Anda di halaman 1dari 11

MEMBATASI KEKERASAN SAMPAI

MINIMUM
(MINIMUM OF COERCION)
Disusun oleh:
Anna Adkhilni Zakaria
185100900111004
Pengertian Kekerasan

Pertama semua kejadian yang unsur Kedua diartikan sebagai “any avoidable
utamanya penggunaan atau ancaman impediment to self-realization” (Galtung,
penggunaan kekerasan. dalam Mochtar Mas’oed, 1997) artinya
segala sesuatu yang menyebabkan orang
terhalang untuk mengaktualisasikan
potensi diri secara wajar.
Jenis-Jenis Kekerasan secara Umum

1. Kekerasan terbuka (overt)


2. Kekerasan tertutup (covert)
3. Kekerasan menyerang (agresif)
4. Kekerasan bertahan (defensive)
5. Terorisme
6. Balas dendam (revenge)
7. Pembunuhan (homicide)
Karakteristik Tindakan Kekerasan dalam
Masyarakat
Lingkup Pelaku Dimensi Medium/sarana Ruang
lingkup
Negara Aparat negara Fisik Senjata dan organisasi tentara Komprehensif
Non fisik (terror dan polisi
mental)

Struktur social Aparat negara Non fisik - Kebijakan public Komprehensif


pengendali capital (politik, ekonomi, - Proses dan sarana
social, budaya) akumulasi capital

Komunitas Individu kelompok Fisik - Kelompok anomie Terbatas


- Tindakan individual
Faktor-faktor Dasar Pemicu Munculnya
Tindakan Kekerasan
■ Menurut (Armando Riyanto, 1998); diantaranya :
1. Kesenjangan atau kecemburuan sosial, yang tidak dapat dipecahkan dengan penggusuran,
atau menghilangkan orang lain.
2. Memperjuangkan demokrasi dan keadilan; walaupun antara demokrasi dan kekerasan adalah
sebuah kontradiksi, karena demokrasi intinya ialah wahana perwujudan kebebasan dalam
mencapai keadilan, sedangkan kekerasan justru dapat menyebarkan ketakutan dan
kekacauan yang tidak menentu, yang lebih berakar pada kesempitan pandangan.
3. Kekerasan bagian dari skala besar reformasi dan pembangunan bangsa.
4. Kekerasan merupakan tindakan spontan emosional dari sebahagian individu dan kelompok
yang marah karena terpengaruh isu yang berlanjut menjelma menjadi kekerasan.
5. Akibat konflik agama, walaupun demikian konflik agama dalam budaya yang menjadi
kekerasan untuk membela agama tidak bisa dijustifikasi, karena agama bertalian dengan
ajaran ketakwaan
Peristiwa Kekerasan
di Indonesia
Dari tahun 1996- hingga kini,
tindakan kekerasan itu meliputi :
(1) tawuran antar pelajar, dan antar
supporter (di kota, di pelosok) yang
tidak kunjung berhenti; (2)
peristiwa kampanye Pemilu; (3)
kerusuhan rasial; (4) akibat
demonstrasi mahasiswa; dan (5)
perampokan, perkosaan,
penculikan dan dukun santet.
Peristiwa Kekerasan
di Indonesia
Peristiwa Trisakti
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan,
pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa
pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun
dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat
mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta,Indonesia
serta puluhan lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana
(1978-1998), Heri Hertanto (1977 - 1998), Hafidin
Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 -
1998). Mereka tewas tertembak di dalam kampus,
terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti
kepala, tenggorokan, dan dada. Peristiwa
penembakan empat mahasiswa Universitas Trisakti
ini juga digambarkan dengan detail dan akurat oleh
seorang penulis sastra dan jurnalis, Anggie Dwi
Widowati dalam karyanya berjudul Langit Merah
Jakarta.
Peristiwa Kekerasan
di Indonesia
Peristiwa Sampit
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar
etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001
dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini
dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan
meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu
kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi
antara suku Dayak asli dan warga
migran Madura dari pulau Madura. Konflik
tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua
warga Madura diserang oleh sejumlah warga
Dayak. Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari
500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga
Madura kehilangan tempat tinggal. Banyak warga
Madura yang juga ditemukan dipenggal
kepalanya oleh suku Dayak.
Peristiwa Kekerasan
di Indonesia
Peristiwa Bom Bali 2005
Pengeboman Bali 2005 adalah
serangkaian pengeboman yang terjadi
di Bali pada 1 Oktober 2005. Terjadi tiga
pengeboman, satu di Kuta dan dua
di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang
tewas dan 196 lainnya luka-luka. Bom
bunuh diri ini memberikan dampak yang
cukup signifikan terhadap pariwisata di Bali
mengingat pada 12 Oktober 2002, serangan
bom serupa menewaskan 202 orang.
Upaya Preventif Pemerintah untuk
Membatasi Kekerasan
■ Menciptakan pemerintahan yang baik
■ Penegakan hukum secara adil dan bersih
■ Kampanye anti kekerasan
■ Mengajak masyarakat untuk menyelesaikan masalah social secara bijak
■ Menetapkan peraturan yang mengatur tentang kekerasan yang dituangkan dalam
undang-undang seperti contohnya UU No.23 tahun 2004 tentang kekerasan rumah
tangga
Upaya Preventif Masyarakat untuk
Membatasi Kekerasan
■ Pemberian contoh, keteladanan berupa tingkah laku yang diinginkan sesuai kepribadian
masyarakat beradab
■ Konflik sosial yang ada diselesaikan dengan hubungan interpersonal yang baik
■ Curahan kelembutan kasih sayang, dialog multikultural dalam memecahkan
permasalahan lebih rasionable di banding aksi kekerasan
■ Idola tokoh elit masyarakat yakni : guru,orang tua, tokoh informal sebagai panutan
yang dikagumi dalam proses belajar adalah salah satu pilihan signifikan untuk menjadi
model.
(Hufad,2003).

Anda mungkin juga menyukai