Anda di halaman 1dari 10

A.

Kontraktor di Era Covid-19


Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia telah banyak memakan korban dan
menghambat hampir semua lini sektor kehidupan manusia. Tidak terkecuali di Indonesia,
pengendalian virus yang tidak efektif dan penanganan yang masih kurang cepat,
menyebabkan peningkatan angka positif dan korban jiwa yang terus meningkat. Selain itu,
pandemi ini juga berdampak pada sektor riil, seperti sektor ekonomi, pariwisata, hingga
industri konstruksi.
Banyak proyek yang sedang berjalan, dengan terpaksa harus diberhentikan sementara
karena pandemi. Selain itu, sebagian pelaksanaan tender baru ditunda rencana pengalihan
anggaran konstruksi untuk membantu penanggulangan pandemi. Faktanya, pada tahap
pelaksanaan, banyak proyek konstruksi yang terkendala, antara lain: penundaan jadwal
konstruksi, sulitnya mencari SDM/pekerja tukang dan mandor, kesulitan mendatangkan
peralatan dan supply chain, pengurangan produktivitas akbiat PSBB, penundaan/pembatasan
perizinan dan pembatasan pembiayaan, dsb.
Menurut hasil studi Cajner, dkk (2020) menyimpulkan bahwa pengurangan tenaga kerja
pada sektor konstruksi akibat covid-19 relatif lebih sedikit dibandingkan sektor perdagangan
dan pariwisata. Hal ini disebabkan karena kedua sektor tersebut relatif sulit untuk
menerapkan cara bekerja dari jauh (telework).
Asosiasi Kontraktor Indonesia mengungkapkan bahwa sektor konstruksi mengalami
perlambatan selama pandemi Covid-19 dan membutuhkan penanganan cepat. Pengerjaan
konstruksi dilapangan masih mengalami berbagai tantangan pada saat pandemic COVID-19.
Kondisi kedaruratan yang ditimbulkan oleh covid-19 berimplikasi pada
ketidakmungkinan proses pengerjaan konstruksi bisa berjalan normal, efektif,
berkualitas dan tepat waktu. Realitas saat ini sudah masuk kategori force majeure,
senada dengan maksud dalam Keppres No.11 Tahun 2020 Tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang menyatakan bahwa penyebaran Covid-19
yang bersifat luar biasa dengan ditandai jumlah kasus dan/atau jumlah kematian telah
meningkat dan meluas lintas wilayah dan lintas Negara dan berdampak pada aspek
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
Agar proses kontruksi tetap berjalan dan beroperasi salah satu upaya yang dapat
dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dengan istilah The New Normal di
Lingkungan Kerja'. Perusahaan menyesuaikan mess-mess bagi pekerja proyek di lapangan,
kantin kantor dan juga pengecekan berkala selama 3 bulan ke depan.Namun dengan
adanya protokol Covid-19 yang ada sekarang juga telah menyebabkan pembengkakan biaya
dan jadwal mundur untuk pekerjaan konstruksi. Pembengkakan biaya terjadi karena adanya
protokol kesehatan yang harus dilakukan seperti penyemprotan disinfektan, dan keperluan
alat pelindung diri.Selain itu, harga barang, transportasi, dan lain-lain juga naik karena
diterapkannya protokol kesehatan. Kemudian, barang impor juga banyak terhambat karena
pembatasan di negara tersebut.
B. Pedoman khusus dalam proyek konstruksi dimasa new normal
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang menyiapkan
pedoman bagi pebisnis jasa konstruksi untuk menjalani fase kehidupan normal yang baru atau
new normal di tengah wabah corona (Covid-19) yang masih mengancam. Direktur Jenderal
Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Trisasongko Widianto, dalam acara webinar MarkPlus
Industry Roundtable Sektor Konstruksi, mengatakan bahwa mereka sedang dalam proses
penyusunan pedoman new normal di industry jasa konstruksi, dan semoga segera rampung
dan diterbitkan. (industri.kontan.co.id) Pedoman pelaksanaan tatanan kehidupan normal yang
baru di sektor jasa konstruksi bertujuan mendukung keberlangsungan industri tersebut agar
berjalan dengan aman, efektif dan efisien untuk percepatan pembangunan infrastruktur.
Kerangka pedoman new normal di bisnis jasa konstruksi meliputi protokol umum, protokol
pemilihan penyedia, protokol pelaksanaan pekerjaan, serta penyesuaian kontrak akibat
pelaksanaan protokol.
Di forum webinar tersebut, Trisasongko menjelaskan poin-poin pedoman new normal di
industri jasa konstruksi, sebagai berikut.

1. Protokol Umum
a. Tempat kerja
 Pengaturan penggunaan masker
 Pengaturan larangan masuk apabila memiliki gejala
 Pengaturan menjalankan karantina
 Pengaturan penyediaan area/ruangan tersendiri apabila ditemukan gejala pada saat
screening
 Pengaturan penyediaan tempat karantina/isolasi mandiri
 Penerapan kebersihan dan sanitasi lingkungan kerja
 Pencegahan penularan seperti pemasangan pebatas atau tabir kaca
 Pengaturan self assessment risiko Covid-19 sebelum masuk bekerja
 Pengaturan pengukuran suhu tubuh
 Pengaturan larangan yang terindikasi memiliki suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat
Celsius
 Pengaturan jaga jarak fisik (phyisical distancing)
 Pengaturan tempat ibadah
 Pengaturan tempat makan dan/atau kantin
 Pengaturan toilet umum
 Pengaturan penyediaan transportasi
 Pengaturan penyediaan mess/perumahan/barak kerja
 Melakukan pemantauan kesehatan pekerja secara proaktif

b. Personel Penyelenggara Jasa Konstruksi


 Saat perjalanan dari/ke tempat kerja
 Selama di tempat kerja
 Saat tiba di rumah
 Saat perjalanan dinas dengan transportasi darat, udara dan laut

2. Protokol Pemilihan Penyedia


 Mekanisme penyampaian penjaminan penawaran
 Mekanisme kehadiran pelaksanaan pengadaan
 Mekanisme pelaksanaan pembuktian kualifikasi secara offline dan/atau online
 Mekanisme pelaksanaan klarifikasi, negosiasi dan evaluasi kewajaran harga
 Mekanisme pendampingan yang dilaksanakan secara online
 Mekanisme penyampaian jaminan sanggah banding
 Mekanisme rapat persiapan penunjukan penyedia jasa
 Mekanisme rapat persiapan penandatanganan kontrak yang dilaksanakan secara
online
 Mekanisme penandatanganan kontrak desk to desk

3. Protokol Pelaksanaan Pekerjaan


 Protokol pelaksanaan jasa konsultansi
 Protokol pelaksanaan pekerjaan konstruksi
 Protokol pelaksanaan padat karya

4. Penyesuaian Kontrak Akibat Pelaksanaan Protokol


 Penyesuaian terhadap rencana keselamatan konstruksi (RKK)
 Penyesuaian spesifikasi
 Penyesuaian harga perkiraan sendiri (HPS)
 Penyesuaian metode kerja
 Penyesuaian masa pelaksanaan kontrak

Kementerian PUPR menganggap new normal sebagai peluang untuk mentransformasi


cara/metode penyelenggaraan infrastruktur PUPR sekaligus memberikan value dalam setiap
tahapannya, mulai perencanaan s/d operasi dan pemeliharaan. Adapun value yang harus
diciptakan antara lain:
a. Peningkatan produktivitas proyek dan jaminan keberlangsungan asset infrastruktur PUPR
melalui penggunaan teknologi digital: drone, LiDAR, BIM, robotik, modular, dsb.
b. Pencegahan penularan virus, peningkatan standar kesehatan dan kenyamanan manusia
dalam bangunan gedung/rumah, serta mengkampanyekan bangunan gedung/rumah yang
penggunaan energinya rendah (bahkan mendekati nol) dengan dengan cara:
 Mereview/modifikasi desain bangunan/infrastruktur
 Memperbarui seluruh SNI dan guidelines yang disesuaikan dengan upaya mitigasi dan
adaptasi endemik/epidemik/pandemic
 Menjamin kebersihan dan kesterilan bangunan sebelum kembali digunakan di masa
New Normal
 Mengkampanyekan konsep Net Zero Energy Building
c. Mengurangi ketergantungan bahan baku, material, peralatan, termasuk penyedia
jasa/tenaga ahli dari luar negeri dengan cara:
 Memperkuat rantai pasok konstruksi
 Menggunakan material lokal produksi dalam negeri (contoh, Asbuton)
 Mendorong peningkatan jumlah kontraktor spesialis
 Mendorong peningkatan jumlah tenaga ahli/terampil bersertifikat melalui metode
blended learning.
d. Mendorong kemudahan dan kecepatan layanan perizinan online, seperti Rekomtek SDA,
SIMBG, dsb. yang sangat terkait dengan business process penyelenggaraan infrastruktur
PUPR.
e. Memprioritaskan kesehatan serta keselamatan pekerja (termasuk untuk program PKT)
dengan mendetailkan Permen PUPR No. 21 Tahun 2019 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi mengacu pada Instruksi Menteri PUPR No. 2 Tahun
2020.
f. Peningkatan efektivitas bekerja dan produktivitas pegawai dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan melalui penyesuaian sistem kerja, penggunaan perangkat kerja yang
didukung teknologi digital, serta optimalisasi penggunaan aplikasi yang sudah ada, seperti
eabsensi, TNDE, e-kinerja, dsb. Agar lebih efisiensi dalam pengelolaannya, Pusdatin
perlu mengkompilasi seluruh aplikasi kedalam 1 (satu) platform yang seamless dan
terintegrasi seKementerian PUPR (berbasis Enterprise Resources Planning/ERP).
C. Mekanisme tentang protokol pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tetap berkomitmen
menyelesaikan pembangunan infrastruktur dalam rangka menjaga keberlanjutan kegiatan
ekonomi di tengah merebaknya pandemi virus corona (Covid-19).
Langkah pencegahan Covid-19 telah dilaksanakan Kementerian PUPR salah satunya
dengan menerbitkan Instruksi Menteri (Inmen) No 02/IN/M/2020 tentang Protokol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi yang ditandatangani pada 27 Maret 2020.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Trisasongko Widianto mengatakan, Instruksi Menteri No. 02/IN/M/2020 merupakan
bagian dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan keselamatan konstruksi, kesehatan
kerja, keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan setiap tahapan penyelenggaraan
konstruksi.
Instruksi Menteri tersebut memuat mekanisme tentang protokol pencegahan Covid-19 dalam
penyelenggaraan jasa konstruksi yaitu:
 Pertama, membentuk satuan tugas (satgas) pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh
pengguna jasa dan penyedia jasa.
 Kedua, menyediakan fasilitas pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh penyedia jasa
pekerjaan konstruksi.
 Ketiga, mengedukasi semua orang untuk menjaga diri dari Covid-19 oleh satuan tugas.
 Keempat, mengukur suhu semua orang pada setiap pagi, siang, dan sore yang dilakukan
oleh penyedia jasa konstruksi.
 Kelima, membuat kerja sama penanganan suspect Covid-19 dengan Rumah Sakit dan
Puskesmas setempat yang dilakukan penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
 Keenam, menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi ada tenaga kerja yang
terpapar Covid-19 yang dilakukan oleh pengguna dan atau penyedi jasa pekerjaan.
 Melakukan tindakan isolasi dan penyemprotan disinfektan sarana dan prasarana kantor
dan lapangan yang dilakukan penyedia jasa dan pekerjaan konstruksi.
Pengerjaan proyek di lapangan tentunya cukup berisiko dalam kondisi saat ini. Oleh
karena itu, kami telah merangkum pedoman yang disarankan oleh otoritas resmi seperti
pemerintah maupun WHO, guna meminimalisasi risiko tersebut agar keamanan dan
kesehatan setiap orang yang terlibat di dalam pekerjaan konstruksi tetap terjaga.
1) Melakukan physical distancing di tempat kerja

2) Menggunakan sarung tangan dan masker


3) Tempat cuci tangan dan hand sanitizer perlu disediakan di tempat-tempat yang mudah
dijangkau

4) Sharing tool dilarang, kecuali telah dibersihkan dan disanitasi setelah digunakan

5) Membatasi jumlah pekerja dan pengunjung di lokasi


6) Cek suhu badan semua orang saat masuk ke dalam site

7) Cek kesehatan pekerja dan pastikan tidak memiliki penyakit bawaan


8) Semua pekerja yang menunjukkan gejala harus mengarantina diri di rumah selama 14
hari atau sampai mendapatkan tes negative
9) Menyediakan vitamin dan nutrisi tambahan untuk meningkatkan stamina pekerja
10) Bila seorang pekerja dites positif, site harus ditutup sampai disanitasi dengan
menyeluruh

Instruksi Menteri No. 02/IN/M/2020 juga menyebutkan penyelenggaraan jasa konstruksi


dapat diberhentikan sementara akibat keadaaan kahar jika teridentifikasi:
1. Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat sebaran.
2. Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan
(PDP), atau
3. Pimpinan Kementerian/Lembaga/Instansi/Kepala Daerah telah mengeluarkan peraturan
untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar.
Pelaksanaan pemberhentian pekerjaan sementara tersebut harus mengacu pada
Mekanisme Penghentian Pekerjaan Sementara yang terdapat pada Lampiran Tindak Lanjut
terhadap Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi pada Inmen PUPR. Penghentian
sementara tidak melepaskan hak dan kewajiban Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa terhadap
kompensasi biaya upah tenaga kerja konstruksi, subkontraktor, produsen dan pemasok yang
terlibat.
Artinya, upah tenaga kerja konstruksi tetap dibayarkan. Hal ini dimaksudkan untuk tetap
melindungi hak-hak dan kewajiban para pihak dengan tetap memperhatikan upaya
pencegahan dan penanganan Covid-19.
Walaupun dengan protokol covid-19 yg ada sekarang telah diterapkan, namun
perusahaan konstruksi juga perlu meningkatkan sistem K3 selama menjalankan proyek di
masa pandemi ini. Beberapa hal yg perlu dilakukan para pekerja di industri konstruksi adalah
berkomunikasi selama proyek tersebut di kerja serta kebutuhan menyediakan alat monitor
secara real time.

(sumber : https://www.google.com)
REFERENSI

Djuuna, Rifa Nurrizwqi, dkk. 2020. Menciptakan Value dalam Penerapan “New Normal” di
Kementerian PUPR.
http://pkpt.litbang.pu.go.id/assets/announcements/Policy_Paper_New_Normal_PUPR_Edit3_
30-05-20201.pdf (diakses pada tanggal 15 Oktober 2020)

Hartomo, Giri. 2020. Fakta Proyek Infrastruktur Jalan Terus di Tengah Pandemi Covid-19.

Supriyatna, Iwan. 2020. Industri Jasa Konstruksi Tak Luput dari Hantaman Corona.
https://www.suara.com/bisnis/2020/04/03/141234/industri-jasa-konstruksi-tak-luput-
dari-hantaman-corona (diakses pada tanggal 15 Oktober 2020)

Wantoro, Agus. 2020. Strategi Industri Konstruksi Era Normal Baru.


https://investor.id/opinion/strategi-industri-konstruksi-era-normal-baru (diakses pada
tanggal 15 Oktober 2020)

“Bagaimana Industri Konstruksi Bertahan di Tengah Badai Corona”


https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5022901/bagaimana-industri-konstruksi-bertahan-di-
tengah-badai-corona (diakses pada tanggal 13 Oktober 2020)

Kriswandi, Evan. Pedoman Meminimalisasi Risiko Penularan Covid-19 dalam Pelaksanaan


Proyek Konstruksi. https://www.arsitag.com/article/pedoman-meminimalisasi-risiko-
penularan-covid-19-dalam-pelaksanaan-proyek-konstruksi (diakses pada tanggal 15
Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai