Menyusun Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Perkenalan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
1. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan
penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa kesan
dan pembelajaran yang didapat saat terlibat dalam kegiatan
tersebut?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
2. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan
penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa
tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tersebut dan
bagaimana menghadapinya?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
3. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan
penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa peran
Anda dalam kegiatan tersebut?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
4. Mengapa penting bagi satuan pendidikan untuk menyusun
kurikulum operasional-nya sendiri?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
1. Mengapa penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan
perlu melibatkan seluruh warga sekolah?
2. Bagaimana cara menyusun visi, misi dan tujuan satuan
pendidikan yang melibatkan seluruh warga sekolah?
3. Bagaimana cara menganalisis karakteristik satuan
pendidikan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
●.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
SMK Negeri Tasikmalaya dahulu namanya Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Negeri yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1957 dengan SK Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI tanggal 6
September 1957 No. 280/B/III/Kdj/57. beridirinya SMK Negeri diprakarsai oleh Kepala SMEP Negeri Tasikmalaya beserta beberapa tokoh masyarakat dan orangtua murid pada waktu itu dengan mendapat restu
dari Kepala Daerah dan Komandan Resimen Infantri XI Priangan Timur di Tasikmalaya. Selain itu, sambutan masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya terhadap didirikannya SMK di Tasikmalaya cukup besar. Hal
itu dapat dimengerti mengingat bahwa masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya mempunyai tata hidup ekonomi yang banyak diwarnai oleh kegiatan-kegiatan perdagangan dan indusri kerajinan terutama
masyarakat sekitar Kecamatan Cipedes.
SMKN 1 Tasikmalaya secara geografis administratif berada di Kelurahan Nagasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya. Perekonomian di Kecamatan Cipedes terus berkembang, terutama di Kelurahan
Nagasari. Hal ini ditandai dengan terdapatnya industri rumah tangga di kelurahan ini terbanyak dibandingkan dengan kelurahan lainnya. Salah satunya dapat dilihat dari jumlah industri batik yang ada pada
Kelurahan Nagasari sebanyak 20 unit usaha, Kelurahan Cipedes 2 unit usaha, Kelurahan Sukamanah 3 unit usaha, dan Kelurahan Panglayungan 1 unit usaha. Kecamatan Cipedes memiliki berbagai jenis industri
seperti industri bordir, industri batik, industri pembuat baju, dan lain-lain. Akan tetapi hanya jenis industri batik yang banyak berkembang dan hampir mendominasi di satu kelurahan dari empat kelurahan yang ada.
Kondisi Kecamatan Cipedes terutama Kelurahan Nagasari sebagaimana digambarkan tersebut menjadi salah satu dasar pertimbangan pengembangan SMKN 1 Tasikmalaya. Program pengembangan SMKN 1
Tasikmalaya salah satunya difokuskan untuk membantu pengembangan ekonomi masyarakat sekitar. Hal tersebut diimplementasikan salah satunya dalam pembukaan program keahlian di SMKN 1 Tasikmalaya
berikut kurikulumnya.
SMKN 1 Tasikmalaya memiliki lima program keahlian, yakni Akuntasi dan Keuangan Lembaga, Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis, Pemasaran, Broadcasting dan Perfilman, serta Perhotelan. Kelima
program keahlian tersebut sangat relevan dengan potensi ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar sekolah umumnya masyarakat Jawa Barat dan Indonesia.
SMKN 1 Tasikmalaya merupakan SMK tertua di Kota Tasikmalaya terutama untuk rumpun Bisnis dan Manajemen. Kondisi tersebut tentunya memberi dampak positif, salah satunya adalah terbentuknya branding
image positif di masyarakat sebagai pencetak lulusan yang banyak diserap dunia usaha dan industri. Hal itu membuat industri tidak berpikir panjang untuk membangun kemitraan dengan SMKN 1 Tasikmalaya.
Kemitraan tersebut dibangun dalam berbagai kegiatan di antaranya dalam kegiatan sinkronisasi kurikulum magang guru dan siswa, uji sertifikasi kompetensi, penyerapan lulusan, pembentukan kelas industri dan
sebagainya. Berikut ini beberapa industri yang sudah membangun kemitraan dengan SMKN 1 Tasikmalaya sampai dengan tahun 2021.
Bagaimana dengan kurikulum operasional SMKN 1 Tasikmalaya? Kurikulum Operasional SMKN 1 Tasikmalaya dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, lingkungan,
dan IDUKA. Kurikulum Perhotelan saat ini berlandaskan kepada:
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Pendidikan pada SMK dan MAK
3. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 165/M/2021 tentang Program SMK Pusat Keunggulan
4. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pembukuan Nomor 029/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran pada Program SMK Pusat Keunggulan
Kurikulum Operasional SMKN 1 Tasikmalaya memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan dan dirancang sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran. Untuk
menjadikannya bermakna, kurikulum operasional ini dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, guru, dan industri. Kurikulum ini juga menganut: (1) pembelajaran yang
dilakukan guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran keterampilan di ruangan praktik, dan seluruhnya berbasis
teaching factory agar peserta didik memperoleh pengalaman dalam menerapkan budaya kerja; dan (2) Praktik Kerjja Lapangan (PKL), yaitu pengalaman belajar langsung di Industri untuk
membangun kebiasaan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik, kompetensi keahlian dan kemampuan awal peserta
didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Sumber daya yang dimiliki juga ikut mewarnai penyusunan kurikulum ini, karena tidak dapat dipungkiri bahwa keragaman penguasaan keilmuan yang dimiliki oleh para guru, sumber dana yang dimiliki, jumlah peserta didik yang mewakili
minat dan kepercayaan masyarakat terhadap program yang ditawarkan SMKN 1 Tasikmalaya ikut mempengaruhi pengembangan kurikulum operasional sekolah. Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang dimiliki berjumlah 119 orang
(Guru 100 orang dan Tenaga Kependidikan 19 orang), dan sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan yang disyaratkan pada Standar Pelayanan Minimal. Sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMKN
1 Tasikmalaya cukup lengkap, meliputi ruang belajar teori dan ruang praktik peserta didik dengan peralatan praktik yang memadai, dan didukung oleh fasilitas lainnya seperti Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang TU, Ruang BP/BK,
BKK, Masjid, Hot Spot, Perpustakaan, Minimarket dan Kafetaria, Ballroom, Kamar Hotel, Lapangan Olahraga, Ruang LSP, Ruang OSIS, Sanggar Pramuka, CCTV, dan lain-lain.
SMKN 1 Tasikmalaya termasuk salah satu sekolah dengan jumlah peserta didik di atas 1000 orang. Pada Tahun Pelajaran 2021/2022 jumlah peserta didik SMKN 1 Tasikmalaya mencapai 1921 orang yang tersebar ke dalam 5 program
keahlian. Dalam pengembangan peserta didik, SMKN 1 Tasikmalaya membangun nilai-nilai karakter sebagai upaya perwujudan Profil Pelajar Pancasila yang Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mandiri, Kreatif,
Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis dan Bergotong-Royong. Nilai-nilai tersebut diwujudkan dalam kegiatan pembiasaan dan pembelajaran, seperti kegiatan tadarus pagi, shalat dhuka, kegiatan infak shadaqah, wirausaha siswa, dan
sebagainya.
Untuk mendukung karir peserta didik di masa yang akan datang, SMKN 1 Tasikmalaya memetakan karir peserta didik sejak peserta didik duduk di Kelas X Semester I. pemetaan tersebut didasar pada konsep WBM, yaitu Wirausaha,
Bekerja dan Melanjutkan. Pemetaan dilakukan melalui survei kepada peserta didik beserta orangtuanya. Hasil pemetaan dijadikan landasan dalam pembentukan rombongan belajar atau kelas. Dengan demikian rombongan belajar pada
setiap program keahlian dapat diklasifikasikan menjadi kelas wirausaha, kelas bekerja, dan kelas melanjutkan. Peserta didik pada ketiga kelompk tersebut mendapatkan pola pembelajaran yang berbeda terutama terkait kedalaman materi
pembelajaran.
Kemudian apa saja yang menjadi keunggulan SMKN 1 Tasikmalaya? Sesuai dengan visi SMKN 1 Tasikmalaya sebagai sekolah pelopor dan unggul, SMKN 1 Tasikmalaya memiliki beberapa keunggulan di antaranya:
1. Sudah menerapkan prinsip-prinsip Badan Layanan Umum Daerah dalam pengelolaan dan pengembangan sekolah.
2. Pendidikan karakter melalui kegiatan rutin sehari-hari seperti gerakan pagi mengaji, peserta didik mendorong kendaraannya dari gerbang sampai tempat parkir begitupun sebaliknya.
3. Memiliki layanan teaching factory (Tefa) sepert SmeaMart di Pemasaran, Café dan Restoran, Edotel di Perhotelan.
4. Memiliki desain kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri serta diimplementasikan dalam pembelajaran dengan menggunakan prinsip Gerakan Sekolah Menyenangkan.
5. Memiliki pemetaan karir siswa sejak Kelas X (Wirausaha, Bekerja, dan Melanjutkan) yang kemudian dijadikan dasar dalam pembentukan rombongan belajar.
6. Memiliki kemitraan yang kuat dengan industri yang dibuktikan dengan terbentuknya kelas industri di program keahlian Perhotelan.
7. Pembelajaran menggunakan paket bahan ajar yang ditulis oleh pengampu mata pelajaran tersebut.
Visi dan Misi SMKN 1 Tasikmalaya
Dasar penetapan visi, misi dan tujuan sekolah sebagai SKPD harus merujuk kepada visi, misi dan tujuan yang ada pada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Di mana visi Provinsi Jawa Barat ditegaskan yaitu Terwujudnya Jawa
Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi, dengan misi pembangaunan yang berhubungan dengan pendidikan sebagai berikut: Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia, dan Produktif melalui
Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif. Misi ini diarahkan untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas hingga ujung batas wilayah; agar rakyat Jawa Barat dapat menikmati pendidikan dan kesehatan; perempuan Jawa
Barat mampu mengekspresikan potensi kebaikannya dengan optimal, dan para pemuda menyadari panggilan jiwanya dan dapat berperan vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kesejahteraan sosial dapat mendukung
lahirnya masyarakat yang bahagia. Permasalahan kesenjangan sosial menjadi salah satu masalah yang vital di Provinsi Jawa Barat. Kebahagiaan diperoleh dari terjaminnya kehidupan yang layak dan bermartabat bagi masyarakat, bukan
hanya dirasakan golongan ekonomi menengah ke atas. Kesejahteraan sosial juga mendorong lahirnya masyakat yang berkualitas dan produktif. Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diperlukan peran masyarakat untuk seluas-
luasnya, baik perorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemayarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, dan lembaga kesejahteraan.
Visi dan misi tersebut berlandaskan pada permasalahan bidang pendidikan di Provinsi Jawa Barat, di antaranya:
a. Belum meratanya akses pendidikan.
b. Belum optimalnya mutu pendiidikan.
c. Belum optimalnya tata kelola pendidikan.
d. Belum link dan match lulusan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha.
e. Masih rendahnya minat baca masyarakat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
m. Belum ada regulasi yang mengatur tentang pengelola perpustakaan sekolah untuk bekerjasama dengan komunitas literasi seperti forum perpustakaan desa/kelurahan atau forum perpustakaan taman bacaan masyarakat.
Selain berlandaskan pada visi dan misi Provinsi Jawa Barat, perumusan visi dan misi SMKN 1 Tasikmalaya juga harus mengacu kepada arah kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat terutama yang terkait dengan
tatakelola pendidikan yang akuntabel, di mana berkaitan dengan hal tersebut kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-
2023 adalah:
1. Penyempurnaan sistem manajemen dalam pelaporan kinerja pemerintah.
2. Mengarahkan kepada instansi di lingkungan Dinas Pendidikan menerapkan e-budgeting sebagai upaya e-government.
3. Menerapkan Open Government dalam lingkungan Dinas Pendidikan.
Berdasarkan visi dan misi pemerintah Provinsi Jawa Barat serta arah kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, maka SMKN 1 Tasikmalaya merumuskan visi dan misi sebagai berikut:
Visi SMKN 1 Tasikmalaya yaitu: “Dengan Iman dan Taqwa SMKN 1 Tasikmalaya menjadi SMK Pelopor dan Unggul sebagai Badan Layanan Umum Daerah padaTahun 2023”
Untuk menunjang visi tersebut, SMKN 1 Tasikmalaya menerapkan misi sebagai berikut:
a. Menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dalam manajemen mutu berbasis sekolah untuk meningkatkan mutu pelayanan publik sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
b. Mengembangkan kurikulum yang mengacu pada pemenuhan seluruh Standar Nasional Pendidikan, diperkaya dengan standar internasional.
c. Mengembangkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional, memiliki kompetensi teknis di berbagai bidang.
d. Mengembangkan sarana prasarana berdasarkan standar sarana prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan Dunia Usaha dan Industri.
e. Mengembangkan kerjasama dengan sekolah jejaring dan industri untuk menghasilkan lulusan yang cerdas spiritual, emosional, dan intelektual sehingga mampu bersaing di era global.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
4 Mengembangkan sarana prasarana berdasarkan 4.1 Merevitalisasi infrastruktur fisik sesuai dengan 4.1.1 Dimilikinya ruangan teori atau praktik sesuai dengan Pembangunan infrastruktur
standar sarana prasarana pendidikan yang sesuai kebutuhan industri standar industri
dengan tuntutan perkembangan Dunia Usaha dan
Industri 4.2 Merevitalisasi peralatan pendidikan sesuai dengan 4.2.1 Dimilikinya peralatan praktik sesuai dengan standar Revitalisasi peralatan praktik siswa
standar IDUKA IDUKA
5 Mengembangkan kerjasama dengan sekolah 5.1 Meningkatnya kerjsama dengan sekolah 5.1.1 Meningkatnya kualifikasi akreditasi Pengembangan kerjasama dengan sekolah aliansi
jejaring dan industri untuk menghasilkan lulusan jejaring/sekolah aliansi 5.1.2 Meningkatnya mutu lulusan dan meningkatnya kerjasama
yang cerdas spiritual, emosional, dan intelektual pelaksanaan sertifikasi kompetensi siswa
sehingga mampu bersaing di era global
5.2 Meningkatnya kerjasama sekolah dengan institusi 5.2.1 Memperbanyak MOU untuk peningkatan mutu praktik • Perluasan kemitraan dengan IDUKA
pasangannya baik dalam negeri maupun luar negeri kerja lapangan • Implementasi PKL berbasis skema sertifikasi
5.2.2 Meningkatnya kompetensi siswa dengan membentuk • Uji sertifikasi siswa oleh industri
kelas industri • Optimalisasi peran BKK SMKN 1 Tasikmalaya
5.2.3 Meningkatnya jumlah lulusan yang terserap di dunia kerja
baik di dalam maupun luar negeri
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
4) Adanya dukungan dari instansi lain terutama dalam pengembangan dan peningkatan mutu sekolah, terutama dalam pengembangan program keahlian unggulan seperti pada bidang keahlian Bisnis Manajemen, Seni dan Industri Kreatif, serta Pariwisata.
5) Hubungan dengan instansi vertikal di tingkat kota cukup baik.
6) Perkembangan bisnis di Kota Tasikmalaya dan Jawa Barat begitu pesat.
b. Tantangan (Threats)
!) Kompetensi bursa kerja yang relatif selektif.
2) Dengan adanya otonomi daerah, dana bantuan operasional sekolah terbatas.
3) Komputerisasi mutlak diperlukan untuk mengakses data/informasi dengan cepat.
4) Bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi global serta bahasa asing lainnya mutlak diimplementasikan dalam pembelajaran.
5) Pemberian sertifikasi dari industri yang belum seragam.
2. Analisis Lingkungan Internal
a. Kekuatan (Strengths)
SMKN 1 Tasikmalaya memiliki beberapa kekuatan, yaitu:
1) SMKNN 1 Tasikmalaya merupakan sekolah kejuruan yang memiliki branding image positif di masyarakat sebagai pencetak lulusan yang banyak diserap dunia usaha dan industri.
2) SMKN 1 Tasikmalaya menjadi satu-satunya SMK dalam bidang hospitality di KCD XII yang ditetapkan sebagai SMK Pusat Keunggulan.
3) Sekolah secara geografis berada di pusat kota sehingga mudah diakses kendaraan umum dari berbagai jurusan angkutan kota.
4) Memiliki sumber daya tenaga pendidik yang memadai untuk pengembangan sekolah dengan strata pendidikan minimal sarjana, dan memiliki sertifikat profesi pendidik dengan indikator sebagai berikut:
a. Sebagian besar guru kejuruan pernah mengikuti diklat di tingkat nasional dan memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh industri melalui LSP.
b. 24 orang guru kejuruan yang telah mempunyai sertifikat sebagai asesor dari BNSP.
c. Sebagian guru normatif/adaptif telah memiliki sertifikat penataran tingkat nasional.
d. Beberapa orang guru berhasil menerbitkan buku teks pelajaran dan buku non-teks serta ber-ISBN.
5) Seluruh kegiatan pembelajaran menggunakan paket bahan ajar yang ditulis oleh guru SMKN 1 Tasikmalaya.
6) Kemampuan staf administrasi relatif baik.
7) Fasilitas pembelajaran memadai dengan lingkungan sekolah cukup nyaman.
8) Kerjasama telah terjalin baik dengan beberapa instansi pemerintah, lembaga pendidikan, maupun dengan industri lainnya.
9) Keterserapan lulusan cukup tinggi dan menempati pekerjaan sesuai dengan kompetensi keahlian yang didapatkannya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
b. Kelemahan (Weaknesses)
2) Belum lengkapnya dokumen kurikulum dan portofolio pendukung penyelenggaraan program keahlian di tingkat teknis.
5) Alokasi dana operasional pendidikan terbatas, dan penggalangan dana dari orangtua/wali siswa terbatas.
Menyikapi hasil analisis tersebut, SMKN 1 Tasikmalaya merancang beberapa strategi di antaranya:
a. Menerapkan prinsip Gerakan Sekolah Menyenangkan untuk memperkuat pengembangan karakter siswa termasuk di dalamnya pengembangan budaya kerja.
b. Pada awal tahun pelajaran mengadakan workshop penyusunan dokumen kurikulum yang diikuti seluruh guru serta melibatkan industri mitra.
c. Menetapkan program penguatan bahasa untuk guru dan siswa. Selain bahasa Inggris, juga diperkenalkan bahasa asing lainnya yaitu bahasa Jepang, Korea dan Perancis.
d. Optimalisasi peran MGMP satuan pendidikan sebagai wahana pengembangan diri guru melalui program “Jumat Keramat”.
e. Melakukan pemetaan kompetensi teknis guru dan tenaga kependidikan sebagai dasar penyelenggaraan workshop atau pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 165/M/2021 tentang Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan dan berdasarkan keputusan Pejabat Pembuat
Komitmen Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 8763/D2.6/KU/2020 tanggal 10 September 2020 tentang Penetapan SMK Penerima
Bantuan Fasilitas SMK yang Dikembangkan menjadi Pusat Keunggulan (Center of Excellence) Prioritas Sektor Hospitality Tahun 2020 Tahap II dan keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Nomor: 22/D/O/2021
tanggal 20 April 2021 tentang Penetapan Sekolah Menengah Kejuruan Pelaksana SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021 Tahap I maka SMK Negeri 3 Magelang untuk Tahun Pelajaran 2021/2022 khusus tingkat X, mulai
memberlakukan Kurikulum Operasional Sekolah Pusat Keunggulan.
SMK Negeri 3 Magelang yang terletak di jantung Kota Magelang adalah salah satu sekolah piloting SMK Pusat Keunggulan. Sebagai sekolah dengan bidang keahlian Pariwisata dan bidang keahlian Seni dan Ekonomi Kreatif mulai
Tahun Pelajaran 2021/2022 mengembangkan lima program keahlian yaitu: Perhotelan, Kuliner, Kecantikan dan Spa, Broadcasting dan Perfilman, dan Busana. Sekolah ini memiliki keunggulan sebagai Pariwisata Negeri yang terletak
di lingkaran satu dari pusat destinasi prioritas wisata internasional Candi Borobudur. Oleh karena itu, lulusan dari sekolah ini memiliki peluang untuk dapat diserap oleh berbagai industri penunjang yang ada di sekitar pusat destinasi
pariwisata. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya dukungan dari orangtua peserta didik, seperti pemberian izin untuk bekerja di sektor pariwisata di luar daerah. Tujuan yang dihadapi dalam pengembangan sekolah di antaranya
dengan dibukanya program keahlian yang sama di beberapa sekolah. Tantangan yang selanjutnya adalah tuntutan untuk dapat mengikuti standar Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA) yang dinamis.
Upaya yang dilakukan oleh SMK Negeri 3 Magelang untuk mempertahankan keunggulan dan meminimalisasi ancaman di atas maka sekolah mengadakan kerjsama dengan DUDIKA dalam bentuk di antaranya penyelarasan
kurikulum, magang peserta didik dan guru, guru tamu, uji sertifikasi kompetensi peserta didik dan guru, dan penyerapan alumni di dunia kerja. Sebagai salah satu wujud penerapan standardisasi DUDIKA maka sekolah
menyelaraskan kurikulum dengan standar yang ada di industri.
Kurikulum yang diterapkan pada masa Pandemi COVID-19 dengan konsep blended, yaitu kombinasi daring dan tatap muka. Dalam kondisi apapun kurikulum tetap digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk
memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak pada peserta didik.
Pengalaman belajar tetap harus terprogram dan berpusat pada peserta didik walaupun posisi peserta didik berada di rumah, di bawah pengawasan guru mapel yang bersangkutan, wali kelas serta guru BP/BK dapat memantau
melalui presensi online dan keaktifan peserta didik pada saat PJJ secara mandiri di rumah. Aplikasi untuk kegiatan PJJ yang diterapkan di SMK Negeri 3 Magelang melalui Aplikasi Moodle.
Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional ini dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, guru dan DUDIKA. Kurikulum ini juga menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk
proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran keterampilan di ruangan praktik, dan seluruhnya berbasis project-based learning agar peserta didik memperoleh pengalaman
dalam menerapkan budaya kerja; dan (2) Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu pengalaman belajar langsung di DUDIKA untuk membangun kebiasaan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan
latar belakang, karakteristik, kompetensi konsentrasi dan kemampuan awal peserta didik.
Visi
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut maka disusunlah beberapa misi yang pencapaiannya fokus kepada peserta didik dan lembaga pendidikan yaitu:
4. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
5. Menjadi pusat pengetahuan dan pelatihan yang berperan dalam pelayanan pendidikan masyarakat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tujuan
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan sekolah yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan sekolah, yaitu:
3. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bersaing dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian perhotelan yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang kompeten dan dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan dengan program keahlian perhotelan.
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki etos kerja dan karakter Profil Pelajar Pancasila.
3. Menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang Front Office dan Housekeeping sehingga mampu bersaing secara profesional di dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
Berdasarkan visi dan misi di atas, maka disusunlah tujuan program keahlian kuliner yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang terampil dan dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan dengan program keahlian kuliner (assistant cooks/cook helpers, waiters).
3. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bersaing secara profesional di dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian kecantikan dan spa yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang terampil dan dapat diserap oelh DUDIKA yang relevan dengan program keahlian kecantikan dan spa (hairdresser, therapist, beautician, makeup artist).
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki etos kerja dan karakter Profil Pelajar Pancasila.
3. Menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang kecantikan dan spa sehingga mampu bersaing secara profesional di dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait bidang keahlian kecantikan dan spa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian broadcasting dan perfilman yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan di bidang seni broadcasting dan perfilman (cameraman, editor, reporter, penyiar radio, videografer, sutradara).
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki karakter Profil Pelajjar Pancasila di bidang seni broadcasting dan perfilman.
3. Menghasilkan peserta didik yang mampu berkompetisi dan mengembangkan sikap profesional dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
4. Terjalin kerjasama dengan instansi yang relevan dengan seni broadcasting dan perfilman.
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian busana yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan di program keahlian busana (Pattern Maker, Fashion Designer, Fashion Illustration, Fashion Business).
3. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bersaing dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
Sampai Jumpa
☺