Anda di halaman 1dari 32

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

Menyusun Kurikulum Operasional


Satuan Pendidikan Bagian1

Oleh : Nenden Nurheni, S.Pd., M.Pd.I


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik
1. Mengapa penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan
perlu melibatkan seluruh warga sekolah?
2. Bagaimana cara menyusun visi, misi dan tujuan satuan
pendidikan yang melibatkan seluruh warga sekolah?
3. Bagaimana cara menganalisis karakteristik satuan
pendidikan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa itu Kurikulum Operasional?


● Seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di
satuan pendidikan.
● Pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengapa Kurikulum Operasional Berbeda antar


Satuan Pendidikan?
Agar bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan
dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta
didik dan satuan pendidikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional

● Berpusat pada Peserta Didik


● Kontekstual
● Esensial
● Akuntabel
● Melibatkan Berbagai Pemangku Kepentingan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Profil Pelajar Pancasila merupakan


Acuan dalam Penyusunan Visi, Misi, dan
Tujuan di Satuan Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Profil Pelajar Pancasila


● Pelajar Indonesia merupakan Pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila.
● Tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap
dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia
sekaligus warga dunia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Posisi Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum


Operasional Sekolah
● Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran yang
berlangsung di sekolah.
● Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh
setiap warga sekolah.
● Benang merah yang menyatukan segala praktik yang
dijalankan di sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Komponen Kurikulum Operasional Sekolah


● Karakteristik Satuan Pendidikan
- Menggambarkan keunikan satuan pendidikan dalam hal peserta didik, sosial, budaya, guru,
dan tenaga kependidikan.
- Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, tidak saja menggambarkan keunikan satuan pendidikan
tapi juga program keahliannya.
● Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
- Visi: Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang
satuan pendidikan dan nilai-nilai yang dituju; menggambarkan nilai-nilai yang mendasari
penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dalpat mencapai Profil Pelajar Pancasila.
- Misi: Menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi; memegang nilai-nilai penting
dalam menjalankan misi.
- Tujuan: Pada akhirnya berdampak pada peserta didik; menggambarkan tahapan-tahapan
penting dan selaras dengan misi; berisi strategi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikannya; menargetkan kompetensi/karakteristik sekolah yang menjadi kekhasan
lulusan satuan pendidikan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.
● Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, visi dan misi disusun untuk lingkup satuan pendidikan,
sementara tujuan disusun untuk lingkup program keahlian berdasarkan analisis kebutuhan dunia
kerja.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kerangka Dasar Kurikulum Merdeka

●.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Merdeka


dan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
● Tetap - ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
● Fleksibel dan dinamis - menjadi otonomi di satuan pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di


Satuan Pendidikan secara Umum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan


Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik


Satuan Pendidikan dan Merumuskan Visi, Misi, dan
Tujuan Satuan Pendidikan secara Umum
● Dikembangkan lewat proses reversibel (bolak balik) antara
analisis karakteristik lingkungan belajar satuan pendidikan,
visi-misi satuan pendidikan, serta tujuan dan strateginya.
● Direncanakan dengan mengumpulkan berbagai data untuk
informasi yang komprehensif.
● Digunakan berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhan
berproses, selama hasilnya selaras antarkomponen.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik


Satuan Pendidikan dan Merumuskan Visi, Misi, dan
Tujuan Satuan Pendidikan (untuk Sekolah Menengah
Kejuruan)
● Visi dan misi disusun untuk lingkup sekolah.
● Tujuan disusun untuk lingkup program keahlian berdasarkan analisis
kebutuhan dunia kerja.
● Dikembangkan lewat proses reversibel (bolak balik) antara analisis
karakteristik lingkungan belajar satuan pendidikan, visi-misi satuan
pendidikan, serta tujuan dan strategi program keahlian.
● Direncanakan dengan mengumpulkan berbagai data untuk informasi
yang komprehensif.
● Digunakan berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhan berproses
dari tiap sekolah dan program keahlian, selama hasilnya selaras
antarkomponen.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan harus


Berpusat pada Peserta Didik

● Visi: Gambaran masa depan, realistis


● Misi: Tindakan
● Tujuan: Hasil yang diinginkan pada peserta didik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tips Merumuskan Tujuan yang Berpusat pada


Peserta Didik
● Fokus untuk memahami dan membantu peserta didik
mengenal diri dan cara belajar mereka.
● Memungkinkan peserta didik melihat kemajuan mereka,
merefleksikan cara dan kekuatan belajar mereka, dan
menetapkan tujuan individu.
● Berefleksi dan meninjau kembali berdasarkan Profil Pelajar
Pancasila. Peserta didik akan berubah dan bertumbuh
sepanjang tahun; memberikan ruang bagi peserta didik untuk
merekam refleksi diri secara teratur.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Prinsip dalam Merumuskan Tujuan yang


Berpusat pada Peserta Didik
● Menambahkan kompetensi peserta didik sesuai karakteristik satuan pendidikan selama tidak
bertentangan dengan Profil Pelajar Pancasila.
● Mengevaluasi secara kritis lingkungan belajar di satuan pendidikan dan membuat perubahan
yang diperlukan bagi peserta didik dan guru guna mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar
Pancasila.
● Kembali berfokus pada tujuan satuan pendidikan atau program keahlian untuk SMK, secara
kreatif mengelola sumber daya manusia (guru/orangtua, peserta didik) dan sumber daya lain
di satuan pendidikan (lingkungan/komunitasi di sekitar satuan pendidikan).
● Menjadikan Profil Pelajar Pancasila sebagai prinsip utama tiap program pembelajaran untuk
membantu peserta didik berkembang sesuai keragaman potensi.
● Menggunakan Profil Pelajar Pancasila sebagai alat refleksi dan analisis seluruh program
pembelajaran di satuan pendidikan.
● Melakukan refleksi berkala untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaranguna
memenuhi Profil Pelajar Pancasila yang dideskripsikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional per Jenjang


Pendidikan ada pada folder bahan bacaan LMS
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SDLB Model 11 Kota Batu

Karakteristik Satuan Pendidikan


Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah di satuan pendidikan SDLB berdasarkan pada kenyataan bahwa bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan
eksternal berupa hadirnya Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system, dengan didukung oleh kemajuan teknologi, berbasis informasi pengetahuan,
inovasi dan jejaring, yang menandai era penegasan munculnya abad kreatif. Sehingga kurikulum menjadi fleksibel yang dapat berubah untuk Kurikulum Operasional
Satuan Pendidikan.
Kurikulum di SDLB Model 11 memiliki tantangan ke depan agar peserta didik berkebutuhan khusus dapat berkontribusi pada pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya. Sekolah Dasar Luar Biasa disingkat SDLB adalah lembaga sekolah khusus yang di berada dalam lembaga SLB (Sekolah Luar Biasa) yang terdiri dari SDLB,
SMPLB, dan SMALB. Peserta didik di SLB adalah anak yang memiliki kekhususan baik yang memiliki kekuatan bakat minat, dan atau hambatan seperti hambatan
penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan kecerdasan, hambatan fisik, hambatan sosial dan emosional.
Berdasarkan Letak Geografis, SDLB Model11 ini berada di lingkungan perkampungan daerah pertanian dan peternakan. Dengan memiliki budaya cinta lingkungan,
maka sekolah mengembangkan budi daya tanaman dan peternakan. Di samping penumbuhan kepedulian terhadap daya dukung pengolahan minuman di lingkungan
daerah perkebunan buah-buahan seperti Apel, Jeruk, dan Stroberi.
Pengembangan Merdeka Belajar memiliki dampak di sekolah. Budaya berwirausaha pada program pendidikan di SDLB dengan pendekatan seni dan prakarya dilakukan
untuk membekali kompetensi kemandirian peserta didik berkebutuhan khusus. Pembentukan Profil Pelajar Pancasila yang dapat mengaktualisasikan diri anak pada
lingkungan dan masyarakat sehingga diharapkan peserta didik dapat memiliki akhlak mulia, mandiri, kreatif, mampu berkolaborasi dan berkontribusi bagi masyarakat.
Visi
Terwujudnya Pelajar Pancasila yang memiliki kepribadian mandiri, kreatif, berakhlak mulia, yang mampu berkomunikasi dan bermasyarakat, bermanfaat serta mencintai
lingkungan sekitar sesuai dengan kapasitasnya.
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi sebagai berikut:
1. Menanamkan nilai-nilai keimanan dan budi pekerti yang luhur untuk membentuk pribadi yang berakhlak mulia dengan sikap mental yang tangguh.
2. Meningkatkan potensi akademik dan non-akademik sesuai dengan potensi dan tingkat kebutuhan yang dimiliki peserta didik.
3. Mengembangkan berbagai keterampilan hidup sesuai bakat dan minat siswa melalui program pengembangan pendidikan yang berorientasi kecakapan hidup.
4. Mengembangkan kecakapan sosial dan emosional peserta didik guna menghadapi kehidupan di masyarakat.
5. Mengembangkan potensi berbasis digital melalui keterampilan berkomunikasi melalui hand phone, Internet untuk mengembangkan kemampuan dalam
bermasyarakat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Satuan Pendidikan


1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun ke depan)
1) Terwujudnya pelaksanaan model pembelajaran berdiferensiasi yang menjadi ciri khas satuan pendidikan yang berfokus pada pembelajaran berpusat pada
peserta didik berkebutuhan khusus.
2) Terwujudnya pelaksanaan pembelajaran yang berbasis individual sesuai tingkat kemampuan dan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus yang
mengarah pada kecakapan hidup dan bakat minatnya.
3) Terwujudnya penyelenggaraan sistem penilaian perkembangan kompetensi peserta didik berkebutuhan khusus berfokus pada potensi akademik non-
akademik yang berbasis teknologi informatika.
4) Terwujudnya peserta didik berkebutuhan khusus yang memiliki penghayatan keagamaan, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui keteladanan,
pembiasaan dan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari.
5) Terwujudnya pelaksanaan pembelajaran program Farming One Day (Bertani dalam Satu Hari) untuk mewujudkan budaya lingkungan sekolah.
6) Meningkatkan simpati dan empati peserta didik berkebutuhan khusus dalam kepedulian sosial melalui keikutsertaan dalam pagelaran seni dan budaya
daerah untuk mengembangkan sosialnya.
2. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)
7) Menetapkan keterampilan berkomunikasi dengan Bahasa Oral dan Komunikasi Bahasa isyarat melalui satu hari berbahasa dengan pendekatan komunikasi
total (komtal).
8) Membudidayakan cinta kebersihan dengan gerakan kebersihan adalah sebagian daripada iman.
9) Menumbuhkan wawasan kebangsaan yang cinta linkungan sekitar dengan memelihara keindahan dengan budidaya tanaman, kedisiplinan, kejujuran
sesuai dengan potensi yang dimilikinya melalui Merah Putih Sekolahku.
10) Melakukan kerjasama dengan stakeholder daerah untuk merancang hasil budi daya pertanian sebagai keterampilan adaptif peserta didik berkebutuhan
khusus.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan)


1) Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik untuk membekali peserta didik berkebutuhan khusus untuk dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya di SMPLB atau sekolah reguler.
2) Menjalin kerjasama dengan pihak luar dengan sekolah reguler sebagai pusat sumber pendidikan inklusif untuk memfasilitasi pendidikan, pengembangan
dan penelitian serta pelatihan Guru Pembimbing Khusus dan masyarakat/orangtua.
3) Membudidayakan lingkungan yang berbasis budaya pertanian yang berkarakter, inovatif, cepat tanggap di lingkungan sekolah.
4) Memiliki wawasan berkebhinekaan sesuai kaidah Sila-Sila Pancasila sehingga dapat mempertahankan budaya luhur dengan ditanamkan sikap saling
menghargai, mencintai sesama teman dengan bergotong-royong dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun dalam keluarganya.
5) Memiliki wawasan kedeaerahan dan identitasnya sebagai bangsa Indonesia dengan pengenalan makna Pancasila dalam kehidupan di lingkungan sekolah
maupun dalam keluarganya dengan penanaman mengengenal pakaian adat setiap daerah melalui karnaval pada peringatan hari-hari besar nasional.
6) Memiliki kejujuran dan berpartisipasi dalam masyarakat sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya dalam berinteraksi dengan budaya lain melaluii
pembelajaran tentang mengenal budaya daerah lain, sehingga menumbuhkan saling menghargai dan mampu berkomunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan memiliki refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
7) Memiliki kemampuan gotong-royong yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan teman sebayanya ataupun keluarganya
dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan berjalan lancar, mudah dan ringan.
8) Peserta didik berkebutuhan khusus yang mandiri, bermasyarakat dengan lingkungan sekitar, sehingga dapat melanjutkan pendidikan di jenjang berikutnya.
9) Peserta didik berkebutuhan khusus mampu berpendapat dan berkomunikasi sesuai kapasitasnya memproses informasi sebagai gagasan baik melalui
pesan lisan maupun tertulis.
10) Peserta didik berkebutuhan khusus dapat melakukan pekerjaan yang berbasis kompetensi pertanian dan peternakan sesuai kapasitasnya dengan
pendampingan dan kemandirian yang bermodal keterampilan adaptif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SMPLB Model 12


Karakteristik Satuan Pendidikan

SMPLB Model 12 merupakan satuan pendidikan yang berada dalam pengelolaan satu atap bersama dengan jenjang SDLB dan SMALB di SLB Model 12 dengan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus yaitu anak
dengan hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan intelektual, hambatan gerak anggota tubuh, hambatan perilaku dan emosional, dan hambatan autis. Lokasi sekolah terletak di wilayah yang strategis dan
mudah dijangkau, dekat dengan fasilitas umum seperti Ruang Publik Terpadu Rumah anak (RPTRA), stasiun kereta api, kantor kelurahan dan puskesmas. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta hubungan
yang kondusif dengan masyarakat sekitar.

Berada di tengah lingkungan masyarakat yang beragam, menumbuhkan sikap peduli lingkungan, semangat gotong-royong serta bersinergi membangun kerjasama dengan elemen pemerintahan untuk mengembangkan
potensi sekolah.

Begitu pula keberagaman potensi peserta didik yang dikembangkan dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sebagai inspirasi dan promosi karya-karya keterampilan peserta didik dalam pengembangan kewirausahaan.
Potensi bidang desain grafis yang selama ini telah membawa SLB Negeri Model 12 ke beberapa events baik nasional maupun internasional. Karya cetak sablon (kaos, pin, mug, tumbler) serta kopi Espresso juga semakin
luas dikenal oleh masyarakat dan instansi pemerintah maupun lembaga swasta. Prestasi bidang olahraga dan seni pun tak kalah cemerlang membawa nama baik Indonesia ke kancah internasional.

Sekolah memiliki budaya yang telah dikembangkan dengan kegiatan penumbuhan budi pekerti melalui kegiatan rutin, spontan dan keteladanan seperti pembiasaan 5S (senyum sapa salam sopan santun), menjalankan
ritual keagamaan, menjaga kebersihan lingkungan dengan kegiatan Jumat Bersih, serta mendaur ulang sampah dan limbah menjadi bahan yang bermanfaat untuk lingkungan sekolah dan mengembangkan keterampilan
peserta didik.

Visi

“Terwujudnya peserta didik sebagai Pelajar Pancasila yang berakhlak mulia, berpengetahuan, terampil dan kompetitif menuju tercapainya kemandirian.”

Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi sebagai berikut:

1. Memberikan bimbingan agar peserta didik memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan, sehingga menjadi lulusan yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, beriman dan
berakhlak mulia sesuai dengan kemampuan dan karakteristik kebutuhan khususnya.

2. Meningkatkan peran serta warga sekolah dalam mengembangkan perilaku jujur, hidup bersih, hidup sehat, rukun, dan peduli lingkungan.

3. Mengembangkan potensi diri dan prestasi peserta didik, baik yang dilakukan sendiri, maupun bersama orang lain.

4. Membantu peserta didik mengembangkan kendali dan disiplin diri.

5. Membantu peserta didik memupuk rasa percaya diri, resilien (penyesuaian yang tinggi dan luwes) dan adaptif.

6. Memberikan keterampilan dasar yang mendukung penguasaan kecakapan hidup untuk bekal hidup mandiri.

7. Membantu masyarakat yang memerlukan informasi pelayanan pendidikan khusus.

8. Menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri serta stakeholder lainnya untuk pengembangan potensi peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Satuan Pendidikan

• Tujuan Jangka Pendek:

1. Membentuk peserta didik yang memiliki sikap religius dengan taat dan tepat waktu dalam melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya.

2. Melakukan pembiasaan yang mencerminkan nilai luhur karakter dan budaya bangsa, seperti jujur, disiplin, sopan, dan santun.

3. Mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik.

4. Memfasilitasi pembelajaran untuk peserta didik dengan melaksanakan pembelajaran keterampilan sesuai bakat, minat dan karakteristik peserta didik.

5. Membentuk kemandirian peserta didik melalui kegiatan harian secara mandiri.

• Tujuan Jangka Menengah:

1. Meningkatkan sikap religius peserta didik melalui hafalan surat-surat pendek atau doa-doa keseharian sesuai ajaran agamanya.

2. Membudayakan gerakan sikap hidup bersih di lingkungan sekolah.

3. Memfasilitasi peserta didik agar memiliki kemampuan berkomunikasi yang memadai sehingga dapat mengaktualisasi diri dan bekerja sama dalam kelompok maupun lingkungannya.

• Tujuan Jangka Panjang:

1. Membentuk peserta didik yang memiliki akhlak terpuji dan selalu peduli sosial dalam toleransi beragama.

2. Membentuk peserta didik yang memiliki sikap yang mematuhi aturan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat.

3. Memfasilitasi peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif sehingga dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

4. Memfasilitasi peserta didik yang memiliki keterampilan dasar untuk melatih kecakapan hidup berkaitan dengan vokasional sebagai bekal hidup mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

5. Memiliki kemampuan interpersonal (berkomunikasi) yang memadai agar mampu beradaptasi dalam masyarakat sekolah pada satuan pendidikan yang lebih tinggi dan/atau persiapan untuk berada pada masyarakat secara umum.

Dalam upada pencapaian tujuan tersebut, maka SMPLB Model 12 melakukan kemitraan yang harmonis dengan orangtua dan masyarakat dengan strategi melalui kegiatan sebagai berikut:

6. Melaksanakan kegiatan penumbuhan budi pekerti yang dilakukan melalui aktivitas rutin, spontan, dan keteladanan.

7. Menyelenggarakan kegiatan perayaan keagamaan dan melakukan pembinaan kerohanian yang rutin dilakukan satu minggu sekali.

8. Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan literasi, numerasi, serta memanfatatkan teknologi sesuai dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus.

9. Pemberdayaan perpustakaan sekolah baik manual maupun digital.

10. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan berbagai kegiatan pelatihan atau mengadakan kegiatan bimbingan teman sejawat.

11. Bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri agar dapat memberikan pelatihan keterampilan/vokasi kepada peserta didik sehingga menjadi peserta didik yang terampil dan kompetitif.

12. Bekerjasama dengan lembaga masyarakat, instansi pemerintah maupun lembaga swasta untuk mempromosikan hasil karya keterampilan peserta didik.

13. Menjalin kerjasama yang baik dengan orangtua peserta didik, komite sekolah dan masyrakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SMALB Model 13


Karakteristik Satuan Pendidikan

Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Model 13 (SMALB Model 13) merupakan satuan pendidikan yang berada dalam pengelolaan satu atap bersama dengan jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) dan Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa (SMPLB) di bawah kepemimpinan seorang Kepala Sekolah Luar Biasa.

Sekolah berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi geografis berupa dataran rendah yang terletak 7 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 129,54 km2.
Kepadatan penduduk 19.592 jiwa per km persegi yang merupakan kota terpadat kedua setelah Jakarta Pusat di wilayah Provinsi DKI Jakarta. (Sumber data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Prov DKI Jakarta Tahun 2020)

Jakarta Barat merupakan salah satu wilayah pusat industri di Jakarta, ditandai dengan terdapat banyaknya pabrik-pabrik pengolahan industri ringan, tekstil, maupun bahan-bahan kimia. Pusat perbelanjaan besar baik tradisional maupun
modern dan juga sentra ikan hias berada dekat dengan sekolah. Keberadaan sentra perekonomian tersebut memberikan peluang yang besar bagi sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia baik dalam bidang pengadaan barang
maupun jasa.

Dukungan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat terhadap keberadaan SMALB Model 13 melalui Kelurahan dan UMKM berupa pemberian 2 kios yang tergabung dengan pasar tradisional sangat menunjang pengembangan
kewirausahaan peserta didik khususnya kegiatan penjualan hasil keterampilan di antaranya hasil cetak sablon (kaos, mug, dan keramik), hasil tata boga (kue kering, juice, dan jenis makanan lainnya), dan hasil tata busana (linen dapur, linen
ruang makan dan linen ruang tamu). Lingkungan sekolah yang tergabung dengan dua SDN dalam satu lokasi memberikan kesempatan bagi peserta didik beradaptasi di masyarakat majemuk dengan latar belakang suku, ras, pendidikan,
dan profesi yang sangat beragam. Oleh sebab itu sangat diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Faktor pendukung lainnya terhadap pengembangan SMALB Model 13 adalah ketersediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang kompeten dengan kualifikasi akademik minimal S1 dan sebagian besar berusia relatif muda dengan
penguasaan IT yang baik. Prestasi yang diraih peserta didik pada berbagai ajang kompetisii bidang olahraga, seni, dan keterampilan baik di tingkat wilayah, provinsi, maupun nasional merupakan indikator bahwa peserta didik memiliki
potensi unggul yang perlu terus dipupuk dan dikembangkan.

Di samping beberapa faktor pendukung di atas terdapat beberapa persoalan yang merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Persoalan-persoalan tersebut antara lain ketersediaan sarana
dan prasarana yang belum memadai antara lain bangunan gedung yang belum aksesibel dan rusak karena termakan usia, ruang keterampilan yang masih jauh dari ideal, lingkungan yang sering banjir sehingga merusak peralatan sekolah,
dan sering timbulnya aroma tak sedap akibat tumpukan sampah di pasar tradisional. Persoalan lain adalah jumlah guru yang semakin berkurang karena pensiun dan pengangkatan Guru Kontrak Kerja Individu (KKJ) menjadi CPNS di
sekolah lain sehingga ada beberapa guru terpaksa mengajar rangkap rombel dalam waktu yang bersamaan.

Visi dan Misi

Visi SMALB Model 13 adalah:

“Terwujudnya pelajar Pancasila yang memiliki karakter pembelajar sepanjang hayat, terampil dan kreatif, menghargai keberagaman, serta tangguh dan mandiri berdasarkan iman dan taqwa”

Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi sebagai berikut:

• Mengembangkan nilai-nilai religus dan budi pekerti sehingga membentuk pribadi yang berakhlak mulia.

• Menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas sehingga mampu mengembangkan kreativitas dan penguasaan literasi dan numerasi yang mendukung keberadaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

• Menanamkan sikap kerja keras, pantang menyerah sehingga menbentuk pribadi yang mandiri dan percaya diri.

• Mengembangkan sikap toleransi, tolong-menolong dan bergotong-royoong tanpa membedakan agama, ras, dan suku bangsa.

• Menyelenggarakan program vokasional yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan kebutuhan dalam dunia kerja.

• Menyediakan Pendidik dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

• Menyelenggarakan kemitraan dengan instansi untuk peningkatan layanan.

• Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan aksesible.

• Mengembangkan usaha pengolahan sampah organik.

Tujuan Satuan Pendidikan

1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)

• Peserta didik taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

• Peserta didik mampu bekerjasama dengan teman-temannya tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku dan budaya.

• Peserta didik terampil memilah sampah organik dan non-organik.

• Peserta didik memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sederhana yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.

• Peserta didik mampu mengerjakan satu jenis keterampilan vokasional dengan atau tanpa bantuan orang lain.

• Terlaksananya kegiatan untuk mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.

• Terjalin kerjasama dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya, yang menunjang pelaksanaan pendidikan di sekolah.

• Terakomodirnya kebutuhan sekolah oleh Dinas Pendidikan dalam penyediaan sarana dan prasarana, guru, dan tenaga kependidikan.

• Terlaksananya kegiatan pengembangan kompetensi guru.

2. Tujuan Jangka Menengah (3 tahun)

• Lulusan bersikap dan berperilaku sopan serta taat menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya.

• Lulusan memiliki kompetensi literasi dan numerasi yang mendukung penguasaan keterampilan vokasional.

• Lulusan menguasai satu jenis keterampilan vokasional yang dapat digunakan sebagai sumber penghidupannya.

• Lulusan terampil mengolah sampah organik.

• Lulusan terbiasa bekerja sama dengan siapapun tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku dan budaya.

• Terlaksananya kegiatan pembiasaan dalam mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.

• Terjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya dalam meningkatkan kualitas lulusan.

• Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan jumlah yang memadai.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3. Tujuan Jangka Panjang (5 tahun)

• Lulusan taat menjalankan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan menjalankan ibadah dan sikap serta perilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

• Lulusan menguasai salah satu atau lebih keterampilan vokasional yang dapat digunakan sebagai sumber penghidupannya.

• Berkembangnya kreativitas peserta didik yang diwujudkan dalam bentuk ide-ide baru dalam produk keterampilan yang dikuasainya.

• Tercapainya lulusan yang menguasai kompetensi literasi dan numerasi sebagai pembelajar sepanjang hayat.

• Terwujudnya budaya sekolah yang mencerminkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.

• Tercapainya lulusan yang mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

• Terserapnya lulusan dalam dunia kerja baik sebgai tenaga kerja atau mitra usaha dengan DUDI.

• Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan jumlah dan kualifikasi akademik yang memadai.

• Sekolah memiliki usaha pengolahan sampah organik dengan fasilitas yang memadai.

Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, maka sekolah melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan pembiasaan dan keteladanan untuk mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.

2. Mengajukan permohonan pembangunan gedung kepada Pemerintah Daerah.

3. Mengajukan permohonan pemenuhan kebutuhan Guru dan Tenaga Kependidikan kepada Dinas Pendidikan.

4. Mengajukan permohonan pemenuhan sarana dan prasarana keterampilan ke Dinas Pendidikan.

5. Menyelenggarakan kegiatan perayaan keagamaan dan melakukan pembinaan kerohanian yang rutin dilakukan satu minggu sekali.

6. Pemberdayaan perpustakaan baik manual maupun digital.

7. Peningkatan kualitas SDM dengan pengikutsertaan kegiatan pelatihan atau mengadakan kegiatan bimbingan teman sebaya.

8. Bekerjasama dengan IGPKhI DKI Jakarta dalam peningkatan kompetensi guru.

9. Bekerjasama dengan DUDI berkaitan dengan peningkatan kewirausahaan untuk pelaksanaan program magang dan mempromosikan hasil karya kewirausahaan untuk pelaksanaan programkagang dan mempromosikan hasil karya peserta didik,
serta membuka peluang dalam rekrutmen penerimaan pagawai/karyawan bagi lulusan SMALB Model 13.

10. Menjalin kemitraan dengan sentra ikan hias untuk melakukan pelatihan dan pengembangan kewirausahaan yang dapat dilakukan peserta didik saat dibutuhkan oleh sentra ikan hias seperti produksi pakan dan aquarium.

11. Bekerjasama dengan Dinas Pariwisata untuk mempromosikan dan memasarkan hasil karya cinderamata yang telah diproduksi oleh peserta didik.

12. Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian DKI Jakarta untuk mendapatkan pelatihan, pendampingan dan bantuan fasilitas dalam usaha pengolahan sampah.

13. Bekerjasama dengan Kamar Dagang Industri (Kadin) Jakarta Barat untuk membantu memperluas jaringan dalam mempromosikan hasil produksi keterampilan dari peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai