tukang
• Perancah dibuat sedemikian rupa sehingga kuat
• kayu
menahan beban bekisting dan beban diatasnya selama
• Mandor
pelaksanaan sampai dengan pembongkaran.
36
• Bentuk bekisting sesuai dengan gambar beton kerja
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
A. Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan
Prosedur Pelaksanaan :
b) Pembesian
• Pemisahan penempatan masing – masing diameter besi
Pembesian meliputi pembesian untuk abutment dan
beton.
pilar yang termasuk dalam pekerjaan pembesian
• Pemotongan dan pembengkokan besi beton sesuai
adalah :
dengan urutan penggunaan konstruksi yang segera
• Pemotong besi
dikerjakan/struktur dari bawah.
• Pembengkokan
• Pengelompokan masing – masing tipe potong bengkok
• Penyetelan besi beton sesuai dengan gambar
besi.
Alat :
• Peyetelan besi beton sesuai dengan aturan panjang
• Gunting Potong Baja
lewatan yang ditentukan.
• Kunci Pebengkok Tulangan
• Pemasangan beton decking ± 2 bh/m2 bekisting atau 2
• Alat lainnya
bh/m2 bidang balok/kolom atau spesifikasi yang
Bahan :
disyaratkan.
Besi Beton dan Kawat Beton
• Ikatan – ikatan antar tulangan terikat dengan baik.
Tenaga Kerja :
• Mandor
• Tukang

37
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
A. Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan
Prosedur Pelaksanaan :
c) Pengecoran
• Pembersihan permukaan bekisting dan besi beton dari
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pengecoran terlebih
kotoran – kotoran yang bisa mengurangi mutu beton.
dahulu Harus membuat mix design di laboratorium
• Pengecekan kekuatan perancah.
yang ditunjukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
• Pengecekan kerapatan bekisting yang bila berlobang
Dengan telah adanya mix design/job mix formula,
bisa mengurangi mutu beton.
maka bila pengadukan ada yang dilaksanakan di
• Penempatan alat, tenaga dan lalu lintas pekerja
lapangan (site mix) sudah ada ketentuan komposisi
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
adukan dari masing – masing untuk pengecoran.
kemudahan selama pelaksanaan pengecoran.
Alat :
• Batching plant • Pelaksanaan pengecoran dilakukan dengan bantuan
• Truck Mixer
talang cor yang dibuat dari seng yang dipasang miring.
• Beton vibrator
• Alat bantu • Penggetaran dilakukan dengan benar, beton vibrator
Bahan : diposiskan tegak lurus terhadap permukaan beton/cor,
Ready mix, atau Portland cement, Pasir cor dan Batu
tapi dalam keadaan khusus boleh miring 45’.
pecah
• Bila terjadi hujan, maka pengecoran harus dilindungi
Tenaga Kerja :
secara memadai (misal : dengan terpal).
• Mandor
• Tukang 38
• Pekerja
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan

39
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan

Pekerjaan Kolom Beton, Yang perlu diperhatikan :


• Vertikalitas kolom >>> Ditopang 4 arah
• Ketepatan As terhadap kolom di bawah dan di atasnya >>> Surveyor handal

40
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan

41
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan

42
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan
Metode Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

a). Bekisting b). Pembesian c). Cor Balok

Prosedur Pelaksanaan :
• Buat elevasi dasar balok pada kolom/dinding.
• Pasang scaffolding sepanjang balok dengan jarak sesuai dengan metode, lengkap dengan Jack basedan U-
Head.
• Pasang bekisting balok mulai dasar dengan acuan level yang telah disediakan dengan bantuanbenang
• Buat lubang pembuangan sampah pada ujungbalok.
• Pasang
• Periksa sambungan antar plywood dan balok/dinding.
• Bersihkan permukaan bekisting dari sampah dankotoran
• Lapisi permukaan bekisting dengan minyakbekisting 43
• Periksa seluruh bagian bekisting.
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan

Pekerjaan Balok dan Plat Lantai :


a) Pekerjaan Bekisting Balok dan Plat
Lantai
Alat :
• Scaffolding
• Steel support
• Palu Gergaji
• Meteran Prosedur Pelaksanaan :
• Buat elevasi dasar balok pada kolom/dinding.
Bahan : • Pasang scaffolding sepanjang balok dengan jarak sesuai
• Plywood t = 12 mm dengan metode, lengkap dengan Jack base dan U-Head.
• Pasang bekisting balok mulai dasar dengan acuan level yang
• Balok kayu 5/10, 6/12 telah disediakan dengan bantuan benang
• • Pasang bekisting sisi balok, untuk sisi yang berhubungan
Minyak bekisting
dengan lantai, maka level atas bekisting sisi balok sama dengan
• Paku sisi bawah lantai.
• Buat lubang pembuangan sampah pada ujung balok.
Tenaga Kerja :
• Pasang bekisting
• Mandor • Periksa sambungan antar plywood dan balok/dinding.
• Tukang • Bersihkan permukaan bekisting dari sampah dan kotoran
• Lapisi permukaan bekisting dengan minyak bekisting
44
• Pekerja • Periksa seluruh bagian bekisting dan pastikan kuat menahan
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan

b) Pekerjaan Pembesian Balok dan Plat Prosedur Pelaksanaan Pembesian Balok :


• Pemotongan & pembengkokan besibeton
Lantai
• Membuat marking as& dimensi
Alat : • Pasang tulangan utama sesuai jumlah, panjang, diameter dan
• Bar bender & Bar cutter posisinya
• Pasang pembesian sengkang sesuai jumlah dan jaraknya dan
Bahan : ikat dengan kawat beton
• Pasang konduit & block out bila ada pekerjaan terkait
• Besi beton U-24 & U-32, diameter sesuai
• Untuk pemasangan pembesian balok lt.2 – lt.atap dilaksanakan
gambar kerja dengan bantuan tower crane
• Kawat beton
• Beton decking Prosedur Pelaksanaan Pembesian Plat :
• Pemotongan & pembengkokan besibeton
Tenaga Kerja : • Cek dimensi danlevel lantai
• Mandor • Membuat markingpembesian
• Pasang besi lapis bawah sesuai dengan marking & lanjutkan
• Tukang dengan lapis selanjutnya& pasang betondeking
• Pekerja • Ikat pertemuan besi beton dengan kawat betonminimal 3 X putar
• Bersihkan lokasi dari potongan kawat& kotoran lainnya
• Periksa seluruh tulangan diameter dan jaraknya
• Untuk pemasangan pembesian pelat lt. 2 – lt.atap dilaksanakan
dengan bantuan tower crane
45
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Unit IPL & Sumur Monitoring
Pekerjaan Pembesian dan Pembetonan

c) Pekerjaan Pengecoran Balok dan Plat


Lantai
Alat :
• Truckmixer
• Concrete Pump
• Concrete Vibrator
• Compressor Prosedur Pelaksanaan :
• • Siapkan checlist untuk pengecoran.
Cangkul
• Tentukan elevasi dan batas batas pengecoran dengan
• Garuk kayu menggunakan waterpass.
• • Bersihkan lokasi cor dengan menggunakan kompresor.
Talang
• Test slump, buat kubus beton.
• Waterpass • Tuangkan adukan beton dari alat angkut menuju bekisting, pada
• Cetakan silinder beton pekerjaan tangga dimulai daria anak tangga terbawah. Padatkan
beton dengan alat vibrator.
• Slump testApparatus • Ratakan permukaan beton dengan alat garuk cor dan jidar
Bahan :
Untuk meghindari segreasi selama pengecoran disegala tempat :
• Beton jadi (ready mix) mutu dan slump • Beton dicor secara vertikal dan sedekat mungkin dengan posisi
yang sudah disetujui pengecoran
• Beton jangan dialirkan menuju posisi pengecoran, tetapi beton
• Calbond, air bersih dipindahkan. 46
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Operasional & Saluran Drainase


A. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan Operasional
Penyiapan badan jalan meliputi pekerjaan pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang
ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah
dasar.
Secara umum berikut adalah tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan :

1. Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat mengganggu pekerjaan seperti semak-semak, pepohonan,
batu besar, dan material lainnya.
2. Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat seperti excavator maupun dengan cara
manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
3. Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roller atau
menggunakan COMBINATION VIBRATORY ROLLER pada daerah pelebaran yg tidak terlalu luas atau tidak
memungkinkan pengunaan vibratory roller. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemadatan tanah :
a. Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.
b. Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan alat yang memadai agar kepadatan yang diinginkan
dapat tercapai
c. Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk mencapai kadar air optimum
sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.
d. Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan eksisting. 

47
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Operasional & Saluran Drainase
A. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan Operasional
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Badan Jalan (Penetrasi Macadam) :

Persiapan :
• Profil memanjang atau melintang harus disiapkan menurut rancangan potong-an melintang.
• Permukaan harus bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan seperti debu dan bahan lepas lainnya. Lubang-
lubang dan retak-retak harus diperbaiki sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 8.1.3.(2) dan 8.1.3.(3) dari Spesifikasi
ini
• Permukaan aspal lama harus diberikan Lapis Perekat sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 6.1 dari Spesifikasi ini,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Penghamparan Metode Mekanis

1. Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok


• Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan yang sedemikian hingga kuantitas agregat adalah seperti
yang disyaratkan dan diperoleh permukaan yang rata.
• Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6 - 8 ton yang bergerak dengan kecepatan kurang dari 3
km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju ke
sumbu jalan. Lintasan penggilasan  harus tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah lebar alat pemadat.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai diperoleh permukaan yang rata dan stabil (minimum 6 lintasan).

2. Penyemprotan Aspal 
• Temperatur aspal dalam distributor harus dijagapada temperatur yang disyaratkan untuk jenis aspal yang digunakan.
Temperatur penyem-protan dan takaran penyemprotan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan
dimulai dan harus memenuhi rentang yang disyaratkan. 

48
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Operasional & Saluran Drainase
A. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan Operasional
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Badan Jalan (Penetrasi Macadam) :

3. Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci.


• Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci harus ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan dengan
cara yang sedemikian hingga tidak ada roda yang melintasi lokasi yang belum tertutup bahan aspal. Takaran
penebaran harus sedemikian hingga, setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat pokok terisi dan
agregat pokok masih nampak. 
• Pemadatan agregat kunci harus dimulai segera setelah penebaran agregat pengunci
• Bilamana diperlukan, tambahan agregat pengunci harus ditambahkan dalam jumlah kecil dan disapu perlahan-lahan
di atas permukaan selama pemadatan.
• Pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat pengunci tertanam dan terkunci penuh dalam lapisan di bawahnya. 

49
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Operasional & Saluran Drainase
B. Pekerjaan Saluran Drainase

Metode Pelaksanaan :
1. Lokasi Subgrade / tanah dasar disiapkan dengan
melaksanakan pekerjaan clearing dan grubbing dan
apabila tanah dasar tidak baik (unsuitable material) harus
digali dahulu lalu ditimbun dengan material borrow dan
dipadatkan layer per layer sesuai spesifikasi.
2. Pelaksanakan galian menggunakan excavator dengan
lereng tegak (sesuai gambar kerja) sampai dasar Lantai
kerja , selanjutnya di finishing dengan tenaga manual
sampai dengan elevasi yang diharapkan lalu dipadatkan
dengan hand stamper + vibro roller + baby roller.
3. Disiram air pada permukaan tanah. Setelah agak kering
dipasang lembaran plastik.
4. Setelah stake out, disiapkan form work untuk pengecoran
lantai kerja. Pengecoran lantai kerja (beton klas E)
dilaksanakan dengan memperhatikan elevasi dan kerataan
permukaannya .(dimonitor oleh team surveyor).
5. Pengecoran Stage 1 (Bottom Slab) :
• Pasang besi tulangan bottom slab dan stek besi
dinding (sesuai gambar keja)
• Pasang bekisting bottom slab
• Pengecoran bottom slab menggunakan truck mixer
dan concrete vibrator, sekaligus sampai selesai
(dimonitor slump test dan pembuatan benda uji oleh 50
team laboran).
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Operasional & Saluran Drainase
B. Pekerjaan Saluran Drainase

Metode Pelaksanaan
7. Pengecoran stage 2 (Dinding ) :
• Pasang besi dinding
• Pasang bekisting dinding (sesuai gambar
detail pemasangan form work & false work)
• Cor dinding , sekaligus sampai selesai
(dimonitor slump test dan pembuatan benda
uji oleh team laboran)
8. Pembukaan bekisting dinding setelah beton
berumur 14 hari atau hasil test kuat tekan benda
ujui 70 % dan sudah mendapat persetujuan
Konsultan supervisi.
9. Timbunan Backfill dengan material granular,di
laksanakan perlayer 15 cm, dipadatkan dengan
hand stamper. Penimbunan akan dilaksanakan
setelah dilakukan uji sample beton dan disetujui.
10. Dilaksanakan test kepadatan (sand cone test)
terhadap granular back fill per layer tebal 15 cm.

51
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Kerja Pas. Beronjong
C. Pekerjaan Pemasangan Bronjong
Alat :
• Meteran 30 M dan 5 M, Patok Kayu
• Papan profil, Benang tukang
• Sekop, Cangkul, Temper
• Pompa Air, dll
Tenaga Kerja :
• 1 Orang pengawas
• 2 Orang pekerja untuk melakukan setting out
• 1 Grup pekerja untuk melaksanakan penggalian
• 1 Grup pekerja untuk memasang jaring
kawat bronjong, mengikat dan mengisi batu

Material :
• Jaring dari besi yang telah digalvanisir
diameter 2,5 – 3mm, ukuran jaring 120 mm
• Batu d>150mm

52
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA

Metode Kerja Pas. Beronjong


C. Pekerjaan Pemasangan Bronjong
Metode Kerja :
1. Lakukan pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah penggalian untuk pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jaring dan
disain.Termasuk tempat ruangan untuk pemadatan merial pada bagian luar penempatan bronjong, dianjurkan lebar tempat 500 mm diukur dari
bagian bawah areabronjong. Pastikan kemiringan yang tepat dibuat padasaat penggalian, paling tidak 1:2 (45º). Seandainya dibutuhkan gunakan
penopang dan lembaran papan untuk penahan. Pastikan daerah penggalian selalu kering dengan menggunakan pompa air listrik dan generator
2. Selama penggalian, letakkan jaring bronjong padapinggir slope dan mulai pembentukan jaring. Biasanya jaring bronjong dikirim dalam bentuk
memanjang (seperti ditunjukkkan pada gambar), dan dengan ukuran lebar x tinggi yaitu 1000 x 500. Bungkus jaring hingga berbentuk kotak dan
ikatkan bersama bagiantepinya menggunakan kawat yang telah digavanisir d=3 mm, jepit dan ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang
3. Selama penggalian, letakkan jaring bronjong pada pinggir slope dan mulai pembentukan jaring. Biasanya jaring bronjong dikirim dalam bentuk
memanjang (seperti ditunjukkkan pada gambar), dan dengan ukuran lebar x tinggi yaitu 1000 x 500. Bungkus jaring hingga berbentuk kotak dan
ikatkan bersama bagian tepinya menggunakan kawat yang telah digavanisir d=3 mm, jepit dan ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang.
4. Lanjutkan perletakan dan pengisian jaring bronjong dan tumpukan dan ikatkan semua sesuai dengan gambar. Semakin banyak dinding bagian dalam
di dapat, maka bronjong semakin kuat, karena itu maka setiap bronjong harus diikatkan secara bersama-sama dengan sebelumnya secara sejajar.
Bronjong yang diletakkan diatas untuk setiap susunan harus dihubungkan juga dengan yang lainnya. Seandainya bronjong mempunyai bentuk
memanjang sisi bagian baah jaring harus dipasang daya tahan dan memperkuat struktur
5. Rongga antara bagian belakang dinding bronjong dengan kemiringan bekas galian harus ditimbun kembali dan dilakukan pemadatan
dengan menggunakan material berukuran 0-150mm. Seandainya menggunakan tamper, yaitu alat yang paling sesuai digunakan untuk memadatkan
material, tuangkan material setebal 40 cm disekeliling bronjong.
6. Ketika struktur bronjong telas selesai, pastikan semua celah disekeliling bronjong ditimbun kembali dan dipadatkan dengan baik dan semua
sambungan diikatkan dengan baik

53
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Pekerjaan Paving Block

Pekerjaan urugan Abu Batu

Seperti proses sebelumnya,


penghamparan abu batu melewati
beberapa tahap di bawah ini :

• Persetujuan material
• Persetujuan Shopdrawing
• Pesetujuan Ijin Kerja
• Delivery Order (DO) Material
• Transfer material ke area kerja
• Pematokan dan tarik benang untuk acuan penghamparan ketebalan abu batu.
• Penghamparan abu batu dengan alat bantu mekanis atau manual serta mengikuti patok/ benang
yang telah ada. Buat kemiringan minimal 2% dari As cross section badan jalan atau sesuai gambar
kerja/ rencana.
• Penghamparan awal abu batu ini haruslah mengacu pada salah satu sisi yang sudah di pasang
terlebih dahulu.
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Tahapan pemasangan paving block
1. Pembuatan & pengajuan Shopdrawing, terutama pola
paving
2. Persetujuan Ijin Kerja dari Konsultan Pengawas
3. Pembersihan kembali kotoran jika ada pada permukaan
abu batu.
4. Memasang Paving Uskup lebih dulu dan di mulai dari
sisi kanstin yang sudah terpasang dan kemudian di ikuti
oleh paving-block mengikuti pola sesuai shopdrawing,
serta pemasangannya secara cross badang jalan
terlebih dahulu lalu mengikuti panjang jalannya.
5. Jika Paving sudah dipasang semua atau parsial bagian,
maka paving tersebut dipadatkan dengan stamper kodok
untuk meratakan dan memadatkan permukaan
pasangan paving block sekaligus celah nat antar
susunan paving di isi abu batu agar susunan paving
block tersebut saling mengunci, tidak bergeser dan tidak
bergelombang
IV. LAMPIRAN

•MASA PEMELIHARAAN
•RENCANA MUTU KONTRAK
IV. LAMPIRAN
A. Masa Pemeliharaan
IV. LAMPIRAN
A. Masa Pemeliharaan
1. Pekerjaan pemeliharaan selama 180 hari
kalender meliputi perbaikan dan atau
penggantian bagian bangunan, Komponen,
bahan bangunan, serta prasarana dan sarana
berdasarkan dokumen teknis.
2. Di adakan rapat koordinasi setiap bulan.
3. Menempatkan sejumlah personel, yaitu 1
orang pelaksana/ supervisor dan 2 tenaga
harian.
4. Respon time terhadap segala complain,
artinya penanganan kerusakan harus
ditangani paling lambat 2 x 24 jam dari waktu
complain.
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK

Latar Belakang
Untuk menjamin bahwa hasil Pembangunan Paket Pekerjaan Pembangunan TPA Cihara Kabupaten
Lebak tahun Anggaran 2021 yang dibuat sesuai dengan kualitas rencana yang diinginkan, maka
berdasarkan Standar Operasional Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dibentuk Project Quality
Assurance ( PQA ) yang bertanggung jawab khusus terhadap kualitas bahan yang dipergunakan,
tenaga kerja yang melaksanakan, proses dan akhir pelaksanaan.
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK

PROYEK PERUSAHAAN EKSTERNAL


Kualitas kerja terdiri dari : •Manual •Standar,Keppres, Kepmen, Perda,
•Metode Kerja •Administrasi
•Instruksi •Prosedur
•Time Skejul •Organisasi
•Prosedur kerja, dst. •Personil
•Finansial

MATERIAL SUPERVISI
•Material
•Peralatan
•Laboratorium
KELUARAN
PROSES KONSTRUKSI Produk Akhir (Biaya, Mutu, Waktu)

Yes
INSPEKSI& TEST

No No

Perbaikan Kualitas EVALUASI

Yes

KRITERIA
•Shop Drawing Laporan & Monitoring
•Spesifikasi
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK

QUALITY SYSTEM MANAJEMEN MUTU


Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara system
manajemen mutu serta terus menerus meningkatkan efektifitasnya sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi pelanggan dan persyaratan pada Standar ISO yang berlaku.

• Mengidentifikasi proses yang diperlukan bagi system manajemen mutu dan


penerapannya diseluruh organisasi.
• Menetapkan urutan dan interaksi dari proses tersebut.
• Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan ke-efektifan
operasional dan pengendalian proses.
• Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung
operasi dan pemantauan proses
• Memantau, mengukur dan menganalisa proses tersebut.
• Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan serta
peningkatan berkesinambungan bagi proses sistem manajemen mutu.

Organisasi harus mengelola proses tersebut sesuai persyaratan atau Standar ISO Bila
menggunakan penyedia luar (Outsources), maka organisasi ini harus melakukan
pengendalian atas proses dan harus diidentifikasi dalam system manajemen mutu
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK

Pernyataan yang terdokumentasi dari Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu.


•Manual Mutu
•Prosedur yang diperlukan terdokumentasi.
• Dokumentasi yang diperlukan untuk memastikan perencanaan, operasi dan
pengendalian yang efektif dengan proses-prosesnya
• Catatan Mutu yang diperlukan.

Sehingga dalam sistem mutu yang akan diaplikasikan dalam pelaksanaan proyek ini
Dokumen Rencana Mutu Proyek menjadi salah satu persyaratan dokumen yang pokok
dalam menjabarkan dan menjelaskan secara ringkas tentang penerapan system mutu
yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
Dalam Rencana Mutu Proyek ini hanya dicantumkan Daftar Gambar Sebagaimana yang
diterima pada saat penandatanganan kontrak nantinya atau yang sebagian dari kontrak.
Pekerjaan tambah / kurang yang terjadi selama berlangsungya proyek, akan dicatat dalam
Daftar atau Agenda gambar (dalam berbagai jenisnya) yang Salah satu unsur yang
membantu meningkatkan kemampuan kompetitif suatu perusahaan adalah adanya suatu
sistem Manajemen Mutu yang mengacu pada sisitem Standarisasi Internasional seperti
ISO – 9001-2008.

Anda mungkin juga menyukai