Konstruksi
Leave a reply
Sebagaimana kita ketahui, penyebaran Covid 19 di Indonesia semakin tinggi. Per hari ini, sudah ada
1046 orang yang positif, dimana 46 (0,04%) sembuh dan 87 (0,08%) meninggal. Sehubungan
dengan perkembangan pandemik ini, pada tanggal 27 Maret 2020, Menteri PUPR mengeluarkan
Instruksi Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Instruksi Menteri (Inmen) ini setidaknya memuat tiga hal terkait Protokol Pencegahan Covid-19,
yaitu
Pertama, PPK perlu membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Covid-19, yang terdiri dari
sedikitnya 5 orang yang mewakili pengguna dan penyedia jasa. Tugas Satgas antara lain untuk
melakukan:
sosialisasi
edukasi
promosi teknik
koordinasi dengan Satgas Covid 19 PUPR untuk identifikasi potensi bahaya dan kesesuaian
fasilitas kesehatan di lapangan
melarang orang dengan suhu > 38 derajat celcius untuk masuk lokasi
apabila ada pekerja PDP, maka pekerjaan harus dihentikan sementara minimal 14 hari kerja
melakukan evakuasi, penyemprotan disinfektan, dan isolasi tenaga kerja
ruang klinik kesehatan yang dilengkapi tabung oksigen, thermoscan, pengukur tekanan
darah, obat-obatan dan petugas medis
maka, pekerjaan dapat dihentikan sementara akibat keadaan kahar, dengan mekanisme sebagai
berikut:
Satgas mengusulkan kepada PPK terkait identifikasi potensi bahaya Covid 19 di lapangan
KPA menyetujui
Khusus untuk pekerjaan strategis nasional, maka perlu persetujuan Menteri PUPR
Apabila terdapat kendala terkait pengiriman material/ peralatan/ suku cadang/ barang impor, maka
penyedia dapat mengusulkan kepada PPK untuk penggantian spesifikasi, dan kemudian dilakukan
pembahasan dengan pengawas pekerjaan untuk menyepakati perubahan spesifikasi material/suku
cadang. PPK dapat menyampaikan persetujuan jika KPA telah setuju.
Apabila kontrak dilanjutkan, maka penyedia dapat mengusulkan biaya tambahan penerapan SMKK
melalui adendum kontrak dengan mekanisme sebagai berikut:
Ketiga, terkait dengan pengadaan barang/jasa konstruksi, maka seluruh kehadiran diganti menjadi
‘work from home’ kecuali pada pembuktian kualifikasi dimana dapat dilakukan secara offline dengan
ketentuan sesuai dengan Inmen tersebut, antara lain dengan menggunakan masker, sarung tangan,
alat thermoscanner, ruangan dengan sekat kaca yang memisahkan pokja dan penyedia, dan
melakukan penyemprotan disinfektan secara periodik. Pembuktian juga dapat dilakukan secara
online dengan menggunakan foto dokumen asli, dokumentasi video/foto dan pengiriman email.