Anda di halaman 1dari 50

Metode Kerja

PEMBANGUNAN PENGENDALIAN BANJIR


SUNGAI CIBERANG
KEC. LEBAK GEDONG
DAFTAR ISI

I. Pendahuluan
1. Data Teknis
2. Protokol Pencegahan Covid-19 kegiatan Konstruksi
3. Diagram Alur Proses Pelaksanaan
4. Gambaran Umum Kegiatan
5. Lingkup Pekerjaan
II. Uraian Metode Pelaksanaan Pekerjaan
a) Rencana Pekerjaan Penunjang Sementara
b) Rencana Pekerjaan Persiapan & Lain-lain
c) Rencana Pekerjaan Utama
III. Lampiran
a. Jaminan Masa Pemeliharaan
b. Manajeman Mutu (Rencana Mutu Kontrak)
Pendahuluan
Latar Belakang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat
didalam dokumen lelang yang telah didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode pelaksanaan ini disusun untuk
memenuhi Persyaratan Teknis dalam Kerangka Acuan Kerja dan Evaluasi Teknis
dalam Dokumen Tender yang harus dipenuhi didalam mengikuti pelelangan Umum
Paket Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah
Kab. Pandeglang dan Kab. Tangerang.

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pekerjaan ini adalah untuk menjelaskan
secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan-pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing-masing
pekerjaan maupun antara pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan.
I. PENDAHULUAN

I.1. Data Teknis

Pembangunan Pengendalian Banjir Sungai Ciberang


1 Kegiatan
Kec. Lebak Gedong

Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan 06 BP2JK Wilayah Banten


2 POKJA
TA. 2020

3 Lokasi Pekerjaan Kabupaten Lebak

4 Waktu Pelaksanaan 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender sejak SPMK.

5 Sistem Pembayaran Monthly Certificate (MC)

6 Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2020


I. PENDAHULUAN

I.2. Data Teknis


Time Schedule
I. PENDAHULUAN

I.2. Data Teknis


Network Planing
I. PENDAHULUAN

I.1. 1. Protokol Pencehagan Covid-19


DIAGRAM
Diadaptasi dari Protokol Pencegahan Covid-19 Instruksi PUPR No. C2/1N/M/2020

1 2 3 4 5
Penyedian Edukasi Mengukur Menjalin kerja
Membentuk
Fasilitas Pekerja akan Suhu Tubuh sama dengan
Satgas
Pencegahan bahaya Pekerja Pagi & Puskesmas
Lapangan
Covid-19 Covid19 Sore Setempat

Kontraktor
Kontraktor &
+Konsultan Kontraktor Satgas Covid Kontraktor
Satgas
& PPK

6 7 8
Menjalin kerja Menghentikan Melakukan Isolasi
sama dengan Sementara Kegiatan & Penyemprotan
Puskesmas jika ada yang Disifektan di
Setempat terindikasi Lokasi

Kontraktor & PPK & Konsultan +


Kontraktor
Satgas Satgas
I. PENDAHULUAN

I.1. 1. Protokol Pencehagan Covid-19


PEMBENTUKAN SATGAS COVID-19

a) PPK, Konsultan & Kontraktor membentuk Satgas masing-masing yang di-skemakan oleh
PPK.
b) Satgas Pencegahan COVID-19 berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri ataş :
• 1 Ketua dari Tim Teknis/ Dinas
• 2 Koordinator & monitor dari Konsultan
• 16 Anggota, 1 orang/kecamatan.
c) Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan kewenangan untuk
melakukan:
• Sosialisasi
• pembelajaran (edukasi)
• promosi teknik
• metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan
• berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID- 19 Kementerian PUPR PUSAT
melakukan Identifikasi Potensi Bahaya COVID19 di lapangan
• pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua pekerja
dan tamu proyek
• pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/ demobilisasi
pekerja
• pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja
• pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan
• melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau
berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan dilakukan
penghentian kegiatan sementara .
I. PENDAHULUAN

I.1. 1. Protokol Pencehagan Covid-19


PENYEDIAAN FASILITAS KESEHATAN LAPANGAN

a) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan di


lapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara Iain
tabung oksigen, pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur tekanan
darah, obat-obatan, dan petugas medis;
b) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional
perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID- 19 dengan rumah sakit dan/ atau
pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk tindakan darurat (emergency) ;
c) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara
lain: pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker dikantor dan
lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu; dan
d) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi
tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
I. PENDAHULUAN

I.1. 1. Protokol Pencehagan Covid-19


PELAKSANAAN PENCEGAHAN COVID-19 DI LAPANGAN

a) Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster flyers) baik digital maupun fisik
tentang himbauan/anjuran pencegahan COVID- 19 untuk disebarluaskan atau
dipasang di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;
b) Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus menyampaikan
penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam
setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk) ;
c) Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan
pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi, siang,
dan sore;
d) Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang
terindikasi memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius datang ke lokasi pekerjaan;
e) Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
COVID-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa dan/ atau
Penyedia Jasa paling sedikit 14 hari kerja.
f) Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi dan
penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja; dan
g) Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan
disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja
yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah
selesai.
I. PENDAHULUAN

I.1. 1. Alur Proses Birokrasi Pelaksanaan Pekerjaan

Item Spesific on BoQ/


Gambar/ RKS

Invertarisir Lapangan Proses Purchasing


(Pengawas & Kontraktor ) (Kontraktor)

Shop Drawing Approval Material Delivery Order


Ijin K3L
(Pengawas & User) (Pengawas & User ) (Kontraktor)

Ijin Pelaksanaan
(Pengawas)

Eksekusi
I. PENDAHULUAN

I.2. Lingkup Pekerjaan


1. Perkerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pasangan
4. Pekerjaan Lain-lain
I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Siteplan Kegiatan)


I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Long Section)


I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Cross Section Sta. 0+700 s/d 0+750)
I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Cross Section Sta. 0+800 s/d 0+850)
I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Cross Section Sta. 0+950)


I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Cross Section Sta. 1+000 s/d 1+050)
I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Cross Section Sta. 1+150 s/d 1+200, dst)
I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Isometric Pemas. Beronjong)


I. PENDAHULUAN

I.3. Gambar Umum Kegiatan (Potongan Pemas. Beronjong)


III. Metode Pelaksanaan
Rencana Pekerjaan Penunjang Sementara
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PENUNJANG SEMENTARA

a. Menajemen Lokasi Pekerjaan


1. Pemahaman Layout & Koordinasi

Kami akan mempelajari dan memahami lebih rinci lagi keadaan lingkungan sekitar; Site Plan, dll serta

berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas, tokoh Masyarakat , serta lainnya sehingga dapat mendukung

aktivitas proyek supaya berjalan lancar sesuai progress yang direncanakan .


2. Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Kegiatan proyek akan meminta bantuan tenaga kerja lokal jika ada yang berminat setelah berkoordinasi dengan

lingkungan masyarakat sekitar.

3. Sumber daya Operasional Kerja

Tim pelaksana akan berkoordinasi untuk mendapatkan suplai Air Kerja dan Listrik di sekitar area kerja.
4. Proteksi Area Kerja

Kegiatan Area Kerja di beri tanda peringatan seperti safety line, rambu-rambu, dan penghalang/ sekat debu.
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PENUNJANG SEMENTARA

c. Sirkulasi buangan sisa material/ sampah proyek.

Sirkulasi pembuangan
sampah sisa material
proyek dilakukan rutin
dan seijin Konsultan
Pengawas dan instansi
terkait.
III. METODE PELAKSANAAN
B. RENCANA PEKERJAAN PENUNJANG SEMENTARA
LISTRIK DAN AIR KERJA

LISTRIK
Kontraktor akan melakukan penyambungan
power ke panel eksisting terdekat seijin pihak
terkait, untuk mendukung operasional kegiatan
Administrasi, Kegiatan kerja dan sebagainya.

AIR KERJA
Kontraktor akan melakukan pembuatan sumur
pantek atau sumber air kerja lainnya yang layak
dan sesuai atau seijin dari pihak terkait.
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PENUNJANG SEMENTARA
f. PENANGANAN KHUSUS
Antisipasi Banjir, Bising, Debu, Gangguan Akses Jalan Eksisting, dan
sebagainya
Pada halaman ini menjelaskan secara spesifik mengenai antisipasi banjir, kebisingan suara kerja, dan gangguan akses
jalan eksisting, dan juga pada setiap item metode pelaksanaan lainnya di jelaskan pula.

• Pelaksanaan kegiatan akan mengacu terhadap perkiraan cuaca update dari sumber-sumber terpercaya.
• Kontraktor akan berkoordinasi secara spesifik dengan tokoh masyarakat atau instansi setempat via rapat untuk
menjelaskan dan sosialisasi mengenai item pekerjaan yang akan di kerjakan terutama yang berhubungan dengan
ketiga hal di atas.
• Proses pelaksanaan pekerjaan area external yang mengganggu Saluran eksisting dan sebagainya akan dibuatkan tali
air sementara untuk antisipasi genangan air saat hujan yang di arahkan ke sungai.
• Jam kerja akan di koordinasikan terlebih dahulu dengan tokoh masyarakat bila mana akan melakukan aktifitas yang
menimbulkan kebisingan berlebih.
• Sampah, lumpur/ humus galian, dan lainnya akan dibuang secara continue ke luar site.
• Kontraktor akan mengoptimalkan waktu kerja dengan cara panambahan jam kerja sore sampai dengan malam hari.
• Pada pekerjaan yang bangunannya berdampingan dengan gedung/bangunan yang aktif maka akan dipasangkan
penyekat untuk menghindari debu akibat dari kegiatan pekerjaan.
III. Metode Pelaksanaan
Rencana Pekerjaan Persiapan
III. METODE PELAKSANAAN
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Pasang Papan Nama Proyek
Papan nama proyek disesuaikan dengan keterangan
di Dokumen Spesifikasi Teknis dan di tempatkan
pada jalan masuk utama proyek dan spot yang
strategis, material yang di gunakan :
•Banner/ Sablon Digital
•Balok Kayu 5/10
•Kaso 5/7
•Teriplek 9 mm
III. METODE PELAKSANAAN
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Pembuatan Direksikeet dan Bedeng Pekerja

Kontraktor akan mencari/ sewa lahan kosong untuk


Bedeng pekerja yang dekat dengan lokasi pekerjaan
supaya efisien dan maksimal terhadap waktu kerja
nantinya.

Prinsip :
•Strategis
•Flexible
•Aman
•Nyaman

Material yang akan digunakan :


• Balok Kayu
• Kaso
• Seng atau asbes
• Triplek
• Lantai plesteran
• Dan sebagainya
III. METODE PELAKSANAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
b. Penempatan Gudang Material & Direksikeet
Kontraktor akan mencari/ sewa lahan kosong untuk
gudang material yang strategis dari kegiatan maupun
akses , jika memungkinkan lokasi akan di satukan
dengan Bedeng Pekerja ataupun Direksikeet.

Prinsip :
•Strategis
Terakses strategis dari semua lokasi pekerjaan dan
supply material sumber.
•Flexible
Gambar Ilustrasi Gudang Material
Mudah dalam transfer dan menerima masuk keluar
material
•Aman
Mudah dalam pemantauan tim keamanan proyek
•Nyaman
Nyaman di tempati oleh kepala gudang proyek dan
minim intervensi dari pihak non proyek
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN
d. Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan Pengukuran/ Uitzet Tanggul
Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk menentukan elevasi dan batas pekerjaan lainnya secara detail dan jelas
sesuai gambar rencana, yang kemudian akan dituangkan kedalam gambar kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan.
Sedangkan untuk melakukan monitoring pekerjaan dan kontrol selama proses dibuat TBM (Temporary Bench
Mark) pada posisi yang aman dan mudah dilihat sesuai arahan pengawas.

Pekerjaan Pengukuran meliputi:


1. Pematokan dan Setting Out lokasi yang akan diukur sesuai dengan dokumen Gambar Rencana.
2. Melaksanakan Pengukuran awal (Polygon) berupa penentuan titik as dan jalur yang akan dikerjakan dengan
pengambilan elevasi dan koordinat secara keseluruhan area pekerjaan.
3. Pembuatan TBM pada lokasi yang aman sebagai acuan untuk pengukuran selanjutnya pada saat pelaksanaan.
4. Melaksanakan pengukuran memanjang (levelling) untuk lapangan, dan sudut serta kemiringan untuk struktur.
5. Melaksanakan Pengukuran melintang (Cross Section) sesuai dengan jarak intervald tertentu.
6. Melakukan perhitungan–perhitungan hasil pengukuran, di lapor dan di koordinasikan dengan pengawas,
hasilnya dilanjutkan dengan ploting ke gambar kerja (shopdrawing) untuk di Assistesi dan Approve.

Pekerjaan pengukuran dapat di ilustrasikan sebagai berikut :


III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN

e. Pekerjaan Mobilisasi
Ketika akan memulai suatu proyek maka hal terpenting pertama yang harus kita siapkan adalah
Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi.

Adapun yang dimaksud dengan Mobilisasi dan Demobilisasi tersebut adalah segala pekerjaan
angkutan peralatan, material dan kendaraan termasuk personil yang akan di tempatkan dilokasi
pekerjaan. Berikut adalah beberapa poin rencana mobilisasi terhadap lapangan

• Material atau alat akan di datang serta tempatkan di gudang di lapangan yang telah
ditentukan sebelumnya.
• Material atau alat yang sudah ada di gudang pusat lapangan akan di distribusikan ke lokasi-
lokasi proyek dengan kendaraan atau gerobak yang standby di lapangan.
• Semua material, peralatan, dan alat bantu yang didatangkan akan di infokan serta di
assistensikan terlebih dahulu ke direksi atau pengawas pekerjaan. Setelah selesai,
mengangkut kembali peralatan dan perlengkapan serta hal - hal lainnya ketempat semula.
• Bila pada lokasi pekerjaan terdapat pekerjaan lain yang sedang berjalan maka akan di
koordinasikan supaya dalam pelaksanaan pekerjaan tidak saling terganggu demi kelancaran
pekerjaan tersebut.
• Alat berat yang akan di gunakan sebelum didatangkan akan di pastikan SIO dan SILO nya.
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN

e. Pekerjaan Patok
• Membuat shop drawing, metode pelaksanaan dan
membuat request Patok Pengarah / Patok jarak dan level.
• Pengadaan Patok Pengarah / Patok Station / Patok Leveling
sesuai shop drawing
• Pemasangan Patok Pengarah / Patok Station/ Patok
Leveling dengan jarak dan jumlah sesuai shop drawing.
Semua patok harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan
ketinggian sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
bahwa patok tersebut tertanam kuat di tempatnya.
• Semua patok harus diberi satu lapis cat dasar (primer), satu
lapis cat bawah permukaan dan satu lapis akhir sebagai
lapis permukaan sesuai shopdrawing.
III. METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN

e. Pekerjaan Jalan Kerja


• Pengajuan Ijin Kerja
• Sosialisasi dengan Tokoh Masyarakat dan Instansi terkait.
• Persiapan alat kerja, Rambu – Rambu, APD, dan sebagainya.
• Menginvertalisir kembali jalan atau keadaan eksisting.
• Membuka jalan baru jika jalan eksisting tidak
memungkinkan untuk di perlebar suapaya tidak rusak
akibat proses pelaksanaan kegiatan.
• Pembuatan jalan kerja menggunakan mekanis jika
memungkin, ataupun dengan manual dan menyesuaikan ke
flexibleitas Pekerjaan Utama dan lainnya.
• Jalan kerja yang sudah dibuka akan di urug LPB jika di
rawan slip pada roda kendaraan angkut.
III. METODE PELAKSANAAN
B. RENCANA PEKERJAAN LAIN-LAIN
b. Administrasi, Gambar, dan Dokumentasi
Proses ini akan di fokus-kan pada saat persiapan dan pelaksanaan item pekerjaan di mulai,
berikut beberapa form proyek yang nanti akan kami keluarkan sebagai pelaksana kegiatan :

•Berita Acara Pengukuran Awal (MC-0%)


•Berita Acara Hasil Pengukuran Awal (MC-0%)
•Draft Volume MC-0%
•Approval Material/ Bahan
•Approval Shop Drawing
•Ijin Kerja (Request Work)
•Approval As-Built Drawing
•Laporan Harian Proyek
•Laporan Cuaca Harian
•Progress Harian/ Mingguan/ Bulanan Kontraktor
•Undangan Rapat Evaluasi Mingguan
•Berita Acara Pengecekan Fisik Lapangan
•Mutual Check (MC) termin + Backup Data
•Dokumentasi Pelaksanaan.
•Dll.
III. Metode Pelaksanaan
Rencana Pekerjaan Utama
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
PEKERJAAN PEMATOKAN & GALIAN TANAH
1. Melakukan pengukuran kembali lapangan, dan dibuatkan
Shopdrawing s serta Ijin Pelaksanaan Pekerjaan.
2. Membuat patok leveling dan jarak sesuai Shop Drawing
3. Mendatangkan alat berat Exavator, Dump Truck sesuai dengan
time schedule ke Lokasi Pekerjaan.
4. Menggali tanah dengan Exavator 6-8 ton yang telah di tentukan
patok dan Shopdrawing serta arahan Konsultan Pengawas, hasil
galian tanah di buang/ tempatkan/ angkut dengan Dumptruk
minimal 3 unit dan alat bantu angkut manual seperti roda.
5. Material bekas galian di buang/ tempatkan di luar lokasi
kegiatan dan seijin konsultan pengawas.
6. Tanah yang telah digali kemudian dipadatkan dengan stamper
atau stumb
7. Sampah atau humus dari hasil galian di buang atau di pisahkan.
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA

Metode Pelaksanaan Cerucuk Dolken

1. Persiapan alat kerja, rambu, dan sebagainya sesuai ketentuan


dan ijin pelaksanaan dari Konsultan Pengawas
2. Runcingkan bagian ujung bawah cerucuk kayu agar mudah
menembus ke dalam tanah.
3. Cerucuk Dolken yang digunakan ialah dia. 8-10 cm dan di
pancangkan di mulai dari trap bagian bawah.
4. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga
orang dapat dengan mudah.
5. Memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu dengan
manual atau mekanis Hammer/ Tripod/ Exavator
6. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi
tiang.
7. Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn
tanah agar dapat dipukul dcngan stabil dan tetap tegak lurus.
8. Pukul tiang dengan palu pcmukul pada ujung atas cenrcuk
yang sudah diberi topi sampai kedalaman rencana.
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Metode Pelaksanaan Geotextile
1. Geotextile harus digelarkan secara lepas tanpa kerutan atau lipatan berlebihan. Geotextile harus
digelar dengan arah mesin tegak lurus atau sejajar dengan as timbunan seperti ditunjukkan pada
gambar. Arah tegak lurus dan sejajar mesin harus saling berlawanan.
2. Pada kondisi apapun, Geotextile tidak boleh diseret melalui lumpur atau di atas benda tajam yang
dapat merusak Geotextile. Lapis timbunan penutup harus ditempatkan di atas Geotextile
sedemikian rupa sehingga sekurang kurangnya suatu lapisan setebal 200 mm berada antara
Geotextile dan roda atau roda rantai baja (track).
3. Ukuran dan berat dari alat berat harus dibatasi sehingga alur pada penghamparan pertama di atas
Geotextile tidak lebih dari 75 mm untuk menghindari peregangan Geotextile yang berlebihan. Alat
berat tidak diperbolehkan berbelok pada hamparan timbunan pertama di atas Geotextile.
4. Geotextile robek atau berlubang atau sambungan rusak, seperti ditunjukkan oleh Geotextile yang
rusak secara kasat mata, pemompaan (pumping) tanah dasar, intrusi, atau distorsi badan jalan,
urugan di sekeliling daerah yang rusak atau berdeformasi akan dibongkar
5. Pemadat getar atau pemadat kaki domba tidak boleh digunakan untuk memadatkan timbunan
hingga sekurang-kurangnya 0,5 m timbunan telah menutupi lapisan Geotextile.
6. Geotextile harus di-pratarik sebelum penggelaran dengan menggunakan Metode 1 atau Metode 2.
Pemilihan metode bergantung pada terbentuk atau tidaknya gelombang lumpur selama
penghamparan timbunan pertama atau kedua.
• Metode 1; Setelah pembuatan lantai kerja (jika dibutuhkan), lapis pertama Geotextile
dihamparkan dengan arah melintang timbunan dan dijahit bersama. Geotextile diregangkan
secara manual untuk meyakinkan bahwa kerutan tidak terbentuk pada Geotextile.
Penghamparan timbunan harus dengan cara penumpahan ujung (end dumping). Penghamparan
pertama harus ditempatkan sepanjang tepi luar Geotextile, untuk mengurung gelombang lumpur
dan membuat jalan akses yang diperlukan untuk menempatkan timbunan di tengah timbunan.
• Metode 2; Setelah pembuatan lantai kerja (jika dibutuhkan), lapis pertama Geotextile
dihamparkan dengan arah melintang timbunan dan dijahit bersama seperti pada Metode 1.
Penghamparan pertama timbunan harus disebarkan dari tepi Geotextile. Penghamparan
pertama dimulai di bagian tengah sebelum penghamparan di bagian tepi luar seperti
diperlihatkan pada gambar rencana. Geotextile harus ditarik secara manual sebelum
penghamparan timbunan. Konstruksi timbunan harus dilanjutkan dengan cara tersebut untuk
penghamparan selanjutnya sampai lapisan Geotextile teratas telah tertutup oleh timbunan padat
setebal 0,3m.
III. METODE PELAKSANAAN
C. RENCANA PEKERJAAN UTAMA
PEKERJAAN
PEKERJAAN PEMADATAN
BERONJONG
TANAH: Bronjong terdiri dari anyaman kawat yang membentuk
• Fabrikasi
anyaman dengan diameter kawat pengikat sesuai dalam spek dan
approval. Ukuran Lebar berbentuk kotak bronjong dengan panjang
(P) = 2 M dan Lebar (L) = 1 M serta tinggi (T) 0,5 M sesuai dengan
gambar. Keranjang bronjong harus mempunyai rangka yang diikat
erat dengan anyaman pada pinggir keranjang.
• Bahan baku bronjong berupa kawat Digalvanis berdasarkan SNI 03-6145-1999
Kawat Bronjong dan Batu yang akan digunakan untuk mengisi bronjong
sesuai spek, bentuk anyaman bersagonal dengan lilitan ganda simetri.
• Sebelum membuat bronjong, terlebih dahulu harus membuat contoh
bronjong dilapangan untuk diperiksa oleh Direksi dan mendapatkan
persetujuan. Semua pekerjaan selanjutnya harus sesuai dengan contoh elevasi
yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Gambar Ilustrasi Pas. Beronjong
• Sebelum dipasang pada tempatnya, bronjong harus direntangkan supaya
mencapai ukuran yang sebenarnya dan semua pinggirnya harus diikat dengan
kawat sesuai dengan petunjuk Direksi. Tiap jajaran bronjong harus diikat
dengan kawat terhadap jajaran sebelahnya pada pinggir bagian atas dan
bawah dan pada sudutnya.
• Permukaan tanah tempat bronjong yang akan dibangun akan dipastikan
kerataannya sesuai level yang telah ditentukan sebelum keranjang bronjong
dipasang.
• Tiap bronjong harus diisi dengan batu boulder dengan tangan secara cermat
menggunakan tenaga manusia, sehingga penempatannya memperkecil
volume rongga diantara batu dalam keranjang yang telah terisi penuh.
• Begitu seterusnya lapis demi lapis sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan.
• Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong kawat ini akan dilaksanakan sesuai dengan
jadwal waktu pelaksanaan sesuai Time Schedule.
IV. LAMPIRAN

•MASA PEMELIHARAAN
•RENCANA MUTU KONTRAK
IV. LAMPIRAN
A. Masa Pemeliharaan
IV. LAMPIRAN
A. Masa Pemeliharaan
1. Pekerjaan pemeliharaan selama 180 hari
kalender meliputi perbaikan dan atau
penggantian bagian bangunan, Komponen,
bahan bangunan, serta prasarana dan sarana
berdasarkan dokumen teknis.
2. Di adakan rapat koordinasi setiap bulan.
3. Menempatkan sejumlah personel, yaitu 1
orang pelaksana/ supervisor dan 2 tenaga
harian.
4. Respon time terhadap segala complain,
artinya penanganan kerusakan harus
ditangani paling lambat 2 x 24 jam dari waktu
complain.
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK

Latar Belakang
Untuk menjamin bahwa hasil Pembangunan Paket Pekerjaan Pembangunan Pengendalian Banjir
Sungai Ciberang Kec. Lebak Gedong tahun Anggaran 2020 yang dibuat sesuai dengan kualitas rencana
yang diinginkan, maka berdasarkan Standar Operasional Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dibentuk
Project Quality Assurance ( PQA ) yang bertanggung jawab khusus terhadap kualitas bahan yang
dipergunakan, tenaga kerja yang melaksanakan, proses dan akhir pelaksanaan.
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK

PROYEK PERUSAHAAN EKSTERNAL


Kualitas kerja terdiri dari : •Manual •Standar,Keppres, Kepmen, Perda,
•Metode Kerja •Administrasi
•Instruksi •Prosedur
•Time Skejul •Organisasi
•Prosedur kerja, dst. •Personil
•Finansial

MATERIAL SUPERVISI
•Material
•Peralatan
•Laboratorium
KELUARAN
PROSES KONSTRUKSI Produk Akhir (Biaya, Mutu, Waktu)

Yes
INSPEKSI& TEST

No No

Perbaikan Kualitas EVALUASI

Yes

KRITERIA
•Shop Drawing Laporan & Monitoring
•Spesifikasi
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK

QUALITY SYSTEM MANAJEMEN MUTU


Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara system
manajemen mutu serta terus menerus meningkatkan efektifitasnya sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi pelanggan dan persyaratan pada Standar ISO yang berlaku.

 Mengidentifikasi proses yang diperlukan bagi system manajemen mutu dan


penerapannya diseluruh organisasi.
 Menetapkan urutan dan interaksi dari proses tersebut.
 Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan ke-efektifan
operasional dan pengendalian proses.
 Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung
operasi dan pemantauan proses
 Memantau, mengukur dan menganalisa proses tersebut.
 Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan serta
peningkatan berkesinambungan bagi proses sistem manajemen mutu.

Organisasi harus mengelola proses tersebut sesuai persyaratan atau Standar ISO Bila
menggunakan penyedia luar (Outsources), maka organisasi ini harus melakukan
pengendalian atas proses dan harus diidentifikasi dalam system manajemen mutu
IV. LAMPIRAN
B. RENCANA MUTU KONTRAK

Pernyataan yang terdokumentasi dari Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu.


Manual Mutu

Prosedur yang diperlukan terdokumentasi.

 Dokumentasi yang diperlukan untuk memastikan perencanaan, operasi dan


pengendalian yang efektif dengan proses-prosesnya
 Catatan Mutu yang diperlukan.

Sehingga dalam sistem mutu yang akan diaplikasikan dalam pelaksanaan proyek ini
Dokumen Rencana Mutu Proyek menjadi salah satu persyaratan dokumen yang pokok
dalam menjabarkan dan menjelaskan secara ringkas tentang penerapan system mutu
yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
Dalam Rencana Mutu Proyek ini hanya dicantumkan Daftar Gambar Sebagaimana yang
diterima pada saat penandatanganan kontrak nantinya atau yang sebagian dari kontrak.
Pekerjaan tambah / kurang yang terjadi selama berlangsungya proyek, akan dicatat dalam
Daftar atau Agenda gambar (dalam berbagai jenisnya) yang Salah satu unsur yang
membantu meningkatkan kemampuan kompetitif suatu perusahaan adalah adanya suatu
sistem Manajemen Mutu yang mengacu pada sisitem Standarisasi Internasional seperti
ISO – 9001-2008.

Anda mungkin juga menyukai